Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR OTAK

KONSEP DASAR MEDIS

Definisi

Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang
tengkorak.Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di
sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya
dapat berupa tumor primer maupun metastase.Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan
otak itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase)
seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder.
(Mayer. SA,2002)

Klasifikasi

 Berdasarkan jenis tumor


a. Jinak
1. Acoustic neuroma
2. Meningioma
Sebagian besar tumor bersifat jinak, berkapsul, dan tidak
menginfiltrasi jaringan sekitarnya tetapi menekan struktur yang berada di
bawahnya. Pasien usia tua sering terkena dan perempuan lebih sering
terkena dari pada laki-laki. Tumor ini sering kali memiliki banyak pembuluh
darah sehingga mampu menyerap isotop radioaktif saat dilakukan
pemeriksaan CT scan otak.
3. Pituitary adenoma
4. Astrocytoma (grade I)
b. Malignant
1. Astrocytoma (grade 2,3,4)
2. Oligodendroglioma
Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang dapat
muncul hingga 10 tahun.Secara klinis bersifat agresif dan menyebabkan
simptomatologi bermakna akibat peningkatan tekanan intrakranial dan
merupakan keganasan pada manusia yang paling bersifat kemosensitif.
3. Apendymoma
Tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan erat
pada ependim yang menutup ventrikel.Pada fosa posterior paling sering
terjadi tetapi dapat terjadi di setiap bagian fosaventrikularis.Tumor ini lebih
sering terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Dua faktor utama yang
mempengaruhi keberhasilan reseksi tumor dan kemampuan bertahan
hidup jangka panjang adalah usia dan letak anatomi tumor. Makin muda
usia pasien maka makin buruk progmosisnya.
 Berdasarkan lokasi
1. Tumor supratentorial Hemisfer otak, terbagi lagi :
1. Glioma :
i) Glioblastomamultiforme.
Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi paling sering terjadi di
hemisfer otak dan sering menyebar kesisi kontra lateral melalui
korpuskolosum.
ii) Astroscytoma
iii) Oligodendroglioma
Merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma tetapi
terdiri dari sel-sel oligodendroglia.Tumor relative avaskuler dan
cenderung mengalami klasifikasi biasanya dijumpai pada hemisfer
otak orang dewasa muda.
2. Meningioma
Tumor ini umumnya berbentuk bulat atau oval dengan
perlekatanduramater yang lebar (broad base) berbatas tegas karena
adanya psedokapsul dari membran araknoid. Pada
kompartemensupratentorium tumbuh sekitar 90%, terletak dekat dengan
tulang dan kadang disertai reaksi tulang berupa hiperostosis. Karena
merupakan massa ekstraaksial lokasi meningioma disebut sesuai dengan
tempat perlekatannya pada duramater, seperti Falk (25%), Sphenoid ridge
(20%), Konveksitas (20%), Olfactory groove (10%), Tuberculumsellae
(10%), Konveksitasserebellum (5%), dan Cerebello-Pontine angle. Karena
tumbuh lambat defisit neurologik yang terjadi juga berkembang lambat
(disebabkan oleh pendesakan struktur otak di sekitar tumor atau letak
timbulnya tumor). Pada meningioma konveksitas 70% ada di regiofrontalis
dan asimptomatik sampai berukuran besar sekali. Sedangkan di basis
kranii sekitar sellaturcika (tuberkulumsellae, planumsphenoidalis, sisi
medial sphenoid ridge) tumor akan segera mendesak saraf optik dan
menyebabkan gangguan visus yang progresif.
2. Tumor infratentorial
1.Schwanomaakustikus
2. Tumor metastasisc
Lesi-lesi metastasis menyebabkan sekitar 5 % – 10 % dari seluruh
tumor otak dan dapat berasal dari setiap tempat primer.Tumor primer
paling sering berasal dari paru-paru dan payudara.Namun neoplasma
dari saluran kemih kelamin, saluran cerna, tulang dan tiroid dapat juga
bermetastasis ke otak.
a.Meningioma
Meningioma merupakan tumor terpenting yang berasal dari meningen,
sel-sel mesotel, dan sel-sel jaringan penyambung araknoid dan dura.
b.Hemangioblastoma
Neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskulerembriologis yang
paling sering dijumpai dalam serebelum.

Etiologi

Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti walaupun telah
banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu:
a. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrocytoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-
anggota sekeluarga.Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru memperlihatkan faktor familial
yang jelas.Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-bukti yang kuat
untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
b. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh.Ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan
merusak bangunan di sekitarnya.Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada
kraniofaringioma, teratomaintrakranial dan kordoma.
c. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma.Meningioma pernah dilaporkan terjadi setelah timbulnya suatu
radiasi.
d. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
e. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.Kini
telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea.Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
f. Trauma Kepala

Patofisiologi

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis.Gejala-gejala terjadi berurutan.Hal


ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien.Gejala-gejalanya
sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor
gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.Gangguan fokal terjadi
apabila penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak
dengan kerusakan jaringan neuron.Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi pada
tumor yang tumbuh paling cepat.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak.Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan cerebrovaskuler primer.Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan
kepekaan neuro dihubungkan dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke
jaringan otak.Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak
sekitarnya sehingga memperberat gangguan neurologisfokal.
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan
sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena
tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas
menimbulkan oedema dalam jaruingan otak.Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami,
namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan.Obstruksi vena
dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan
kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikellaseral
ke ruang sub arakhnoid menimbulkan hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranialakan membahayakan jiwa, bila terjadi secara cepat
akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme kompensasi
memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oelh karena ity
tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat. Mekanisme kompensasi ini antara
lain bekerja menurunkan volume darah intra kranial, volume cairan serebrospinal,
kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak
diobati mengakibatkan herniasiulkus atau serebulum.Herniasi timbul bila
girusmedialislobustemporals bergeser ke inferior melalui insisuratentorial oleh massa dalam
hemisfer otak. Herniasi menekan men ensefalonmenyebabkab hilangnya kesadaran dan
menenkan saraf ketiga. Pada herniasiserebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui
foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas
terjadi dengan cepat.Intrakranial yang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi sistemik
(pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan).
Manifestasi Klinis

Menurut lokasi tumor :


- Lobusfrontalis
Gangguan mental / gangguan kepribadian ringan : depresi, bingung, tingkah laku
aneh, sulit memberi argumenatasi/menilai benar atau tidak, hemiparesis,
ataksia, dan gangguan bicara.
- Kortekpresentalis posterior
Kelemahan/kelumpuhan pada otot-otot wajah, lidah dan jari
- Lobusparasentralis
Kelemahan pada ekstremitas bawah
- LobusOksipitalis
Kejang, gangguan penglihatan
- Lobustemporalis
Tinitus, halusinasi pendengaran, afasiasensorik, kelumpuhan otot wajah
- LobusParietalis
Hilang fungsi sensorik, kortikalis, gangguan lokalisasisensorik, gangguan
penglihatan
- Cerebulum
Papiloedema, nyeri kepala, gangguan motorik, hipotonia, hiperekstremitasesndi

Tanda dan Gejala Umum :

- Nyeri kepala berat pada pagi hari, main bertambah bila batuk, membungkuk
- Kejang
- Tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial : Pandangan kabur, mual,
muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda vital, afasia.
- Perubahan kepribadian
- Gangguan memori
- Gangguan alam perasaan

TriasKlasik ;

- Nyeri kepala
- Papiloedema
- Muntah
1. Pemeriksaan diagnostic

1. Rontgent tengkorak anterior-posterior


2. EEG
3. CT Scan
4. MRI
5. Angioserebral

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan neurologist
2. CT scan
3. MRI
4. Biopsy
5. Cerebral angiography
6. EEG
7. Pemeriksaansitologimenggunakan CSF

Penatalaksanaan

1. Operasi pengangkatan atau menghancurkan tumor tanpa menimbulkan defisit


neuroligis yang mungkin terjadi.
2. Operasi konvensional dengan craniotomy
3. Terapi radiasi stereotaktik
Terapi radiasi termasuk Gamma Knife atau terapi sinar proton, mungkin dilakukan
pada kasus tumor yang tidak mungkin dioperasi atau tidak mungkin direseksi atau
jika tumor menunjukan transformasi maligna. Focus radiasi mungkin akan sangat
membantu pada tumor kecil yang terdapat dasar tengkorak.

4. Terapi modalitas termasuk kemoterapi konvensional terapi radiasi eksternal beam


a. Kemoterapi konvensional
b. Brachyteraphy
c. Transplantasi sumsum tulang belakang autologous intra venus
d. Corticosteroid
e. Terapi transfer gen
Komplikasi

1. Herniasi
2. Peningkatan Tekanan Darah
3. Kejang
4. Defisit neurorogis
5. Peningkatan TIK
6. Perubahan fungsi pernafasan
7. Perubahan dalam kesadaran
8. Perubahan kepribadian

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian :

1. Data klien : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, golongan darah, penghasilan, alamat, penanggung jawab, dll
2. Riwayat kesehatan :
- keluhan utama
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat Kesehatan lalu
- Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan fisik :
 Saraf : kejang, tingkah laku aneh, disorientasi, afasia, penurunan/kehilangan
memori, afek tidak sesuai, berdesis
 Penglihatan : penurunan lapang pandang, penglihatan kabur
 Pendnegaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi
 Jantung : bradikardi, hipertensi
 Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan
nafas, disfungsineuromuskuler
 Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes melitus
 Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi

Diagnosa Keperawatan :

1. Gangguan pertukaran gas b.ddisfungsineuromuskuler (hilangnya kontrol terhadap


otot pernafasan ), ditandai dengan : perubahan kedalamamnafasn, dispnea,
obstruksi jalan nafas, aspirasi.
Tujuan : Gangguan pertukaran gas dapat teratasi

Tindakan :

- Bebaskan jalan nafas


- Pantau vital sign
- Monitor pola nafas, bunyi nafas
- Pantau AGD
- Monitor penururnan gas darah
- Kolaborasi O2
2. Gangguan rasa nyaman, nyerkeplab.d peningkatan TIK, ditndai dengan : nyeri
kepala terutama pagi hari, klien merintih kesakitan, nyeri bertambah bila klien batuk,
mengejan, membungkuk
Tujuan : rasa nyeri berkurang

Tindakan :

- pantau skala nyeri


- Berikan kompres dimana pada area yang sakit
- Monitor tanda vital
- Beri posisi yang nyaman
- Lakukan Massage
- Observasi tanda nyeri non verbal
- Kaji faktor defisid, emosi dari keadaan seseorang
- Catat adanya pengaruh nyeri
- Kompres dingin pada daerah kepala
- Gunakan teknik sentuham yang terapeutik
- Observasi mual, muntah
- Kolaborasi pemberian obat : analgetik, relaksan, prednison, antiemetik
3. Resiko tinggi cidera b.ddisfungsi otot sekunder terhadap depresi SSP, ditandai
dengan : kejang, disorientasi, gangguan penglihatan, pendengaran
Tujuan : tidak terjadi cidera

Tindakan :

- Identifikasi bahaya potensial pada lingkungan klien


- Pantau tingkat kesadaran
- Orientasikan klien pada tempat, orang, waktu, kejadian
- Observasi saat kejang, lama kejang, antikonvulsi,
- Anjurkan klien untuk tidak beraktifitas
4. Perubahan proses pikir b.d perubahan fisiologi, ditandai dengan disorientasi,
penurunan kesadaran, sulit konsentrasi
Tujuan : mempertahankan orientasi mental dan realitas budaya

Tindakan :

- kaji rentang perhatian


- Pastikan keluarga untuk membandingkan kepribadian sebelum mengalami
trauma dengan respon klien sekarang
- Pertahankan bantuan yang konsisten oleh staf, keberadaan staf sebanyak
mungkin
- Jelaskan pentingnya pemeriksaan neurologis
- Kurangi stimulus yang merangsang, kritik yang negatif
- Dengarkan klieen dengan penuh perhatian semua hal yang diungkapkan
klien/keluarga
- Instruksikan untuk melakukan rileksasi
- Hindari meninggalkan klien sendiri
5. Gangguan perfusiserebralb.dhipoksia jaringan, ditandai dengan peningkatan TIK,
nekrosis jaringan, pembengkakakan jaringan otak, depresi SSP dan oedema
Tujuan : gangguan perfusi jaringan berkurang/hilang

Tindakan :

- Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu, yang dapat


menyebabkan penurunan perfusi dan potensial peningkatan TIK
- Catat status neurologi secara teratur, badingkan dengan nilai standart
- Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
- Pantau tekanan darah
- Evaluasi : pupil, keadaan pupil, catat ukuran pupil, ketajaman pnglihatan dan
penglihatan kabur
- Pantau suhu lingkungan
- Pantau intake, output, turgor
- Beritahu klien untuk menghindari/ membatasi batuk, untah
- Perhatikan adanya gelisah meningkat, tingkah laku yang tidak sesuai
- Tinggikan kepala 15-45 derajat
6. Cemas b.d kurang informasi tentang prosedur
Tujuan : rasa cemas berkuang

Tindakan :

- kaji status mental dan tingkat cemas


- Beri penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejala
- Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian
- Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan piiran dan perasaan takut
- Libatkan keluarga dalam perawatan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. 2010. Buku Ajar keperawtanmedikalbedah, edisi 8 vol.3.EGC. Jakarta

Bulechek, G. Butcher, H. K. Dochterman, J. M. 2008. Nursing Intervention Classification


(NIC) Fifth Edition. Mosby: Elsevier Inc.

Herdman, T. H. (Ed.). 2012. NANDA International Nursing Diagnoses: Definition &


Classification 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell

Kozier and Erb’s, 2008. Fundamental of Nursing Concepts, Process and Practice 8thed.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Moorhead, S. Johnson, M. Maas. M. L. Swanson, E. 2008. Nursing Outcomes Classification


(NOC) Second Edition. Mosby: Elsevier Inc.

Reeves C, J, (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai