Anda di halaman 1dari 8

Zunanda, M. dan Sinulingga, K.

: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika


Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan p-ISSN 2252-732X
Berpikir Iritis Terhadap Keterampilan Memecahkan e-ISSN 2301-7651
Masalah FisikaSiswa SMK.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP
KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
FISIKA SISWA SMK

Muhammad Zunanda dan Karya Sinulingga


Prodi Pendidikan Fisikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan
mzunanda@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan keterampilan


pemecahan masalah fisika siswa pada model pembelajaran problem based
learning dan pembelajaran konvensional, perbedaan keterampilan pemecahan
masalah fisika siswa antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir di
atas rata-rata dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis di bawah
rata-rata, serta interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan
berpikir kritis dalam mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah fisika
siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Pemilihan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas,
dimana kelas pertama diajarkan dengan model pembelajaran berbasis
masalah dan kelas kedua dengan pembelajaran konvensional. Instrumen
yang digunakan terdiri dari tes keterampilan pemecahan masalah dan tes
kemampuan berpikir kritis. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan
menggunakan anava dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterampilan pemecahan masalah fisika siswa yang menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional, keterampilan pemecahan masalah fisika siswa dengan
kemampuan berpikir kritis di atas rata-rata menunjukkan perbedaan dan
hasil yang lebih baik dari pada siswa dengan kemampuan berpikir kritis di
bawah rata-rata, serta terdapat interaksi antara model pembelajaran berbasis
masalah dan kemampuan berpikir kritis dalam mempengaruhi keterampilan
pemecahan masalah fisika siswa.

Kata kunci: model pembelajaran berbasis masalah, kemampuan berpikir


kritis, keterampilan pemecahan masalah

THE EFFECT OF MODEL PROBLEM BASED LEARNING AND


ABILITY TO CRITICAL THINKING TO SKILLS PHYSICS
RESOLUTION SMK STUDENTS

Muhammad Zunanda dan Karya Sinulingga


Physics Education Program, Graduate State University of Medan
mzunanda@gmail.com

Abstract. The aims of this research were to analyzed the differences of


student’s problem solving skills by using problem based learning model and
conventional learning, the differences of student’s problem solving skills
who had under average and above average category in critical thingking,

Vol. 4 No. 1 Juni 2015 63 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Zunanda, M. dan Sinulingga, K.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan p-ISSN 2252-732X
Berpikir Iritis Terhadap Keterampilan Memecahkan e-ISSN 2301-7651
Masalah FisikaSiswa SMK.

and the interaction between learning model and the level of critical
thingking in influencing student’s problem solving skills. This research was
a quasi-experimental research. The sample in this research was conducted
by cluster random sampling of two classes, which the first class, as
experiment class, was taught with Problem Based Learning Model, as a
control class, with Conventional Learning. The research instrument consisted
of problem solving skills test and critical thingking test. Data in this
research was analyzed by using two way Anova. The results of the research
showed that the student of physic’s problem solving skills using problem
based learning model was differ and show better results than the
conventional learning, the physics problem solving skills of the students
who had above average category in critical thingking was differ and show
better results than under average category, and there was interaction
between problem based learning model and the level of critical thingking in
influencing student of physic’s problem solving skills.

