Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Indonesia

‘’Kerajaan Islam di Jawa’’

OLEH :
A.A Istri Agung Chintya Malika Putri (01/X Mia 2)
A.A Istri Sintya Rikadewi (02/X Mia 2)
I Komang Bayu Kresna (09/X Mia 2)
I Made Augie Putra Budiartha (10/X Mia 2)
Ni Kadek Artaningsih (20/X Mia 2)
Putu Divani Patricia Ananda Putri (35/X Mia 2)

SMA N 1 SUKAWATI
TAHUN AJARAN 2019/202
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman,
sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih
baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik
dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan
kualitas di kemudian hari.

Sukawati,25 Januari 2020

Kelompok 1
Daftar Isi

Kata Pengatar………………………………………………………..i
Daftar isi,…………………………………………………………....ii
BAB I ( Pendahuluan)
Latar belakang.......................................................................................................1
Rumusan masalah...................................................................................................1
Tujuan Pembuatan………………………………………………………………..1
BAB II(Pembahasan)
Kerajaan Demak………………………………………………………………….2-3
Kerajaan Mataram………………………………………………………………..3-4
Kesultanan Banten………………………………………………………………..4-6
Kesultanan Cirebon………………………………………………………………..6
BAB III(Penutup)
Kesimpulan…………………………………………………………………………7
Saran…………………………………………………………………………………7
BAB 1
‘’Pendahuluan’’

A. Latar Belakang

Sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan Islam, di Jawa telah berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-


Budha yang cukup kokoh, kuat dan tangguh, bahkan sampai saat ini hasil peradabannya masih
dapat disaksikan. Misalnya, candi Borobudur yang merupakan peninggalan Budha Mahayana dan
candi Roro Jonggrang di desa Prambanan. Demikian juga halnya dari segi literatur, seperti buku
Pararaton dan Negara Kertagama. Wajarlah jika Vlekke menyebut kerajaan-kerajaan pra-Islam,
khususnya Singosari dan Majapahit, sebagai Empire Builders of Java.
Setelah agama Islam datang di Jawa dan Kerajaan Majapahit semakin merosot pengaruhnya
di Masyarakat, terjadilah pergeseran di bidang politik. Menurut Sartono Kartodirjo, islamisasi
menunjukkan suatu proses yang terjadi cepat, terutama sebagai hasil dakwah para wali sebagai
perintis dan penyebar agama Islam di Jawa. Di samping kewibawaan rohaniah, para wali juga
berpengaruh dalam bidang politik, bahkan ada yang memegang pemerintahan. Otoritas karismatik
mereka merupakan ancaman bagi raja-raja Hindu di pedalaman.

B. Rumusan Masalah
1.Kerajaan Islam apa saja yang berada di pulau jawa?
2.Kapan kah berdirinya Kerajan – kerajaan tersebut ?
3.Siapa sajakah raja yang memimpin kerajaan tersebut ?

C.Tujuan Pembuatan :
Agar kita sebagai generasi muda mengetahui sejara sejarah yang ada di Indonesia khususnya dalam
makalah ini menjelaskan Kerajaan Islam yang berada di Pulau Jawa
BAB II
‘’Pembahasan’’

Kerajaan Islam di Pulau Jawa.


