Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu parameter dalam menentukan kualitas sumber daya
manusia dan tingkat pencapaian kesejahteraan individu suatu negara. Tiga pilar yang
mempengaruhi kualitas hidup sumber daya manusia yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi
(Kemenkes, 2011). Salah satu sasaran pokok dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah meningkatnya status gizi ibu dan anak.

Status gizi anak khususnya balita dapat dilihat dari cakupan jumlah balita yang terpantau
berat-badannya secara terus-menerus. Berdasarkan laporan tahunan program gizi di Puskesmas
Tanjung Paku, angka pencapaian cakupan D/S di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku pada
tahun 2015 sebesar 65,2 % dari target yang sebesar 85%. Sedangkan angka pencapaian cakupan
D/S di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku pada tahun 2016 juga 65,2 % dari target yang
sebesar 85% Ini artinya cakupan D/S pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
masih jauh dari target. Rendahnya angka D/S menandakan banyak balita yang tidak terpantau
pertumbuhan setiap bulan sehingga kemungkinan banyak balita gizi kurang dan gizi buruk
ditemukan. (Farhat, 2011)

Masalah gizi disebabkan oleh multifaktor sehingga diperlukan pendekatan berbagai sektor
pula untuk menanggulanginya. Berbagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang sehat
dilakukan Kementrian Kesehatan, dengan melibatkan peran serta kader dan masyarakat untuk
menangani masalah gizi. (Supariasa, 2002). Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas
merupakan investasi utama dalam pembangunan kesehatan.

Upaya pengembangan kualitas SDM dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang


anak secara merata dengan pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat
yang efektif dan efisien serta menjangkau semua sasaran dalam memberikan pelayanan
kesehatan dasar (primary healthcare) (Kemenkes, 2006). Gizi memegang peranan penting untuk
mencapai SDM yang berkualitas (Shafwan, 2008). Ketercapaian strategi yang berorientasi pada
pembangunan manusia dapat dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat (Adisasmita, 2007), salah
satu partisipasi masyarakat yaitu membawa anaknya untuk ditimbang di posyandu (D/S) setiap
bulan. (Kemenkes, 2011)

Keberadaan posyandu dalam masyarakat memegang peranan penting, namun masih banyak
anggota masyarakat yang belum memanfaatkannya secara maksimal. Penurunan partisipasi
masyarakat dalam upaya kesehatan tersebut salah satunya dapat dilihat dari pemanfaatan
posyandu oleh keluarga yang mempunyai anak balita yaitu perbandingan antara jumlah anak
balita yang dibawa ke posyandu (D) dengan jumlah anak balita seluruhnya (S) dalam satu
wilayah kerja posyandu proporsinya masih rendah. Adapun standar pelayanan minimal untuk
D/S adalah 80% (Depkes RI, 2005). Cakupan penimbangan balita (D/S) sangat penting karena
merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi balita, cakupan pelayanan
dasar khususnya imunisasi dan prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S, semakin
tinggi cakupan vitamin A dan semakin tinggi cakupan imunisasi (Depkes RI, 2010).
Status gizi balita dapat dipantau melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan di posyandu. Apabila 2 kali berturut-turut berat badan tidak naik, orang tua dan kader serta
petugas kesehatan patut mencurigai keadaan kesehatannya. (Farhat, 2011).
Menurut hasil penelitian, cakupan penimbangan ada kaitannya dengan faktor internal ibu
balita seperti : tingkat pendidikan ibu balita, tingkat pengetahuan ibu balita, umur balita, status
gizi balita (Yamroni, 2003), disamping itu juga berkaitan dengan jarak posyandu
(Masnuchaddin, 1992) serta peran petugas kesehatan, tokoh masyarakat, kader posyandu
(Hutagalung, 1992).
Masalah lain yang berkaitan dengan kunjungan di posyandu antara lain : dana operasional
dan sarana prasarana untuk menggerakkan kegiatan posyandu, tingkat pengetahuan kader dan
kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan konseling, tingkat pemahaman
keluarga dan masyarakat akan manfaat posyandu serta pelaksanaan pembinaan kader (Profil
Kesehatan Indonesia, 2009).
Keadaan ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang turut menentukan status gizi
keluarga tersebut (Supariasa, 2002). Kecenderungan yang terjadi di masyarakat terutama pada
masyarakat miskin adalah kurang memperhatikan kesehatan. Hal ini disebabkan rendahnya
tingkat pemahaman akan pentingnya kesehatan, dan rendahnya derajat kesehatan masyarakat
dikarenakan biaya yang tidak terjangkau. (Razif, dkk, 2012)
Banyak penelitian empiris yang menyatakan bahwa kesehatan berbanding terbalik dengan
kemiskinan. Ada juga teori yang mengemukakan bahwa kesehatan berhubungan erat dengan
tingkat pengetahuan. Berdasarkan uraian di atas, kami tertarik untuk membahas Faktor Penyebab
Rendahnya Cakupan D/S di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apakah pengertian, tujuan dan fungsi Posyandu?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan balita serta cara pemantauannya?
3. Bagaimana target dan capaian program puskeskmas Tanjung Paku tahun 2015 dan 2016?
4. Bagaimana cara penetapan prioritas masalah?
5. Bagaimana penilaian prioritas masalah di puskesmas tanjung paku?
6. Apakah faktor penyebab rendahnya kunjungan D/S balita di wilayah kerja puskesmas
tanjung paku?
7. Bagaimana alternatif untuk memecahkan masalah rendahnya kunjungan D/S balita di
wilayah kerja puskesmas tanjung paku?
8. Apa saja plan of action yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini?

1.2 Tujuan Penelitian


1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui dan memahami tentang cakupan D/S pada balita yang masih rendah di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku serta mengetahui faktor penyebab.

1.2.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan fungsi posyandu
2. Untuk mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan balita serta cara
pemantauannya
3. Untuk mengetahui target dan capaian program puskeskmas Tanjung Paku tahpun
2015 dan 2016
4. Untuk mengetahui dan memahami cara penetapan prioritas masalah
5. Untuk mengetahui dan memahami penilaian prioritas masalah di puskesmas tanjung
paku
6. Untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya kunjungan D/S balita di wilayah kerja
puskesmas tanjung paku
7. Untuk mengetahui solusi dalam memecahkan masalah rendahnya kunjungan D/S
balita di wilayah kerja puskesmas tanjung paku
8. Untuk mengetahui plan of action yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi penulis
Menambah pengetahuan tentang Cakupan D/S pada balita di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Paku Kota Solok tahun 2016 .

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan


Karya tulis ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk mahasiswa yang akan
mengevaluasi program yang sama.

1.3.3 Bagi Puskesmas Tanjung Paku


Sebagai alternatif pemecahan masalah rendahnya cakupan D/S pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok.

1.4 Ruang Lingkup Penulisan


Ruang lingkup penulisan dalam pembahasan masalah ini adalah mengenai gambaran
managemen Program Gizi khususnya mengenai cakupan D/S pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Posyandu
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh kesehatan dasar,
utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006)
Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita di mana pelayanan yang diberikan
posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan
masyarakat khususnya bayi dan balita (Airin, 2010).
Tujuan posyandu adalah menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sasaran
pelayanan kesehatan di posyandu adalah seluruh masyarakat utamanya bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui, serta Pasangan Usia Subur (PUS). Kegiatan
posyandu terdiri dari Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi
dan pencegahan dan penanggulangan diare.