Keywords: problem based learning model, critical thingking, problem


solving skill

PENDAHULUAN siswa untuk berpikir aktif dan kreatif dan


Pendidikan adalah suatu proses belajar berperan penting dalam membentuk karakter
mengajar yang berlangsung secara efektif dan seseorang yaitu karakter berpikir kognitif,
efisien, secara terbuka dan bertanggung jawab afektif dan psikomotorik yang bersaskan sikap
yang disampaikan melalui kegiatan formal dan pengetahuan yang tinggi dalam memecahkan
nonformal antara guru dan siswa. Diketahui suatu fenomena alam. Selain sebagai bagian
banyak prestasi siswa-siswi Indonesia yang dari pengembangan karakter, fisika merupakan
telah ditorehkan dalam dunia pendidikan dianta- pengetahuan yang berisi konsep yang menguji
ranya kemenangan dalam olimpiade sains analisis berpikir seseorang dalam menafsirkan
internasional, karya ilmiah, teknologi robotik dan menentukan hal-hal yang diperoleh pada
dan bahkan menjadi juara umum dengan menga- saat melakukan kegiatan eksperimen atau inves-
lahkan negara-negara pesaing lain. Melalui tigasi. Sehingga melalui serangkaian kegiatan
gambaran tersebut Indonesia telah memiliki eksperimen, proses berpikir siswa dapat diman-
pendidikan yang mampu menjadi pendidikan faatkan dengan baik dalam mengembangkan
yang bersaing dan berkualitas tinggi di mata dan menciptakan kemampuan berpikir kognitif
dunia dimana makna berkualitas pada dasarnya intelektual siswa. Adapun kemampuan berpikir
adalah lebih mengarah pada sesuatu yang baik, yang diduga mampu dalam memecahkan suatu
Glaser (dalam Uno, 2009). Namun, di dalam permasalahan fisika adalah kemampuan berpikir
data UNESCO melalui Education of All (EFA) kritis siswa. Berpikir kritis adalah kegiatan
Global Monitroring Report 2011, pendidikan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan
Indonesia masih berada pada peringkat 69 dari potensi intelektual untuk menganalisis, membuat
127 negara yang masih di bawah dibandingkan pertimbangan dan mengambil keputusan secara
negara kawasan asia tenggara, kompas tepat dan melaksanakannya secara benar,
(Rahardjo, 2011). Ngalimun (2014) sehingga melalui penelitian
Fisika merupakan salah satu pembelajaran ini kemampuan berpikir kritis yang diduga
sains memiliki peranan dalam mengembangkan mempengaruhi pengetahuan siswa diukur pada
ilmu pengetahuan di dunia pendidikan, mengajak kemampuan berpikir kritis memberikan

Vol. 4 No. 1 Juni 2015 64 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Zunanda, M. dan Sinulingga, K.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan p-ISSN 2252-732X
Berpikir Iritis Terhadap Keterampilan Memecahkan e-ISSN 2301-7651
Masalah FisikaSiswa SMK.

penjelasan sederhana (elementary clarification), puan berpikir kritis tingkat tinggi (higher order
membangun keterampilan dasar (basic support), thinking skill) dalam melakukan operasi mental
menyimpulkan (interference), memberikan seperti induksi, deduksi, klasifikasi dan
penjelasan lebih lanjut (advanced clarification), reasoning.
serta mengatur strategi dan taktik (strategy and Pembelajaran berbasis masalah merupakan
tactics), Ennis (dalam Costa, 1985). salah satu model pembelajaran yang menunjang
Belajar adalah tidak ubahnya sebuah dalam proses pembelajaran kurikulum 2013.
perilaku yang mengubah siswa dari kurang Menurut Arends (2008), terdapat lima fase
terampil, berkarakter dan berpengetahuan sintaks secara umum dalam model pembelajaran
menjadi terampil, berwawasan ke depan dalam berbasis masalah, yaitu orientasi permasalahan,
memecahkan suatu permasalahan fisika. Kete- pengorganisasian untuk meneliti, investigasi,
rampilan problem solving adalah karakter mengembangkan dan presentasi serta
umum dari struktur kognitif manusia yang menganalisis dan presentasi. Pembelajaran ini
merupakan proses mental yang meliputi empat mengharuskan guru untuk mengembangkan
aktivitas besar berupa identifikasi, memahami, keterampilan kolaborasi diantara siswa dan
menyelesaikan dan mengevaluasi masalah. membantu siswa dalam menginverstigasi
Posamentier dan Jay (1999) mengungkapkan masalah secara bersama-sama dan menjadi
problem solving adalah suatu proses meng- pelajar yang mandiri.
aplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh
sebelumnya ke dalam suatu situasi yang baru METODE PENELITIAN
dan tidak dikenal. Atau suatu proses mental dan Populasi dalam penelitian ini adalah
intelektual dalam menemukan masalah dan seluruh siswa kelas XI SMK Dharma Analitika
memecahkan berdasarkan data dan informasi Medan yang terdiri dari 4 kelas paralel. Sampel
yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan dalam penelitian ini diambil 2 kelas dengan
yang tepat dan cermat, Hamalik (Yasin, 2009). cara cluster random sampling dimana kelas
Berpikir memecahkan masalah dan meng- yang dijadikan penelitian adalah kelas XI SMK
hasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan Dharma Analitika Medan yang terdiri dari kelas
yang kompleks yang berhubungan erat satu XI-A sebagai eksperimen dan kelas XI-B
dengan yang lain. Model pembelajaran berbasis sebagai kontrol.
masalah (problem based learning) sangat Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
realistis untuk pembelajaran sains yang tiga jenis, yaitu: 1) Variabel bebas terdiri dari
melibatkan kecerdasan emosional dan pemikiran model pembelajaran problem based learning
konsep siswa. Problem Based Learning (PBL) dan konvensional. 2) Variabel moderator
adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan adalah kemampuan berpikir kritis, 3) Variabel
membuat konfrontasi pada pembelajar dengan Terikat adalah keterampilan pemecahan
masalah-masalah praktis, berbentuk ill- masalah fisika siswa pada materi pokok listrik
structured, atau open ended melalui stimulus dinamis.
dalam belajar, Boud dan Fogarty (Ngalimun, Penelitian ini menggunakan metode quasi
2014). Lebih lanjut Arends (2008) menyatakan eksperimen. Penelitian quasi eksperimen adalah
bahwa ada tiga hasil belajar (outcomes) yang penelitian yang menggunakan kelompok subjek
diperoleh pebelajar yang diajarkan dengan PBL secara utuh dalam eksperimen yang secara
yaitu inkuiri dan keterampilan melakukan alami sudah terbentuk dalam kelas dan tidak
pemecahan masalah fisika, belajar model mengontrol semua variabel yang ada. Penelitian
peraturan orang dewasa (adult role behaviours) ini melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen
dan keterampilan belajar mandiri (skills for dan kelas kontrol yang diberi perlakuan
independent learning). Dimana inkuiri dan berbeda. Pada kelas eksperimen diberi perla-
keterampilan proses akan menggunakan kemam- kuan model pembelajaran problem based

Vol. 4 No. 1 Juni 2015 65 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Zunanda, M. dan Sinulingga, K.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan p-ISSN 2252-732X
Berpikir Iritis Terhadap Keterampilan Memecahkan e-ISSN 2301-7651
Masalah FisikaSiswa SMK.