A. Kerajaan Demak

Para ahli memperkirakan Demak berdiri tahun 1500. Kerajaan Demak secara geografis
terletak di Jawa Tengah.Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa,
yang pada awal munculnya Kerajaan Demak mendapatkan bantuan dari bupati daerah pesisir
Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut Islam sebelymnta,Demak bernama bintaro
yang merupakan daerah vassal atau bawahan Kerjaan Majapahit.
 Faktor Pendorong berdirinya Kerajaan Demak:
1.Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang menyebabkan para pedagang Islam mencari
persinggahan dan perdagangan baru,Misalnya: Demak
2.Raden Patah pendiri kerajaan demak masih keturunan Raja Majapahit Brawijaya V
3.Raden Patah mendapat dukungan dari para wali yang sangat dihormati
4.Banyak Adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung Raden Fatah
5.Mundur dan runtuhnya Majapahit
6.Pusaka Kerajaan Majapahit sebagai lambing pemegag kekuasaan diberikan kepada Raden
Fatah.Dengan demikian ,Kerajaan Demak merupakan lanjutan Kerajaan Majapahit dengan
bentuk baru.
Raja pertama kerajaan Demak adalah Raden Fatah, yang bergelar Sultan Alam Akbar
Al-Fatah. Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500- 1518 M. Di bawah pemerintahan
Raden Fatah, kerajaan Demak berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang
luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Selain itu, Demak juga tumbuh menjadi
sebuah kerajaan maritim karena letaknya di jalur perdagangan antara Malaka dan Maluku. Oleh
karena itu Kerajaan Demak disebut juga sebagai sebuah kerajaan yang agraris-maritim.Adapun
barang yang di ekspor Kerajaan Demak ,antara lain : beras,lilin,dan madu.Barang tersebut diekspor
ke Malaka,Maluku,dan Samudra Pasai.Wilayah kekuasaan Kerajaan Demak pada masa
pemerintahan Raden Fatah cukup luas,meliputi Jepara,Tuban,Sedayu,Palembang,Jambi dan
beberapa daerah di Kalimantan. Daerah-daerah pesisir di Jawa bagian Tengah dan Timur
kemudian ikut mengakui kedaulatan Demak dan mengibarkan panji-panjinya. Kemajuan yang
dialami Demak ini dipengaruhi oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Karena Malaka sudah
dikuasai oleh Portugis, maka para pedagang yang tidak simpatik dengan kehadiran Portugis di
Malaka beralih haluan menuju pelabuhan-pelabuhan Demak seperti Jepara, Tuban, Sedayu,
Jaratan dan Gresik. Pelabuhan-pelabuhan tersebut kemudian berkembang menjadi pelabuhan
transit. Selain tumbuh sebagai pusat perdagangan, Demak juga tumbuh menjadi pusat penyebaran
agama Islam. Lalu Raden Fatah digantikan jabatannya sebagai Raja oleh Adipati Unus pada tahun
1518-1521 M, Lalu dilanjutkan oleh Sultan Trenggono.
Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono dari tahun 1521-1546 M.Kerajaan Demak
mencapai puncak kejayaann dan agama Islam berkembang lebih luas.Sultan Trenggono dilantik
oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin.
Pada TAHUN 1522 M,Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat yang dipimpin oleh
Fatahillah,dengan tujuan menggagalkan terjadinya hubungan antara Kerajaan Pajajaran dari
Portugis,Fatahillah berhasil mengusir Portugis serta menduduki Banten dan Cirebon.Kemudian
Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.Peristiwa ini terjadi pada 22 Juni
1527,kemudian tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Salah satu hasil peninggalan budaya kerjaan Demak adalah Masjid Agung Demak yang
terkenal dengan salah satu tiangnya yang terbuat dari pevahan kayu(tatal).Pembangunan masjid
ini di dipimpin oleh Sunan Kalijaga.Dan di pendopo masjid inilah Sunan Kalijaga meletakkan
dasar perayaan sekaten yang tujuannya menyebarkan agama islam dan masih dilaksanakan di
Yogyakarta dan Surakarta.

B.Kerajaan Mataram
Setelah Kerajaan Demak berakhir, berkembanglah Kerajaan Pajang di bawah
pemerintahan Sultan Hadiwijaya. Di bawah kekuasaannya, Pajang berkembang baik. Bahkan
berhasil mengalahkan Arya Penangsang yang berusaha merebut kekuasaannya. Tokoh yang
membantunya mengalahkan Arya Penangsang di antaranya Ki Ageng Pemanahan (Ki Gede
Pemanahan). Ia diangkat sebagai bupati (adipati) di Mataram. Kemudian putranya, Raden Bagus
(Danang) Sutawijaya diangkat anak oleh Sultan Hadiwijaya dan dibesarkan di istana. Sutawijaya
dipersaudarakan dengan putra mahkota, bernama Pangeran Benowo.
Pada tahun 1582, Sultan Hadiwijaya meninggal dunia. Penggantinya, Pangeran Benowo
merupakan raja yang lemah. Sementara Sutawijaya yang menggantikan Ki Gede Pemanahan justru
semakin menguatkan kekuasaannya sehingga akhirnya Istana Pajang pun jatuh ke tangannya.
Sutawijaya segera memindahkan pusaka Kerajaan Pajang ke Mataram. Sutawijaya sebagai raja
pertama dengan gelar: Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Pusat kerajaan ada
di Kota Gede, sebelah tenggara Kota Yogyakarta sekarang. Panembahan Senapati digantikan oleh
puteranya yang bernama Mas Jolang (1601-1613). Mas Jolang kemudian digantikan oleh
puteranya bernama Mas Rangsang atau lebih dikenal dengan nama Sultan Agung (1613-1645).
 Pada masa pemerintahan Sultan Agung inilah Mataram mencapai zaman keemasan,dan
sebagai berikut :
1.Memperluas daerah kekuasaannya hingga meliputi Jawa-Madura( kecuali Banten dan
Batavia),Palembang,Jambi dan Banjarmasin
2.Mengatur dan Mengawasi wilayahnya yang luas langsung dari pemerintahan pusat(Kota
Gede)
3.Melakukan kegiatan agraris dan maritime.Kerajaan Mataram merupakam pengeskspor beras
terbesar pada masa itu
4.Melakukan mobilisasi militer secar besar-besaran sehingga mampu menundukkan daerah-
daerah sepanjang pantai utara Jawa dan mampu menyerang Belanda di Batavia sampai dua
kali
5.Mengubah perhitugan tahun Jawa Hindu (saka) dengan tahun Islam(Hijriah) yang
berdasarkan peredaran bulan(sejak tahun 1663)
6.Menyusun karya sastra yang cukup terkenal yaitu Sastra Gending
7.Menyusun kitab undang-undang baru yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan
adat Jawa yang disebut Surya Alam.
Di Kerajaan Mataram dikenal ada beberapa kelompok dalam masyarakat.Ada
golongan raja dan keturunannya,para bangsawan dan rakyat sebagai kawula kerajaan.Kehidupat
masyarakat bersifat feodal,raja adalah pemilik tanah beserta seluruh isinya.Sultan dikenal dengan
panagama (pengatur kehidupan keagamaan).Oleh karena itu sultan memiliki kedudukan sangat
tinggi.Rakyat sangat patuh dan mengabdi kepada Sultan.
Bidang kebudayaan di Kerajaan Mataram maju dengan pesat. Berkembang seni
bangunan,ukir,lukis,dan patung.Kreasi-kreasi para sineman terlihat pada pembuatan gapura-
gapura serta ukiran di istana dan tempat ibadah.Seni Tari yang terkenal yaitu tari Bedaya
Ketawang.Sultan Agung memadukan unsur-unsur budaya islam dengan budaya Hindu-
Jawa,contohnya di Mataram diselenggarakan perayaan sekaten untuk memperingati hari
kelahiran Nabi Muhamad saw.dengan membunyikan gamelan Kiai Nagawilaga dan Kiai Guntur
Madu,juga diadakan upacara garebeg.
Kehidupan sosial berkembang menjadi kerajaan agraris.Dalam bidang pertanian,mataram
mengembangkan daerah persawaha yang luas.Seperti yang dikatakan oleh Dr de Han,Jan Vos
dan Pieter Franssen bahwa Jawa bagian tengahadalah daerah pertanian yang susbur dengan hasil
beras.Pada abad ke 17 Jawa benar benar menjadi lumbung padi.
Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan dimakamkan dibukit imogiri.Sultan Agung digantikan
ptranya yang bernama Amangkurat I,Amangkurat I raja yang lemh dan berpandangan sempit dan
sering bertindak kejam dan Amangkurat I mengizinkan Belanda membangun benteng di
Mataram.Hal ini membuat Kerajaan Mataram jatuh dan negara-negara taklukan Kerajaan
Mataram tidak segan-segan memberontak.Amangkurat I wafat di Tegalarum(1677) pada waktu
mengungsi sehingga dijuluki Sunan Tegalarum. Pada tahun 1755 dengan campur tanga VOC
Kerajaan Mataram dibagi menjadi dua wilayah dengan melalui Perjanjian Giyanti
.Berikut isi perjanjian Giyanti :
1. Kesultanan Yogyakarta atau Ngayogyakarta Hadiningrat diperintah oleh Mangkubumi
dengan gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I
2. Kasuhunan Surakarta atau Kasuanan Surakarta diperintah oleh Sri Susuhunan Paku
Buwono III
Dengan campur tangan VOC juga pada tahun 1757 Kerajaan Mataram terpecah belah
melalui Perjanjian Salatiga dan Kerajaan Mataram menjadi Kerajaan kecil-kecil yaitu
Kesultanan Yogykarta,Kasunanan Surakarta,Kadipaten Pakualam,dan Kadipaten
Mangkunegaraan.

C.Kerajaan Banten
Kerajaan Banten berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya
ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan
kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan. Maulana
Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan
tersebut, Maulana Hasanuddin atau lebih sohor dengan sebutan Fatahillah, mendirikan benteng
pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan, yakni
Kesultanan Banten. Pada awalnya kawasan Banten dikenal dengan nama Banten Girang yang
merupakan bagian dari Kerajaan Sunda.
Berkembangnya Kerajaan Banten adapun raja-raja yang memimpin Kerajaan Banten pada masa
itu adalah:

1. Hasanuddin(1522-1570 M)
Daerah Banten setelah diislamkan oleh Fatahilah,kemudian diserahkan pada putranya
yang bernama Hasanuddin.Hasanuddin diangkat sebagai raja pertama di Banten,Pada
masa pemerintahannya,agama islam dan kekuasaan Kerajaan Banten berkembang cukup
pesat.Dan melakukan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung.
Kerajaan Banten Merupakan penguasa jalur lalu lintas pelayaran perdagangan Selat
Sunda sehingga setiap pedagang yang melewati Selat Suda diwajibkan untuk melakukan
kegiatannya di Bandar Banten.

2. Panembahan Yusuf(1570-1580 M)
Setelah Hasanuddin meninggal,takhta kerajaan diteruskan oleh putranya yang bernama
Panembahan Yusuf dengan gelar Syekh Maulana Yusuf.Pada pemerintahan Panembahan
Yusuf berupaya memajukan pertanian dan pengairan, bahkan Panembahan Yusuf
berupaya memperluas wilayah kekuasaannya yaitu merebut Pakuan Pajajaran pada tahun
1579 M.

3. Maulana Muhamad(1580-1596 M)
Pada 1596, Maulana Muhammad melancarkan serangan ke Palembang. Pada waktu itu
Palembang diperintah oleh Ki Gede ing Suro (1572 – 1627). Ki Gede ing Suro adalah
seorang penyiar agama Islam dari Surabaya dan perintis perkembangan pemerintahan
kerajaan Islam di Palembang.
Kala itu Kerajaan Palembang lebih setia kepada Mataram dan sekaligus merupakan saingan
Kerajaan Banten. Itulah sebabnya, Maulana Muhammad melancarkan serangan ke
Palembang. Kerajaan Palembang dapat dikepung dan hampir saja dapat ditaklukkan. Akan
tetapi, Sultan Maulana Muhammad tiba-tiba terkena tembakan musuh dan meninggal. Oleh
karena itu, ia dikenal dengan sebutan Prabu Seda ing Palembang. Serangan tentara Banten
terpaksa dihentikan, bahkan akhirnya ditarik mundur kembali ke Banten.

4. Abu Mufakir(1596-1640 M)
Setelah kanjeng Ratu Banten meninggal.Takhta kerajaan diserkan kepada putranya yang
berumur 5 bulan bernama Abu Mufakir.Berhubung baru berumur 5 bulan,pemerintahan
dipegang oleh seorang mangkubum,yaitu Pangeran Ranamenggala.Pada tahun 1624
M,Pangeran Ranamenggala meninggal dan Kesultanan Banten mengalami kemunduran
karena semakin kuatnya blockade VOC yang sudah menguasai Batavia.

5. Sultan Ageng Tirtayasa(1651-1692 M)


Setelah Sultan Abumufakir meninggal, ia digantikan oleh puteranya bernama Abumaali
Achmad. Setelah Abumaali Achmad, tampillah sultan yang terkenal, yakni Sultan
Abdulfattah atau yang lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Ia memerintah
pada tahun 1651-1682. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, Banten terus
mengalami kemajuan. Letak Banten yang strategis mempercepat perkembangan dan
kemajuan ekonomi Banten. Kehidupan sosial budaya juga mengalami kemajuan.
Masyarakat umum hidup dengan rambu-rambu budaya Islam. Secara politik
pemerintahan Banten juga semakin kuat.
Perluasan wilayah kekuasaan terus dilakukan bahkan sampai ke daerah yang pernah
dikuasai Kerajaan Pajajaran. Namun ada sebagian masyarakat yang menyingkir di
pedalaman Banten Selatan karena tidak mau memeluk agama Islam. Mereka tetap
mempertahankan agama dan adat istiadat nenek moyang. Mereka dikenal dengan
masyarakat Badui. Mereka hidup mengisolir diri di tanah yang disebut tanah Kenekes.
Mereka menyebut dirinya orang-orang Kejeroan. Dalam bidang kebudayaan, seni
bangunan mengalami perkembangan. Beberapa jenis bangunan yang masih tersisa, antara
lain, Masjid Agung Banten, bangunan keraton dan gapura-gapura.

Pada masa akhir pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa timbul konflik di dalam istana.
Sultan Ageng Tirtayasa yang berusaha menentang VOC, kurang disetujui oleh Sultan Haji
sebagai raja muda. Keretakan di dalam istana ini dimanfaatkan VOC dengan politik devide et
impera. VOC membantu Sultan Haji untuk mengakhiri kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa.
Berakhirnya kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa membuat semakin kuatnya kekuasaan VOC di
Banten. Raja-raja yang berkuasa berikutnya, bukanlah raja-raja yang kuat. Hal ini membawa
kemunduran Kerajaan Banten.

D.Kerajaan Cirebon
Letak Kerajaan Cirebon berada di pantai utara Jawa Barat dan berbatasan dengan Jawa Tengah.
Kerajaan Cirebon didirikan oleh Syarif Hidayatullah sekitar abad ke-15.Syarif Hidayatullah
lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati(salah satu wali dari sanga)
 Berikut Raja Cirebon yang mewarnai politik Cirebon:
1.Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati atau Pandita Ratu(1479-1568)
Pada masa pemerintahan beliau selain mendirikan Kerajaan Cirebon juga telah berhasil
menyebarkan Islam ke Kuningan,Talaga,dan Galuh antara tahun 1518-1530.Pada tahun
1527,Syarif Hidayatullah mendorong menantunyaa(sekaligus panglima kerajaaan demak)
untuk menyerang Sunda Kelapa yang dikuasai Kerajaan Sunda yang mengadakan
hubungan kerja sama dengan Portugis.
2.Panembahan Ratu I(1570-1649)
Pada masapemerintahan beliau hubungan dengan Kerajaan Mataram terjalin harmonis
melalui hubungan pernikahan antara kedua keluarga kerajaan.
3.Panembahan Ratu II atau Panembahan Girilaya(1649-1677)
Panembahan RatuII pernah di panggil ke Mataram dan selama 12 Tahun tidak pernah
pulang sampai akhir hayatnya.Dan dimakamka di Bukit Girilaya sebelah Imogiri,
Yogyakarta. Menjelang akhir abad ke-17,keberadaan Kesultanan Cirebon diwarnai dengan
perjanjian-perjanjian dengan VOC,seperti perjanjian pada tanggal 7 Januari 1681.Dengan
perjanjian tersebut,Kesultanan Cirebon mulai dicampuri politik colonial VOC.Selain itu
bidang ekonomi perdagangan VOC mendapatka hak monopoli seperti pakaian dan
opium.Begitu juga ekspor komoditas lada,beras,kayu,dan gula berada ditanga VOC. Sejak
tahun 1681-1940 Kesultanan Cirebon mengalami kemerosotan karena kolonialisme.
BAB III
‘’Penutup’’

A. Kesimpulan
Jawa adalah wilayah yang dahulunya banyak terdapat kerajaan-kerajaan. Kehadiran Islam di
pesisir utara pulau Jawa dapat dibuktikan berdasarkan arkeologi, hikayat, legenda, serta berita-
berita asing. Islamisasi yang terjadi di daerah pesisir utara Jawa dari bagian timur-barat lambat
laun menghasilkan munculnya kerajaan Islam, mulai dari kerajaan Demak ke barat Cirebon dan
Banten, dari Demak ke pedalaman muncul kerajaan Pajang dan Mataram dll.

B. Saran
Setelah beberapa paparan dan kesimpulan yang dijabarkan, saran yang dapat penulis
sampaikan yaitu semoga dengan mengetahui sejarah perkembangan Islam di Jawa kita dapat
menghormati dan menghargai hasil jerih payah mereka dalam menegakkan Islam di daerah Jawa
walaupun harus berkorban nyawa dalam memerangi Belanda yang pernah menguasai daerah-
daerah di Kalimantan.

Anda mungkin juga menyukai