Pada hakikatnya posyandu dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka
posyandu maupun di luar hari buka posyandu. Hari buka posyandu sekurang-kurangnya satu hari
dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih sesuai dengan kesepakatan. Hari buka posyandu
dapat lebih dari satu kali dalam sebulan apabila diperlukan. Kegiatan rutin posyandu
diselenggarakan dan dimotori oleh kader posyandu dengan bimbingan teknis dari puskesmas dan
sektor terkait. Jumlah minimal kader untuk setiap posyandu adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini
sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang dilaksanakan oleh posyandu, yakni yang mengacu
pada sistem 5 meja (Depkes RI, 2006).

Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggung jawab
pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 2.1. Mekanisme Kegiatan Posyandu
Langkah Kegiatan Pelaksana
Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan bayi, anak Kader
balita dan ibu hami
Ketiga Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan perorangan Kader
berdasarkan KMS
Kelima Pelayanan kesehatan Kader atau kader bersama
(pemberian pelayanan petugas
imunisasi, KB, kesehatan dan
pengobatan, gizi, KIA) sector terkait
Sumber : Depkes RI, 2006

Posyandu dapat melaksanakan fungsi dasarnya sebagai unit pemantau tumbuh kembang
anak serta menyampaikan pesan kepada ibu sebagai agen pembaharuan dan anggota keluarga
yang memiliki bayi dan balita dengan mengupayakan bagaimana memelihara anak secara baik
yang mendukung tumbuh kembang anak sesuai potensinya.

2.2 Balita
2.2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

Masa balita merupakan fase terpenting dalam membangun fondasi pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler yang berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur sebagian atau
keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat, sedangkan
perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dengan
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah pertumbuhan dasar yang berlangsung
pada masa balita akan memengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
(Rusmil, 2006)
Proses tumbuh kembang anak sangat berkaitan dengan faktor kesehatan atau dengan kata
lain hanya pada anak yang sehat dapat terjadi proses tumbuh kembang yang normal. Proses
tersebut sangat bergantung pada orang tua meskipun proses tumbuh kembang anak
berlangsung secara alamiah. Apalagi masa lima tahun pertama setelah anak lahir (bayi dan
balita) merupakan masa yang akan menentukan pembentukan fisik, psikis, maupun
intelegensinya. (Sulistijani dalam Bumi, 2005)

2.2.2 Pemantauan Pertumbuhan Balita


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita,
perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau
pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya,
pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi, sebaliknya
bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko
kelebihan gizi.
Menurut Departemen Kesehatan RI yang dikutip oleh Siahaan (2005), pemantauan
pertumbuhan balita di Indonesia telah dilaksanakan sejak Tahun 1975 melalui penimbangan
bulanan di posyandu dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan
penimbangan setiap bulannya diharapkan gangguan pertumbuhan setiap anak dapat diketahui
lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara cepat dan tepat.
Pembinaan perkembangan anak yang dilaksanakan secara tepat dan terarah menjamin
anak tumbuh kembang secara optimal sehingga menjadi manusia yang berkualitas, sehat,
cerdas, kreatif, produktif, bertanggung jawab dan berguna bagi bangsa dan negara.
Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari :
1. Penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan berat badan setiap
bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan hasil
penimbangan berat badan.
2. Menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Pada saat ini pemantauan
pertumbuhan merupakan kegiatan utama posyandu yang jumlahnya mencapai lebih
dari 260 ribu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2007 yang dikutip dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 155/Menkes/Per/I/2010.
Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita menunjukkan bahwa
sebanyak 74,5% (sekitar 15 juta) balita pernah ditimbang minimal 1 kali selama 6 bulan
terakhir, 60,9% di antaranya ditimbang lebih dari 4 kali, dan sebanyak 65% (sekitar 12 juta)
balita memiliki KMS. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa
konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan.

2.2.3 Cakupan Penimbangan Balita


Menurut Supariasa dalam Sagala (2005), penimbangan adalah pengukuran anthropometri
(pengukuran bagian-bagian tubuh) yang umum digunakan dan merupakan kunci yang
memberikan petunjuk nyata dari perkembangan tubuh yang baik maupun yang buruk.
Pengukuran anthtropometri merupakan salah satu metode penentuan status gizi secara
langsung. Berat badan merupakan ukuran suatu pencerminan dari kondisi yang sedang
berlaku. Berat badan anak ditimbang sebulan sekali mulai umur 1 bulan hingga 5 tahun di
posyandu (Depkes RI, 2008). Supariasa dalam Sagala (2005) menyatakan cakupan
penimbangan balita (D/S) di posyandu adalah jumlah anak balita yang datang ke posyandu
dan baru pertama sekali ditimbang pada periode waktu tertentu yang dibandingkan dengan
jumlah anak balita yang berada di wilayah posyandu pada periode waktu yang sama. Hasil
cakupan penimbangan merupakan salah satu alat untuk memantau gizi balita yang dapat
dimonitor dari berat badan hasil penimbangan yang tercatat di dalam KMS.

2.2.4 Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita, KMS
Bagi Balita merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan
indeks antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
KMS adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau
kesehatan dan pertumbuhan anak, oleh karena itu KMS harus disimpan oleh ibu balita di
rumah dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan
kesehatan termasuk bidan dan dokter. Dengan KMS, gangguan pertumbuhan atau risiko
kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan
secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN, yaitu:
S : Jumlah seluruh balita di wilayah kerja posyandu
K : Jumlah balita yang memiliki KMS di wilayah kerja posyandu
D : Jumlah balita yang ditimbang di wilayah kerja posyandu
N : Balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis pertumbuhan pada KMS naik.

Keberhasilan posyandu berdasarkan :


1. D/S yaitu baik/kurangnya peran serta (partisipasi) masyarakat
2. N/D yaitu berhasil/tidak program posyandu

Adapun tindak lanjut penimbangan berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita yang
terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita adalah
sebagai berikut:
1. Berat badan naik (N)
a. Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu
b. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang
tertera pada KMS secara sederhana
c. Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan nasihat
tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
d. Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
2. Berat badan tidak naik 1 kali
a. Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu.
b. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang
tertera pada KMS secara sederhana.
c. Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel dan
lain-lain) dan kebiasaan makan anak.
d. Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu.
e. Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai golongan
umurnya
f. Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
3. Berat badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah Garis Merah (BGM)
a. Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan anjurkan
untuk datang kembali bulan berikutnya.
b. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang
tertera pada KMS secara sederhana
c. Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel dan
lain-lain) dan kebiasaan makan anak
d. Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu.
e. Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai golongan
umurnya
f. Rujuk anak ke puskesmas/pustu/poskesdes.