learning, sedangkan pada kelas kontrol diberi 2. Analisis Data Keterampilan Pemecahan
perlakuan dengan menggunakan pembelajaran Masalah Berdasarkan Tingkat Kemampuan
konvensional. Adapun rancangan penelitian Berpikir Kritis
seperti Tabel 1 sebagai berikut: Berdasarkan data pembagian kelompok
Tabel 1. Rancangan Penelitian berpikir kritis tinggi dan rendah gambar 2
Kelas Pretes Perlakuan Postes menunjukkan rata-rata keterampilan pemecahan
Eksperimen T1 X1 T2 masalah (KPM) fisika siswa yang memiliki
Kontrol T1 X2 T2 tingkat kemampuan berpikir kritis di bawah
Keterangan: rata-rata pada kelas kontrol sebesar 61.85 dan
T1 = Test kemampuan awal (pre-test) kelas ekperimen adalah 71,50. Sedangkan rata-
T2 = Test kemampuan akhir (post-test) rata keterampilan pemecahan masalah siswa
X1 = Perlakuan pada kelas eksperimen yaitu yang memiliki tingkat kemampuan berpikir
penerapan pengajaran Problem based kritis (KBK) di atas rata-rata pada kelas kontrol
learning sebesar 80.93 dan di kelas ekperimen sebesar
X2 = Perlakuan pada kelas kontrol yaitu 81.88. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai rata-
penerapan pembelajaran konvensional rata keterampilan pemecahan masalah siswa di
kelas ekperimen lebih tinggi dari pada kelas
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN konvensional baik di tingkat berpikir kritis
1. Analisis Data Postes Keterampilan tinggi maupun rendah.
Pemecahan Masalah
Terlihat peningkatan rata-rata keterampilan
pemecahan masalah fisika sebelum dan sesudah
diberi perlakuan sebesar 50,19 sedangkan kelas
eksperimen mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 55,89. Maka dapat disimpulkan bahwa
peningkatan keterampilan pemecahan masalah
siswa kelas yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran berbasis masalah lebih baik dari
pada kelas kontrol yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
Gambar 2. Hubungan nilai keterampilan pemecahan
masalah (KPM) berdasarkan tingkat kemam-
puan berpikir kritis (KBK)
Selanjutnya pada pengujian ANAVA dua
jalur. Diperoleh hasil pengujian seperti terlihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Anava Dua Jalur
Type III
Sum of Mean
Source Squares df Square F Sig.
Corrected Model 4632.577a 3 1544.192 19.428 .000
Intercept 392227.682 1 392227.682 4934.66 .000
Kemampuan 3878.376 1 3878.376 48.794 .000
Berpikir Kritis
Model 502.216 1 502.216 6.318 .014
Kemampuan 338.417 1 338.417 4.258 .043
Gambar 1. Hubungan nilai keterampilan Berpikir Kritis *
Model
pemecahan masalah (KPM) terhadap model Error 5404.923 68 79.484
pembelajaran Total 401650.000 72
Corrected Total 10037.500 71
a. R Squared = .462 (Adjusted R Squared = .43

Vol. 4 No. 1 Juni 2015 66 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Zunanda, M. dan Sinulingga, K.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan p-ISSN 2252-732X
Berpikir Iritis Terhadap Keterampilan Memecahkan e-ISSN 2301-7651
Masalah FisikaSiswa SMK.

Hasil interaksi antara model pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis


dan tingkat kemampuan berpikir kritis dalam masalah dibandingkan dengan konvensional.
mempengaruhi keterampilan pemecahan masalah Hasil ini sejalan dengan penelitian Ferreira
juga dapat disajikan dalam bentuk grafik. dan Trudel (2012), yang mengemukakan bahwa
Gambar 3. menunjukkan grafik interaksi antara pembelajaran berbasis masalah dapat mening-
model pembelajaran dan kemampuan berpikir katkan secara signifikan keterampilan peme-
kritis. cahan masalah fisika siswa. Hal yang sama juga
diperoleh Aydogdu (2012) bahwa pada kelas
eksperimen siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran berbasis masalah memiliki hasil
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kelas kontrol yang diajarkan dengan metode
tradisional.
Sesuai dengan pendapat Melek dan Belma
(2010) yang mengungkapkan pembelajaran
berbasis masalah menyediakan lingkungan
fungsional yang mana pelajar bersama teman
dan dukungan guru menerima rekomendasi dan
Gambar 3. Interaksi Antara Model PBL dan timbal balik ketika mengahadapi permasalahan
pembelajaran konvensional dengan yang mana kegiatan pembelajaran berganti dari
kemampuan berpikir kritis satu arah ke berbagai arah disertai masalah dan
ketersediaan solusi. Selain itu Alper (2008)
Gambar hasil interaksi antara model juga berpendapat siswa terlihat lebih berani
pembelajaran dengan tingkat kemampuan dalam mengembangkan hipotesis untuk meme-
berpikir kritis di atas tidak dapat dilihat secara cahkan masalah dan mempunyai kemampuan
langsung adanya perpotongan garis, namun lebih untuk menguji dan mengeliminasi
apabila kedua garis diperpanjang maka akan hipotesis, sedangkan tanpa diskusi siswa lebih
terlihat perpotongan garis yang akan terjadi di ragu dalam mengeliminasi hipotesis.
suatu titik. Hal ini menunjukkan interaksi Redhana (2013) juga berpendapat pembe-
antara model pembelajaran dan kemampuan lajaran berbasis masalah menyediakan masalah-
berpikir kritis dalam penelitian ini kecil dengan masalah kurang terstruktur. Masalah kurang
signifikansi 0,043. terstruktur adalah masalah yang tidak mengan-
dung informasi yang lengkap dan semua
Pembahasan informasi yang tersedia dalam masalah tidak
Membahas tujuan penelitian yang menga- cukup untuk memecahkan masalah tersebut.
nalisis perbedaan keterampilan pemecahan Oleh karena itu, untuk dapat memecahakan
masalah fisika siswa yang menggunakan model masalah tersebut, mahasiswa harus mengum-
pembelajaran problem based learning dengan pulkan informasi tambahan dari berbagai
model konvensional diperoleh hasil yang cukup sumber. Bahkan, informasi tambahan ini harus
signifikan sebesar 0,014 antara keterampilan dikumpulkan dalam jumlah yang banyak agar
pemecahan masalah fisika siswa yang meng- mahasiswa dapat memecahkan masalah kurang
gunakan model pembelajaran berbasis masalah terstruktur tersebut dengan baik.
dengan konvensional, dimana rata-rata keteram- Melalui penelitian ini yang bertujuan
pilan pemecahan masalah siswa kelas ekperimen menganalisis perbedaan keterampilan peme-
sebesar 76,11 lebih tinggi daripada kelas cahan masalah fisika siswa pada kelompok
konvensional yang hanya sebesar 71,39 yang kemampuan berpikir kritis di atas rata-rata dan
berarti terdapat hasil yang baik dengan kelompok kemampuan berpikir kritis di bawah

Vol. 4 No. 1 Juni 2015 67 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Zunanda, M. dan Sinulingga, K.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan p-ISSN 2252-732X
Berpikir Iritis Terhadap Keterampilan Memecahkan e-ISSN 2301-7651
Masalah FisikaSiswa SMK.

