Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek kesehatan pada akhir abad ke-20 yang merupakan bencana bagi
manusia adalah munculnya penyakit yang disebabkan oleh suatu virus yaitu human
immunodeficiency virus (HIV) yang dapat menyebabkan acquired immune deficiency
syndrome (AIDS). Berdasarkan data dari Ditjen P2PL Kementerian Kesehatan, sampai
dengan September 2014 jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 150.296
orang dan kasus AIDS sebanyak 55.799 orang, sedangkan menurut estimasi orang dengan
HIV/AIDS di indonesia pada tahun 2012 adalah sebanyak 591.823. Dengan melihat data
tersebut berarti perkiraan efek fenomena gunung es yang terungkap baru sekitar 30
persen atau bahkan angkanya jauh di bawahnya. Upaya penanggulangan HIV/AIDS yang
dilakukan pemerintah saat ini mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21
Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS, dalam peraturan tersebut tertuang 5
kegiatan pokok sebagai kebijakan penanggulangan HIV dan AIDS yang terdiri atas : 1)
promosi kesehatan, 2) pencegahan penularan HIV, 3) pemeriksaan diagnosis HIV, 4)
pengobatan, perawatan dan dukungan; dan 5) rehabilitasi. Selanjutnya dengan
diterbitkannya Surat Edaran nomor 129 tahun 2013 tentang pelaksanaan pengendalian
HIV/AIDS dan infeksi menular seksual menjadikan promosi kesehatan dan pencegahan
penularan HIV sebagai bagianterpenting yang menjadi perhatian pemerintah dalam
penanggulangan HIV/AIDS (Kemenkes, 2013).
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan serta pengembangan lingkungan yang sehat
(Simmons, 1995). Media yang dapat digunakan dalam promosi kesehatan dapat berupa
poster, surat selebaran, pamflet, booklet, folder, papan pengumuman, spanduk, dan lain-
lain (Ewles, 1994). Promosi kesehatan dapat juga dilakukan dengan menggunakan media
jejaring sosial karena merupakan media promosi yang popular saat ini dan memiliki
jangkauan ruang dan waktu tidak terbatas. Upaya promosi kesehatan dan pencegahan
HIV/AIDS dengan menggunakan media atau jejaring sosial diharapkan dapat menjadi

1
terobosan inovatif yang berbiaya murah karena mudah diakses dimanapun dan kapanpun
serta memiliki keterjangkauan wilayah yang sangat luas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja media yang dapat digunakan untuk promosi pencegahan HIV/AIDS ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui media yang dapat digunakan untuk promosi pencegahan
HIV/AIDS

BAB II
PEMBAHASAN

A. Berbagai media promosi pencegahan HIV/AIDS


1. Media poster
Poster ini dapat dipasang di ruangan tempat kerja,kantin perusahaan, papan
pengumuman perusahaan, angkutan karyawan dan mess karyawan (Notoatmojo S,
2005). Hasil yang diharapkan adalah setelah terpapar media poster,pekerja yang
menjadi target audience dapatmenyadari bahwa dengan adanya kepedulian,mereka

