Kurikulum Arsitektur PDF
Kurikulum Arsitektur PDF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
1
Kurikulum 2016
A. Penjelasan Umum
Acuan kompetensi yang digunakan untuk penyusunan kurikulum ini terdiri dari dua sudut.
Pertama adalah acuan dari pendidikan arsitektur, dan yang kedua acuan dari dunia praktek
profesional arsitektur. Acuan dari pendidikan arsitektur menggunakan QAA (Quality Assurance
Agency) for Higher Education bidang arsitektur dan kompetensi lulusan yang dikeluarkan oleh
APTARI. Dari dunia praktek profesional arsitektur yang diacu adalah UIA, yang merupakan
organisasi internasional yang mewadahi institusi nasional di bidang profesi arsitek dan memiliki
kepentingan dan tanggung jawab atas kualitas pendidikan arsitektur di dunia.
Selain QAA, UIA dan APTARI, acuan dalam merumuskan kurikulum Program Studi Sarjana
Arsitektur adalah adanya Peraturan Presiden no 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan Peraturan Menteri no 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SNPT). Pada peraturan-peraturan tersebut ditentukan level kemampuan kerja
lulusan jenjang sarjana adalah pada level 6 yaitu mampu mengaplikasikan, mengkaji, membuat
desain, manfaatkan IPTEKS dalam menyelesaikan masalah prosedural. Dengan demikian,
kemampuan yang diharapkan dari program sarjana adalah mampu merancang dan menguasai
ilmu arsitektur pada tingkat dasar.
Sebagaimana disebutkan dalam Outcome Based Curriculum, maka sebuah kurikulum harus
memiliki kelengkapan berupa program objectives, program outcomes, dan course outcomes.
Program Objectives dalam kurikulum ini adalah sebagaimana tertuang dalam visi dan misi
program studi. Adapun Program Outcomes diramu dari berbagai kompetensi yang menjadi
acuan, sementara Course Outcomes terlihat pada Peta Kurikulum dan Silabus Mata Kuliah.
Sesuai dengan visi misi program studi, maka program objectives kurikulum adalah mendidik dan
melatih mahasiswa agar siap berkembang menjadi arsitek professional dengan kompetensi
lulusan yang menguasai kemampuan dasar merancang (basic skill design) dan memiliki
kemampuan unggulan tambahan dalam merespon isu-isu kemanusiaan yang meliputi teori
arsitektur dan perkembangan gaya arsitektur mutakhir, konservasi, kebencanaan, teknologi, green
architecture serta sustainable-based architecture.
Secara subtansial, item-item kompetensi yang ada pada acuan menyebutkan hal yang hampir
serupa dan saling melengkapi. Berbagai acuan komptetensi tersebut diramu dan disesuaikan
2
dengan kondisi internal prodi, sehingga menghasilkan program outcomes (expected learning
outcomes):
a. Mampu memformulasikan konsep dan mentransformasikannya ke dalam bentuk yang
layak dan fungsional
b. Mampu menentukan penggunaan struktur dan sistem bangunan yang relevan
c. Mampu meramu architectural related issues ke dalam perancangan
d. Mampu mempresentasikan gagasan dan hasil rancangan
e. Memegang etika dan bersikap secara professional
Rumusan program outcomes dirinci dalam bentuk kompetensi seperti terlihat pada Tabel 2.
3
Lanjutan Tabel 2
Memegang etika dan bersikap 13 Memahami etika akademik dan mampu menunjukkan pola pikir
secara professional ilmiah
(Profesionalisme) 14 Memahami peran dan lingkup layanan arsitek, memiliki etika
profesional dan wawasan yang luas tentang dunia usaha,
keuangan dan hukum yang terkait
15 Memahami peran sebagai warganegara, memahami nilai-nilai
agama dan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan pribadi dan
masyarakat
Mampu memformulasikan 16 Kemampuan berimajinasi, berpikir kreatif dan integratif dalam
konsep dan mentranformasikan konsep terhadap eksplorasi desain
mentransformasikannya ke
dalam bentuk yang layak dan 17 Kemampuan untuk mengumpulkan informasi, merumuskan
fungsional, serta menerapkan masalah, melakukan analisis
architectural related issues 18 Kemampuan merancang yang menerapkan pengetahuan tentang
(Komprehensif) seni rupa dan pengaruhnya terhadap kualitas desain arsitektur.
19 Kesadaran akan peraturan yang relevan, pedoman teknis dan
standar untuk perencanaan, desain, konstruksi, kesehatan,
keselamatan dan penggunaan lingkungan binaan.
Dalam hal kedalaman penguasaan kompetensi, standard akademik dalam QAA mensyaratkan
kompetensi dalam tingkatan: (1) mengetahui dan memahami (knowledge); (2) memahami dan
menganalisa (understanding); dan (3) mempraktikkan kemampuan (skill). Kompetensi disusun
dengan menempatkan kompetensi level skill sebagai inti kurikulum, yang didukung dengan
kemampuan understanding sebagai pendukung, dan kemampuan knowledge di bagian terluar.
Understanding Teori dan Prinsip Desain Arsitektur, Etika dan profesionalisme, softskill
4
Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, pada dasarnya semua substansi yang berada pada level
knowledge dan understanding akan tertagihkan pada Studio Desain Arsitektur yang merupakan
muara dari semua mata kuliah. Dengan demikian level knowledge dan understanding juga akan
sampai pada tataran penerapan.
Konsep kurikulum 2016 Program Studi Sarjana Arsitektur UGM adalah Basic Skill Design Plus, yaitu
diarahkan untuk mencapai kemampuan dasar merancang agar siap dipoles menjadi arsitek
professional dan mencapai kemampuan unggulan agar siap berdaya saing di level Asia dengan
mengedepankan arsitektur untuk kemanusiaan.
Kemampuan Dasar
Materi untuk mencapai kemampuan dasar merancang (basic skill design) dijabarkan ke
dalam matakuliah inti yang merupakan Kompetensi Perancangan Dasar Arsitektural
sebagaimana tercantum dalam Program Outcomes.
Kemampuan Plus
Kemampuan plus (unggulan) terutama dibekalkan di ujung akhir masa studi, yaitu di 3
semester akhir. Kemampuan yang akan dicapai oleh mahasiswa berkaitan dengan
keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh para staf pengajar yang muncul dalam
kelompok bidang keahlian. Keunggulan ini dimunculkan dalam bentuk Studio Tematik dan
mata kuliah Pilihan.
Secara substansial, mahasiswa dapat memilih kemampuan plus yang diinginkan. Pada mata
kuliah pilihan, mahasiswa memilih satu mata kuliah berdasarkan silabus/substansinya,
sedangkan pada studio tematik, mahasiswa memilih tema berdasarkan tawaran kepakaran
dosen/tim pembimbingan. Pelaksanaan mata kuliah dan studio tematik yang membekali
kemampuan plus ini disempurnakan keragaman materi dan pelaksanaannya pada
kurikulum 2016. Hal ini untuk mengakomodasi hasil review kurikulum 2011, serta untuk
menjawab kebutuhan eksternal yang berkembang. Dengan pengakomodasian ini maka
kurikulum 2016 memiliki nilai tambah yang diharapkan akan meningkatkan kualitas
pelaksanaan dan lulusan program studi.
Studio Tematik
Ada tiga alternatif pengembangan substansi pembelajaran dalam Studio Tematik yang
dapat dipilih oleh mahasiswa, yaitu:
a. Tema berdasar Kepakaran (satu) Dosen
b. Kelompok Kepakaran Dosen (dikembangkan oleh satu atau lebih KBK)
5
c. Kolaborasi eksternal: Tema/tugas yang dikembangkan/dikerjakan satu/kelompok
dosen dengan pihak eksternal (dari biro konsultan yang telah menjadi mitra prodi).
Alternatif ini dapat mensyaratkan mahasissa untuk magang dalam kurun waktu
tertentu sesuai kesepakatan dengan dosen pembimbing
Pada studio tugas akhir, mahasiswa menentukan sendiri projek yang akan diselesaikan.
Dengan desain tersebut, maka keberlanjutan ke jenjang studi berikutnya dapat dilakukan
sebagaimana terlihat pada Table 3.
Pendidikan Magister
Pendidikan Sarjana Arsitektur
Arsitektur
6
semester
Studio
Studio Studio Studio Studio
SDA1 SDA2 SDA3 SDA4 SDA5 Tugas
Tematik 1 Tematik 2 Profesional I Profesional 2
Akhir
Estetika Fungsi Tapak Building Kompre- Tema kepakaran dan Proposal Skala kecil Parsial skala
form space System hensif minat mahasiswa Proyek besar
7
C. Hubungan Program outcome, Course outcome dengan Mata kuliah
Penyusunan mata kuliah dilakukan dengan menyusun deskripsi dan gambaran substansi mata
kuliah yang menjembatani antara kompetensi yang sudah disusun dengan mata kuliah yang telah
diselenggarakan pada Kurikulum 2011. Untuk itu, dilakukan penyesuaian dan penajaman
substansi agar program outcome dan kompetensi lulusan sebagaimana telah dirumuskan dapat
dicapai. Gambaran substansi mata kuliah juga harus menjamin bahwa seluruh kebutuhan
keilmuan arsitektur yang dibutuhkan tersampaikan ke mahasiswa dengan lengkap. Gambaran
substansi dan rancangan mata kuliah dapat dilihat dalam Tabel 5.
8
lanjutan Tabel 5
Diskrispi
Program Outcomes Rancangan Mata kuliah
Gambaran Substansi Mata Kuliah
Mampu meramu Pemahaman akan sejarah perkangan arsitektur dunia Sejarah dan Perkembangan
architectural related issues dan secara khusus indonesia Arsitektur Indonesia, Asia dam
ke dalam perancangan Dunia
(Konteks) pemahaman akan konteks pada skala wilayah yang Kontes kota, dasar perancangan
lebih luas kota, dasatr perancangan
perumukiman
kesadaran akan faktor sosial, ekonomi, budaya Berbagai mata kuliah pilihan
lingkungan pada desain arsitektur terkait dengan sosial, budaya,
psikologi, seni dan lain-lain
Mampu mempresentasikan Kemampuan presentasi dan komunikasi dengan Kemampuan sketsa,
gagasan dan hasil berbagai tekniik dan media, manual ataupun digital menggambar arsitektur,
rancangan presentasi digital, mata dan
(Kemampuan teknis) berbagai mata kuliah pilihan
Pemahaman akan dunia konstruksi dan penguasaan Manajemen poyek
manajemen pengelolaannya
Memegang etika dan Pemahaman akan kedudukan ilmu arsitektur, praktek Etika Profesi, Pranata
bersikap secara profesional, dan kemampuan untuk menghadapi Pembangunan, Konsep
professional tantangan dunia praktek Keteknikan untuk Peradaban,
(Profesionalisme) Stadium General dan berbagai
ragam mata kuliah pilihan
Etika sebagai pmakhluk Tuhan, pribdai dan Agama, Pancasila,
warganetagar Indonesia Kewarganegaraan
Mampu memformulasikan Komprehensif kemampuan Mata kuliah dalam Studio Desain Arsitektur dengan
konsep dan dasar desain arsitektur, bentuk Studio dengan tema bertahap berupa estetika,
mentransformasikannya ke mulai dari penyusunan praktek mendesain fungsi, tapak, teknologi, sistem
dalam bentuk yang layak konsep, transformasi, secara komprehensif bangunan dan komprehensif
dan fungsional, serta penyelesaian teknis gradual mendesain.
menerapkan architectural bangunan dan
related issues mempresentasikan karya
(Komprehensif)
Memiliki kemampuan Mata kuliah berbentuk Studio Arsitektur Tematik, Kerja
desain arsitektur yang Studio dengan praktek Praktek, Pra Tugas Akhir, Tugas
diwarnai dengan mendesain berdasar Akhir, KKN serta berbagai mata
penguasaan tema kuliah pilihan
tema/penekanan unggulan /penekanan/metode
tertentu tertentu secara
komprehensif gradual
Berdasarkan tabel tersebut di atas, dicoba disusun rangkaian mata kuliah sebagaimana terlihat
dalam Tabel 6. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan adalah:
a. Studio Desain Arsitektur sebagai kemampuan komprehesif diletakkan di setiap semester.
9
b. Untuk setiap semester diharapkan semua kelompok kompetensi diberikan, sehingga kadar
komprehensif sudah dimulai dari semester awal.
c. Mata kuliah-mata kuliah pilihan diselenggarakan dalam porsi yang cukup besar untuk
memberi kebebasan mahasiswa menentukan kemampuan akhirnya.
Rangkaian mata kuliah tersebut disandingkan dengan kategori kompetensi dalam bentuk peta
kurikulum (lihat Tabel 6). Secara lebih lengkap, peta kurikulum dapat dilihat dalam Lampiran 1.
10
Lanjutan Tabel 6
Program Outcome
11
Penekanan dan keberpihakan pada isu kemanusiaan dirancang mulai dari tataran pemikiran
(konsep dan gagasan desain) sampai pada tataran aksi (produk pembelajaran) yang meliputi:
1. Proses dan produk pembelajaran yang kompetitif dalam skala internasional namun
relevan dengan konteks lokal.
- Menggunakan kasus nyata untuk melatih kepekaan terhadap humanity
- Melibatkan dosen tamu dari profesional, organisasi lokal, pemerintah, dan komunitas
terkait materi pembelajaran untuk pengembangan gagasan arsitektur equity for all
2. Produk penelitian dosen yang kompetitif dalam skala internasional namun relevan
dengan konteks lokal untuk men-support materi proses pembelajaran
3. Proses pengabdian masyarakat oleh dosen yang melibatkan mahasiswa sebagai sarana
implementasi pembelajaran arsitektur yang berpihak pada kemanusiaan
4. Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata dan Kerja Praktek yang berorientasi pada humanity
12
D. Struktur Kurikulum
Pengaturan beban sks per semester dilakukan dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Semester 8 (semester akhir) hanya diisi dengan sks untuk Tugas Akhir dan KKN. Penyelesaian
Tugas Akhir memerlukan konsentrasi penuh dan komitmen waktu yang menerus dalam satu
semester, selain karena Tugas Akhir dapat ditempuh hanya setelah semua mata kuliah lulus
ditempuh, kecuali KKN.
b. Beban maksimal untuk setiap semester adalah 21 SKS, dan pengaturan setiap semester
diupayakan untuk setara.
c. Sesuai dengan konsep kurikulum Basic skill design, mata kuliah wajib yang membekali
kemampuan dasar merancang diupayakan untuk ditempatkan di semester 1-5.
d. Beban di semester 6 dan 7 dikurangi agar tersedia ruang yang lebih longgar bagi mahasiswa
untuk bisa mengatur pengambilan mata kuliah, terutama studio tematik dan mata kuliah
pilihan yang telah dibuat flexibel. Pada semester 6-7 mahasiswa juga berpeluang untuk
menempuh mata kuliah di luar prodi, di luar kampus, di luar kota dan bahkan di luar negeri.
e. Mempertimbangkan kemampuan dan wawasan yang harus dikuasai mahasiswa, mata kuliah
wajib yang cukup advance semisal Kritik Arsitektur dan SK Lanjut ditempatkan di semester
6-7.
f. Studio Desain Arsitektur ditempatkan berurutan di setiap semester, didukung oleh mata
kuliah yang berhubungan subtansinya.
Tabel 7 : Pengelompokkan Mata Kuliah ke dalam Kompetensi Utama, Kompetensi Pendukung dan
Kompetensi Lainnya.
13
Lanjutan Tabel 7
SKS Kompetensi Kompetensi Kompetensi
Sem Nama Mata Kuliah
Utama Pendukung Lain
Studio Desain Arsitektur 3 5
Struktur dan Konstruksi 3 3
Metode Transformasi Desain 2
Sejarah Perkemb. Ars. Barat dan Timur 2
3
Arsitektur Dijital 2
Fisika Bangunan 1 2
Teknologi Bahan 3
Agama 2
Studio Desain Arsitektur 4 5
Struktur dan Konstruksi 4 2
Teori Arsitektur 1 2
Sejarah Perkemb.Ars. Nusantara 2
4
Fisika Bangunan 2 2
Utilitas 2
Manajemen Proyek 2
Pilihan 1 2
Studio Desain Arsitektur 5 6
Struktur dan Konstruksi 5 2
Teori Arsitektur 2 2
Etika dan Pranata Pembangunan 2
5
Perancangan Permukiman 2
Perancangan Kota 2
Pilihan 2 2
Pilihan 3 2
SDA Tematik 1 6
Struktur dan Konstruksi Lanjut 2
Kerja Praktek 3
6 Stadium General 2
Pilihan 4 2
Pilihan 5 2
Pilihan 6 2
SDA Tematik 2 6
Pra Tugas Akhir 4
7 Kritik Arsitektur 2
Pilihan 7 2
Pilihan 8 2
Tugas Akhir 8
8
Kuliah Kerja Nyata 3
TOTAL 144 101 28 15
PERSENTASE 100 70,14 19,44 10,42
14
Dalam struktur kurikulum tersebut terdapat matakuliah yang diwajibkan sesuai UU Pendidikan
Tinggi No.12/2012 yaitu Agama, Pancasila, dan Kewarganegaraan. Sementara salah satu mata
kuliah yang juga diamanatkan tetapi tidak terdapat pada kurikulum adalah Bahasa Indonesia.
Meskipun tidak berwujud sebagai suatu mata kuliah, kompetensi penguasaan Bahasa Indonesia
tercakup dalam mata kuliah Pra Tugas Akhir yang membekali cara menulis secara ilmiah dan
mempraktekkan langsung tata tulis baku dan etika penulisan. Materi Bahasa Indonesia juga
dilatihkan dan ditagihkan secara kontinyu melalui tugas-tugas mata kuliah yang lain.
Mata kuliah menjadi tanggungjawab setiap Kelompok Bidang Keahlian (KBK) untuk
merencanakan substansi dan melaksanakannya. Terdapat 4 bidang keahlian yang mendukung
pelaksanaan Program Studi Sarjana Arsitektur, yaitu:
Mata kuliah wajib terlihat pada tabel 8, sementara mata kuliah pilihan terlihat pada tabel 9. Mata
kuliah pilihan dalam Kurikulum 2016 lebih diatur dengan course outcome yang sesuai untuk
tingkat dasar (semester 4-5) atau untuk tingkat lanjut (semester 6 -7).
Kode Kel.
HTC Ars+Urban
Teknologi Ars.
No.
Desain Ars.
praktek
Nama Mata Kuliah Mata mata Lainnya
kuliah
Design
total
mk
Kuliah kuliah
15
Lanjutan Tabel 8
KBK SKS
Semester
Teknologi Ars.
Kel.
Permukiman
Desain Ars.
Ars+Urban
No. Kode Mata
praktek
Lainnya
Nama Mata Kuliah mata
Peranc.
kuliah
total
mk Kuliah
HTC
kuliah
16
Lanjutan Tabel 8
KBK SKS
Semester
Teknologi Ars.
Kel.
Permukiman
Desain Ars.
Ars+Urban
No. Kode Mata
praktek
Lainnya
Nama Mata Kuliah mata
Peranc.
kuliah
total
mk Kuliah
HTC
kuliah
17
Tabel 9 : Distribusi Mata Kuliah Pilihan per KBK
KBK TINGKAT
18
a. Struktur Mata kuliah tiap semester
Hubungan antar mata kuliah secara keseluruhan dan ditribusi per semesternya dapat dilihat dalam
Bagan Kurikulum pada halaman berikut ini.
1 2 3 4 5 6 7 8
Dalam Kurikulum 2016, mata kuliah Studio Desain Arsitektur masih merupakan mata kuliah inti
(core). Mata kuliah Studio Desain Arsitektur ini menjadi muara dari mata kuliah-mata kuliah dalam
tiap semester, sehingga course outcome dari mata kuliah Studio Desain Arsitektur akan
memberikan gambaran course outcome mahasiswa tiap semester yang secara bertahap
mengarah pada program outcome kurikulum Program Studi Sarjana Arsitektur. Secara lebih rinci,
cakupan course outcome Studio Desain Arsitektur dapat dilihat dalam Grand Design Studio di
bawah ini (lihat Tabel 10)
19
Tabel 10: Grand Design Studio Desain Arsitektur
SDA 1 SDA 2 SDA 3 SDA 4 SDA 5 SDA TEMATIK
BASIC SKILL DESIGN PLUS
PARAMETER
SISTEM
ESTETIKA FUNGSI KONTEKS TAPAK KOMPREHENSIF FOKUS TEMA
BANGUNAN
estetis berkarakter responsif stabil kompak
Menghasilkan Menghasilkan Menghasilkan Menghasilkan Menghasilkan
komposisi bentuk komposisi bentuk komposisi bentuk komposisi bentuk komposisi bentuk
BENTUK
fungsi tunggal ang berdasar pa- ruang dengan ruang dengan dengan tuntutan tinggi; desain
sederhana da program ruang koordinasi koordinasi program ruang bangunan (ke-
fungsi tertentu hubungan antar hubungan antar praktek lompok ba-
fungsi fungsi profesional (real ngunan) de-
project) ngan tema,
proporsional bentuk dan akses lahan terbatas konteks kawasan konteks kawasan pendekatan,
dan kontur metode, dan
Memahami Memiliki Menyelesaikan Menyelesaikan Menyelesaikan konsep tertentu
proporsi antara kemampuan desain de ngan rancangan rancangan
bentuk desain dan merespon bentuk tingkat kesulitan lansekap tapak lansekap tapak
TAPAK
media dan akses pada ta pak tertentu secara lengkap dan bangunan
KONTEKS ARSITEKTURAL
20
Lanjutan Tabel 10
konsep tertentu
dan pencahaya- sebagai energi sebagai
FISIKA
(visual, rasa raba) ragam bahan mampuan memi- kemampuan puan memilih
bahan bangunan/ bangunan dalam lih ragam bahan memanfaatkan dan
material desain bangunan dan material hasil menggunakan
mengeksploras industri untuk bahan bangunan
tektonika (hu- penyelesaian fasad terkini pada
bungan antar bangunan (logam, keseluruhan
bahan) kaca) bagian bangunan
manual – hand manual – hand manual – hand dijital – software dijital – software
tematik
drawing drawing drawing bebas tertentu
TEKNIK PRESENTASI
KETRAMPILAN
PENDUKUNG
21
Lanjutan Tabel 10
Memiliki kesa- Memiliki kesa- Memiliki ke- Memiliki kemam- Menguasai desain Memiliki pe-
daran dan sema- daran dan sema- mampuan beker- puan mengguna- secara konseptual ngetahuan dan
ATTITUDE DAN SOFTSKILL
ngat terus berlatih ngat terus berla-tih jasama dalam kan referensi ataupun detail rasa percaya diri
untuk meningkat- untuk mening- kelompok dan sebagai design teknis atas minat
kan ketrampilan katkan ketrampil- secara mandiri resources arsitektur yang
menggambar dan an menggambar Memiliki kemam- dipilih, keman-
mengeluarkan dan mengelu- puan menjelas- tapan pada core
gagasan desain arkan gagasan kan analisis, de- profesi dan
desain sain dan sistem bidang keahlian
secara jelas dan arsitek
sistematis
Fungsi tunggal Fungsi dengan Fungsi bangunan Bangunan 3-4 Bangunan 5-8 Heritage, urban
sederhana: gardu program ruang komersial pada lantai dengan lantai: kantor design, eco-
jaga, kiosk, meeting ketat: rumah, lahan terbatas fungsi budaya, sewa, apartemen, architecture,
point, shelter perpustakaan, dalam kota (apo- pendidikan atau hotel parametric,
DESKRIPSI DAN klinik, bank tek, cafe, toko). komersial: kantor highrise
CONTOH SOAL Fungsi bangunan pemerintahan/ building, large
hunian/ rekreatif di swasta, sekolah, scale building:
lahan berkontur kampus, super- terminal ban-
(cottage, villa, market dara, stadion,
galeri, guest house) rumah sakit
Meskipun menekankan pada basic skill design, kemampuan analisis juga menjadi salah satu
kemampuan penting yang harus dikuasai dalam setiap proses merancang arsitektur. Analisis
dilakukan sebagai proses yang harus dilewati untuk membedah permasalahan desain, sebelum
proses perumusan konsep desain dilakukan. Kemampuan tersebut dituntut dan dibekalkan dalam
Studio Desain Arsitektur yang diselenggarakan setiap semester sampai dengan Studio Tugas
Akhir. Pembekalan kemampuan merancang di rangkaian studio dilakukan secara komprehensif
gradual; komprehensif pada setiap tahapnya, dan ditingkatkan kompleksitasnya secara gradual
per semesternya.
