Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-6 1

ANALISA DAN PENGUKURAN POTENSI RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN


MENGGUNAKAN METODE APMM ( ACCIDENT POTENTIAL MEASUREMENT METHOD)
PADA PROYEK PEMBANGUNAN DORMITORY 5 LANTAI AKADEMI TEKNIK
KESELAMATAN DAN PENERBANGAN SURABAYA

Taufiq Junaedi, Tri Joko Wahyu Adidan Cahyono Bintang Nurcahyo


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: tri_joko@ce.its.ac.id ; cbintangn@yahoo.com

Abstrak--Banyaknya ketidakpastian dalam suatu Kata Kunci : Risiko, kecelakaan kerja, APMM
proyek konstruksi dapat mengakibatkan munculnya
berbagai macam risiko, termasuk di dalamnya I. PENDAHULUAN
kecelakaan kerja.Risiko merupakan efek kumulasi A. Latar Belakang
peluang dari kejadian yang tidak pasti yang dapat Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang
mempengaruhi tujuan dan sasaran proyek. hanya satu kali dilaksanakan dan pada umumnya berjangka
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengkuantifikasi waktu pendek. Pada kegiatan proses pembangunan proyek
risiko kecelakaan kerja menggunakan metode APMM mkonstruksi, khususnya pembangunan gedung, merupakan
(Accident Potential Measurement Method). APMM suatu kegiatan yang mengandung risiko. Dan risiko tersebut
(Accident Potential Measurement Method) merupakan dapat menghambat kelancaran proyek tersebut serta dapat
gabungan dari metode Failure Tree Analysis (FTA) dan membahayakan keselamatan bagi orang yang bekerja pada
Task Demand Assessment (TDA). Identifikasi dengan proyek tersebut.
menggunakan metode Failure Tree Analysis (FTA) Keselamatan kerja merupakan suatu permasalahan
dimulai studi literatur dan survey pendahuluan. yang banyak menyita perhatian berbagai organisasi saat ini
Responden penelitian ini adalah Project Manager, Site karena mencakup permasalahan segi peri kemanusiaan,
Engineeering, Site Manager, dan Staff lapangan yang biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum serta
menangani Proyek Pembangunan Gedung Dormitory 5 pertanggungjawaban suatu organisasi pada saat pelaksanaan
Lantai. Dari FTA akan diketahui faktor – faktor dan proyek konstruksi.
juga kombinasi penyebab yang dapat menyebabkan Risiko kecelakaan yang dialami oleh para pekerja
terjadinya potensi kecelakaan yang berasal dari perilaku konstruksi disebabkan oleh kondisi lingkungan proyek dan
para pekerja berdasarkan karakteristik kegiatan proyek perilaku pekerja (ergonomi). Kondisi lingkungan yang
dan faktor ergonomi/perilaku kerja. Dengan berpengaruh pada pelaksanaan konstruksi misalnya suatu
mengunakan Task Demand Assessment (TDA) akan proyek yang pelaksanaanya dilakukan pada saat musim
diidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan hujan. Sedangkan terjadinya kecelakaan kerja yang
terjadinya potensi risiko kecelakaan yang diidentifikasi diakibatkan oleh perilaku para pekerja adalah kelalaian para
dan ditinjau berdasarkan karakteristik kegiatan pekerja yang tidak menghiraukan prosedur keselamatan
proyekdan faktor ergonomi/perilaku dari para pekerja kerja dengan tidak memakai alat pengaman diri (APD). Oleh
dengan menggunakan metode (FTA) Fault Tree Analysis. sebab itu diperlukan suatu manajemen yang memiliki
Untuk studi kasus digunakan proyek pembangunan metode yang tepat yang diperlukan guna mencegah dan
dormitory 5 lantai akademi teknik keselamatan dan meminilalisasi terjadinya risiko kecelakaan.
penerbangan (ATKP) Surabaya. Metode APMM (Accident Potential Measurement
Berdasarkan dari penelitian hasil yang didapat adalah Method) merupakan gabungan dari dua metode yang selama
nilai dari potensi risiko yang dominan yang mungkin ini banyak digunakan dalam analisis risiko. Yaitu metode
terjadi pada proyek pembangunan dormitory 5 lantai Fault Tree Analysis (FTA) dan metode Task Demand
akademi teknik keselamatan dan penerbangan (ATKP) Assessment (TDA). FTA digunakan untuk mengidentifikasi
Surabaya, yaitu terluka saat bekisting ambrukpada sumber dan penyebab terjadinya risiko kecelakaan,
pekerjaan bekisting sebesar 21,80, terjatuh pada saat sedangkan TDA untuk mengkuantifikasi potensi kecelakaan
pengecoranpada pekerjaan pengecoran sebesar dari masing – masing penyebab terjadinya risiko kecelakaan
21,80,terjatuh dari ketinggian pada pekerjaan yang dihasilkan dari FTA. TDA juga menggabungkan
pemasangan dinding batu bata dan plesteran sebesar potensi kecelakaan yang diakibatkan oleh karakteristik
18,00, terjatuh/terpeleset dari ketinggian pada pekerjaan kegiatan proyek dan faktor ergonomi perilaku pekerja.
pengecatan eksterior sebesar 18,60, dan terjatuh karena Untuk mengaplikasikan metode ini, proses pembangunan
kehilangan keseimbangan pada pekerjaan atap gedung Proyek Pembangunan Dormitory 5 Lantai
polycarbonate sebesar 17,00. Risiko kecelakaan kerja digunakan sebagai studi kasus.
berpotensi tinggi dapat diperkirakan terjadi pada saat Gedung Dormitory 5 Lantai berlokasi di Jalan Jemur
durasi pekerjaan mencapai 70% - 100% pada Andayani I no.73 yang berada dalam lingkungan Akademi
pelaksanaan proyek pembangunan dormitory 5 lantai Teknik Keselamatan Penerbangan. Dimana gedung tersebut
akademi teknik keselamatan dan penerbangan (ATKP) berfungsi sebagai asrama para taruna. Perencanaan gedung
Surabaya. ini memiliki ruang lingkup dimulai dari pekerjaan persiapan,
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 2-6 2

pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, Pekerjaan finishing, Langkah – langkah yang digunakan untuk
pekerjaan mekanikal dan elektrikal. Dan pada saat ini menganalisa dari setiap kegiatan yang ada pada proyek
proyek pembangunan Gedung Dormitory Taruna 5 Lantai. tersebut menggunakan metode TDA adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis – jenis aktifitas / kegiatan dari proyek
B. Rumusan Masalah yang akan dinilai.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka 2. Menentukan aktifitas yang dinilai yang mempunyai
rumusan masalah yang akan dibahas adalah bagaimana kemungkinan akan menimbulkan potensi risiko
mengestimasikan potensi kecelakaan kerja dengan kecelakaan kerja.
menggunakan metode APMM (Accident Potential 3. Mengidentifikasi faktor – faktor yang menyebabkan
Measurement Method) Pada Proyek Pembangunan Gedung terjadinya potensi risiko kecelakaan yang diidentifikasi
Dormitory 5 Lantai. dan ditinjau berdasarkan karakteristik kegiatan proyek
dan faktor ergonomi/perilaku dari para pekerja dengan
C. Tujuan menggunakan metode FTA.
Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini 4. Menghitung nilai potensi risiko dari masing – masing
adalah mengaplikasikan metode APMM (Accident Potential sumber penyebab risiko dengan menggunakan rumus :
Measurement Method) untuk menganalisa dan mengukur ∑ % duration x Level Value
potensi risiko kecelakaan kerja pada proyek pembangunan AP(Accident Point) =∑% Durasi x i …………pers. 1
Gedung Dormitory 5 Lantai. 5. Mengakumulasi nilai dari seluruh potesi risiko dari
diagram penilaian potensi risiko kecelakaan tersebut.
D. Batasan Masalah Total AP= ∑ AP1+AP2+APn…………………. . pers.2
Agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembahasan
masalah ini, maka perlu adanya batasan masalah sebagai
III. METODOLOGI
berikut:
1. Risiko yang diteliti adalah risiko pelaksanaan Proyek langkah – langkah pengerjaan penelitian akan
Pembangunan Dormitory 5 Lantai dilakukan seperti pada bagan alur sebagai berikut :
2. Variabel risiko dibatasi hanya pada risiko teknis pada
proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi
3. Risiko yang diteliti dalam sudut pandang kontraktor.

II. Tinjauan Pustaka


Metode APMM (Accident Potential Measurement
Method)merupakan penggabungan atau fusi dari dua metode
yaitu metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk
mengidentifikasi sumber penyebab terjadinya risiko
kecelakaan kerja. Sedangkan metode Task Demand
Assessment (TDA) untuk mengkuantifikasi potensi risiko
kecelakaan yang diakibatkan oleh faktor karakteristik
kegiatan proyek dan faktor ergonomi / perilaku kerja para
pekerja.

A. Metode Fault Tree Analysis (FTA)


Fault Tree Analysis (FTA) atau disebut Analisa
Pohon Kegagalan menggunaka analisis yang bersifat
deduktif, dimulai dengan menetapkan kejadian puncak (top
event) yang mungkin terjadi dalam sistem atau operasi.
Selanjutnya semua kejadian yang dapat menimbukan akibat
dari kejadian puncak tersebut diidentifikasikan dalam
bentuk pohon logika ke arah bawah

B. Metode Task Demand Assessment (TDA)


Metode Task Demand Assessment (TDA) atau yang
disebut juga penilaian risiko aktivitas yang bersifat
kuantitatif dan obyektif. Metode TDA hampir sama dengan Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian
metode pengamatan ergonomis, dimana metode tersebut
tidak menghasilkan perkiraan probalilitas dan dampak
risiko, tetapi mengkuantifikasikan kemungkinan potensi
terjadinya risiko kecelakaan kegiatan sebenarnya di
lapangan berdasarkan faktor karakteristik kegiatan pekerjaan
proyek dan kemampuan/perilaku pekerjanya (ergonomi).
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 3-6 3

IV. DATA DAN ANALISA setiap pekerjaan pada saat proses pembangunan. Langkah
A. Identifikasi Potensi Risiko Kecelakaan Kerja selanjutnya yang dilakukan adalah mengidentifikasi potensi
Identifikasi risiko secara umum merupakan suatu risiko dari setiap proses pekerjaan seperti pada tabel 4.1.
Data tersebut diajukan kepada pihak responden yang
proses untuk mendapatkan variabel dari sumber – sumber
sebelumnya terpilih untuk memberikan informasi dan
dari terjadinya sebuah yang terjadi selama pelaksanaan penjelasan sesuai bidang masing – masing. Berdasarkan
proyek.Untuk memulai tahap identifikasi, risiko kecelakaan, hasil survey wawancara didapatkan risiko yang paling
dilakukan dengan membuat daftar kegagalan atau failure relevan dan dominan pada saat pelaksanaan, risiko – risiko
pada setiap kegiatan pelaksanaan proyek pembangunan tersebut Antara lain terluka akibat bekisting ambruk pada
Gedung Dormitory ATKP (Akademi Teknik Keselamatan pekerjaan bekisting, terjatuh pada saat pengecoran pada
dan Penerbangan) yang bertujuan untuk mengetahui risiko – pekerjaan pengecoran, terjatuh dari ketinggian pada
pekerjaan pasang dinding dan plesteran, Terjatuh/terpeleset
risiko kecelakaan kerja yang relevan pada proyek tersebut.,
dari ketinggian pada Pekerjaan Pengecatan Eksterior dan
yang bisa ditunjukkan pada tabel 4.1 sebagai berikut : Jatuh dari atap karena kehilangan keseimbangan pada
Pekerjaan Atap PolyCarbonate.
Tabel 4.1 Kemungkinan Kegagalan/Failure yang Terjadi Pada Tabel 4.2 Identifikasi Faktor Potensi Risiko Kecelakaan Kerja
Proyek Pembangunan Gedung Dormitory ATKP Pada Proyek Pembangunan Gedung Dormitory ATKP
Jenis Jenis Risiko Kecelakaan
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Risiko Kecelakaan No Sumber Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja
1. Pekerjaan 1.Mobilisasi dan Pengadaan. Terjadi kecelakaan pada saat melakukan
1 Pekerjaan Terluka Akibat 1 Cara pengangkutan material
Persiapan mobilisasi peralatan yang akan digunakan
Bekisting Bekisting ambruk 2 Cuaca saat pelaksanaan
selama pelaksaaan konstruksi.
2. Pekerjaan 1.Pekerjaan galian dan · Tertusuk cangkul dan sekop pada saat 3 Bentuk desain bangunan
Struktur timbunan tanah. penggalian tanah.
· Merusak pernafasan akibat debu 4 Letak pekerjaan
· Terpapar sinar matahari 5 Pekerja kurang berpengalaman
2.Pekerjaan Bekisting · Terluka akibat gergaji pada saat pembuatan 6 Pergerakan pekerja
