Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE (ANC) FISIOLOGIS

POLI KANDUNGAN RSUD dr. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

OLEH :
TONI SUSANTO
NIM : 113063J117048

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2018
1. Konsep ANC
a. Definisi/deskripsi
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK) (Depkes, 2014).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan
ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,
2015).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil
untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan
Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data
mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi (Saifudin, 2015).

b. Tujuan
1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran bayi
2) Mendeteksi dini dan menatalaksanaan komplikasi medis, bedah atau
obstetri selama kehamilan.
3) Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi
4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menyiabkan nifas dengan normal dan merawat anak secara fisik,
psikologis dan social (Kusmiyati, 20014).
c. Tanda dan gejala kehamilan serta pemeriksaan
1) Presumatif
a) Amemore
b) Perubahan payudara
c) Mual dan muntah
d) Frekuensi beremih meningkat, disebabkan oleh fundus uteri
menekan dinding vesika urinaria
e) Leukorea
f) Tanda chadwiek’s
g) Quickening
(Saifudin, 2015).
2) Probabilitas
a) Pertumbuhan dan perubahan uterus
b) Tanda hegar’s yaitu melunaknaya sistem bawah uterus
c) Ballotement, yaitu lentingan janin di uterus saat palpasi
d) Braxton hick’s, adanya kontraksi selama kehamilan.
e) Perubahan dan pembesaran abdomen
f) Striace gravidarum
g) Pigmentasi pada linea nigra.
3) Absolut
a) Terdengar DJJ
b) Teraba bagian janin oleh pemeriksa
c) Terlihat hasil konsepsi dengan USG
d) Teraba gerakan janin oleh pemeriksa

d. Kebijakan program
1) Standart minimal asuhan antenatal (10T)
a) Timbang berat badan
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari
sebelum hamil dihitung dari trimester I sampai trimester III yang
berkisar antara 7-12 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu
yang tergolong normal adalah 0,4-0,5 kg tiap minggu mulai
trimester II (Saifudin, 2015).
b) Ukur tekanan darah
Tekanan darah yang normal adalah 110/80-140/90 mmHg,
bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklampsi.
c) Nilai status gizi (LILA)
Di seluruh provensi di Indonesia melaporkan, ambang batas
yang digunakan untuk menentukan seorang ibu hamil gizi kurang
adalah 23,5 cm. ambang batas LILA , 23,5 cm atau dibagian pita
merah LILA menandakan gizi kurang dan > 23,5 cm menandakan
gizi baik (ariyani, 2012).
d) Ukur tinggi fundus uteri
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan teknik Mc Donald.
Mc Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan
minggu dan hasilnya bisa dibandingkan dengan hasil anamnesis
hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai
dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan usia kehamilan
dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT. Ukuran fundus
uteri sesuai kehamilan yaitu:mendeteksi faktor resiko terhadap
kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga
panggul.

Usia Kehamilan Sesuai Minggu Jarak Dari Simfisis

22 – 28 Minggu 24 – 25 cm

28 Minggu 26,7 cm

30 Minggu 29,5 – 30 cm

32 Minggu 31 cm

34 Minggu 32 cm

36 Minggu 33 cm

40 Minggu 37,7 cm

e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin


Normalnya persentasi janin pada trimester I dan II adalah
persentasi bokong. Namun ketika masuk timister III persentasi normal
pasien ada;ah persentasi kepala. Rentang normal denyut jantung janin
antara 120 sampai 160 x/menit.
f) Skreening Imunisasi TT dan berikan jika perlu
Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera diberikan pada saat
seorang wanita hamil melakukan kunjungan pertama dan dilakukan
pada minggu ke 4. Interval dan lama perlindungan tetanus toxoid
yaitu:
Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
Imunisasi TT
Pemberian Imunisasi
TT1 - Langkah awal pembentukan
kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus

TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 6 tahun

TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun

TT5 12 bulan setelah TT4 25 tahun

g) Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan dan dimulai


usia kehamilan 20 minggu)
Tambahan besi dalam bentuk garam ferrous dengan jumlah
dosis 30 mg perhari biasanya mulai diberikan sejak kunjungan prenatal
guna mempertahankan cadangan ibu dan kebutuhan janin. Defisiensi
besi atau anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan oksigen untuk
janin menurun, mengakibatkan IUGR (intrauterine growth retardation)
dan pada ibu menyebabkan peningkatan gangguan jantung dan
komplikasi lain selama melahirkan.
h) Test laboratorium (rutin dan khusus)
1) HB
Pemeriksaan Hb pada wanita hamil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28. Bila kadar Hb < 11 gr %,
wanira hamil dinyatakan anemia maka harus diberi suplemen 60
mg Fe dan 0,5 mg As.Folat hingga Hb menjadi 11 gr % atau lebih
2) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab)
Pemeriksaan dilakukan pada saat wanita hamil datang pertama
kali dan diambil spesimen darah vena kurang lebih 2cc. Apabila
hasil tes positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.

3) Pemeriksaan Protein Urin


Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urin mengandung
protein atau tidak untuk mendeteksi gejala preeklampsi.
4) Pemeriksaan Urin Reduksi
Untuk wanita hamil dengan riwayat diabetes mellitus. Bila
hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah.
i) Tata laksana kasus
j) Temu wicara termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan
1) Standart minimal Kunjungan Kehamilan
Sebaiknya ibu memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan
selama kehamilan yang terdistribusi dalam 3 trimester, yaitu 1 kali
pada trimester I,1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III
2) Informasi Kunjungan Kehamilan
Kunjugan Waktu Informasi Penting
 Membangun hubungan saling
percaya antara petugas kesehatan
dengan ibu hamil
 Mendeteksi masalah dan
menanganinya
Sebelum  Melakukan tindakan pencegahan
Trimester
minggu ke seperti tetanus neonatorum,
Pertama
14 anemis kekurangan zat besi,
penggunaan praktik tradisional
yang merugikan
 Memulai persiapan kelahiran bayi
dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
 Mendorong perilaku yang sehat
(giat, latihan dan kebersihan, dsb)
Sama seperti diatas ditambah
kewaspadaan khusus mengenai
preeklampsia ( tanya ibu tentang
Sebelum gejala – gejala preeklapmsia, pantau
Trimester
minggu ke TD, evaluasi edema, periksa untuk
kedua
28 mengetahui proteinuria)

Sama seperti diatas, ditambah


Antara
Trimester palpasi abdominal untuk mengetahui
minggu 28 –
ketiga apakah ada kehamilan ganda
36

Sama seperti diatas, ditambah


deteksi letak bayi yang tidak normal,
Trimester
atau kondisi lain yang memerlukan
ketiga
kelahiran dirumah sakit.
e. Patway

Kehamilan

Peningkatan Payudara besar Rahim membesar


progesterone

Prolaktin
Tonus otot meningkat meningkat Diafagma
Vesika
tertekan
urinaria
HCL menurun Sensitif tertekan
peristaltic menurun meningkat

Kapasitas VU
menurun Ekspansi
Mual, muntah Gangguan rasa paru
nyaman (nyeri)

Sekresi urin
menurun Pola napas
Perubahan Risiko defisit
nutrisi kurang volume cairan tidak efektif
dari kebutuhan
Risiko
infeksi

f. Komplikasi
Macam-macam komplikasi:
1) Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a) Perdarahan
b) Pre-eklampsia/eklampsia
c) Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
d) Hidramnion
e) Ketuban Pecah Dini
2) Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung:
a) Penyakit Jantung
b) Tuberculosis
c) Anemia
d) Malaria
3) Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik misalnya
komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran)

g. Prognosis
Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan kehamilan dapat
diambil kesimpulan akhir tentang kehamilan yang dapat digolongkan
kedalam :
1) Kehamilan resiko rendah dan dapat bersalin setempat atau lahir
spontan.
2) Kehamilan resiko meragukan dan resiko tinggi sehingga perlu bersalin
di RS dengan fasilitas lengkap sehingga tercapai well born baby dan
well health mother

h. Penganan Medis
Tim kesehatan harus mengupayakan pengobatan dini penyakit
yang menyertai kehamilan sehingga tidak menimbulkan komplikasi lanjut,
terutama preeklamsi dan eklampsi.
2. Rencana Asuhan Klien Antenatal Care
a. Pengkajian
1) Dimulai dari biodata umum seperti nama, usia, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat dan penghasilan.
2) Alasan datang
Untuk mengetahui alasan pasien datang apakah untuk kontrol atau
kunjungan ulang ataupun ada keluhan.
3) Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk
ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm
dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
4) Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5
kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat
badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan,
perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar,
hidroamnion, dan anak besar.
5) Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status
gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan
BBLR.
6) Keluhan utama
Mengetahui keadaan ibu saat datang, keluhan yang sering terjadi,
pada saat hamil adalah sering buang air kecil (TM I dan III), Hemoroid
(TM II dan III), Keputihan (TM I,II, dan III), Sembelit (TM II dan III),
Kram kaki (TM II dan III), napas sesak (TM II dan III), Nyeri
ligamentum rotundum (TM II dan III), Pusing/sinkop (TM II dan III),
mual muntah (TM I), sakit punggung (II dan III).
7) Riwayat kesehatan
Selama hamil, ibu dan janin dipengaruhi oleh kondisi
medis/sebaliknya. Kondisi medis dapat dipengaruhi oleh kehamilan.
Bila tidak diatasi dapat berakibat serius bagi ibu.
Riwayat kesehatan yang dapat berpengaruh pada kehamilan antara
lain:
a) Anemia (kurang darah), bahaya jika Hb < 6 gr % yaitu kematian
janin dalam kandungan, persalinan prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum.
b) TBC paru, janin akan tertular setelah lahir. Bila TBC berat akan
menurunkan kondisi ibu hamil, tenaga bahkan ASI juga berkuran.
Dapat terjadi abortus, bayi lahir prematur, persalinan lama dan
perdarahan postpartum
c) Jantung, bahayanya yaitu payah jantung bertambah berat, kelahiran
prematur/ lahir mati
d) Diabetes melitus, bahayanya yaitu dapat terjadi persalinan
premature, hydraamnion, kelainan bawaan,BBL besar, kematian
janin dalam kandungan.
e) HIV/AIDS, bahayanya pada bayi dapat terjadi penularan melalui
ASI dan ibu mudah terinfeksi.
8) Riwayat kesehatan keluarga
Jika dalam keluarga ibu terdapat riwayat penyakit hipertensi, TBC,
jantung, DM, Asma akan berpotensi menurun kepada ibu dan akan
berdampak pada kehamilan.
9) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a) Kehamilan
Pengkajian mengenai masalah/gangguan saat kehamilan
seperti hyperemesis, perdarahan pervaginam, pusing hebat,
pandangan kabur, dan bengkak – bengkak ditangan dan wajah.
b) Persalinan
Cara kelahiran spontan atau buatan, aterm atau prematur,
perdarahan dan ditolong oleh siapa. Jika wanita pada kelahiran
terdahulu melahirkan secara bedah sesar, untuk kehamilan saat ini
mungkin melahirkan pervaginam. Keputusan ini tergantung pada
lokasi insisi di uterus, jika insisi uterus berada dibagian bawah
melintang, nukan vertikal maka bayi diupayakan untuk dikeluarkan
pervaginam.

