Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PPKN

IR. SOEKARNO

NAMA : 1. INTAN RENADA


2. CHAIRUL SHANAM
3. WISNU MURTI WIBOWO

SMP NEGERI 20 TANGERANG


TAHUN 2020
BIODATA IR. SOEKARNO

Nama Lengkap : Dr. Ir. H. Soekarno


Nama Kecil : Koesno Sosrodihardjo
Nama Panggilan : Bung Karno, Soekarno, Pak Karno
Lahir : Surabaya, 6 Juni 1901
Wafat : Jakarta, 21 Juni 1970
Orang Tua : Soekemi Sosrodihardjo (Ayah), Ida Ayu Nyoman Rai (Ibu),
Istri : Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Kartini Manopo,
Ratna Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Heldy Djafar
Anak : Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati
Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh
Soekarnoputra, Taufan Soekarnoputra, Bayu Soekarnoputra,
Totok Suryawan Soekarnoputra, Karina Kartika Sari Dewi
Soekarno, Ayu Gembirowati

Biografi Soekarno Singkat


Ir Soekarno dilahirkan di Surabaya tepatnya pada tanggal 6 Juni 1901 dengan nama
asli bernama Koesno Sosrodihardjo, karena sering sakit yang mungkin disebabkan
karena namanya tidak sesuai maka ia kemudian berganti nama menjadi Soekarno.
Ayah beliau bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibu bernama Ida Ayu
Nyoman Rai. Orang tuanya bertemu di Bali ketika ayahnya menjadi guru di Bali dan
ibunya merupakan bangsawan di Bali. Soekarno diketahui memiliki saudara atau
kakak kandung perempuan bernama Sukarmini.
Masa Kecil
Mengenai kisah hidup Presiden Soekarno, semasa kecilnya ia tidak tinggal bersama
dengan orang tuanya yang berada di Blitar. Ia tinggal bersama kakeknya yang
bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Soekarno bahkan sempat bersekolah disana walaupun tidak sampai selesai ikut
bersama dengan orang tuanya pindahh ke Mojokerto.
Di Mojokerto, Soekarno kemudian di sekolahkan di Eerste Inlandse School dimana
ayahnya juga bekerja disitu sebagai guru. Namun ia dipindahkan tahun 1911 ke ELS
(Europeesche Lagere School) yang setingkat sekolah dasar untuk dipersiapkan masuk
di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya.
Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915, Soekarno kemudian tinggal di
rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau H.O.S Cokroaminoto yang merupakan
kawan dari ayah Soekarno.
Masa Remaja Soekarno
H.O.S Cokroaminoto dikenal sebagai pendiri dari Serikat Islam (SI). Di rumah
Cokroaminoto lah Soekarno berkenalan dengan para pemimpin Sarekat Islam (SI)
seperti Haji Agus Salim dan Abdul Muis.
Soekarno, Kartosuwiryo dan Muso
Dalam Biografi Soekarno yang banyak ditulis, Di rumah HOS Cokroaminoto,
Soekarno akrab dengan Muso, Alimin, Darsono dan Semaun. Mereka bertiga kelak
dikenal sebagai tokoh berhaluan komunis yang memimpin pemberontakan PKI di
Madiun.
Selain itu Soekarno juga berteman akrab dengan Kartosuwiryo yang kelak mendirikan
Darul Islam dan memimpin pemberontakan melawan Soekarno. Meskipun pada
akhirnya Soekarno sendiri yang menandatangani persetujuan eksekusi mati terhadap
Kartosuwiryo yang menjadi sahabatnya ketika masih muda.
Mereka bersama-sama tinggal di rumah H.O.S Cokroaminoto untuk menimba ilmu
dan belajar berorganisasi melalui Sarekat Islam (SI). Disini jiwa nasionalismenya
akan bangsa Indonesia menjadi sangat besar.
Soekarno juga sempat ikut dalam organisasi pemuda tahun 1918 yang bernama Tri
Koro Darmo yang kemudian berubah nama menjadi Jong Java. Soekarno bahkan
aktif sebagai penulis di koran harian bernama Oetoesan Hindia yang dikelola oleh
Cokroaminoto.
Di rumah Cokroaminoto, Soekarno muda mulai belajar berpolitik dan juga belajar
berpidato meskipun cenderung ia lakukan sendiri di depan cermin di kamarnya. Di
sekolahnya yaitu Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno mendapat banyak ilmu
pengetahuan
Pada tahun 1921 setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno muda
kemudian pindah ke Bandung dan tinggal dirumah Haji Sanusi, disini Soekarno
kemudian akrab dengan Douwes Dekker, Tjiptomangunkusumo, dan Ki Hajar
Dewantara.
Soekarno kemudian masuk ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik
sipil. Technische Hoogeschool (THS) kelak berubah menjadi ITB (Institut Teknologi
