Anda di halaman 1dari 4

1.

Baker glass

Biasanya beaker lebih sering digunakan dalam percobaan kimia dasar. Beaker dapat ditutup
dengan kaca pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan zat. Beaker seringkali
dibubuhi dengan ukuran yang terdapat pada sisi beaker yang mengindikasikan volume
tertampung.

Becker berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat
dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang
50 mL, 100 mL dan 2 L. Becker glass memiliki takaran namun jarang bahkan tidak
diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.

Fungsi :

Sebagai tempat melarutkan zat.

Tempat memanaskan.

Menguapkan larutan / air.

Menampung zat kimia yang bersifat korosif

Sumber : http://www.bakerglass.com/

2. Tip Mikropipet

Jenis dan warna tip bermacam-macam, tergantung pada kapasitas volume dan jenis yang
sesuai. Pipet tip bersifat dissposible dan digunakan untuk menjamin presisi dan keakuratan
dari pipet. Pipet tip tersedia dalam bentuk non steril, steril dan terdapat filter, ada juga yang
RNase, DNase dan endotoxin free.
Tip adalah wadah berbahan polimer yang digunakan pada ujung mulut mikropipet,
dan berfungsi sebagai wadah penampungan sampel. Ukuran dan warna tip bisa bermacam-
macam, tergantung dengan jenis mikropipet yang sesuai. Tip pada umumnya bersifat
disposable atau sekali pakai, namun beberapa tip ada pula yang digunakan berulang-ulang
karena dapat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Pada beberapa jenis tip ada yang
memiliki filter, yang berfungsi untuk mencegah masuknya kembali cairan yang diambil dari
tip ke dalam mikropipet. Penyimpanan tip diletakkan di dalam rak tip dan disesuaikan dengan
warna atau kapasitas penampungan sampelnya. Tip yang digunakan dalam praktikum,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Tip putih (white tip) dipakai untuk mikropipet dengan volume 5-10 µl dengan ketelitian
hingga 0,05 µl.
b. Tip kuning (yellow tip) dipakai untuk mikropipet dengan volume 20-200 µl dengan
ketelitian hingga 0,1 µl.
c. Tip biru (blue tip) dipakai untuk mikropipet dengan volume maksimal 1.000 µl dengan
ketelitian hingga 1 µl.

Sumber : https://www.alatalatlab.com/tip-mikropipet/

BAHAN

1. Aquadest

Aquades adalah air mineral yang telah diproses dengan cara destilasi (disuling)
sehingga diperoleh air murni (H2O) yang bebas mineral.

Kalau ditinjau dari namanya, aquades terdiri dari dua kata yaitu (aqua dan
destila). Aquaartinya air, destila artinya penyulingan. Jadi aquades adalah air mineral
hasil penyulingan. Hasil dari penyulingan ini yang kita sebut aquades.
Metode yang digunakan untuk memperoleh aquades adalah destilasi (penyulingan).
Destilasi adalah proses pemisahan campuran kimia menjadi komponen-
komponennya dengan cara dipanaskan hingga mencapai titik didihnya, kemudian
uapnya didinginkan hingga menjadi cair kembali.

Manfaat dan kegunaan aquades

1. Sebagai bahan pencuci alat-alat laboratorium


Aquades di laboratorium digunakan untuk mencuci alat-alat gelas di laboratorium
bekas praktikum/penelitian. Kita ketahui bersama bahwa alat-alat gelas digunakan
untuk mencampurkan berbagai macam bahan kimia. Membersihkannya tentu
diperlukan bahan yang baik dan dapat membersihkan alat gelas secara sempurna.
Aquades yang merupakan air murni sangat cocok digunakan untuk membersihkan
alat-alat tersebut.

2. Sebagai pelarut

Selain digunakan untuk mencuci alat, aquades juga digunakan sebagai pelarut
bahan-bahan kimia padatan/serbuk yang akan dibuat menjadi larutan. Hampir
sebagian besar larutan dibuat menggunakan aquades. Hal ini disebabkan aquades
merupakan pelarut yang universal (umum) dan kebanyakan bahan-bahan kimia
padat/serbuk larut dalam air sehingga sangat cocok dengan aquades.

Sumber : http://www.kimiapost.net/2018/09/aquades-pengertian-dan-manfaat.html

2. Benedict

Reagen Benedict adalah reagen kimia yang biasa digunakan untuk mendeteksi adanya gula
pereduksi, tapi bahan pereduksi lainnya juga dapat memberikan hasil positif. Gula pereduksi
mencakup monosakarida dan beberapa disakarida, termasuk laktosa dan maltosa. Larutan
Benedict dapat digunakan untuk menguji adanya glukosa dalam urine. Beberapa gula seperti
glukosa disebut gula pereduksi karena mereka mampu mentransfer hidrogen (elektron) ke
senyawa lain, proses yang disebut reduksi. Ketika gula pereduksi dicampur dengan reagen
benedicts dan dipanaskan maka akan menyebabkan reagen benedicts berubah warna. Warna
ini bervariasi dari hijau sampai merah bata, tergantung pada jumlah dan jenis gula.

Komposisi Reagen Benedict (II) sulfat (CuSO4.5H2O) 17,3 gram,


Trinatrium sitrat (Na3C6H5O.2H2O) 173 gram, Natrium karbonat (Na2CO3) anhidrat 100 gram,
Aquadest s.d. 1000 ml

Cara Pembuatan Reagen Benedict

a) Larutkan trinatrium sitrat dan natrium karbonat di dalam labu takar 1000 ml yang sudah
berisi aquadest sebanyak 800 ml.
b) Tambahkan larutan tembaga (II) sulfat secara perlahan-lahan dalam larutan tadi sambil
dicampur supaya homogen.
c) Tambahkan aquadest sampai batas volume 1000 ml. Tuang larutan ke dalam botol
bersumbat kaca.
d) Labeli botol dengan nama “Reagen Benedict” dan tulis tanggal pembuatannya.

Sumber : https://medlab.id/reagen-benedict/

Anda mungkin juga menyukai