bekisting.
· Tertusuk oleh paku saat pembuatan 2 Pekerjaan Terjatuh pada saat 1 Cara pengangkutan material
bekisting. Pengecoran pengecoran 2 Cuaca saat pelaksanaan
· Terluka akibat bekisting ambruk
3 Letak pekerjaan
3.Pekerjaan Pembesian · Terjatuh pada saat instalasi pembesian di
tempat yang tinggi. 4 APD tidak digunakan
· Tertusuk saat instalasi pembesian. 5 Pekerja kurang berpengalaman
· Terjatuh pada saat instalasi pembesian di
3 Pekerjaan Terjatuh dari 1 Bentuk bangunan
tempat yang tinggi.
4.Pekerjaan Pengecoran · Teriritasinya anggota badan diakibatkan
Pasang Ketinggian 2 Letak pekerjaan
kontak langsung dengan beton. Dinding dan
3 Cuaca saat pelaksanaan
· Terjatuh pada saat pengecoran. Plesteran
3. Pekerjaan 1.Pekerjaan Pasang Dinding · Anggota badan teriritasi (lecet) oleh spesi 4 APD tidak digunakan
Arsitektur Bata dan Plesteran dengan campuran semen. 5 Pergerakan Pekerja
· Terjatuh dari ketinggian. 4 Pekerjaan Terjatuh atau 1 Bentuk bangunan
2.Pekerjaan pengecatan · • Terjatuh/terpeleset dari ketinggian pada
Pengecatan terpeleset dari 2 Letak pekerjaan
saat pekerjaan pengecatan.
· Terhirup bau yang menyengat dari cat. eksterior ketinggian pada saat
3 Cuaca saat pelaksanaan
3.Pekerjaan Plafon Gypsum · Terjatuh dari Ketinggian. pekerjaan pengecatan
4 APD tidak digunakan
· Tertimpa peralatan dan atau material
Plafond Gypsum. 5 Pergerakan Pekerja
· Terhirup debu dari plafon yang dipotong dan 5 Pekerjaan Jatuh dari atap karena 1 Bentuk dari atap
pada saat penghalusan sambungan plafon
Atap kehilangan 2 APD tidak dipakai
(menggunakan Compound)
PolyCarbonate keseimbangan
4.Pekerjaan Atap 3 Pergerakan Pekerja
PolyCarbonate · Terjatuh karena kehilangan keseimbangan
4 Cara pengangkutan material
· Tertimpa material dari atas
· Pekerja terkena percikan las Sumber : hasil wawancara
4. Pekerjaan 1.Pekerjaan instalasi Pipa · Terjatuh dari ketinggian karena kehilangan
mekanikal keseimbangan.
·  • Tergores atau terpotong B. Identifikasi Sumber Penyebab Risiko Dengan Metode
· Terjatuh pada saat instalasi di ketinggian. Fault Tree Analysis (FTA)
2.Pekerjaan instalasi Tandon · Tertimpa Tandon / septic tank Pada saat Tahap setelah identifikasi potensi risiko kecelakaan
Air dan Septic Tank instalasi Tandon / septic tank. kerja tahap berikutnya adalah menidentifikasi potensi risiko
5. Pekerjaan 1.Pekerjaan instalasi Listrik · Terkena sengatan aliran listrik.
kecelakaan kerja menggunakan metode Fault Tree Analysis
Elektrikal · Terbakar yang disebabkan korsleting.
2.Pekerjaan Instalasi lampu · Terkena sengatan Listrik. (FTA) yang bertujuan untuk mencari faktor apa saja yang
· Terjatuh pada saat instalasi lampu di tempat menjadi penyebab terjadinya potensi risiko yang terjadi.
yang tinggi. Berikut adalah tahap - tahap pembuatan diagram
Sumber : hasil wawancara Fault Tree Analysis (FTA) yang bertujuan untuk mengetahui
sumber – sumber penyebab potensi risiko kecelakaan
Berdasarkan tabel 4.1 akan didapatkan data tentang diidentifikasi berdasarkan faktor karakteristik kegiatan
risiko kecelakaan kerja apa saja yang terjadi pada setiap proyek dan faktor perilaku (ergonomi) dari para pekerja.
pekerjaan. Penelitian yang dilakukan berupa survey / Adalah sebagai berikut :
wawancara dengan cara menjaring pendapat atau persepsi
setiap responden mengenai risiko apa saja yang terjadi pada
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 4-6 4

1. Mengidentifikasi TOP EVENT atau kejadian puncak Berdasarkan Minimal cut set di atas, diketahui bahwa
yang sebelumnya telah ditentukan dari risiko terjatuh dari ketinggian pada pekerjaan pemasangan
wawancara/survey dengan pihak kontraktor. batu bata dan plesteran akan terjadi disebabkan oleh faktor :
1. Bentuk bangunan, atau
2. Mengidentifikasi INTERMEDIATE EVENT tingkat
2. Letak pekerjaan, atau
pertama terhadap TOP EVENT atau kejadian puncak. 3. Cuaca saat pelaksanaan, atau
3. Menentukan hubungan INTERMEDIATE EVENT tingkat 4. Alat Pengaman Diri (APD) tidak dipakai dan
pertama ke TOP EVENT atau kejadian puncak dengan pergerakan pekerja.
menggunakan gerbang logika (logic gate): Dari penentuan Minimal cut set dengan
 OR Gate : digunakan apabila salah satu kejadian menggunakan metode Mocus tersebut di atas, maka akan
(hanya kejadian a atau kejadian b) terjadi, dapat didapatkan sumber / faktor penyebab terjadinya risiko yang
menyebabkan TOP EVENT. dapat didefinisikan juga sebagai basic event yang akan
 AND Gate : digunakan apabila semua kejadian ( ditinjau dan dinilai pada metode task demand assessment
kejadian a dan kejadian b) terjadi, dapat menyebabkan (TDA) untuk menentukan kuantiti atau nilai total dari setiap
TOP EVENT. risiko.
4. Mengidenifikasi dan menentukan INTERMEDIATE
C. Perhitungan Nilai Potensi Risiko Kecelakaan Kerja
EVENT tingkat kedua.
Dengan Menggunakan Metode Task Demand
5. Menentukan hubungan INTERMEDIATE EVENT tingkat
Assessment ( TDA )
kedua ke INTERMEDIATE EVENT tingkat pertama
Setelah faktor penyebab risiko didapatkan dengan
dengan menggunakan gerbang logika (logic gate).
menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA), langkah
6. Melanjutkan sampai ke BASIC EVENT. selanjutnya adalah mengkuantifikasi risiko dengan metode
Task Demand Assessment (TDA). Dimana faktor penyebab
risiko terlebih dahulu dihitung untuk kemudian diakumulasi
guna mendapatkan nilai dari setiap risiko secara
keseluruhan.Faktor penyebab terjadinya risiko kecelakaan
kerja dalam penelitian ini ditinjau dan diidentifikasi
berdasarkan kondisi atau karakteristik pelaksanaan
pembangunan proyek dan juga perilaku (ergonomi) para
pekerja.
1. Menentukan Skala Penilaian Potensi Penyebab Risiko
Kecelakaan Dengan Metode TDA ( Task Demand
Assessment Method )
Pembuatan range skala nilai dapat dibuat dengan
memberikan skala nilai tertinggi pada setiap faktor
Gambar 4.1 Diagram Fault Tree Analysis Risiko Terjatuh Dari
Ketinggian Pada Pekerjaan Pemasangan Dinding penyebab terjadinya risiko kecelakaan kerja selama
Batu Bata Dan Plesteran pekerjaan berlangsung ( 0 % - 100 % ) akan diberi nilai
skala tertinggi yaitu nilai skala 9 yang merupakan nilai skala
Setelah selesai penggambaran diagram FTA, maka untuk risiko yang berpotensi tinggi atau sangat sering
langkah selanjutnya adalah penetuan cut set. Contoh terjadi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3
minimal cut set dengan metode Mocus pada risiko terjatuh penentuan skala nilai tertinggi.
dari ketinggian pada pekerjaan pemasangan batu bata dan
plesteran adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Penentuan Skala Nilai Tertinggi
1. Minimal cut set Gate A Nilai
Basic Event
Gate A akan terjadi apabila Gate B atau Gate C terjadi. Total
Gate A Pekerja Bentuk Letak Cuaca Saat APD Tidak (B1+B2+
Pergerakan
B Bangunan Pekerjaan Pelaksanaa Digunakan
Pekerja (B5)
B3+B4+B
C (B1) (B2) n (B3) (B4) 5)
2. Minimal cut set Gate B Tukang A 100% x 9 100% x 9 100% x 9 100% x 9 100% x 9
Gate B akan terjadi apabila Gate 1 atau Gate 2 atau Nilai Faktor 45,00
Gate 3 terjadi. 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00
Risiko
Gate B
Berdasarkan nilai skala risiko tertinggi yang telah
1
dihitung pada tabel 4.3 tersebut di atas, lalu akan dibuat
2
range nilai skala penilaian berdasarkan nilai risiko tertinggi
3
tersebut yang dibagi ke dalam 3 kelompok antara lain:
3. Minimal cut set Gate C
1. Jika nilai risiko yang dihasilkan antara 0 - 15, maka
Gate C akan terjadi apabila Gate 4 dan Gate 5 terjadi.
tergolong nilai risiko berpotensi rendah/kecil.
Gate C
4 2. Untuk nilai 15 - 30, maka tergolong risiko berpotensi
5 sedang / menengah.
3. Sedangkan untuk nilai risiko 31 - 45, maka tergolong
risiko berpotensi tinggi.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 5-6 5

4. AP 4 yang merupakan dari APD tidak digunakan :


AP 4 = ( 100% x 3 ) = 3,0
5. AP 5 yang merupakan dari pergerakan dari pekerja :
AP 5 = ( 100% x 3 ) = 3,0
Gambar 4.4 Ilustrasi Range Akumulasi Skala Nilai Risiko
Langkah selanjutnya setelah nilai dari setiap faktor
penyebab potensi risiko dihitung adalah mengakumulasi
nilai dari potensi risiko 1 orang pekerja/tukang yang bekerja
2. Diagram Task Demand Assessment (TDA) Potensi pada pekerjaan yang telah ditinjau dan diidenfikasi
Penyebab Risiko Kecelakaan Kerja sebelumnya, dengan menjumlahkan seluruh nilai faktor
penyebab potensi risiko berdasarkan pada diagram Task
Berdasarkan penilaian skala risiko yang telah Demand Assessment (TDA) yang telah dibuat sebelumnya
dilakukan sebelumnya pada tabel 4.4 langkah selanjutnya pada gambar 4.5. berikut adalah perhitungan dari total
adalah membuar diagram Task Demand Assessment(TDA) accident point yang telah dihitung. Dan untuk lebih jelasnya
yang bisa dilihat pada gambar 4.5 sebagai berikut : dapat dilihat pada tabel 4.5.
Total AP= AP1 + AP2 + AP3 + APn .............................. (2)
Total AP = 3,4 + 3,8 + 4,8 + 3,0 + 3,0 = 18,0
Tabel 4.5 Perhitungan akumulasi perhitungan Task Demand
Assessment( TDA ) Risiko Terjatuh Dari Ketinggian
Pada Pekerjaan Pemasangan Dinding Batu Bata Dan
Plesteran
Nilai
Basic Event
Total
Pekerja Bentuk Letak Cuaca Saat APD Tidak (B1+B2
Pergerakan
Bangunan Pekerjaan Pelaksanaa Digunakan +B3+B4
Pekerja (B5)
(B1) (B2) n (B3) (B4) +B5 )
40% x 1 + 20% x 1 +
70% x 3 +
Tukang A 40% x 3 + 60% x 3 + 100% x 3 100% x 3
30% x 9
20% x 9 20% x 9 18,00
Nilai Faktor
3,40 3,80 4,80 3,00 3,00
Risiko
1. Pekerjaan bekisting : terluka saat bekisting ambruk
Tabel 4.6 Perhitungan akumulasi perhitungan Task Demand
Assessment( TDA ) terluka saat bekisting ambruk
Nilai
Basic Event Total
Risiko
Pekerja Pengangk Bentuk Pekerja
Gambar 4.5 Diagram TDA Risiko Terjatuh Dari Ketingian utan
Cuaca Saat
Desain
Letak
Kurang
Pergerakan (B1+B2+
pada Pekerjaan Pemasangan Dinding dan Plesteran Pelaksanaa Pekerjaan Pekerja B3+B4+
material Bangunan Berpengal
n (B2) (B4) (B6) B5 )
(B1) (B3) aman (B5)
40% x 1 + 40% x 1 +
3. Perhitungan Nilai Potensi Risiko Kecelakaan Kerja Tukang A 100% x 3
70% x 3 + 40% x 3 +
100% x 3
20% x 3 + 20% x 3 +
Dengan Menggunakan Metode Task Demand 30% x 9
40% x 9 40% x 9
60% x 1
21,80
Assessment ( TDA ) Nilai
Setelah faktor penyebab potensi risiko kecelakaan Faktor 3,00 4,80 4,60 4,60 1,80 3,00
Risiko
kegiatan pekerjaan yang telah diidentifikasi dengan metode
Fault Tree Analysis( FTA ) dan penilaian potensi risiko
2. Pekerjaan pengecoran beton : terjatuh pada saat pengecoran
kecelakaan dengan metode Task Demand Assessment (
Tabel 4.7 Perhitungan akumulasi perhitungan Task Demand
TDA ), maka nilai potensi risiko itu sendiri dapat dihitung
dengan rumus jumlah prosentase durasi waktu pelaksanaan Assessment( TDA ) terjatuh pada saat pengecoran
Nilai
x skala nilai risiko. Basic Event Total
Untuk nilai risiko jatuh dari Atap adalah sebagai Risiko
n
berikut: Pekerja

Accident Point ( AP ) = % Durasi x i (1) Bentuk Letak Cuaca Saat APD Tidak
Bangunan Pekerjaan Pelaksanaa Digunakan
Pergerakan
(B1+B2
+B3+B4
i =1 Pekerja (B5)
(B1) (B2) n (B3) (B4) +B5 )
Berikut adalah perhitungan dari setiap faktor
20% x 1 + 40% x 9 +
penyebab Potensi risiko kecelakaan kerja : Tukang A
40% x 3 + 40% x 3 +
100% x 3
60% x 3 + 60% x 3 +
1. AP 1 yang merupakan dari faktor bentuk bangunan : 60% x 1
20% x 9
60% x 9
40% x 9 21,80
AP 1 = ( 40% x 1 ) + ( 40% x 3 ) + ( 20% x 9 ) = 3,4 Nilai Faktor
1,80 5,00 6,60 5,40 3,00
2. AP 2 yang merupakan dari letak pekerjaan : Risiko
AP 2 = ( 20% x 1 ) + ( 60% x 3 ) + ( 20% x 9 ) = 3,8 3. Pekerjaan pengecatan eksterior : terjatuh / terpeleset dari
3. AP 3 yang merupakan dari cuaca saat pelaksanaan : ketinggian
AP 3 = (70% x 3) + (30% x 9) = 4,8
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 6-6 6

Tabel 4.8 Perhitungan akumulasi perhitungan Task Demand ahli (expert judgement). Dimana kekurangan tersebut dapat
Assessment ( TDA ) terjatuh/terpeleset dari ketinggian dicegah dengan menggunakan pendekatan skala nilai yang
Nilai lebih akurat yang berasal dari penilaian para ahli (expert
Basic Event Total judgement) dengan data pengamatan lapangan sehingga hasil
Risiko dari perhitungan Accident Point pada metode TDA bisa lebih
Pekerja
Bentuk Letak Cuaca Saat APD Tidak (B1+B2 akurat dan sesuai dengan kenyataannya/realistis.
Pergerakan
Bangunan Pekerjaan Pelaksanaa Digunakan +B3+B4 2. Dalam penelitian ini dan sebelumnya metode APMM (Accident
Pekerja (B5)
(B1) (B2) n (B3) (B4) +B5 )
Potential Measurement Method) hanya diaplikasikan untuk
20% x 1 + 40% x 1 + proyek gedung. Pada kenyataannya proyek selain proyek
Tukang A 20% x 3 + 40% x 3 + 100% x 3 100% x 3 100% x 3
gedung juga mempunyai risiko kecelakaan kerja, sehingga
60% x 9 20% x 9 18,60
Nilai Faktor diharapkan untuk penelitian tugas akhir selanjutnya metode
6,2 3,4 3,0 3,0 3,0
Risiko APMM (Accident Potential Measurement Method) bisa
4. Pekerjaan atap polycarbonate : terjatuh karena kehilangan diterapkan untuk proyek pembangunan non gedung.
keseimbangan 3. Dengan menggunakan metode APMM (Accident Potential
Tabel 4.9 Perhitungan akumulasi perhitungan Task Demand Measurement Method) juga bisa diterapkan untuk lebih dari 1
Assessment ( TDA ) terjatuh karena kehilangan (satu) obyek studi yang bertujuan untuk menganalisa dan
keseimbangan mengukur potensi risiko kecelakaan kerja pada setiap obyek
Nilai studi. Dan selanjutnya dibandingkan guna mencari persamaan
Basic Event Total den perbedaannya.
Risiko
Pekerja DAFTAR PUSTAKA
Bentuk Letak Cuaca Saat APD Tidak (B1+B2
Pergerakan
Bangunan Pekerjaan Pelaksanaa Digunakan +B3+B4
Pekerja (B5) Adi, T., J., W, 2012, Metoda Pengukuran Potensi Kecelakaan
(B1) (B2) n (B3) (B4) +B5 )
Kerja Pada Proyek Konstruksi. Seminar Nasional Teknik
40% x 1 + 40% x 1 + Sipil ATWP 2012, Diploma 3 Teknik Sipil Institut
Tukang A 100% x 3 100% x 3 100% x 3
60% x 9 60% x 3 Teknilogi Sepuluh Nopember.
17,00
Nilai Faktor Almighty, Ikmal. 2007. Analisa Faktor Penyebab Keselamatan dan
3,0 5,8 3,0 3,0 2,2
Risiko Kecelakaan kerja Pada Pemakaian Crane di Proyek
Konstruksi (dikutip dari data laporan kecelakaan kerja).
V. KESIMPULAN DAN SARAN Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil FTSP - ITS.
A. Kesimpulan Surabaya.
Berdasarkan hasil analisa serta pembahasan didapatkan Clemens, P.L. 2002. Fault Tree Analysis fourth edition. Jacobs
kesimpulan dari penelitian ini, bahwa pada pekerjaan bekisting dan Sverdrup, George Washington University.
pengecoran beton memiliki angka potensi risiko tertinggi yaitu Darma, R.E. 2009.Identifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja
sebesar 21,80. Pada pekerjaan bekisting dengan sumber risiko Menggunakan Fault Tree Analysis Pada Proyek
terluka akibat bekisting ambruk, disebabkan oleh faktor Pembangunan The Adiwangsa Surabaya (dikutip dari data
pengangkutan material, faktor cuaca saat pelaksanaan, faktor laporan kecelakaan Kerja). Laporan Tugas Akhir Jurusan
bentuk desain bangunan, faktor letak pekerjaan, pekerja jurang Teknik Sipil dan Perencanaan FTSP-ITS. Surabaya.
berpengalaman dan faktor pergerakan dari pekerja. Perhitungan Ervianto, W. I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi Offset,
nilai potensi risiko kecelakaan kerja yang terjadi sebesar 21,80 dari Yogyakarta.
range nilai risiko tertinggi yaitu sebesar 45. Dari range skala nilai Flanagan, R. Dan Norman, G. 1993. Risk Management and
yang telah ditentukan, sehingga tergolong nilai risiko berpotensi Construction. Blackwell Science, London.
sedang. Risiko kecelakaan berpotensi tinggi saat durasi pekerjaan Kangari, Rozzbegh. 1995. Management Risk Perception An Trends
mencapai 70% - 100% selama proses pekerjaan bekisting. Of U.S. Construction. Journal Of Constructions
Sedangkan pada pekerjaan pengecoran beton dengan Engineering And Management, 19 (6), 325 – 335.
sumber risiko akibat terjatuh pada saat pengecoran, disebabkan Kerzner, H. 2002. Project Management : A System Approach To
oleh faktor pengangkutan material, faktor bentuk desain dari Planning, Scheduling, And Controlling 8th John Wiley &
bangunan, faktor letak pekerjaan, faktor alat pengaman diri (APD) Son, Inc. New York
yang tidak digunakan dan faktor Pekerja Kurang Berpengalaman. Mitropoulos, P., Cupido, G., and Namboodiri, M. 2009. ”Cognitive
Perhitungan nilai potensi risiko kecelakaan kerja yang terjadi Approach To Construction Safety : Task Demand –
sebesar 21,80 dari range nilai risiko tertinggi yaitu sebesar 45. Capability Model.” J. Construction. Eng, Manage , 135, 9 ,
Dari range skala nilai yang telah ditentukan, sehingga tergolong 881 – 889.
nilai risiko berpotensi sedang. Risiko kecelakaan berpotensi tinggi Project Management Intitute. 2008 . A Guide to the Project
saat durasi pekerjaan mencapai 70% - 100% selama proses Management Body Of Knowledge (PMBOK Guide). USA.
pekerjaan pengecoran beton. Rahayu, P.H 2001. Asuransi Contractor’s All Risk Sebagai
Alternatif Penglihan Risiko Proyek Dalam Industri
B. Saran Konstruksi Indonesia. Seminar Nasional Manajemen
1. Dalam penelitian tugas akhir yang menggunakan metode Konstruksi 2001. Fakultas Teknik Universitas
APMM (Accident Potential Measurement Method) yang Parahyangan. Bandung
Soeharto, I. 2001. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
merupakan gabungan dari dua metode yang biasa digunakan Operasional) Jilid II. Jakarta : Erlangga.
dalam pengukuran risiko yaitu Fault Tree Analysis (FTA) dan Wicaksono, I.K. dan Singgih M.L 2011. Manajemen Risiko K3
Task Demand Assessment (TDA) ini, memiliki kekurangan (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Pada Proyek
pada penentuan skala nilai untuk kemungkinan terjadinya Pembangunan Apartemen Puncak Permai Surabaya.
risiko pada saat menggunakan metode TDA. Dimana Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII,
penentuan skala nilai tersebut didapatkan dari penilaian para Surabaya, 5 Pebruari.

Anda mungkin juga menyukai