Bandung) seperti sekarang. Di tahun yang sama yakni 1921, Soekarno menikah
dengan Siti Oetari anak sulung dari H.O.S Cokroaminoto.
Soekarno sempat berhenti kuliah setelah dua bulan masuk di THS namun di tahun
1922 ia mendaftar lagi dan kemudian mulai kuliah dan kemudian lulus pada tanggal
25 Mei 1926 dengan gelar Ir (Insinyur).
Tamat dari THS, Soekarno mendirikan Biro Insinyur tahun 1926 bersama Ir. Anwari
yang mengerjakan desain dan rancang bangunan. Ia juga bekerja sama dengan Ir.
Rooseno merancang dan membangun rumah.
Selama di Bandung, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) yang
kemudian menjadi cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia yang berdiri pada
tanggal 4 Juli 1927.
Disini Soekarno kemudian mulai mengamalkan ajaran Marhaenisme. Tujuan dari
pembentukan partai Nasional Indonesia adalah agar bangsa Indonesia bisa merdeka
dan terlepas dari Jajahan Belanda.
Dipenjara Oleh Pemerintah Kolonial
Dari keberanian Soekarno ini kemudian pemerintah kolonial Belanda menangkapnya
di Yogyakarta dan memasukkannya ke penjara Banceuy di Bandung. Kemudian tahun
1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Suka Miskin.
Dalam penjara ini kebutuhan hidupnya semua berasal dari istrinya yang setia
menemaninya yaitu Inggit Ganarsih yang menikah dengan Soekarno pada tahun 1923
yang sebelumnya Soekarno telah menceraikan Siti Oetari secara baik-baik pada saat
masih di Bandung.
Inggit yang juga dibantu oleh kakak Soekarno bernama Sukarmini sering
membawakan makanan kepada Soekarno di penjara Suka Miskin, hal itulah yang
kemudian membuat pengawasan di penjara Suka Miskin makin diperketat.
Menurut Biografi Presiden Soekarno dari beberapa sumber, ia dikenal belanda sebagai
seorang tahanan yang mampu menghasut orang lain agar berpikir untuk merdeka
sehingga ia kemudian dianggap cukup berbahaya.
Beliau kemudian diisolasi dengan tahanan elit tujuannya agar tidak bisa mendapatkan
informasi yang berasal dari luar penjara. Tahanan elit ini sebagian besar merupakan
warga Belanda yang mempunyai kasus seperti penggelapan, korupsi dan juga
penyelewengan.
Inilah yang menjadi tujuan Belanda agar topik pembicaraan mengenai bagaimana
caranya untuk memerdekakan Indonesia tidak sesuai karena rata-rata tahanan elit
yang bersama Soekarno adalah orang Belanda.
Topik yang biasa ia dengar sama sekali tidak penting seperti soal makanan dalam
penjara dan juga cuaca. Selama berbulan-bulan di Suka Miskin mengakibatkan
Soekarno putus komunikasi dengan teman-teman seperjuangannya, namun itu
bukanlah hal yang sulit baginya untuk mendapatkan informasi dari luar.
Akhirnya Soekarno menemukan ide baru, dimana ia menggunakan telur sebagai
media untuk berkomunikasi dengan istrinya.
Jika teman Soekarno mengalami musibah atau mendapat kabar buruk maka telur yang
dibawa oleh istrinya adalah telur asin, itupun beliau hanya dapat menduga-duga sebab
ia tidak tahu secara pasti apa yang terjadi diluar sana.
Untuk berbicara dengan Inggit, Soekarno diawasi secara ketat dan juga barang
bawaan yang dibawa oleh inggit dari luar penjara selalu diperiksa secara teliti.
Kemudian Soekarno dan inggit akhirnya menemukan cara yang dianggapnya paling
mudah dalam berkomunikasi agar tidak diketahui oleh Belanda yakni dengan media
yang sama sebelumnya yaitu Telur dimana cara yang digunakan sedikit berbeda yaitu
dengan menusuk jarum ke telur.
Jika satu tusukan pada telur berarti kabar baik, jika tusukan sebanyak dua kali pada
telur artinya seorang teman Soekarno tertangkap namun jika terdapat tiga tusukan
berarti aktivis kemerdekaan yang ditangkap cukup besar.
Selama berada dipenjara, orang tuanya tidak pernah sekalipun mengunjungi Soekarno
alasannya adalah orang tua Soekarno tidak sanggup melihat Soekarno dipenjara, Ia
kurus dan hitam selama berada di penjara karena itulah yang menurut ibu Wardoyo
sehingga orang tua soekarno tidak mau menjenguk Soekarno.
Agar orang tuanya tidak panik Soekarno sering beralasan bahwa ia sering bekerja
dibawah teriknya sinar matahari sehingga kulit-kulitnya menghitam selain itu dalam
penjara ia ingin memanaskan tulang-tulangnya karena dalam penjara, ruangannya
sangat gelap, lembab dan juga dingin karena sinar matahari tidak ada.
Soekarno dan Jepang
Dalam Biografi Soekarno diketahui bahwa Jepang bahkan menunjuk Soekarno untuk
memimpin tim persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI
setelah berjanji memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Soekarno bahkan sempat
terbang ke Jepang untuk bertemu dengan Kaisar Hirohito.
Soekarno terus menerus melakukan pendekatan dan kerjasama dengan Jepang dengan
tujuan agar Indonesia segera diberi kemerdekaan. Segala persiapan untuk
kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh Soekarno seperti merumuskan Pancasila dan
UUD 45 sebagai ideologi dan dasar negara serta perumusan teks proklamasi
kemerdekaan bersama Mohammad Hatta dan Achmad Soebardjo.
Sebelum mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada bulan agustus 1945, Soekarno
bersama Mohammad Hatta bersama pemimpin Indonesia yang lainnya terbang ke
Dalat, Vietnam untuk menemui pimpinan tertinggi kekaisaran Jepang di Asia
Tenggara yaitu Marsekal Terauchi. Menjelang proklamasi kemerdekaan, terdapat
perbedaan pandangan antara golongan tua dan golongan tua.
Peristiwa Rengasdengklok
Golongan Tua menghendaki agar kemerdekaan Indonesia dipersiapkan secara matang
dan golongan muda menghendaki agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan
secepatnya.
Hal inilah yang kemudian membuat golongan muda melakukan penculikan terhadap
Soekarno dan Mohammad Hatta pada tanggal 16 agustus 1945.
Keduanya kemudian dibawa ke daerah Rengasdengklok dengan tujuan agar segera
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan menjauhkannya dari pengaruh Jepang.
Peristiwa penculikan ini kemudian dikenal dengan nama Peristiwa Rengasdengklok.
Mengetahui Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke Rengasdengklok membuat
Ahmad Soebardjo kemudian menjemput Soekarno dan Mohammad Hatta.
Sutan Syahrir yang dikenal sering berseberangan pendapat dengan Soekarno marah
mendengar para golongan muda menculik Soekarno dan Hatta dan menyuruh mereka
membwanya kembali ke Jakarta.
Tiba di Jakarta, Soekarno dan Muhammad Hatta beserta pemimpin lainnya bertemu
dengan Laksamana Maeda di rumahnya di Jl. Imam Bonjol.
Laksamana Maeda kemudian menjamin keselamatan Soekarno dan para pemimpin
lain dan mempersilahkan Soerkarno dan Muhammad untuk merumuskan teks
proklamasi kemerdekaan.
Bersama dengan Ahmad Soebardjo mereka bertiga merumuskan teks proklamasi
kemerdekaan yang kemudian diketik ulang oleh Sayuti Melik.
Presiden Pertama Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Juga Moh Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada tanggal tersebut juga
diperingati sebagai Hari kemerdekaan bangsa Indonesia dimana pancasila kemudian
dibentuk oleh Soekarno sebagai dasar dari negara Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan inilah yang kemudian membawa Ir. Soekarno bersama
dengan Mohammad Hatta diangkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama
Republik Indonesia dalam sejarah bangsa Indonesia.
Diluar sosoknya sebagai Bapak bangsa Indonesia, tidak banyak yang tahu jika
Soekarno pernah menikah sebanyak sembilan kali, kharisma yang luar biasa dimiliki
oleh Soekarno melalui penuturan orang-orang yang dekat dengannya.
Itulah mengapa wanita-wanita cantik dapat dengan mudah terpikat dengannya dan
dijadikan isterinya. Beliau tertarik dengan wanita yang sederhana dan juga berpakaian
sopan.
Istrinya yaitu Fatmawati pernah bertanya pada presiden Soekarno mengenai wanita
yang berpenampilan seksi namun beliau menjawab bahwa wanita dengan penampilan
yang sopan dan sederhana dan juga tampil apa adanya lebih menarik untuk disukai
sebab kecantikan seorang wanita terlihat dari keaslian atau kesederhanaannya.
Soekarno tak menyukai wanita yang berpenampilan seksi seperti memakai rok pendek
yang ketat dan memakai lipstik seperti orang yang modern pada umumnya, percaya
atau tidak artis Amerika Marylin Monroe sangat menyukai kharisma dari seorang
Presiden Soekarno.

Anda mungkin juga menyukai