c) Nifas
Adakah panas, perdarahan, kejang – kejang, dan laktasi.
Kesehatan fisik dan emosi ibu harus diperhatikan.
10) Riwayat haid
Anamnese haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi /
kandungan, meliputi hal – hal seperti ; umur menarche (pada wanita
indonesia umumnya sekitar 12 – 16 tahun), lamanya(frekuensi haid
bervariasi 7 hari atau lebih), siklus haid ( lebih awal atau lebih lambat
dari siklus normal 28 hari), banyaknya darah, HPHT(membantu
penetapan tanggal perkiraan kelahiran), keluhan saat haid (keluhan
yang disampaikan dapat menunjukkan diagnose tertentu, seperti sakit
kepala sampai pingsan atau jumlah darah yang banyak).
11) Riwayat pernikahan
Ditanyakan menikah atau tidak, berapa kali menikah, usia pertama
menikah dan berapa lama menikah. Jika hamil diluar nikah dan
kehamilan tersebut tidak diharapkan, maka secara otomatis ibu akan
sangat membenci kehamilannya.
12) Riwayat kehamilan sekarang
Tentang ANC dimana dan berapa kali, keluhan selama hamil
muda, obat yang dikonsumsi, serta KIE yang didapat. Sudah atau
belum merasakan gerakan janin, usia berapa merasakan gerakan
janin(gerakan pertama fetus pada primigravida dirasakan pada usia 18
minggu dan pada multigravida 16 minggu), serta imunisasi yang
didapat.
13) Riwayat KB
Apakah selama ini ibu menggunakan KB, jika iya ibu
menggunakan KB jenis apa, sudah berhenti berapa lama, keluhan
selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah melahirkan. Hal
ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB
atau tidak.
14) Pola nutrisi
Energi 2300 kkal, protein 65 gram, kalsium 1,5 gram/hari(
trimester akhir membutuhkan 30 – 40 gram), zat besi rata –rata 3,5
mg/hari, fosfor 2gr/hari dan vit A 50 gram. Dapat diperoleh dari
3xmakan dengan komposisi 1 entong nasi, satu potong
daging/telur/tahu/tempe, satu mangkuk sayuran dan satu gelas susu
dan buah.
15) Pola istirahat
Ibu hamil membutuhkan istirahat yang cukup baik siang maupun
malam untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan bayinya, kebutuhan
istirahat ibu hamil malam + 8-10 jam/hari, siang + 1-2 jam/hari.
16) Pola eliminasi
BAB pada TM II mulai terganggu, relaksasi umum otot polos dan
kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar. Sedangkan untuk
BAK ibu trimester III mengalami ketidaknyamanan yaitu sering
kencing.
17) Pola aktifitas
Ibu hamil dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun tidak
terlalu lelah dan berat karena dikhawatirkan mengganggu
kehamilannya, ibu hamil utamanya trimester I dan II membutuhkan
bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar tidak terlalu lelah.
Kelelahan dalam beraktifitas akan banyak menyebabkan komplikasi
pada setiap ibu hamil misalnya perdarahan dan abortus.
18) Pola seksual
Trimester I tidak boleh terlalu sering karena dapat menyebabkan
abortus. Trimester II boleh melakukan tetapi harus hati-hati karena
perut ibu yang mulai membesar. Trimester III tidak boleh terlalu sering
dan hati-hati karena dapat menyebabkan ketuban pecah dini dan
persalinan prematur.
19) Riwayat psikososial
Faktor – faktor situasi, latar belakang budaya, status ekonomi
sosial, persepsi tentang hamil, apakah kehamilannya
direncanakan/diinginkan. Bagaimana dukungan keluarga. Adanya
respon positif dari keluarga terhadap kehamilannya akan mempercepat
proses adaptasi ibu dalam menerima perannya.
b. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
a) Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah
rontok/tidak.
b) Muka : bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma
gravidarum sebagai tanda kehamilan. Muka pucat tanda anemia,
perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
c) Mata : konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan
mempengaruhi kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera
icterus perlu dicurugai ibu mengidap hepatitis.
d) Hidung : simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
e) Mulut dan gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda
dehidrasi, sariawan tanda ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi
menandakan ibu kekurangan kalsium.
f) Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu
kekurangan iodium, sehingga dapat menyebabkan terjadinya
kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak.
g) Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada
areola mammae tanda kehamilan, puting susu datar atau tenggelam
membutuhkan perawatan payudara untuk persiapan menyusui.
Adakah striae gravidarum
h) Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak
keputihan/tidak.
i) Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah
dapat dicurigai adanya hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes
melitus, varises.tidak, kaki sama panjang/tidak memepengaruhi
jalannya persalinan.
2) Palpasi
Tujuannya untuk mengetahui umur kehamilan, untuk mengetahui
bagian bagian janin, untuk mengetahui letak janin, janin tunggal atau
tidak, sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga
panggul, adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin.
a) Dada : Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker
payudara dan menghambat laktasi. Kolostrum mulai diproduksi
pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada usia 20
minggu
b) Abdomen :
1. Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan
TFU dan bagian yang teraba di fundus uteri. Pengukuran tinggi
fundus uteri
a. Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
b. 12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
c. 16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
d. 20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
e. 24 minggu TFU setinggi pusat
f. 28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
g. 32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
h. 36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xyphoideus
i. 40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus
xyphoideus
j. Tanda kepala : keras, bundar, melenting
k. Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
2. Leopold II : Menentukan letak punggung janin padaletak
memanjang dan menentukan letak kepala pada letak lintang
3. Leopold III : Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah
bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum
4. Leopold IV : Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP
c) Ekstremitas : Adanya pitting oedem pada ekstremitas atas atau
bawah dapat dicurigai adanya hipertensi hingga preeklampsi dan
diabetes melitus.
3) Auskultasi
Tujuan: menentukan hamil atau tidak, anak hidup atau mati,
membantu menentukan habitus, kedudukan punggung anak, presentasi
anak tunggal/ kembar yaitu terdengar pada dua tempat dengan
perbedaan 10 detik.
a) Dada : Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma
atau TBC yang dapat memperberat kehamilan.
b) Abdomen : DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
4) Perkusi
Reflek patella negatif menandakan ibu kekurangan vit B1.