2
dapat mencegah rekan kerja dari bahaya HIV/AIDS Menurut Swann (1987) media
poster adalah suatu media yang dapat mengkomunikasikan pesan langsung kepada
target sasaran, beberapa langkah-langkahnya dalam pembuatan poster,yaitu:
a. Menetapkan pesan yang akan disampaikan,dalam poster ini pesan yang
akan disampaikan adalah pekerja perlu memahamidan mengerti mengenai
bahaya narkoba danmemberikan kepeduliannya kepada temankerja agar tidak
terjebak masalah narkoba.
b. Menetapkan bentuk, ukuran dan proporsi.Media poster ini berbentuk portrait
dengan ukuran kertas A3 dan proporsinya lebih menekankan pada
keseimbangan antara pesan dengan gambar yang ditampilkan.
c. Pesan disampaikan secara sederhana danlangsung kepada tujuan. tidak
menampilkan banyak kata-kata, dapatmembuat target tertarik, dan pesan
mudah dimengerti. Hal ini sesuai dengan teori yangmenyatakan penyampaian
pesan dalam bentukgambar dan/atau tulisan harus dibuat sedemikianrupa
sehingga mudah dimengerti dan menarik menyatakan penyampaian pesan
dalam bentukgambar dan/atau tulisan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
mudah dimengerti dan menarik bagi siapapun yang melihatnya (Hess,
Tosney,Liegel, 2009) Dengan menggunakan ukuran poster A3, warna yang
telah diperbaiki dengan membuatlebih jelas, gambar yang telah diperbaiki
sehinggatampak lebih nautral. Karakter huruf yang sesuaidengan teori yang
menyatakan bahwa sebaiknya penyusunan kalimat dengan ukuran jenis dan
ukuran huruf yang sesuai dan sederhana diperbaiki sehingga tampak lebih
natural.
2. Media Audiovisual
Pada dasarnya media ini ditampilkan untuk masyarakat luas disemua kalangan,
yang memilikin daya tarik universal, karakter ideologis sangat kuat, selain itu pesan
atau informasi kesehatan yang mengarah ke sosialisasi program dalam bidang
kesehatan, mengutamakan pendidikan dan penerangan serta komunikasi kesehatan
yang bersifat fleksibel dan mudah diterima.
Media audiovisual berupa :
a. You Tube
Penyebaran informasi kesehatan merupakan aspek penting yang
dapat mempercapat keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan. Proses penyebaran atau difusi informasi ini merupakan
3
kajian strategis dalam ilmu media dan komunikasi karena proses difusi
yang berhasil akan mampu memberikan multiplying effect yang
signifikan. Difusi informasi adalah proses suatu informasi atau inovasi
dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu
di antara para anggota suatu sistem social (Rogers, 2003).
Karakteristik video tentang ketersediaan informasi menunjukkan
informasi promosi kesehatan (pengetahuan komprehensif tentang
HIV/AIDS) paling banyak disukai masyarakat. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa dalam membuat media promosi perlu
memperhatikan komponen komunikasi, salah satunya adalah sasaran
promosi (Rice dan Atkin, 2001). Informasi mengenai apa itu
HIV/AIDS mulai dari definisi, gejala, dan cara penularannya sehingga
menginfeksi manusia merupakan informasi yang paling ingin
diketahui masyarakat.
b. Media Televisi
Media televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien
dalam mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak.
Karenannya media penyiaran memegang peranan yang sangat penting
dalam pencegahan HIV/AIDS Saat ini bisa dikatakan bahwa televisi
yang menjadi media komunikasi massa paling populer. Pada
hakekatnya, media televisi lahir karena perkembangan teknologi.
3. Media Spanduk
Spanduk adalah kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau ajakan yang
perlu diketahui umum. Spanduk dapat diperuntukkan sebagai media promosi
mengenai pencegahan HIV/AIDS. Spanduk pada umumnya digantung di tempat
umum atau dibawa dalam demonstrasi atau prosesi. Selain itu, spanduk juga bisa
digantung di dalam ruangan dalam suatu acara tertentu. Umumunya, spanduk dibuat
dengan cara cetak sablon, car, atau digital.
4. Media Ceramah
Penyuluhan dengan metode ceramah dengan menggunakan media slide
merupakan penyampaian informasi yang menggunakan alat bantu untuk promosi
kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium untuk
memperlancar komunikasi dan penyebarluasan informasi (Depkes RI, 2008). Hal ini
4
sejalan dengan penelitian oleh Munawaroh (2010) yang mengatakan bahwa
penyuluhan dengan menggunakan ceramah, efektif untuk meningkatkan pengetahuan
remaja yang ditunjukan dengan hasil penelitian dari nilai mean perbedaan antara
sebelum dilakukan ceramah dan sesudah dilakukan ceramah. Secara umum seperti
yang telah dikemukakan pada telaah kepustakaan oleh Soekidjo Notoatmodjo (2006)
yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan pengetahuan
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagain
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga dan didapatkan di
lingkungannya. Belajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial, perubahan-perubahan itu
terjadi karena suatu usaha dan bukan karena proses kematangan.
Dari penjelasan di atas dapat disarankan agar penyuluhan kesehatan HIV/AIDS
menggunakan media slide dapat diberikan secara rutin mengingat pendidikan atau