rata-rata diperoleh data perbedaan yang cukup menggunakan pengetahuan dalam membuat
signifikan sebesar 0,00. Selain itu dari analisis materi pelajaran lebih menarik dan lebih relevan.
rata-rata hasil keterampilan pemecahan masalah Sedangkan Thoman (2009) mengungkapkan
pada kemampuan berpikir kritis tinggi memiliki perkembangan berpikir adalah elemen berpikir
nilai yang lebih tinggi jika dibandingkan kritis dalam hubungan pendidikan berkelan-
dengan siswa yang memiliki kemampuan jutan. Masek dan Sulaiman (2011) PBL mempu-
berpikir kritis rendah dimana kelas eksperimen nyai potensi yang besar dalam membantu
sebesar 81,88 dan kelas kontrol sebesar 80,93, mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
sedangkan kemampuan berpikir kritis rendah tinggi khususnya kemampuan berpikir kritis.
kelas eksperimen 71,50 dan kelas kontrol Hasil pengujian dengan menggunakan uji
sebesar 81,88. scheffe dalam melihat interaksi model pembe-
Temuan penelitian ini sejalan dengan lajaran dengan kemampuan berpikir kritis
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dalam meningkatkan keterampilan pemecahan
Burris dan Bryan (2007) yang menunjukkan masalah fisika siswa diperoleh hasil yang
bahwa ada pengaruh perlakuan dengan kemam- signifikan sebesar 0,043. Terdapat interaksi
puan berpikir kritis dan konten pengetahuan dalam penelitian ini bisa disebabkan karena
siswa. Selain itu Astika (2013) menyatakan kemampuan berpikir kritis siswa berperan
terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan penting dalam kematangan intelektual siswa.
berpikir kritis antara siswa yang belajar Selain itu pembelajaran berbasis masalah yang
menggunakan model pembelajaran berbasis merupakan pembelajaran berpusat pada siswa
masalah dengan siswa yang belajar menggu- membutuhkan pengetahuan pengembangan
nakan model pembelajaran ekspositori. Kemam- kemampuan berpikir dalam menyelesaikan
puan berpikir kritis berpengaruh terhadap suatu permasalahan terhadap situasi atau
prestasi kognitif, afektif, dan psikomotorik lingkungan belajar yang tidak siswa ketahui.
siswa. Selanjutnya El-Shaer (2014) menyatakan Dan dengan pembelajaran ini siswa yang
terdapat peningkatan yang signifikan secara memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi
statistik dalam postes berpikir kritis siswa diajak untuk berpikir secara aktif dan partisi-
dibanding sebelum perlakuan dimana item patif dalam mencari informasi, menganalisis
kepercayaan diri berpikir kritis mempunyai dan memecahkan masalah dengan menggunakan
perubahan persentase yang tinggi serta diikuti sumber pembelajaran yang sesuai dengan
dengan keingintahuan dan kedewasaan siswa. permasalahan yang dihadapi. Sebaliknya model
Tampak pada kegiatan pembelajaran, pembelajaran yang berinteraksi dengan kemam-
siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah puan berpikir kritis rendah akan berinteraksi
menunjukkan aktivitas yang rendah, baik dalam dengan hasil prestasi belajar yang rendah
pengorganisasian, pelaksanaan kegiatan investi- terhadap keterampilan pemecahan masalah. Hal
gasi maupun kegiatan penyajian hasil dan ini dikarenakan siswa dengan kemampuan
laporan yang telah dilakukan. Kecenderungan- berpikir kritis rendah cenderung tidak mau tahu
kecenderungan tersebut mengakibatkan siswa dan kurang paham dalam memecahkan suatu
dengan kemampuan berpikir kritis rendah tidak permasalahan yang siswa sulit dalam mela-
memiliki kemampuan menganalisa dan mensin- kukan analisis, mengolah dan melaksanakan
tesis permasalah yang dihadapi. Hal ini sejalan kegiatan pembelajaran yang menuntut aktivitas
dengan pendapat El-Shaer dan Hala (2014) tinggi serta menguras pemikiran. Temel (2014)
bahwa pembelajaran berbasis masalah berkon- juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa
tribusi menolong siswa untuk berpartisipasi pembelajaran berbasis masalah mempunyai
secara aktif dalam kelas perawat, menyediakan pengaruh positif dalam disposisi pemikiran
kemampuan berpikir kritis yang memungkinkan kritis dan persepsi kemampuan pemecahan
siswa untuk melengkapi kebutuhan harapan dan masalah. Terlebih guru dalam pembelajaran ini

Vol. 4 No. 1 Juni 2015 68 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Zunanda, M. dan Sinulingga, K.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan p-ISSN 2252-732X
Berpikir Iritis Terhadap Keterampilan Memecahkan e-ISSN 2301-7651
Masalah FisikaSiswa SMK.

memperkenalkan sebuah pendekatan pembela- Terdapat perbedaan keterampilan pemecahan


jaran yang berbeda dari metode tradisional masalah fisika siswa melalui model pembela-
yaitu keterlibatan dalam lingkungan belajar jaran berbasis masalah (problem based learning)
yang tidak diketahui, yang diakui sebagai dengan model pembelajaran konvensional.
alasan yang tidak hanya cukup tingkatan Dimana nilai rata-rata pembelajaran berbasis
kemahiran keterampilan berpikir, tetapi dalam masalah 76,69 yang berarti lebih baik jika
proses ini, guru diberikan peluang dalam dibandingkan kelas konvensional dengan nilai
mengembangkan pembagian pemikiran kritis rata-rata 71,38. 2) Terdapat perbedaan keteram-
dan persepsi kemampuan pemecahan masalah. pilan pemecahan masalah fisika siswa antara
Namun dengan menggunakan uji lanjut kelompok siswa yang memiliki kemampuan
diperoleh hasil yang tidak signifikan perbedaan berpikir kritis di atas rata-rata dengan kelompok
pembelajaran problem based learning dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis
konvensional pada kemampuan berpikir kritis di bawah rata-rata, dan keterampilan pemecahan
tinggi yaitu sebesar 0,992. Dan dari grafik di masalah fisika siswa yang memiliki kemam-
atas, hasil yang lebih baik keterampilan puan berpikir kritis di atas rata-rata 81,40 lebih
pemecahan masalah siswa pada tingkat baik jika dibandingkan kelas konvensional
kemampuan berpikir kritis adalah pada kelas 66,75. 3) Terdapat interaksi antara model
konvensional. pembelajaran berbasis masalah (problem based
Dalam A Practitioner’s Guide to Enquiry learning) dan kemampuan berpikir kritis dalam
and problem based learning karangan Barret meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
dan Cashman (2010) yang mengungkapkan fisika siswa dengan hasil interaksi pada kelas
masalah umum pembelajaran berbasis masalah problem based learning sebesar 0,043 lebih
adalah frustasi terhadap waktu yang habis baik dibanding konvensional. Berdasarkan hasil
hanya untuk menentukan objek dan mencari pembahasan dan simpulan, saran yang dapat
sumber sesuai dengan objek yang dituju. dikemukakan adalah: 1) Pendidik hendaknya
Sehingga Alper (2008) memperoleh sebanyak dapat memilah materi pembelajaran yang sesuai
45 persen siswa yang terlibat dalam dengan model pembelajaran berbasis masalah
pembelajaran PBL tidak menyukai belajar (problem based learning) serta memperhatikan
dengan membentuk kelompok, siswa lebih suka kelengkapan sumber belajar, bahan ajar yang
belajar berkelompok jika ditemukan solusi diperlukan dalam mengoptimalkan pelaksanaan
pelajaran yang berbeda yang berarti siswa ingin pembelajaran. 2) Dilihat dari karakter siswa,
belajar sendiri jika ditemukan hasil jawaban siswa belum terbiasa dengan menggunakan
yang berbeda dari teman yang lain. Jadi jika model pembelajaran berbasis masalah (problem
dihubungkan dengan disposisi berpikir kritis based learning). 3) Melalui penerapan model
seseorang akan memperlihatkan keterampilan- pembelajaran berbasis masalah (problem based
keterampilan yang ia miliki hanya pada situasi learning). 4) Peneliti lain yang ingin menggu-
kondisi yang memiliki kredibilitas yang tepat nakan model pembelajaran berbasis masalah
ketika menghadapi suatu ujian atau keadaan (problem based learning) diharapkan dapat
yang memang harus mengeluarkan kemampuan- menggunakan variabel moderator lain selain
nya tetapi tidak menerapkannya dalam suatu kemampuan berpikir kritis dalam penelitian,
kondisi kegiatan sehari-hari (Fisher, 2009). karena selain model pembelajaran yang dapat
mempengaruhi terhadap hasil pemecahan
KESIMPULAN DAN SARAN masalah, tetapi terdapat faktor lain yang bisa
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diklasifikasikan mempengaruhi pengetahuan
di sekolah SMK Dharma Analitika dengan siswa.
menggunakan model pembelajaran problem
based learning diperoleh kesimpulan: 1)

Vol. 4 No. 1 Juni 2015 69 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf


Zunanda, M. dan Sinulingga, K.: Pengaruh Model Jurnal Pendidikan Fisika
Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kemampuan p-ISSN 2252-732X
Berpikir Iritis Terhadap Keterampilan Memecahkan e-ISSN 2301-7651
Masalah FisikaSiswa SMK.