2.3 Gambaran Cakupan D/S di Indonesia


Penimbangan adalah kegiatan yang bertujuan untuk memonitoring balita dengan melihat naik
atau tidak berat badan dengan menggunakan alat timbang berupa dacin, yang dilakukan sebulan
sekali dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Penimbangan merupakan salah satu
pelaksaan kegiatan posyandu dalam rangka mengoptimalisasi potensi tumbuh kembang anak.
Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah jumlah balita yang ditimbang di
seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah
seluruh balita yang ada di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
Manfaat penimbangan balita diantaranya:
1. Untuk mengetahui kesehatan
2. Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan
3. Untuk mengetahui balita sakit atau berat badan dua bulan tidak naik, berat badannya
berada di bawah garis merah di kartu menuju sehat
4. Untuk mengetahui balita gizi buruk sehingga dapat dirujuk ke puskesmas
5. Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi
6. Untuk mendapatkan penyuluhan tentang gizi
Tindak lanjut dari hasil penimbangan selain penyuluhan juga pemberian makanan tambahan
dan pemberian suplemen gizi. Keadaan gizi yang buruk akan menurunkan daya tahan anak
sehingga anak mudah sakit hingga berakibat pada kematian. Gizi buruk dapat terjadi pada semua
kelompok umur, tetapi yang perlu lebih diperhatikan adalah pada kelompok bayi dan balita. Pada
usia 0-2 tahun merupakan masa tumbuh kembang yang optimal (golden period) terutama untuk
pertumbuhan janin sehingga bila terjadi gangguan pada masa ini tidak dapat dicukupi pada masa
berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada kualitas generasi penerus. Semakin banyak balita
yang ditimbang di posyandu, maka akan semakin mudah mendeteksi adanya balita gizi kurang
atau gizi buruk dan semakin cepat dilakukan upaya untuk penanggulangannya.

Gambar 2.1 Cakupan Penimbangan balita (D/S) di Indonesia tahun 2010-2014

Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015

Cakupan penimbangan balita dari tahun 2010 sampai tahun 2014 di Indonesia cenderung
meningkat. Cakupan balita ditimbang pada tahun 2014 di Indonesia sebesar 80,8%. Sejak tahun
2010 sampai tahun 2013 cakupan penimbangan balita telah mencapai target Renstra 2010-2013,
namun pada tahun 2014 target Renstra sebesar 85% tidak tercapai. Cakupan tertinggi terjadi di
Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan cakupan 91,2% dan Jawa Barat sebesar 90,2%. Sedangkan
cakupan penimbangan balita terendah terjadi di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar 58,38% dan
Papua Barat sebesar 30,38%.
Tabel 2.1 Cakupan balita ditimbang menurut provinsi tahun 2014
No Privinsi Jumlah Balita Ditimbang (D/S)
Balita Jumlah Cakupan
1 Aceh 453.11 392.102 86,50
2 Sumatera Utara 1.558.123 1.275.911 81,89
3 Sumatera Barat 491.329 415.910 84,65
4 Riau 1.059.058 789.515 74,55
5 Jambi 306.606 256453 83,6 4
6 Sumatera selatan 763.119 607.276 79,58
7 Bengkulu 158.723 133.330 84,00
8 Lampung 812.981 665.066 81,81
9 Kepulauan Bangka 134.233 101.389 75,53
Belitung
10 Kepulauan Riau 246.501 161. 480 65,51
11 DKI Jakarta 836.594 556.267 66,49
12 Jawa Barat 4.306.505 3.883.233 90,17
13 Jawa Tengah 2.623.995 2.197.314 83,74
14 DI Yogyakarta 208.6 48 175. 478 84,10
15 Jawa Timur 3.045. 458 2. 446.207 80,32
16 Banten 1.059.617 883.975 83, 42
17 Bali 247.171 215.008 86,99
18 Nusa Tenggara Barat 487.284 444.258 91,17
19 Nusa Tenggara Timur 452.989 372.885 82,32
20 Kalimantan Barat 410.653 260.779 63,50
21 Kalimantan Tengah 200.035 146.657 73,32
22 Kalimantan Selatan 367.038 280.66 4 76,47
23 Kalimantan Timur 317. 465 214.296 67,50
24 Kalimantan Utara 58.503 36.540 62, 46
25 Sulawesi utara 183.865 151.974 82,66
26 Sulawesi Tengah 417.085 297.292 71,26
27 Sulawesi Selatan 746.27 597.6 48 80,09
28 Sulawesi Tenggara 277.389 218.293 78,70
29 Gorontalo 103. 452 82.668 79,91
30 Sulawesi Barat 123.970 108.786 87,75
31 Maluku 208.163 155.811 74,85
32 Maluku Utara 107.676 81.595 75,78
33 Papua Barat 70.826 41.351 58,38
34 Papua 374.959 113.912 30,38
3 Indonesia 23.219.600 18.761.287 80,80
Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemenkes RI, 2015

Berdasarkan data Kemenkes RI pada tahun 2015, cakupan D/S pada balita di Provinsi
Sumatera Barat adalah sebesar 84,5%. Hal ini sudah mendekati target walaupun masih
ditemukan kasus gizi buruk sebanyak 583 orang dan sudah mendapat perawatan. Sedangkan
pencapaian di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku pada tahun 2015 adalah sebesar 66,9%
dari target sebesar 85%.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Karakteristik Ibu Balita terhadap Partisipasi dalam
Penimbangan Balita (D/S) di Posyandu
2.4.1 Umur Ibu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) umur adalah lama waktu hidup atau ada
(sejak dilahirkan atau diadakan). Sedangkan menurut Hastono (2009), bahwa pada ibu yang
berumur muda dan baru memiliki anak akan cenderung memberikan perhatian yang lebih
besar terhadap anak mereka, seiring bertambah usia, bertambah kesibukan dan bertambah
jumlah anak maka ini akan mempengaruhi motivasi untuk memberikan pelayanan kesehatan
yang baik untuk anak.

2.4.2 Pendidikan Ibu


Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang
lain menuju cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat sesuatudan mengisi
kehidupan dalam mencapai kebahagiaan dan keselamatan, pendidikan diperlukan dalam
mendapatkkan informasi, misalnya informasi tentang manfaat posyandu. Pendidikan dapat
mempengaruhhi seseorang, termasuk juga perilaku seseorang.
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk memberikan kemampuan
berpikir, menelaah dan memahami informasi yang diperoleh dengan pertimbangan yang
lebih rasional dan pendidikan yang baik akan memberikan kemampuan yang baik pula dalam
mengambil keputusan tentang kesehatan keluarga.

2.4.3 Pekerjaan Ibu


Menurut Hastono (2009) ibu yang bekerja akan lebih sibuk sehingga tidak ada waktu
untuk kunjungan ke posyandu dibanding dengan ibu yang tidak bekerja. Secara rational ibu
yang bekerja akan mempengaruhi perilaku ibu berkunjung ke posyandu untuk memantau
perkembangan anaknya, ibu yang bekerja akan lebih sibuk sehingga tidak ada waktu untuk
membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang. Sebaliknya ibu yang tidak bekerja
mempunyai banyak waktu untuk dapat membawa anaknya ke posyandu.

2.4.4 Umur Anak


Berdasarkan suatu penelitian tidak ada hubungan yang signifikan antara umur anak
dengan perilaku ibu bayi dan balita berkunjung ke posyandu. Berbeda dengan Yuryanti
(2010), pada penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan antara umuranak balita
dengan kunjungan ibu balita ke posyandu. Selain itu didapatkan bahwa ibu yang mempunyai
anak balita yang berusia kurang dari 24 bulan memiliki peluang 4 kali untuk memiliki
perilaku kunjungan baik ke posyandu dibandingkan ibu yang memiiki anak balita berusia
lebih dari 24 bulan.
Umur anak dibawah 5 tahun merupakan masa keemasan (golden age) mereka yang
diharapkan tumbuh kembang mereka terpantau dan berjalan dengan baik. Menurut Maharsi R
(2007) dalam penelitiannya bahwa ibu merasa perlu membawa balitanya ke posyandu ada
usia <12 bulan (masa pemberian imunisasi) sedangkan balita sampai umur 5 tahun untuk
menimbang berat badan serta mengukur tingi badan yang berguna untuk memantau tumbuh
kembang balita sering dianggap sesuatu yang tidak penting. Setelah usia 12 bulan dan
imunisasi sudah lengkap, responden akan datang lagi bila ada jjadwal pemberian vitamin A.
Ketidakbermaknaan umur anak dalam penelitian ini karena antara anak yang berumur
<24 bulan dan ≥24 bulan sama peluangnya, baik anak umur <24 bulan maupun anak umur
≥24 bulan sama-sama rajin datang ke posyandu, mereka mempunyai keinginan untuk
mengetahui perkembangan anak-anak mereka dengan berkunjung ke posyandu dan
ditimbang berat badannya sehingga mereka mengetahui status gizi anaknya.

2.4.5 Jumlah anak balita


Menurut Jannah (2010) dan Yuryanti (2010) tidak ada hubungan yang bermakna antara
jumlah anak balita dengan perilaku ibu balita untuk menimbang anaknya di posyandu. Pada
penelitian Jannah (2010) didapatkan hasil responden yang mempunyai anak kurang dari 2
mempunyai peluang 0,8 kali mengunjungi posyandu dibandingkan dengan ibu yang
mempunyai anak lebih dari 2 sedangkan penelitian Yuryanti (2010) didapatkan hasil ibu
balita yang mempunyai anak 1 orang mempunyai peluang 1,25 kali untuk memiliki perilaku
kunjungan baik dibandingkan responden yang memiliki anak lebih dari satu.

2.4.6 Pengetahuan ibu tentang balita


Green (1980), peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku,
Green juga menambahkan pengetahuan tertentu tentang kesehatan mungkin penting sebelum
tindakan kesehatan terjadi namun perilaku kesehatan mungkin tidak terjadi jika kurang
mendapat dukungan dari pengetahuan yang dimiliki.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif maka perilaku tersebut
akan bersifat langgeng (long lasting), namun sebaliknya jika perilaku tersebut tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran maka akan bersifat sementara atau tidak berlangsung lama,
hal ini diungkapkan oleh Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003).
Menurut Maharsi (2007), ibu yang berpengetahuan baik mempunya peluang 20 kali
untuk memiliki kepatuhan datang ke posyandu dibandingkan responden yang
berpengetahuan kurang.
Pengetahuan sangat erat dikaitkan dengan tingkat pendidikan dimana diharapkan bahwa
dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Akan tetapi perlu ditekankan pengetahuan tidak saja didapatkan dari pendidikan formal saja
namun dari pendidikan nonformal (wawan dan devi, 2010)
2.4.7 Sikap Ibu
Purwanto dalam Wawan (2010) sikap dapat positif dan negatif, positif jika
kecenderungan tindakannya berupa mendekati, menyenangi, dan mengharapkan obyek
tertentu. Sedangkan negatif bila kecenderungan tindakan menjauhi, menghindari, membenci,
dan tidak menyukai objek tertentu.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa proporsi perilaku kunjungan baik dengan sikap
positif terhadap kunjungan ke posyandu lebih tingi dibandingkan dengan proporsi perilaku
kunjungan baik dengan sikap negatif terhadap kunjungan ke posyandu dan secara statistik
terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan perilaku ibu bayi dan balita
berkunjung ke posyandu. Dimana ibu dengan sikap positif mempunyai peluang 1,2 kali
mempunyai perilaku kunjungan baik dibandingkan yang mempunyai sikap negatif.
BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 Profil Puskesmas


3.1.1 Peta Wilayah

3.1.2 Kondisi Geografis


Puskesmas Tanjung Paku merupakan satu dari Puskesmas yang ada di Kota Solok.
Berdiri pada tahun 1983 dengan luas tanah 1050 M2, merupakan Puskesmas Rawat Jalan.
Puskesmas Tanjung Paku terletak di wilayah kerja Kecamatan Tanjung Harapan dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan VI Suku Kota Solok
2. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Saok Laweh Kabupaten Solok
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Simpang Rumbio Kota Solok
Jarak antara Puskesmas Tanjung Paku dengan Ibukota Provinsi Sumatera Barat 65 Km,
dengan luas wilayah kerja 22,64 Km yang berbagi atas 4 (empat) kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan Koto Panjang
2. Kelurahan PPA
3. Kelurahan Tanjung Paku
4. Kelurahan Kampung Jawa
3.1.3 Kondisi Demografis dan Kependudukan
Puskesmas Tanjung Paku berpenduduk 20.765 jiwa, dengan jumlah penduduk
perkelurahan sebagai berikut :

Tabel 3.1. Data Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku Tahun
2015

No Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah KK


Laki Perempuan Jumlah
1 Kota Panjang 1.115 1.139 2.254 439
2 PPA 2.890 2.954 5.844 1186
3 Tanjung Paku 3.007 3.073 6.080 1196
4 Kampung 3.258 3.329 6.587 1502
Jawa
Jumlah 10.270 10.495 20.765 4.223
Sumber Data : Data Dasar Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok Tahun 2015

3.1.4 Sosial Budaya


1. Agama
Puskesmas Tanjung Paku berpenduduk mayoritas beragama islam
2. Suku
Sebagian besar masyarakatnya Suku Minang
3. Mata Pencarian
Masyarakat Puskesmas Tanjung Paku bermata pencarian sebagai pegawai, pedagang
dan petani.
4. Sarana Kependidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di wilayah Puskesmas Tanjung Paku cukup lengkap,
yaitu 16 TK/PAUD, 18 SD/MI, 3 SLTP, 3 SLTA dan 2 PT. Pada tabel berikut dapat
dilihat fasilitas pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku menurut
Kelurahan :
Tabel 3.2. Fasilitas Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Paku Tahun 2015

No Kelurahan TK/Paud SD/MIN SLTP SLTA/SMK PT


1 Kota Panjang 1 1 0 1 0
2 PPA 3 5 0 2 1
3 Tanjung Paku 5 4 1 0 1
4 Kampung Jawa 9 8 2 0 0
Jumlah 18 18 3 3 2
Sumber Data : Data Dasar Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok Tahun 2015

3.1.5 Sumber Daya Kesehatan


a. Tenaga Kesehatan
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
No JenisTenaga yang ada
PNS PTT THL Sukarela
1. Dokter Umum 2
2. Dokter Gigi 1
3. Dokter Spisialis 0
4. Perawat S1 4 2
5. Sarjana Kesehatan 5
Masyarakat
6. Perawat D3 2 2
7. Perawat Gigi 1 1
8. Bidan D4 0 0
9. Bidan D3 11 3 3
10 Bidan D1 1
11 Tenaga Gizi 2
12 Tenaga Sanitasi 1
13 Tenaga Analis Kesehatan 1
14 Apoteker 0
15 Asisten Apoteker 3
16 Fisioterapi 0
17 SPK 4
18 Satpam 0
19 Sopir 1
20 Cleaning Servis 2
21 Staf Administrasi 1
22 Staf Keuangan 1
23 Staf Elektromedik 1

b. Sarana dan Prasarana


No Nama Ruang No Nama Ruang
1. GEDUNG I Mushalla
LANTAI I Ruang ATK
Ruang Pendaftaran dan Rekam Gudang Alat
Medik
Ruang Tunggu Ruang Klinik Sanitasi
Ruang Dokter Surveilance
Poli Gizi Promkes
Gudang Obat Toilet
Ruang PKPR
Labor 2. GEDUNG 2
Apotik Ruang Tindakan
Ruang Konsultasi Konsultasi TB Paru
Ruang Laktasi
Imunisasi Ruang Bersalin IVA/KB
Poli KIA Ruang Dokter Referal
Poli Gigi Ruang VCT
Toilet Wanita Toilet
Toilet Pria 3. RUMAH PARAMEDIS 3 UNIT
LANTAI 2 4. Parkir Ambulance
Ruang Kepala Puskesmas
Promkes
Ruang Bimbingan Mahasiswa
Aula
Tata Usaha
Ruang Admin

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah


1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu 5
3 Poskeskel 4
4 Posyandu Balita 32
5 Posyandu Lansia 11
6 Apotik 4
7 Optikal 4
8 Toko Obat Berizin 4
9 RSUD/RST 1
10 Rumah Sakit Swasta 1
11 Labor 2
12 Sarana Transportasi Kendaraan Roda 4 Puskesmas 2
Tanjung Paku
13 Sarana Transportasi Kendaraan Roda 2 Puskesmas 22
Tanjung Paku
Jumlah 93

3.1.6 Visi, Misi, Motto dan Janji Pelayanan


Visi dan Misi Puskesmas Tanjung Paku berpedoman pada visi Dinas Kesehatan Kota
Solok yaitu Masyarakat Kota Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan, dan berdasarkan
permasalahan yang ada dan sumber daya yang dimiliki, Puskesmas Tanjung Paku menetapkan
Visi, Misi, Motto dan Janji Pelayanan
VISI:
Visi Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok adalah “Terwujudnya Pelayanan Prima
Menuju Masyarakat Mandiri untuk Hidup Sehat”

MISI :
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, ditetapkanlah misi yaitu :
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk ber PHBS
2. Meningkatkan kemitraan dengan Stake Holder bidang kesehatan
3. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
4. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bidang kesehatan
5. Memantapkan manajemen Puskesmas dan sistem informasi
6. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja
7. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM) beserta kesehatan lingkungan

MOTTO:
UPT Puskesmas Tanjung Paku menuju Puskesmas “Berprestasi” ( Bersih, Prestise,
Takwa, Santun dan Inovatif)

JANJI PELAYANAN.
Puskesmas Tanjung Paku siap mewujudkan Pelayanan Puskesmas “ SIMPATIK”
1. Senyum
Senyum, salam dan sapa selalu di utamakan.
2. Ikhlas
Ikhlas dalam memberikan pelayanan
3. Mudah
Mudah dalam proses pelayanan.
4. Peduli
Peduli terhadap keluhan pasien.
5. Adil
Pelayanan yang diberikan adil dan merata.
6. Terpadu
Terpadu dalam memberikan pelayanan.
7. Inovatif
Inovasi dalam pelayanan selalu dikembangkan
8. Komitmen
Melaksanakan tugas sesuai dengan komitmen

3.2 Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
Derajat kesehatan masyarakat ditunjukkan dengan suatu indikator status kesehatan, yaitu
Angka Kematian, Angka Kesakitan dan Angka Status Gizi. Berikut kami gambarkan
Gambaran situasi derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
tahun 2015 dari berbagai data dan informasi yang dilaporkan adalah sebagai berikut.
1. Angka Kematian
a. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Angka kematian ibu maternal tahun 2015 di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku
adalah 1 orang, kasus kematian terjadi di klinik Permata Bunda Kota Solok.
b. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka kematian bayi tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku adalah
sebanyak 1 orang dan lahir mati sebanyak 2 orang, kematian 4 orang bayi dengan
beberapa penyebab kematian diantaranya, BBLR, Diare, Syndroma gangguan nafas,
aspirasi, dan KJDK.
c. Angka Kematian Balita (AKABA)
Seperti halnya AKI dan AKB, Angka Kematian Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Paku tahun 2015 adalah 1 orang, dengan penyebab kematian adalah penyakit
jantung bawaan.

2. Angka Kesakitan
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Paku pada tahun 2015 sebanyak 88 orang dengan rincian 46 laki-laki dan 42
perempuan, inimengalami kenaikan dari tahun sebelumya karena pada tahun 2014
hanya sebanyak 16 kasusdenganrincian 8 orang laki-lakidan 8 orang perempuan, dan
tahun 2013 hanyaterjadi 3 kasus DBD denganrincian 1 laki-lakidan 2 perempuan.
b. Diare
Angka kesakitan diare di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Paku tahun 2015
sebanyak 688 dengan rincian 297 laki-laki dan perempuan 391, sedikit mengalami
penurunan dari tahun 2014 sebanyak 775 kasusdenganrincian 370 laki-lakidan 405
perempuan yang semua kasus sudah tertangani. Dan tahun 2013 hanya terjadi 581
kasusdenganrincian 280 laki-lakidan 301 perempuan.
c. Tuberkolosis (TBC)
Untuk angka kesakitan Tuberculosis pada tahun 2015 sebanyak 12 pasien dan tahun
2014 terdapat 14 pasien yang mendapat pengobatan dan dinyatakan sembuh diobati,
sedangkanjumlahkasus TBC tahun 2013 adalahsebanyak 11 orang yang diobati.
Sehinggaterdapat kenaikan kasus dari tahun 2013 – 2014 sebanyak 3 kasus tetapi
terjadi penurunan kasus pada tahun 2015 yaitu 12 kasus.
d. Penyakit Menular Seksual
Kasus penyakit menular seksual yang dilaporkan dan diobati pada periode 2015 di
wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku adalah nihil.
e. HIV / AIDS
Pelaporan kasus HIV / AIDS di tahun 2015 adalah nol. Begitu juga dengan tahun
sebelumnya, tidak ada pelaporan kasus HIV / AIDS di tahun 2013. Hal ini
menjadikan angka kesakitan HIV / AIDS 2 tahun terakhir ini di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Paku adalah nihil.
f. Malaria
Seperti halnya angka kesakitan HIV / AIDS, kasus malaria tahun 2015 di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Paku adalah nol. Di tahun 2014, angka kesakitan malaria
juga nol.
g. Acute Flaccid Paralysis < 15 tahun
Angka kesakitan dari Acute Flaccid Paralysis (AFP) di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Paku tahun 2015 adalah nihil. Tidak adanya laporan AFP tahun 2014,
menjadikan 2 tahun terakhir ini angka kesakitan AFP di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Paku adalah nol.
h. Kusta
Tidak ada pelaporan kasus kusta pada tahun 2015. Sehingga, angka kesakitan kusta di
wilayah Puskesmas Tanjung Paku pada tahun 2015 adalah nihil. Hal
inimengalamipenurunankarenapadatahun 2013 terdapatpelaporankasuskustasebanyak
2 kasus.
i. Filariasis
Angka kesakitan filariasis tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku
adalah nihil. Begitu juga pada tahun sebelumnya, angka kesakitan filariasis tahun
2014 adalah nihil.
j. Pneumonia Balita
Angka kesakitan pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku tahun
2015 adalah 71 kasus terjadi penurunan dari tahun 2014 yaitusebanyak 219
kasussedangkanpadatahunsebelumnya 2013 hanya 27 kasus yang dilaporkan. Hal ini
juga mengindikasikan program pelayanan pada tahun sebelumnya belum berjalan
baik sehingga banyak sekali kasus pneumonia yang tidak terlaporkan.
k. PD3I : Difteri, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio, dan
Hepatitis B
Kasus PD3I yang meliputi Pertusis, Difteri, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak,
Polio, dan Hepatitis B di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku tahun 2015 adalah
nol.
l. Sepuluh PenyakitTerbanyak
Sepuluh besat penyakit yang dilaporkan di Puskesmas Tanjung Paku tahun 2015
adalah sebagai berikut:
1. ISPA : 2.079 kasus
2. Demam, Anemia,Gastritis,Hipotensi, dll : 1.425 kasus
3. Rheumatik : 867 kasus
4. Vulnus (kecelakaandanrudapaksa) : 757 kasus
5. Diare : 688 kasus
6. PenyakitPulpadanJaringanPeripikal : 571 kasus
7. PenyakitKulitdanAlergi : 373 kasus
8. Hipertensi : 271 kasus
9. Commond Cold : 181 kasus
10. Bronchitis : 149 kasus
m. Angka Status GIzi
Untuk kasus gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Tanjung paku pada tahun 2015
dan tahun 2014 ini tidak ada kasus gizi buruk yang dilaporkan dengan arti kata
kasusnya nihil, hal ini mengalami peningkatan status gizi karena pada tahun 2013
terdapat 1 kasus gizi buruk yang ditemukan dan telah ditangani sesuai dengan SOP
yang ditetapkan untuk kasus gizi buruk.

3.3 Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Tanjung


Paku
3.3.1 Kegiatan Program dan Pelayanan
Mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No 75 tahun 2014,
Berdasarkan karakteristik wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku dikategorikan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan puskesmas kawasan perkotaan dengan karakteristik
kegiatan sebagai berikut:
1. Memprioritaskan pelayanan UKM
2. Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat
3. Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat
4. Optimalisasi peningkatan kemapuan jaringan dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan
5. Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan
kehidupan masyarakat perkotaan.
Dalam Permenkes No. 75 tahun 2014 juga dijelaskan ada 2 fungsi Puskesmas yaitu:
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
Upaya kesehatan Masyarakat di Puskesmas Tanjung Paku juga telah mengacu kepada
permenkes No 75 tahun 2014 yaitu meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan masyarakat esensial yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat yaitu :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan Kesehatan Ibu , Anak dan Keluarga Berencana
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan Pencegahan dan pengendalian Penyakit
Pelayanan kesehatan masyarakat essensial diselenggarakan untuk mendukung pencapaian
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kota bidang kesehatan. Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengembangan adalah upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya
yang sifatnya inovatif dan atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan,
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi
sumber daya yang tersedia di Puskesmas Tanjung Paku.
Beberapa program pengembangan di Puskesmas Tanjung Paku yang telah berjalan sejak
tahun 2015 sampai sekarang adalah :
1. Pelayanan Kesehatan Mata dan Telinga
2. Puskesmas Santun Lansia
3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)
4. Pembinaan UKS/UKGS
4. Kesehatan Gigi dan Mulut
5. Kesehatan Jiwa
6. Kesehatan Haji
7. PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)
Dalam menyusun kegiatan selain mengacu kepada pedoman dan acuan yang sudah ada
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan
Kota, Puskesmas Tanjung Paku juga memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat
terutama sasaran program. Kebutuhan dan harapan masyarakat maupun sasaran program
dapat di identifikasi melaui survei, kotak saran, maupun temu muka dengan tokoh
masyarakat.
Penyusunan kegiatan-kegiatan program perlu mempertimbangkan masukan dari
masyarakat. Dengan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran program
diperoleh informasi tentang kegiatan apa yang diharapkan oleh masyarakat sehingga
kegiatan-kegiatan program dapat mengatasi permasalahan yang ada dan mencapai tujuan
yang ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia.
Dengan mempertimbangkan masukan dan harapan masyarakat serta persiapan
menghadapi akreditasi tahun 2016 hanya ada beberapa program pengembangan prioritas
yang bisa memenuhi standar untuk dikreditasi, diantaranya; Posbindu PTM, UKS/UKGS.
Sementara untuk program pengembangan yang lainnya tetap dijalankan sebagaimana
mestinya.
Berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP),
Puskesmas Tanjung Paku telah melaksanakan kegiatan :
1. Rawat Jalan
2. Perkesmas / Home care
3. Perawatan Terapeutik Feeding Center (TFC) dengan sarana penunjang
Laboratorium, Ruang Farmasi , Ruang ASI, Ruang bermain anak, 1 Unit Rumah
Dokter, 3 Unit Rumah Para Medis, 1 unit ambulance dan 5 Unit Puskesmas
Pembantu serta 4 Unit Poskeskel.

3.3.2 Laporan Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tanjung Paku Tahun


2015-2016
1. KEGIATAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

Jumlah s/d September


No Pelayanan Jumlah / Tahun 2015
2016
1. Rawat Jalan 13.403 17.442

2. INDIKATOR DAN PENCAPAIAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN


MASYARAKAT TAHUN 2016

JANUARI S/D
UPAYA KESEHATAN TAHUN 2015
NO SEPTEMBER 2016
MASYARAKAT
Target Pencapaian Indikator Pencapaian
(%) Kinerja
I. PROGRAM ESSENSIAL
A. PROMOSI KESEHATAN
1. Penyuluhan Posyandu 62 288 kali 288 kali
2. Penyuluhan ke Sekolah 46 54 kali 54 kali
3. Penyuluhan keliling 8 12 kali 12 kali
4. Keluarga Siaga 92% 100 % 69% 69%

B. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Akses Air Bersih
91,58% 73% 68,68 73%

2. Jamban Keluarga 82,5% 69% 61,87 71%


3. Pembuangan limbah 82,5% 87% 61,12 60%
4. Pengelolaan sampah 81,5% 89% 61,12 60%
5. Rumah Sehat 83,78% 83% 62,8 85%
6. TTU 41,10% 62,5% 50 84,6%
7. TPM 47,80% 45,31% 36,14 41,25%
8. Kunjungan Klinik Sanitasi 70% 70% 45 25%

C KESEHATAN IBU, DAN ANAK


1. Program Kesehatan Ibu
1. Cakupan K1 100% 98,2% 75 % 75,5 %
2. Cakupan K 4 95% 89,5% 71,25 % 71,49 %
3. Persalinan Oleh Nakes 90% 77% 67,5 % 69,3 %
4. Persalinan komplikasi
80% 100% 80 % 100 %
Obstetri yang ditangani
5. Kunjunan Nifas 90% 77,2% 67,5 % 69,3 %
6. Deteksi bumil Resti Oleh
100% 100% 75 % 89,22 %
Nakes
7. Deteksi bumil Resti Oleh
100% 73% 75 % 89,22 %
Masyarakat
8. Kematian
0 - 0 1
Bumil/busulin/bufas
9. Cakupan Neonatus Lengkap 90% 68,2% 67,5 % 73,60 %