promosi kesehatan sangat perlu diberikan kepada individu atau kelompok masyarakat
agar memperoleh lebih banyak pengetahuan. Promosi kesehatan yang dapat dilakukan
dapat berupa penyuluhan metode ceramah, pembagian pamplet, pemasangan spanduk
atau melalui media lainya
5. Media Buletin.
Buletin adalah media cetak berupa selebaran atau majalah yang berisi warta
singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara periodik oleh suatu organisasi
atau lembaga dan ditujukan untuk kelompok profesi tertentu. Pengertian lain buletin
adalah pemberitahuan singkat kepada publik yang biasanya dikeluarkan oleh sumber
terpercaya. Lebih spesifik lagi, buletin adalah berita singkat yang ditujukan untuk
publikasi atau penyiaran langsung.Selain menampilkan berita singkat, buletin juga
menyajikan foto atau gambar-gambar yang mendukung dan menggunakan bahasa
resmi atau bahasa formal. Bulletin dapat digunakan sebagai media promosi dalam
pencegahan HIV/AIDS.
6. Media Radio
Radio adalah media massa tertua. Radio adalah salah satu media siaran yang
menggunakan teknologi gelombang radio untuk menyampaikan informasi seperti
suara dengan cara mengatur secara sistematis sifat-sifat gelombang energi
elektromagnetik yang ditransmisikan melalui ruang angkasa, seperti amplitudo,
frekuensi, fase, atau lebar pulsa.Sebagai salah satu media siaran, radio memiliki
5
beberapa kelebihan dan memberikan efek yang sangat besar terhadap khalayak
massa, yaitu fleksibel dan produksi yang ekonomis, fleksibel dalam penggunaan, isi
bervariasi, relatif bebas, digunakan secara individu, dan berpotensi melibatkan
pendengar dalam siarannya, dan radio juga dapat dipergunakan untuk media
informasi dalam pencegahan HIV/AIDS.
7. Media Internet
Era digital ditandai dengan kehadiran media baru yaitu internet. Di era globalisasi
seperti sekarang, internet telah menjadi sumber utama informasi sehingga informasi
terkait pencegahan HIV/AIDS dapat dengan mudah diakses. Derasnya arus informasi
telah menjadikan konsumen belajar untuk mencari informasi yang benar-benar valid
dan dapat dipertanggungjawabkan.Selain mencari informasi, konsumen juga
memanfaatkan internet untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berjauhan
secara geografis..Sebagai media, internet memiliki beberapa ciri yaitu berbasiskan
teknologi komputer, bersifat fleksibel, interaktif, berfungsi umum dan privat,
memiliki aturan dengan tingkatan yang rendah, saling keterhubungan, mudah diakses,
dan lain-lain.
8. Media Majalah
Majalah adalah salah satu publikasi berkala yang dicetak atau dipublikasikan
secara elektronik atau daring. Majalah umumnya berisi artikel dan terkait informasi
biasanya mencakup topik atau bidang minat tertentu seperti kesehatan, olahraga,
perempuan, pria, anak-anak, teknologi, dan lain-lain.
9. Media Stiker
Dalam menyiapkan setiap kalimat dalam stiker dan liflet yang akan disebarkan
dimasyarakat merupakan kalimat yang simpel, bahasa yang mudah di mengerti dan
maksud/pesan yang disampaikan dengan jelas, media yang bisa tahan lama seperti
stiker untuk ditempel di pintu atau di lemari yang bisa bertahan lama. Stiker dipilih
sebagai media promosi agar bisa dilihat dan dibaca banyak orang (Laporan KPA Kota
Manado, 2014).
10. Media Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dijait.
Menurut Azhar (2010, hlm. 6) leaflet “berisikan suatu gagasan secara langsung ke
pokok persoalannya dan memaparkan cara melakukan tindakan secara pendek dan
lugas”. Leaflet merupakan media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan
tulisan (biasanya lebih banyak tulisan) pada kedua sisi kertas, serta dilipat sehingga
6
berukuran kecil dan praktis dibawa.Agar terlihat menarik, biasanya leaflet didesain
secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana,
singkat, serta mudah dipahami. “Leaflet dapat dipergunakan untuk media pecegahan
HIV/AIDS. Leaflet sebagai bahan untuk pencegahan HIV/ AIDS harus disusun secara
sistematis dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Hal ini untuk menarik
minat baca dan Pemahaman si pembaca.

7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan serta pengembangan lingkungan yang sehat
(Simmons, 1995). Media yang dapat digunakan dalam promosi kesehatan dapat berupa
poster, surat selebaran, pamflet, booklet, folder, papan pengumuman, spanduk, dan lain-
lain (Ewles, 1994). Promosi kesehatan dapat juga dilakukan dengan menggunakan media
jejaring sosial karena merupakan media promosi yang popular saat ini dan memiliki
jangkauan ruang dan waktu tidak terbatas.
Berbagai media promosi yang dapat digunakan untuk pencegahan HIV/AIDS
diantaranya:
1. Media poster
2. Media audiovisual
Media audiovisual berupa:
a. Youtube
b. Media televise
3. Media spanduk
4. Media ceramah
5. Media bulletin
6. Media radio
7. Media internet
8. Media majalah
9. Madia stiker
10. Media leaflet

B. Saran
Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa Kebidanan dalam
melaksanakan promosi kesehatan, dan mendapatkan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini

Anda mungkin juga menyukai