DAFTAR PUSTAKA Masek, Alias dan Sulaiman, Y. 2011. The


Alper, Ayfer. 2008. Attitudes Toward Problem Effect of Problem Based Learning on
Based Learning in a New Turkish Critical Thinking Ability: A Theoretical
Medicine Curriculum. World Applied and Empirical Review. International
Sciences Journal, 4 (6): 830-836. Review of Social Sciences and Huma-
Arends, R.I. 2008. Learning to Teach. New nities. 2 (1):215-221.
York: Mc Graw Hill Companies. Melek, D., dan Belma A.T. 2010. The Effects
Astika, I. Kd. Urip, K. Suma, I. W. Suastra. Of Problem Based Learning On
2013. Pengaruh Model Pembelajaran Achievement, Attitude, Metacognitive
Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Awareness And Motivation. Hacettepe
dan Keterampilan Berpikir kritis. e- Üniversitesi Eğitim Fakültesi Dergisi (H.
Journal Program Pascasarjana Universitas U. Journal of Education). 38:55-66.
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembela-
Vol. 3: 26-34. jaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Aydogdu, Cemil. 2012. The Effect of Problem Posamentier, Alfred S. and Jay Steppelman.
Based Learning Strategy In Electrolysis 1999. Teaching Secondary Mathematics:
and Battery Subject Teaching. H. U. Techniques and Enrichment Units. New
Journal of Education. 42: 48-59 Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Barret, T., dan Cashman, D. 2010. A Rahardjo, M. 2011. http://www.mudjiara-
Practitioner’s Guide to Enquiry and hardjo.com/artikel/315-peringkat-
problem based learning: Case Studies pendidikan-indonesia-menurun.html.
from University College Dublin. Dublin: diakses 6 Februari 2014.
UCD Teaching and Learning. Redhana, I.,W. 2013. Model Pembelajaran
Burris, Scott dan Bryan L. Garton. 2007. Effect Berbasis Masalah untuk Peningkatan
of Instructional Strategy On Critical Keterampilan Pemecahan Masalah dan
Thingking and Content Knowledge: Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan dan
Using Problem Based Learning In The Pengajaran. 46 (1): 76-86.
Secondary Classroom. Journal of Temel, Senar. 2014. The effects of problem-
Agricultural Education, 48 (1): 106–116. based learning on pre-service teachers’
Costa, Arthur L. 1985. Developing Minds, A critical thinking dispositions and
Resource Book for Teaching Thinking. perceptions of problem-solving ability.
Virginia: ASCD South African Journal of Education. 34
El-Shaer, Ahlam dan Hala Gaber. 2014. Impact (1): 1-20.
of Problem Based Learning on students’ Thoman, Ias. 2009. Critical Thinking, Transfor-
Critical Thinking Dispositions, Knowledge mative Learning, Sustainable Education,
Acquisition and Retention. Journal of and Problem-Based Learning in
Education and Practice. 5 (14):74-85 Universities. Journal of Transformative
Ferreira, Maria M. dan Trudel, A.R. 2012. The Education. 7(3): 245-264.
Impact of Problem-Based Learning (PBL) Uno, H.B. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta:
on Student Attitudes Toward Science, Bumi Aksara
Problem-Solving Skills, and Sense of Yasin, S. 2009. http://www.sarjanaku.com
Community in the Classroom. Journal of /2011/03/pengertian-problem-solving.
Classroom Interaction. 47 (1):23-30. html. diakses 21 Maret 2015.

Vol. 4 No. 1 Juni 2015 70 http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpf

Anda mungkin juga menyukai