DISUSUN OLEH:
K012181160
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok manula secara luas adalah usia lebih dari 45 tahun. Seorang wanita
akan meninggalkan usia reproduksi yang disebut dengan masa menopause. Pada masa
ini akan berdampak pada perubahan akan kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi.
Wanita dengan bertambahnya usia, akan mengalami perubahan atau penurunan fungsi
aspek fisiologis maupun psikologis. Wanita menjelang menopause akan mengalami
penurunan fungsi seluruh seperti: alat kandungan mengalami pengecilan (atrofi),
berkurangnya fungsi indung telur bahkan bias sampai berhenti dan wanita tidak lagi
mengalami haid. Perubahan-perubahan ini dialami manusia secara bertahap. Masa
menopause ditandai dengan masa transisi berhentinya fungsi reproduksi, tetapi secara
biologis menopause berarti berhentinya menstruasi yang dapat menyebabkan
berbagai perubahan fisik (Silalahi, 2016)
TINJAUAN PUSTAKA
a. Fisik
Ketika seseorang memasuki masa menopause, fisik mengalami
ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba
disekujur tubuh misalnya di kepala, leher dan dada bagian atas. Kadang-
kadang rasa kaku dapat diikuti dngan rasa panas dan dingin, pening,
kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar.
Dari segi fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu :
1) Ketidakteraturan siklus haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala haid
muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidak teraturan
disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume
perdarahan pada haid yang normal.
2) Gejolak rasa panas
Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan
berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Panas disertai dengan rasa
menggelitik disekitar jari-jari, kaki maupun tangan serta kepala atau
bahkan timbul secara menyeluruh.
3) Kekeringan vagina
Kekeringan vagina terjadi karena lebar Rahim sedikit sekali
mensekresikan lender. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang
menyebabkan liang senggama menjadi tipis, lebih kering dan kurang
elastis.
4) Perubahan kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi
berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada
daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit dibagian bawah mata
menggembung seperti kantong dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi
permanen dan jelas.
5) Keringat di malam hari
Pada malam hari mengeluarkan keringat banyak bahkan sampai bangun
bersimbah peluh.
6) Sulit tidur
Kesulitan tidur (insomnia) merupakan masalah kesehatan yang sangat
mengganggu dan harus diantisipasi wanita menopause. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa 10% hingga 15% wanita menopause
meningkat kegelisahannya. Mereka mengalami insomnia dan depresi.
Biasanya keluhan yang sering muncul berupa kesulitan untuk mulai tidur,
lama tidak bias tidur lagi, dan sering terbangun diwaktu malam sehingga
mengantuk disiang hari, insomnia merupakan keadaan tidak dapat tidur
atau terganggunya pola tidur. Orang yang brsangkutan mungkin tidak
dapat tidur, sukar untuk jatuh tidur, atau mudah terbangun dan kemudian
tidak dapat tidur lagi. Menopause merupakan sumber potensial lain pada
masalah tidur. Menurut Hawari insomnia dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain fisik dan psikis, faktor fisik misalnya terserang flu
sehingga sulit untuk tidur, sedangkan faktor gangguan psikis adalah stress,
cemas, depresi adalah satu proses atau tahap perkembangan manusia yang
berkaitan dengan perubahan fisik dan psikis yaitu menopause.
7) Perubahan pada mulut
Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang
peka, ada pula yang mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih
mudah tanggal.
8) Kerapuhan tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis.
Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan
merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang
wanita yang telah menopause.
9) Badan menjadi gemuk
Biasanya disebabkan perilaku makan dan kurang berolahraga.
10) Penyakit
Ada beberapa penyakit yang sering dihadapi oleh wanita menopause.
Sudut pandang medic ada dua perubahan paling penting yang terjadi pada
waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit
jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam
tubuh (osteoporosis).
b. Psikologis
Berbicara tentang aspek psikologis wanita menopause, sebenarnya tidak dapat
dipisahkan antara aspek biologis, psikologis, social, budaya dan spiritual.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah
tersinggung, tertekan, gugup, kesepian
c. Perubahan Hormon
Hormon berperan dalam mengendalikan pertumbuhan, perkembangan ciri-ciri
seksual dan penyimpanan energi serta mengendalikan volume cairan, kadar
air, dan gula dalam darah. Hormon mempunyai peranan penting bagi
kesehatan tubuh terutama pada laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang
kekurangan hormon testoteron dapat berakibat terjadinya disfungsi ereksi,
sedangkan pada wanita ketika ada peningkatan sinyal hormon dari pituitari ke
ovarium membantu dalam produksi hormon progesterone dan estrogen yang
dapat meningkatkan terjadinya kehamilan, premenstrual syndrome (PMS)
perimenopause syndrome, siklus menstruasi yang kadang tidak teratur, dan
lain sebagainya. Kadar hormon akan berkurang seiring dengan pertambahan
usia.
Hormon estrogen terdiri dari tiga jenis yaitu estradiol, estron, dan estriol.
Estradiol, estron, dan estriol memiliki fungsi yang sama yaitu menjaga
kesehatan jantung, tulang, kehalusan kulit, serta kelembapan vagina. Pada
masa remaja, ketika sudah mengalami menstruasi dan ovarium sudah aktif,
produksi estradiol menjadi meningkat dua belas kali lebih tinggi dibandingkan
ketika masa kanak-kanak. Setelah wanita mendekati masa menopause
produksi estradiol mulai menurun dan pada masa menopause akan berhenti.
Selain itu, kadar hormon tiroid berpengaruh pada kadar hormon estrogen
dalam tubuh. Wanita yang memiliki kadar hormon tiroid terlalu banyak maka
metabolisme estrogen akan semakin cepat sehingga terjadinya penurunan
estrogen bebas dalam sirkulasi darah. Sebaliknya jika seorang wanita
memiliki kadar hormon tiroid yang rendah, kadar estrogen dalam darah akan
meningkat. Terlalu tinggi atau terlalu rendah kadar hormon tiroid dapat
berpengaruh pada penurunan tingkat ovulasi. Keluhan yang dapat dialami
ketika masa menopause dapat diakibatkan oleh abnormal produksi hormon
tiroid.
Perubahan hormon pada menopause tidak hanya hormon estrogen, tetapi ada
perubahan pada hormon progesteron namun hormon ini tidak mempengaruhi
langsung pada perubahan wanita. Produksi hormon estrogen yang mengalami
penurunan akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada menstruasi
menjadi jarang, sedikit, bahkan siklusnya menjadi terganggu. Produksi
hormon estrogen yang menurun akan mempengaruhi langsung pada kondisi
fisik tubuh maupun organ reproduksi wanita.
d. Perubahan Emosi
1) Perubahan Mood
Perubahan mood atau yang disebut mood swing merupakan suatu kondisi
yang umum terjadi pada wanita menopause seperti mudah marah, cemas,
tidak sabaran, dan depresi.
2) Munculnya Kecemasan
Kondisi ini dapat terjadi pada wanita menopause. Kecemasan merupakan
respon alamiah terhadap suatu hal yang akan atau sudah dihadapi seperti
khawatir, detak jantung yang cepat, berkeringat, tremor otot, mual,
ketegangan, dan ketakutan yang tidak beralasan
3) Kehilangan Kesenangan
Sebagian wanita mulai kehilangan kesenangannya ketika melakukan kegiatan
yang disukai. Kondisi ini seringkali memulai siklus kemarahan dan depresi.
4) Stres
Kondisi ini disebabkan karena penurunan kadar hormon estrogen sehingga
menyebabkan turunnya neurotransmiter di dalam otak yang akan
mempengaruhi suasana hati seseorang.
5) Gangguan Panik
Gangguan panik (panic disorder) dapat menyebabkan ketakutan yang intens,
berkeringat, menangis, detak jantung yang semakin cepat, serta perasaan sedih
yang mendalam.
6) Gangguan atau Penyimpangan Memori
Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dapat
terjadi baik jangka pendek (short term memory) maupun jangka panjang (long
term memory) (Silalahi, 2016)
DAFTAR PUSTAKA