Sistem evaluasi kemampuan mahasiswa (penilaian) dilakukan melalui berbagai metode. Pada
studio desain arsitektur sistem penilaian dilakukan dengan presentasi produk dan tanggapan,
yang sering disebut sebagai display.
Pada matakuliah lain, metode penilaian cukup beragam mulai dari ujian tulis, pemberian kuis,
pembuatan tugas dengan produk berupa makalah, poster, ataupun audio/video. Kesemuanya
dapat berupa tugas mandiri ataupun tugas individu.
Nilai akhir suatu matakuliah diperhitungkan dari beberapa komponen nilai seperti nilai tugas, nilai
22
ujian (UTS maupun UAS) baik lisan maupun tertulis, dan nilai display/ presentasi. Nilai akhir
diberikan dalam bentuk huruf (dengan arti):
- A (Amat baik),
- B (Baik),
- C (Cukup),
- D (Kurang),
- E (Buruk) atau mengundurkan diri.
Nilai huruf tidak mutlak/bulat, tetapi memiliki gradasi mulai dari A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D dan
E. Penilaian A/B tidak diberlakukan, mengacu dari pemahaman bahwa penilaian dalam pendidikan
tinggi menggunakan pendekatan kualitatif (walau dapat didukung oleh penilaian kuantitatif).
b. Prasyarat pengambilan matakuliah
Telah tempuh
Sudah mengikuti kegiatan perkuliahan, tetapi tidak dinyatakan lulus atau mendapat nilai E
dengan berbegai sebab.
Telah lulus
Telah menempuh kegiatan pembelajaran sebagaimana seharusnya, mendapat nilai minimal D.
23
c. Persyaratan Kelulusan (Yudisium)
24
PELAKSANAAN KURIKULUM 2016
Berdasar hasil evaluasi kurikulum 2011, pelaksanaan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Untuk
itu dokumen kurikulum 2016 dilengkapi dengan perencanaan yang lengkap terkait target capaian
Studio Desain Arsitektur yang menjadi tulang punggung kurikulum. Dengan demikian diharapkan
lebih terjaminnya ketercapaian kompetensi, sehingga lulusan lebih berkualitas dan diharapkan
lebih mudah terserap pada dunia kerja.
Pelaksanaan kurikulum 2016 juga diharapkan tidak memberatkan mahasiswa dengan adanya
masa transisi selama 1 tahun, serta adanya ekuivalensi matakuliah pada kurikulum 2011 terhadap
kurikulum 2016.
Hal-hal yang cenderung mengakibatkan mundurnya masa studi diperbaiki seoptimal mungkin,
diantaranya melalui:
- Penyesuaian beban kerja praktek
- Penyelenggaraan matakuliah yang flesibel di semester 6 dan 7
Dengan rancangan tersebut diharapkan mahasiswa dapat lulus sesuai dengan masa studinya.
Pelaksanaan Kurikulum 2016 yang direncanakan dimulai pada semester I tahun 2016/2017
memerlukan pengaturan khusus terkait adanya beberapa perubahan mata kuliah. Kasus-kasus
perubahan mata kuliah dapat dilihat dalam Tabel di bawah ini.
Tabel 12a: Kasus K-1, Nama mata kuliah tetap, slabus tetap, jumlah sks tetap
25
Struktur dan Konstruksi 3 3 Struktur dan Konstruksi 3 3 K-1
Arsitektur Dijital 2 Arsitektur Dijital 2 K-1
Teknologi Bahan 3 Teknologi Bahan 3 K-1
Struktur dan Konstruksi 4 2 Struktur dan Konstruksi 4 2 K-1
Teori Arsitektur 1 2 Teori Arsitektur 1 2 K-1
Studio Desain Arsitektur 5 6 Studio Desain Arsitektur 5 6 K-1
Struktur dan Konstruksi 5 2 Struktur dan Konstruksi 5 2 K-1
Etika & Pranata Pembang. 2 Etika & Pranata Pembang. 2 K-1
Agama 2 Agama 2 K-1
Pra Tugas Akhir 4 Pra Tugas Akhir 4 K-1
Kritik Arsitektur 2 Kritik Arsitektur 2 K-1
Tugas Akhir 8 Tugas Akhir 8 K-1
Kuliah Kerja Nyata 3 Kuliah Kerja Nyata 3 K-1
Analisis Tapak 2 Analisis Tapak 2 K-1
Tabel 12b: Kasus K-2 mata kuliah yang tidak ditawarkan lagi
Tabel 12c : Kasus K-3 mata kuliah yang nama mata kuliah dan silabusnya sama tetapi beban SKSnya berubah
Tabel 12d : Kasus K-4 mata kuliah yang nama berubah tetapi silabusnya relatif sama sedangkan jumlah SKSnya
sama.
26
Tabel 12e : Kasus K-5 Untuk mata kuliah baru di kurikulum 2016 substansinya berkaitan erat dengan mata kuliah
tertentu di kurikulum 2011.
Tabel 12f : Kasus K-6 Untuk mata kuliah baru di kurikulum 2016, tetapi substansi sudah terkandung di mata kuliah
yang ada
Tabel 12g : Kasus K-7 Untuk mata kuliah yang nama, silabus dan SKSnya sama dengan kurikulum 2011 tetapi
hanya bergeser perletakan semesternya.
Semester Semester
No Nama Mata Kuliah Kode
Kurikulum 2011 Kurikulum 2016
1 Metoda Pemrograman Desain Ars. 3 2 K-7
2 Utilitas 4 3 K-7
3 Sejarah Perkemb. Ars.Barat dan Timur 3 4 K-7
4 Perancangan Permukiman 6 5 K-7
5 Teori Arsitektur 2 6 5 K-7
Tabel 12h : Kasus K-8 Untuk mata kuliah yang nama dan silabus berbeda/berubah, tetapi jumlah SKS sama
dengan yang terdapat di Kurikulum 2011.
27
b. Ekivalensi antara Mata kuliah Pilihan Kurikulum 2011-2016
Semua mata kuliah pilihan yang pernah diambil dalam Kurikulum 2011 akan diakomodasi dalam
Kurikulum 2016.
c. Mata kuliah Kurikulum 2016 yang tidak ada ekivalensinya dengan mata Kuliah Kurikulum
2011
Tabel 12i : Kasus K-9 Untuk mata kuliah baru di kurikulum 2016 dan substansinya juga baru
28
4 Kasus Untuk mata kuliah yang nama a. Bila tidak diulang, nama mata kuliah disamakan
K-4 berubah tetapi silabusnya relatif dengan nama mata kuliah Kurikulum 2016, SKS dan
sama sedangkan jumlah SKSnya nilainya tetap diperhitungkan.
sama. b. Bila diulang, nama mata kuliah dan SKS disesuaikan
dengan Kurikulum 2016.
5 Kasus Untuk mata kuliah baru di a. Bagi mahasiswa yang telah mengambil:
K-5 kurikulum 2016 substansinya Bila tidak diulang maka nama mata kuliah dan nilai
berkaitan erat dengan mata tetap memakai apa yang telah diambil pada
kuliah tertentu di kurikulum 2011. Kurikulum 2011
Bila diulang, maka nama dan nilai memakai apa
yang diambil sesuai Kurikulum 2016.
b. Bagi mahasiswa yang belum pernah mengambil mata
kuliah ini maka mahasiswa yang bersangkutan harus
mengikuti sesuai Kurikulum 2016.
6 Kasus Untuk mata kuliah baru di Nilai disesuaikan dengan nilai mata kuliah yang
K-6 kurikulum 2016 dengan substansi substansinya sama
yang telah ada pada mata kuliah
lain
7 Kasus Untuk mata kuliah yang nama, a. Nilai akhir dan SKS mata kuliah tersebut langsung
K-7 silabus dan SKSnya sama ditransfer.
dengan kurikulum 2011 tetapi b. Bagi mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah
hanya bergeser perletakan tersebut, maka ketentuan Kurikulum 2016 sepenuhnya
semesternya. berlaku.
8 Kasus Untuk mata kuliah yang nama Mata kuliah baru ditawarkan sebagai alternatif.
K-8 dan silabus berbeda/berubah,
tetapi jumlah SKS sama dengan
yang terdapat di Kurikulum 2011.
9 Kasus Untuk mata kuliah baru Mahasiswa yang belum mengambil Tugas Akhir diwajibkan
untuk mengambil matakuliah yang bersangkutan
K-9
29