c. Pemeriksaan penunjang
1) laboratorium
Nilai
Tidak Diagnosis
Tes Lab Nilai Normal
Normal Masalah Terkait

Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia

Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine


Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange,
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan A B O AB - Ketidakcocokan
Darah ABO
HIV Negatif Positif AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada
janin jika ibu
terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing
cacing dan
parasit

2) Pemeriksaan penunjang rontgen


Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
bulan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi – kondisi diperlukan tanda pasti hamil, letak
anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi, mencari
sebab dari hidraamnion, untuk menentukan kelainan anak
3) Pemeriksaan USG
Kegunaannya untuk diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan,
penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal, mengetahui posisi
plasenta, mengetahui adanya IUFD, mengetahui pergerakan janin dan
detak jantung janin.
d. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Definisi
Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh
2) Batasan karakteristik :
a) Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA
(Recomended Daily Allowance)
b) Membran mukosa dan konjungtiva pucat
c) Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan
d) Kehilangan BB dengan makanan cukup
e) Keengganan untuk makan
f) Kram pada abdomen
g) Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
h) Kurang berminat terhadap makanan
3) Faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis,
psikologis atau ekonomi.

Diagnose 2 : risiko kekurangan volume cairan


1. Definisi
Kondisi individu yang berisiko mengalami dihedrasi vascular,
seluler atau intraseluler
2. Faktor risiko
a. Penyimpangan yang mempengaruhi akses untuk pemasukan atau
absorpsi cairan
b. Kehilangan yang berlebihan melaui rute normal
c. Usia ekstrem
d. Berat badan ekstrem
e. Kehilangan yang berlebihan melaui rute tidak normal
f. Obat

e. Perencanaan
Diagnosa 1 ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
1) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nutrisi kurang dapat
teratasi
2) Kriteria hasil :
Nutritional status: Adequacy of nutrient
Nutritional Status : food and Fluid Intake
Weight Control
3) Intervensi dan rasional
Intervensi Rasional
Kaji adanya alergi makanan Alergi terhadap makanan
dapat mempengaruhi diet yang
diberikan kepada pasien
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk Jumlah kalori dan nutrisi yang
menentukan jumlah kalori dan sesuai dengan kebutuhkan
nutrisi yang dibutuhkan pasien pasien dapat mengatasi
kekurangan nutrisi yang
dialami pasien
Yakinkan diet yang dimakan Konstipasi yang mungkin
mengandung tinggi serat untuk terjadi pada pasien dapat
mencegah konstipasi memperparah keadaan pasien.
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian dapat
catatan makanan harian. membantu pasien memantau
diet yang sedang diterapkan.
Monitor adanya penurunan BB dan Penurunan BB yang ekstrim
gula darah merupakan salah satu ciri
kekurangan nutrisi
Monitor lingkungan selama makan Lingkungan yang tidak
kondusif (bau, kotor dan lain-
lain) dapat mempengaruhi
nafsu makan pasien
Jadwalkan pengobatan dan tindakan Dapat mengganggu pasien
tidak selama jam makan saat makan
Monitor turgor kulit Turgor yang baik menandakan
nutrisi pasien baik.
Monitor mual dan muntah Mual dan muntah dapat
mengakibatkan penurunan
nafsu makan yang akan
berdampak pada nutrisi pasien
Monitor pucat, kemerahan, dan pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva kekeringan jaringan
konjungtiva dapat dijadikan
tolak ukur keparahan
kekurangan nutrisi.
Monitor intake nuntrisi Menghitung kesesuaian antara
kebutuhan dan nutrisi yang
sudah didapat
Informasikan pada klien dan Pengetahuan pasien yang baik
keluarga tentang manfaat nutrisi tentang manfaat nutrisi dapat
memotivasi pasien untuk
memperbaiki nutrisinya.
Kolaborasi dengan dokter tentang Cara pemenuhan cairan dan
kebutuhan suplemen makanan nutrisi bagi pasien yang tidak
seperti NGT/ TPN sehingga intake dapat memenuhi nutrisi
cairan yang adekuat dapat peroral.
dipertahankan.

Diagnosa 2 : risiko kekurangan volume cairan


1. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kekurangan volume
cairan dapat dicegah.
2. Kriteria hasil
Keseimbangan cairan
Keseimbangan elektrolit dan asam-basa
Hidrasi
Status nutrisi : Asupan makanan dan cairan
3. Intervensi dan rasional
Intervensi Rasional
Membantu mengidentifikasi
Ukur dan catat pemasukan dan
pengeluaran cairan atau
pengeluaran. Tinjau ulang catatan
kebutuhan
intraoperasi.
penggantian.
Mengindikasikan malfungsi atau
Kaji pengeluaran urinarius.
obstruksi sistem urinarius.
Awasi TD, nadi, dan tekanan
Hipoteksi, takikardia penurunan
hemodinamik.
tekanan hemodinamik
menunjukan kekurangan cairan.
Mual yang terjadi 12–24 jam
pascaoperasi dihubungkan
dengan anestesi; mual lebih dari
Catat munculnya mual/muntah. tiga hari pascaoperasi
dihubungkan dengan narkotik
untuk mengontrol rasa sakit atau
terapi obatobatan
lainnya.
1. menurun karena anemia atau
kehilangan darah aktual.
Awasi pemeriksaan laboratorium sesuai
2. ketidakseimbangan dapat
indikasi.
memerlukan perubahan
4. Hb/Ht
dalam cairan atau tambahan
5. Elektrolit serum dan pH
pengganti untuk mencapai
keseimbangan.
Daftar Pustaka
DEPKES RI.(2014). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DEPKES RI
Kusmiayati, Y., Wahyuningtias, H.P., Sujiyatini. (2014). Perawatan Ibu Hamil.
Yogyakarta : Fitramaya

Manuaba, I.B.G.2015. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Syaifuddin, abdul B. (2015). Buku Panduan Praktis pelayanan Maternal dan


Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wilkinson, J.M. Ahern, N.R., 2014. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai