Anda di halaman 1dari 20

BAB XI

REKLAMASI DAN PASCATAMBANG

11.1 Reklamasi
Dengan adanya proyek pertambangan bahan galian Batunapal ini akan
mengakibatkan suatu dampak baik langsung maupun tidak langsung ataupun
dampak positif dan negatif, terhadap lingkungan tersebut.
Dampak positif biasanya memperoleh nilai / manfaat dan sebaliknya
dampak negatif akan merugikan lingkungan tersebut. Dampak tersebut baik
pengaruh abiotik atau fisik (tanah, air dan udara), pengaruh biotik (flora dan
fauna) serta pengaruh ekonomi dan sosial budaya. Untuk mengatasi dampak
lingkungan tersebut terutama dampak negatif sebelumnya dilakukan analisis.
Rencana penutupan tambang didesain berdasarkan hal-hal sebagai berikut:
 Peruntukan lahan bekas tambang
 Evaluasi dampak penting pada tahap penutupan tambang
Diharapkan rencana kegiatan ini memberikan informasi khusus yang
berhubungan dengan pemanfaatan lahan pascatambang yang dapat diperhitungkan
baik terhadap persoalan peruntukan lahan pada pascatambang maupun terhadap
persoalan lingkungan.
Peraturan perundangan yang menjadi landasan hukum perencanaan
reklamasi lahan pascatambang adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 04 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.
2. PP No. 78 Tahun 2010 Reklamasi dan Pascatambang.
3. Kepmen ESDM RI No.1827 K/30/MEM/2018
11.1.1 Definisi Reklamasi Dan Pascatambang Berdasarkan Perundangan Yang
Berlaku
Reklamasi dan pascatambang memiliki berbagai definisi, tergantung pada
perundangan yang digunakan. Berikut definisi reklamasi dan pascatambang

163
berdasarkan peraturan perundangan yang digunakan oleh PT.
MARLAMADE MINERALS :

1. UU No. 4 Tahun 2009


 Reklamasi
“Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.”
 Pascatambang
“Pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah
akhir, sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan
fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh
wilayah pertambangan.”

2. Permen ESDM No. 7 Tahun 2014


 Reklamasi
“Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.”
 Pascatambang
“Pascatambang, adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut
setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk
memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi
lokal di seluruh wilayah pertambangan.”
3. Kepmen ESDM No.1827 Tahun 2018
 Reklamasi
“Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan dan memperbaiki kualitas
lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntKukannya.”
 Pascatambang
“Pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis dan berlanjut
setelah akhir sebagian atau seluruh usaha kegiatan pertambangan untuk

164
memulihkan fungsi lingkungan alam atau fungsi sosial menurut kondisi
lokal di seluruh wilayah pertambanga.”

11.1.2. Tata Guna Lahan Sebelum dan Sesudah Penambangan


1. Sebelum Penambangan
Kondisi awal sebelum penambangan yaitu flora yang tumbuh merata di
Dusun Jatisari diantaranya, tanaman palawija, kacang, dan buah-buahan.
Tumbuh-tumbuhan tersebut akan dilakukan ganti untung apabila dilakukan
penebangan. Fauna yang terdapat di daerah penelitian antara lain kambing, sapi,
ayam, dan kalkun. Umumnya fauna di daerah penelitian merupakan peliharaan
warga sekitar.

2. Setelah Penambangan
PT. MARLAMADE MINERALS sebagai perusahaan yang berwawasan
lingkungan, membuat rencana tata guna lahan setelah penambangan. Melihat
kondisi over burden yang sedikit maka PT. MARLAMADE MINERALS
memutuskan untuk tidak menutup tapak bekas tambang, melainkan dibiarkan
sesuai bentuk akhir penambangannya. Adapun jenjang-jenjang yang ada akan di
tanami dengan pohon sengon. Pohon mangga dipilih sebab cara penanaman dan
perawatannya yang mudah.

11.1.3. Rencana Pembukaan Lahan


Sebelum melakukan proses penambangan PT. MARLAMADE
MINERALS terlebih dahulu melakukan pengupasan tanah penutup. Oleh karena
ketebalan tanah penutup yang kurang kurang lebih 50 cm maka pengupasan
dilakukan sekaligus pada saat pembersihan lahan. Pembersihan dilakukan pada
puncak bukit yang akan ditambang, dan beberapa lokasi yang akan di bangun
perkantoran beserta sarana dan prasarana penunjang lainnya.
Umur tambang PT. MARLAMADE MINERALS yaitu 5 tahun, dimana
wilayah yang dimiliki adalah seluas 28 Ha dengan peruntukan sebagai area
perkantoran, pabrik pengolahan, bengkel serta sarana dan prasarana pendukung
lainnya seluas 3,9 Ha dan lokasi penambangan seluas 14.6 Ha. Pada lahan seluas
19,9 Ha ini akan direklamasi dengan melakukan revegetasi. Sisa dari luas IUP PT.

165
MARLAMADE MINERALS peruntukkan untuk area penambangan beserta jalan
tambang. Status tanah pada PT. MARLAMADE MINERALS ialah tanah sewaan
dari pihak Desa Sidorejo tempat tambang beroperasi. Tanah tersebut sudah
melalui ganti rugi tanaman yang ada pada wilayah IUP dan perjanjian sewa tanah
sesuai peraturan yang berlaku. Setelah tambang berakhir tanah yang disewa oleh
pihak perusahaan akan dikembalikan kembali ke pihak desa untuk dijadikan lahan
yang dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat setempat.
11.1.4. Program Reklamasi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Reklamasi
dapat diperuntukkan untuk penatagunaan lahan, alih fungsi bangunan pendukung
tambang ,revegetasi, penanganan air asam tambang, dan sosial, ekonomi, dan
budaya. Rencana reklamasi pada penambangan batugamping PT. MARLAMADE
MINERALS yang dilakukan adalah penatagunaan lahan, alih fungsi bangunan
pendukung tambang, revegetasi, pengendalian erosi, sedangkan penanganan air
asam tambang tidak dilakukan karena sifat batugamping yang tidak menimbulkan
reaksi kimia yang menghasilkan air asam tambang pada proses penambangan
maupun pengolahannya.

1. Penatagunaan Lahan
Proses penambangan merubah rona alam yang dulunya bukit kini menjadi
tebing dengan beberapa jenjang. Pada Kabupaten Gunungkidul terdapat 5 macam
jenis tanah, yaitu Mediteran, Litosol, Latosol, Grumosol, dan Rendzina. Rencana
reklamasi yang dilakukan PT. MARLAMADE MINERALS adalah dengan
menebar tanah pucuk yang ditempatkan pada bagian jenjang bekas penambangan.
Penebaran dilakukan dengan menggunakan dump truck dan bulldozer untuk
perataannya. Jalan tambang tetap dipertahankan agar dapat digunakan sebagai
jalan masuk menuju kawasan penanaman pohon jabon (Anthocephalus cadamba
Miq) dan pohon sengon (Albizia chinensis) (Lihat Tabel 11.1).
Tabel 11.1
Rekapitulasi perhitungan biaya penataan lahan per tahap

166
Program penataan Total Biaya
No. Tahun Luas (Ha) Keterangan
lahan (Rupiah)
 Pengaturan
Rp.4.872.000 dilaksanakan
1. 1 lahan
Rp.1.683.500 pada tahun
 penebaran
2020
tanah pucuk 2,18

Sub Total Rp. 6.555.500


 Pengaturan
dilaksanakan
2. 2 lahan Rp.3.433.500
pada tahun
 penebaran Rp.1.186.500
2021
tanah pucuk 1,25

Sub Total Rp.4.620.000


 Pengaturan dilaksanakan
3. 3.
lahan pada tahun
Rp. 2.275.000
 penebaran 2022
0,97 Rp. 784.000
tanah pucuk
Sub Total Rp 3.059.000
 Pengaturan
Rp.2.439.000 dilaksanakan
4. 4 lahan
pada tahun
 penebaran Rp. 834.500
2023
tanah pucuk 0,93

Sub Total Rp 3.273.500


 Pengaturan
dilaksanakan
5. 5 lahan Rp. 2.730.000
pada tahun
 penebaran Rp. 941.500
2024
tanah pucuk 1,04

Sub Total Rp.3.671.500


Biaya Total Reklamasi Rp.21.179.500
Pasca Tambang
dilaksanakan
 Penatagunaan Rp. 32.812.180 pada tahun
6 6
Lahan 6,64 2024

Biaya Total Pasca Tambang Rp. 32.812.180

2. Revegetasi
Pada bagian jenjang, hingga pit bottom dan sarana yang direklamasi PT.
MARLAMADE MINERALS melakukan reklamasi dengan revegetasi dan
tanaman yang dipilih adalah pohon jabon dan sengon. Dengan proses tanam dan
pemeliharaan yang mudah mendasari pemilihan pohon jabon dan sengon sebagai

167
tanaman revegetasi Penanaman bibit pohon akasia di lahan ini dimulai pada saat
area sudah tidak dilakukan penambangan.

Tabel 11.2
Rekapitulasi perhitungan biaya pembibitan per tahap

Luas Total Biaya


No. Tahun Program Pembibitan Keterangan
(Ha) (Rupiah)
1. I  Pengadaan bibit dilaksanakan
Pemeliharaan bibit 2,18 Rp. 2.180.000 pada tahun 2020
Rp. 29.430.000
Sub Total Rp.31.610.000
2. II  Pengadaan bibit dilaksanakan
Rp. 1.250.000
 Pemeliharaan bibit 1,25 pada tahun 2021
Rp. 10.125.000
Sub Total Rp.11.375.000
3. III  Pengadaan bibit dilaksanakan
Rp. 970.000
 Pemeliharaan bibit 0,97 pada tahun 2022
Rp. 7.857.000
Sub Total Rp. 8.827.000
4. IV  Pengadaan bibit dilaksanakan
Rp. 930.000
 Pemeliharaan bibit 0,93 pada tahun 2023
Rp. 5.022.000
Sub Total Rp. 5.952.000
5. V  Pengadaan bibit dilaksanakan
Rp. 1.040.000
 Pemeliharaan bibit 1,04 pada tahun 2024
Rp. 8.424.000

Sub Total Rp. 9.464.000


54 Total Rp.67.228.000

168
Tabel 11.3
Biaya Total Reklamasi

169
Tabel 11.4
Jaminan Reklamasi 5 Tahun

PT Marlamade Minerals yang memiliki umur tambang sebesar 5 tahun


mengagendakan jadwal kegiatan reklamasi dari tahun 2020 hingga 2024 yan
dengan keterangan sebagai berikut :
= Pengerjaan Reklamasi
= Reklamasi yang telah terealisasi

170
Tabel 11.5
Jadwal Reklamasi Tahun 2020-2024

171
11.2 Program Rencana Pascatambang
Program Pascatambang dilaksanakan bersamaan dengan reklamasi pada tahun
terakhir hingga tahun 2024. Program Pascatambang dibagi menjadi 3, yaitu program
Pascatambang sarana, prasarana Tambang dan Program Pascatambang tenaga kerja,
serta Program pemantauan pascatambang.
11.2.1 Sarana dan Prasarana
Sesuai dengan Permen ESDM No. 7 Tahun 2014 Pasal 12 Ayat 4 yang
mengatakan bahwa program reklamasi dapat dilakukan dengan revegetasi dan/atau
peruntukan lainnya,dengan demikian program pascatambang yang dilakukan untuk
sarana dan prasarana adalah dengan mengalih fungsikan fasilitas pengolahan menjadi
sesuatu yang berguna untuk masyarakat sekitar sehingga PT. MARLAMADE
MINERALS berencana membangun beberapa fasilitas sebagai berikut:
Tabel 11.8
Rencana Program Pascatambang
No. Sarana dan prasarana Sarana dan Prasarana setelah Pihak yang Luas Biaya Renovasi
sebelum Pascatambang Pascatambang mengelola (m2) (Rupiah)

1 Kantor Balai Desa Masyarakat 524 Rp.3.000.000


2 Tempat Ibadah Tempat ibadah Masyarakat 34 Rp.2.000.000
3 Kantin Bongkar Perusahaan 48 Rp.300.000
4 Tempat Parkir Parkir Perangkat Desa Masyarakat 83 Rp.1.000.000
5 Bengkel Pengolahan biji kakao Masyarakat 183,5 Rp.1.500.000
6 Control Panel Bongkar Perusahaan 33 Rp.300.000
7 Pos Satpam Bongkar Perusahaan 33 Rp.200.000
8 Klinik Posyandu Masyarakat 34,5 Rp.1.500.000
9 Stockyard Gedung Serbaguna Masyarakat 468,5 Rp.1.000.000
10 Pabrik Pengolahan Produksi & pengemasan coklat Masyarakat 1.169 Rp.1.000.000
11 Genset Bongkar Perusahaan 18 Rp.200.000
12 Tempat Parkir Alat Berat Penjemuram biji kakao Masyarakat 468,5 Rp.2.000.000
13 Jalan DT produksi Jalan Masyarakat Masyarakat 120 Rp.500.000
14 Setting Pond Penampungan Air Masyarakat 216 Rp.100.000
15 Waste Dump Kebun Masyarakat 2582,74 Rp.1.000.000

172
Tempat Pengisian Bahan Rp.200.000
16 Bongkar Perusahaan 48
Bakar

17 Stockpille Bongkar Perusahaan 31 Rp. 200.000

Total Rp.16.000.000
11.2.2 Tenaga Kerja
Dengan berhentinya kegiatan produksi semua tenaga kerja disesuaikan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Para pekerja yang masih diperlukan di kegiatan
pascatambang, untuk tingkatan sarjana ialah kepala bagian dan sub bagian organisasi
pascatambang, staff organisasi pascatambang, sedangkan untuk tingkatan pendidikan
SMP – SMA ditempatkan pada bagian Pengelola daerah lahan bekas tambang. Untuk
tenaga kerja yang tidak lagi dibutuhkan perusahaan akan dilakukan PHK dan pekerja
yang memiliki kualitas baik akan direkomendasikan ke perusahaan lain untuk bekerja
kembali.

Tabel 11.9
Rencana Program Pascatambang Tenaga Kerja
No. Tingkat Jumlah Usia Biaya/bulan
Keterangan
Pendidikan (orang) (tahun) (Rupiah)
1. Sarjana 5 35 – 40 -Kepala Bagian dan
Sub. Bagian Rp.16.000.000
Organisasi
Pascatambang
20 31 – 34 -Staff Organisasi Rp.20.000.000
Pascatambang
7 22 – 30 -Rekomendasi ke -
perusahaan lain
19 – 30 PHK -
2. D3 2 19 – 30 Koperasi Rp.28.000.000
3 SMA 20 19 – 30 Masyarakat Rp.15.000.000
4. SMK 35 18 – 21 Pengelola kantin Rp.7.000.000
5. SMP 10 Pengelola gedung Rp. 7.200.000
olahraga
Total Rp.93.200.000

173
PT. MARLAMADE MINERALS mengadakan pemantauan lingkungan di
sekitar bekas area penambangan setiap tahunnya untuk mengetahui keadaan lingkungan
setelah penutupan tambang.
Pemantauan dilakukan terhadap beberapa hal antara lain :
1. Pemantauan terhadap bekas area penambangan

Pemantauan pasca penambangan dilakukan terhadap kualitas air, udara, serta tanah,
pemantauan terhadap kualitas air dilakukan setiap 4 bulan sekali, udara 3 bulan sekali,
sedangkan pemantauan tanah dilakukan 2 bulan sekali, dengan mengambil beberapa
sampel. Untuk pemantauan terhadap air di sekitar bekas area penambangan akan
diambil 3 sampel (termasuk di kolam bekas kolam pengendapan), untuk udara diambil 2
sampel, dan untuk tanah diambil 2 sampel. Biaya pemantauan kualitas air, udara, dan
tanah dapat dilihat di lampiran.
2. Pemantauan terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat sekitar.
Pemantauan dilakukan dengan mengamati keadaan masyarakat di sekitar bekas area
penambangan, apakah yang telah dilakukan perusahaan bermanfaat bagi mereka atau
tidak. Pemantauan juga dilakukan terhadap kesehatan mereka untuk mengantisipasi
adanya dampak negatif yang ditimbulkan akibat pekerjaan mereka di PT.
MARLAMADE MINERALS
Tabel 11.10
Rekapitulasi Biaya Pemantauan Per Tahun

No. Kegiatan Biaya

1 Pemantauan Air Rp5.280.000


2 Pemantauan Tanah Rp1.120.000
3 Pemantauan Udara Rp1.200.000
Total Rp7.600.000

11.2.3. Analisis Dampak Lingkungan dan Sosial Pascatambang


Berakhirnya kegiatan pertambangan di PT. MARLAMADE MINERALS akan
sangat berpengaruh pada lingkungan sekitar. PT. MARLAMADE MINERALS
melakukan beberapa kegiatan guna mengantisipasi dampak tersebut. Mulai dari

174
lingkungan hidup sekitar tambang hingga karyawan PT. MARLAMADE MINERALS
yang nantinya akan di PHK.
11.2.4. Jaminan Pascatambang
Menurut Permen ESDM No. 7 Tahun 2014 Jaminan Reklamasi dan
Pascatambang adalah dana yang disediakan oleh Pemegang Izin Usaha Pertambangan
atau Izin Usaha Pertambangan Khusus sebagai jaminan untuk melakukan kegiatan
Reklamasi dan Pascatambang. Presentase biaya jaminan Pascatambang di atur dalam
Permen ESDM No. 18 Tahun 2008 (Tabel 11.19).

Tabel 11.11
Rincian Penempatan Jaminan Pascatambang

175
Tabel 11.12
Rincian Biaya Pascatambang

176
Tabel 11.13
Biaya Jaminan Rencana Pascatambang

Presentasi
Tahun Biaya Pasca tambang Total Pembayaran
Pemabayaran
2020 0,111 87.802.453
2021 0,333 263.407.359
2022 0,556 439.803.279
2023 -
2024 -
TOTAL Rp 791.013.091

Tabel 11.14
Jadwal Kegiatan Pascatambang

177
BAB XII
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN

12.1 Investasi
Dalam industri mineral, yang dimaksud dengan biaya investasi adalah
modal awal (capital cost, capital investment) yang merupakan jumlah total dari
rupiah/dollar yang dibutuhkan untuk membuka sebuah endapan bahan galian
hingga berproduksi. Total biaya investasi terdiri dari dua komponen, yakni modal
tetap dan modal kerja.

12.1.1 Modal Tetap


Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk
membiayai kegiatan pra-investasi, yaitu :

a. Biaya Persiapan yang terdiri dari Biaya Eksplorasi, Pembebasan


Lahan, dan Biaya Perijinan dengan total biaya Rp. 25.746.950.000
b. Biaya Konstruksi dan Rekayasa yang terdiri dari : Biaya
bangunan, biaya infrastruktur dan biaya inventaris dengan total biaya Rp.
17.979.500.000
c. Peralatan (Penambangan, Pengangkutan, Pengolahan, serta
Pendukung Operasional) dengan total biaya Rp. 161.184.416.700

Sehingga total keseluruhan modal tetap adalah sebesar Rp. 204.910.856.700

12.1.2 Modal Kerja


Modal kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan
operasi proyek setelah tahap pengembangan selesai (project start-up). Dalam hal
ini modal tersebut disebut modal kerja awal. Besarnya modal kerja diperoleh dari
4 bulan dari biaya operasi pertahun sebesar Rp. 33.483.240.879.

12.1.3 Sumber Dana

178
Sumber pembiayaan dibutuhkan bagi keperluan seluruh investasi dan
modal kerja yang direncanakan diperoleh dari :

a. Modal sendiri
Modal mandiri adalah dana yang dimiliki dari pihak pendiri perusahaan
PT. Marlamade Minerals. Jumlah total modal mandiri yang disiapkan sebesar 60%
dari total investasi sebesar Rp. 144.980.386.307

b. Pinjaman
Sedangkan 40% dari total investasi merupakan pinjaman dari Bank
Mandiri sebesar Rp. Rp 96.653.590.872

dengan bunga pinjaman sebesar 9.75% pertahun, maka besarnya bunga


dan pengembalian pokok pinjaman dapat dilihat di lampiran.

12.2 Biaya Produksi


Biaya terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap ialah biaya
yang tidak terpengaruh oleh volume produksi dari perusahaan, sedangkan biaya
variabel adalah biaya yang terpengaruh oleh volume produksi.

Biaya operasi tetap terdiri dari biaya operasi variabel dan biaya operasi
tetap. Biaya operasi PT. Marlamade Minerals dalah sebesar Rp. 133.932.963.517
untuk tahun pertama dan untuk tahun - tahun selanjutnya dapat di lihat di
Lampiran L.20.

A. Biaya Tetap
Biaya tetap yang ada pada PT. Marlamade Minerals adalah:

- Depresiasi sesuai dengan UU No.36 Th.2008 sebesar Rp. 36.583.544.000


per tahun. Penyusutan terdiri atas penyusutan peralatan dan bangunan.
Penyusutan paralatan dihitung berdasarkan pertimbangan umur pakai dan
nilai sisa alat tersebut. Metode penyusutan yang digunakan adalah straight
line method.
- Amortisasi sesuai dengan UU No. 36 Th. 2008 sebesar Rp. 2.146.760.000
per tahun.

179
- Bunga Pinjaman sebesar Rp. 9.423.725.110 pada tahun pertama dan
selengkapnya dapat dilihat di Lampiran L.20.
- Gaji Pegawai sebesar Rp. 9.566.124.000 setiap tahunnya dan meningkat
sebesar 4% setiap tahun.
- Biaya Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp. 1.324.250.000 setiap
tahunnya.
- Biaya Pemakaian Air sebesar Rp. 271.080.000 dan Telepon sebesar Rp.
1.006.236.000,00.
- Biaya Konsumsi sebesar Rp. 1.757.777.449
- Biaya Pengembangan Masyarakat sebesar Rp. 1.050.000.000

B. Biaya Variabel
Biaya variabel yang ada pada PT. Marlamade Minerals adalah:

1. Biaya penambangan sebesar Rp. 25.746.950.000 pada tahun pertama dan


meningkat sebesar 7%.
2. Biaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rp. 165.000.000 pada setiap
tahunnya.
3. Biaya total reklamasi adalah Rp. 117.659.493 dan biaya total pascatambang
adalah Rp. 167.545.392 yang jaminannya akan dibayarkan sesuai dengan
aturan Permen. ESDM No. 7 Th. 2014.

12.3 Pendapatan Penjualan


Berdasarkan permintaan pasar, PT. Marlamade Minerals akan menjual
batunapal dengan dua ukuran yaitu ukuran 0,4 x 0,4 x 0,3 m dan 0,05 x 0,4 x 0,03
m. Adapun besarnya pendapatan dari penjualan batunapal pada tahun pertama
adalah sebesar Rp. 1.177.426.196.441 sedangkan untuk tahun – tahun selanjutnya
dapat dilihat di Lampiran L.20.

12.4 Royalti
Biaya royalti sebesar 3% dari hasil produksi dari hasil penjualan batunapal
pertahun. Royalti dibayarkan setiap akhir tahun penjualan sesuai dengan produksi

180
yang dihasilkan pertahun. Untuk tahun pertama besarnya royalti adalah sebesar
Rp. 6.521.544.000 dan untuk tahun - tahun selanjutnya dapat dilihat di Lampiran
L.20.

12.5 Cash Flow (Aliran Uang Khas)


Proyeksi aliran uang kas disusun dari proyeksi laba rugi, selanjutnya
dipergunakan untuk menentukan penilaian investasi, diantaranya kenaikan harga
batunapal, gaji karyawan, investasi pergantian alat, dan biaya perawatan. Skema
aliran uang kas dapat dilihat pada Lampiran L.20.

12.6 Analisis Kelayakan


Analisis Break Even Point (BEP) adalah suatu teknik analisis untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume
kegiatan. Analisis ini sering disebut Cost Profit Volume Analysis (CPVA). BEP
sangat berguna untuk mengetahui besar volume produksi penjualan pada saat
penghasilan penjualan dapat menutup biaya total. Pada waktu penghasilan sama
dengan biaya total maka, dinamakan BEP.

Asumsi dasar yang digunakan dalam analisis BEP adalah sebagai berikut:

1. Biaya dibagi dalam golongan biaya variabel dan biaya tetap.


2. Biaya variabel secara totalitas berubah secara proporsional dengan volume
produksi/penjualan, sehingga biaya variabel perunit tetap sama.
3. Biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume
produksi/ penjualan, hal ini berarti biaya tetap perunit berubah-ubah karena
adanya perubahan volume kegiatan.
4. Harga jual perunit tidak berubah selama periode yang dianalisis
5. Produksi perusahaan dianggap sama (satu produk), yaitu dalam ton.

12.6.1 Net Present Value (Nilai Sekarang Bersih)


NPV merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran bersih yang
bernilai sekarang dan dihitung berdasarkan tingkat pengembalian minimum. NPV

181
digunakan dan dihitung nilai equivalent pada saat ini dari aliran dana yang berupa
pendapatan dan pengeluaran diwaktu yang akan dating dari suatu rencana
investasi tertentu (Stermole, Franklin, J., 1990).

Dengan dasar struktur pembiayaan 60% modal sendiri, didapatkan nilai


hitungan untuk NPV sebesar Rp. 149.133.041.846.69 (Lampiran L.20). NPV
bernilai positif maka proyek ini layak untuk dipertimbangkan.

12.6.2 Internal Rate of Return (Tingkat Bunga Pengembalian)


IRR dari suatu investasi dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga
yang akan menyebabkan nilai equivalent biaya investasi sama dengan equivalent
penerimaan atau tingkat suku bunga yang dapat menyebabkan nilai sekarang
bersih (NSB) sama dengan nol (Stermole, Franklin, J., 1990).

Berdasarkan pemaparan diatas dengan dasar struktur pembiayaan 60%


modal sendiri, didapatkan IRR sebesar 32%. IRR bernilai lebih besar dari bunga
(i) minimum maka proyek ini layak untuk dipertimbangkan

12.6.3 Pay Back Period (Waktu Pengembalian Modal)


PBP adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk pemngembalian modal
atau waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi yang
dihitung sejak modal ditanamkan. Berdasarkan proyeksi aliran kas maka,
pengembalian modal diperkirakan selama 2 tahun 3 bulan 25 hari (Lampiran
L.20). PBP lebih kecil dari umur tambang maka proyek ini layak untuk
dipertimbangkan.

12.6.4 Analisis Kepekaan


Analisis kepekaan digunakan untuk melihat pengaruh perubahan biaya
operasi, biaya investasi, dan harga jual batunapal terhadap NPV, PBP, dan IRR.
Besarnya perubahan biaya operasi 5%-15% dan perubahan harga jual batunapal
yang digunakan adalah 5% - 15%.

182

Anda mungkin juga menyukai