2. Program kesehatan Anak


1. Cakupan KN 1 90% 78,2% 67,50 78,2%
2. Cakupan KN Lengkap 90% 68,2% 67,50 68,2%
3. Neonatus dengan
80% 100% 60 100%
Komplikasi
4. Pelayan Kesehatan Bayi 87% 90% 65,25 90%
5. DDTK Bayi kali pertahun 90% 75,38% 60 100%
6. Bayi DDTK yang dirujuk 0 - 60 51%
7. DDTK balita 2 kali pertahun 85% 90% 80 41,35
8. Balita DDTK yang dirujuk - 8 orang 80 67,43
9. DDTK Apras 2 Kali
8 orang 60 40
Pertahun
10. Pelayanan kesehatan anak
83% 100% 83% 28,87%
balita
11. Cakupan MTBM 80% 97% 80% 97,61%
12. Jumlah kunjungan neonatus
- 0 - 2
MTBM yang dirujuk
13. Cakupan MTBS 80% 79% 80% 89,29%
14. Jumlah kunjungan MTBS
- 3 kasus - 16 Kasus
yang dirujuk
15. Jumlah kematian neonatus 0 3 kasus - 1
16. Jumlah kematian bayi 0 0 - 1

17. Jumlah kematian balita 0 3 kasus - -

D. GIZI MASYARAKAT
1. Cakupan D/S balita 85% 65,2% 63,75 65,2
2. Cakupan N/D balita 78% 78,3% 58,50 78,3
3. Cakupan BGM/D balita 3,6% 0,2% 2,7 0,2
4. Cakupan Asi Ekslusif 80% 88,4% 60 88,4
5. Cakupan vitamin A Balita 85% 81,5% 63,75 81,5
6. Cakupan Penimbangan missal 90% 82,8% 67,5 82,8
7. Cakupan Fe3 ibu hamil 95% 101,6% 71,25 100
8. Cakupan Fe ibu nifas 78% 74,9% 58,50 74,9
9. Cakupan vitamin A ibu nifas 78% 74,9% 58,50 74,9
10. Cakupan PMT pemilihan balita
100% 100% 100 100
kurang gizi
11. Cakupan TFC 100% 100% 100 100

12. Kasus gizi buruk 0 3 kasus 0 3 kasus

E. PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN PENYAKIT
1. Pelayanan TB Paru
1. Penemuan BTA Positif 33 orang 7 orang 33% 15%
2. BTA positif kambuh - 4 orang - 3
3. BTA negatif, rontgen
- 3 orang - 2
positif
2. Pelayan pencegahan dan
pemberantasan DBD
1. Angka bebas jentik
95% 82,6% - 95%
(ABJ)
2. Penemuan kasus DBD - 28 kasus 31 -
3. Penangana kasus DBD 100% 100% 100% 100%
4. Kematian akibat DBD 0 - - -
3. Pelayanan penemuan dan
penaggulangan ISPA dan
pneumonia
1. Penemuan kasus
210 kasus 116 kasus
pneumonia
2. Kematian akibat
0 0
pneumonia
4. Pelayanan penemuan dan
penaggulangan Diare
1. Pengobatan / Penderita
100% 100% 100% 100%
semua umur
5. Pelayanan penemuan dan
penaggulangan Malaria
1. Pengobatan / penderita
- - - -
semua umur
6. Pelayanan penaggulangan rabies
1. Pengobatan / penderita
- 19 kasus -
semua umur
7. Pelayanan Imunisasi
1. Kontak pertama
a. HBO 95% 95,6% 71,25% 70 %
b. BCG 95% 99,6% 71,25% 72 %
c. DPT+HB1 95% 97,8% 71,25% 72 %
2. Kontak lengkap
a. DPT+HB3 90% 97,8% 67,5 % 97,8%
b. Polio 90% 98,9% 67,5 % 98,9%
c. Campak 90% 96,8% 67,5 % 96,8%
3. B IAS Campak anak SD
90% 98,5% 90 % 98,5 %
Imunisasi lanjut
a. Pentavalen 80% 11,7% 11,7%
b. Campak 80% 4,6% 4,6%
c. BIAS Campak 95% 93% 93%
d. BIAS DT/TT 90% 96,4% - -
8. Pelayanan PTM
1. Cakupan deteksi dini Ca
692 orang 96 orang
Mammae dan Ca serviks
2. Kasus tumor jinak pada
- 0
mammae
3. Kasus curiga kanker
- 0
mammae
4. Kelainan lain pada
- 0
mammae
5. Kasus IVA positif 2 orang 2 orang
6. Kasus curiga kanker
- 0
serviks
7. Kelainan lain pada
- 10rang
kanker serviks
8. Pemeriksaan calon
- 77 orang
jemaah haji
9. Pemeriksaan calon
- 27 orang
10. jemaah >60 tahun
11. Jumlah calon jemaah 50-
- 26 orang
60 tahun
12. Calon jemaah <50 tahun - 21 0rang
13. Penyakit terbanyak calon - Jantung dan
jemaah pembuluh
darah
metabolik

II. PROGRAM PENGEMBANGAN


A. UKS / UKGS
1. Peningkatan Kesehatan gigi

a. Sikat gigi massal 100% 95% 100% -

b. Penyuluhan 100% 100% 100% -

2. Kegiatan pencegahan kerusakan


gigi lebih lanjut

a. Fissure sealent 85% 83% 100% -

B. PERKESMAS

1. Kunjungan rumah KK resti 100% 100%

2. Rapat koordinasi lintas program


100% 100%
dalam pelaksanaan Perkesmas

C PROGRAM JIWA
1. Cakupan pelayanan jiwa 15% 14,06% 15 13
PROGRAM KESEHATAN JIWA DAN
D.
LANSIA
1. Total kunjungan pelayanan lansia 3714 3714
Hipertensi,Pen
yakit otot dan
2. Tiga penyakit terbanyak lansia -
jaringan ikat,
ISPA
3. Jumlah KK yang dibina pada
Puskesmas - 256KK

4. Pelayanan dalam dan luar gedung 3346 orang 2619 orang


3.4 Hasil Kegiatan Puskesmas

Kegiatan kepaniteraan klinik senior kedokteran Baiturrahmah dilakukan selama 5 minggu di


beberapa puskesmas, salah satunya Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok. Kegiatan dari
puskesmas ini di mulai dengan adanya pengarahan dari dinas kesehatan berupa materi terkait
program- program yang menjelaskan tentang kegiatan puskesmas. Kepaniteraan klinik senior
melakukan kegiatan di dalam gedung berupa pembelajaran mengenai program –program serta di
lapangan untuk melaksanakan program-program tersebut, oleh karena dalam bulan Ramadhan
beberapa kegiatan tidak dilakukan karena kurang efektif dan efisien.
Kegiatan diluar gedung diantaranya adalah
1. Tanggal : 30-05-2017
Jenis Kegiatan : Posbindu
Tempat : Kelurahan PPA
Jumlah Pengunjung : 25 orang
Tujuan :
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
resiko Penyakit Tidak Menular.
Bentuk Kegiatan :
a. Pengukuran berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, analisis
lemak tubuh
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Pemeriksaan kadar gula darah dan asam urat
d. Konseling gizi

Manfaat :

a. Pencegahan dan penemuan dini factor resiko penyakit tidak menular


b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang materi penyuluhan
c. Meningkatkan derajat kesehatan

2. Tanggal : 07-06-2017
Jenis Kegiatan : Posyandu Balita
Tempat : Kelurahan Kampung Jawa
Jumlah pengunjung : 22 orang
Tujuan :
Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran.

Bentuk kegiatan :

a. Penimbangan bayi, batita dan balita


b. Immunisasi
c. Keluarga berencana
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
f. Sanitasi dasar
g. Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi pentavalen lanjutan

Manfaat :

a. Memantau tumbuh kembang anak


b. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang materi penyuluhan
c. Meningkatkan imunitas anak dengan pemberian imunisasi
d. Meningkatkan derajat kesehatan anak, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia
subur

3. Tanggal : 08-06-2017
Jenis kegiatan : Posyandu balita
Tempat : Kelurahan PPA
Jumlah pengunjung : 14 orang
Tujuan :
Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran.

Bentuk kegiatan :

a. Penimbangan bayi, batita dan balita


b. Imunisasi
c. Keluarga berencana
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare
f. Sanitasi dasar
g. Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi pentavalen lanjutan

Manfaat :

a. Memantau tumbuh kembang anak


b. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang materi penyuluhan
c. Meningkatkan imunitas anak dengan pemberian imunisasi
d. Meningkatkan derajat kesehatan anak, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia
subur
4. Tanggal :08-06-2017
Jenis kegiatan : Penyelidikan Epidemiologi Demam Berdarah Dengue
Tempat : Kelurahan Kampung Jawa
Tujuan :
Mengetahui ada tidaknya kasus DBD tambahan serta terjadinya potensi meluasnya
penyebaran penyakit pada wilayah tersebut.
Bentuk Kegiatan :
a. Pencarian penderita atau tersangka DBD lainnya
b. Pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di rumah penderita dan rumah-rumah
sekitarnya dalam radius minimal 100 meter (sekitar 10 rumah)
c. Memberikan bubuk abate di bak penampungan air yang beresiko menimbulkan jentik
nyamuk Aides agepti
d. Melakukan fogging jika di temukannya positif jentik nyamuk pada 4 rumah
e. Mengajarkan pada masyarakat tentang 3M plus

Manfaat

a. Mencegah penyebaran penyakit DBD


b. Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)

5. Tanggal : 10-06-2017
Jenis Kegiatan : Posbindu
Tempat : Kelurahan Kampung Jawa
Jumlah Pengunjung : 37 orang
Tujuan :
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
resiko Penyakit Tidak Menular.
Bentuk Kegiatan :
a. Pengukuran berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, analisis
lemak tubuh
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Pemeriksaan kadar gula darah dan asam urat
d. Konseling gizi

Manfaat :

a. Pencegahan dan penemuan dini factor resiko penyakit tidak menular


b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang materi penyuluhan
c. Meningkatkan derajat kesehatan
6. Tanggal : 12-06-2017
Jenis Kegiatan : Posbindu
Tempat : Kelurahan PPA
Jumlah Pengunjung : 40 orang
Tujuan :
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor
resiko Penyakit Tidak Menular.
Bentuk Kegiatan :
a. Pengukuran berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, lingkar perut, analisis
lemak tubuh
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Pemeriksaan kadar gula darah dan asam urat
d. Konseling gizi

Manfaat :
a. Pencegahan dan penemuan dini factor resiko penyakit tidak menular
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang materi penyuluhan
c. Meningkatkan derajat kesehatan
7. Tanggal : 13-06-2017
Jenis Kegiatan : Posyandu Lansia
Tempat : Ampang Kualo
Jumlah Pengunjung : 23 orang
Tujuan :
Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
Bentuk Kegiatan :
a. Penimbangan berat badan dan tinggi badan
b. Pengukuran tekanan darah
c. Pengobatan sederhana dan rujukan kasus
d. Penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi

Manfaat :

a. Memudahkan lansia untuk memperoleh pelayanan kesehatan


b. Meingkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut
c. Meningkatkan derajat kesehatan lansia
8. Tanggal : 14-06-2017
Jenis kegiatan : Posyandu Lansia
Tempat : Kelurahan Kampung Jawa
Jumlah pengunjung : ± 25 orang
Tujuan :
Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
Bentuk Kegiatan :
a. Penimbangan berat badan dan tinggi badan
b. Pengukuran tekanan darah
c. Pengobatan sederhana dan rujukan kasus
d. Penyuluhan kesehatan tentang Gizi untuk Penderita Hipertensi, Diebates Melitus dan
Hiperurisemia

Manfaat :

a. Memudahkan lansia untuk memperoleh pelayanan kesehatan


b. Meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut
c. Meningkatkan derajat kesehatan lansia
9. Tanggal : 15-06-2017
Jenis kegiatan : Posyandu Lansia
Tempat : Kelurahan Kampung Jawa
Jumlah Pengunjung : ± 15 orang
Tujuan :
Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
Bentuk Kegiatan :
a. Penimbangan berat badan dan tinggi badan
b. Pengukuran tekanan darah
c. Pengobatan sederhana dan rujukan kasus
d. Konseling gizi

Manfaat :

a. Memudahkan lansia untuk memperoleh pelayanan kesehatan


b. Meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut
c. Meningkatkan derajat kesehatan lansia

3.5 Fokus Kajian Program Kesehatan Masyarakat


3.5.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi dan wawancara
dengan penanggung jawab program di Puskesmas Tanjung Paku. Terdapat 5 upaya kesehatan
masyarakat essensial yang dijalankan, yaitu promosi kesehatan, kesehatan lingkungan,
kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, serta pencegahan
dan pengendalian penyakit. Identifikasi masalah dilakukan pada masing-masing program
wajib di Puskesmas Tanjung Paku. Pada program essensial tersebut masih terdapat
kesenjangan antara target dan pencapaian.
Berdasarkan data di atas, beberapa program pelayanan kesehatan di Puskesmas Tanjung
Paku tahun 2015-2016 sudah mencapai target, namun juga terdapat beberapa program yang
belum mencapai target, diantaranya adalah :
1. Keluarga siaga
2. Kunjungan klinik sanitasi
3. Cakupan KN Lengkap
4. Pelayanan kesehatan anak balita
5. Cakupan D/S balita
6. Cakupan BGM/D balita
7. Penemuan BTA positif
8. Penemuan kasus pneumonia
9. Imunisasi lanjut pentavalen
10. Cakupan deteksi dini CA mammae dan CA serviks
11. Balita Sakit yang dirujuk

Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, 5 dari 11 program yang
belum mencapai target berkaitan dengan pelayanan kesehatan pada balita.

3.5.2 Penetapan Prioritas Masalah

Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Tanjung Paku harus ditentukan prioritas
masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan puskesmas. Upaya yang di lakukan
untuk menentukan prioritas masalah tersebut adalah menggunakan teknik kriteria matrix
dengan rumus :

P=I x Tx R

P : Prioritas masalah

I : Pentingnya masalah (Importance)

T : Kelayakan teknologi (Technology)


R: Sumber daya yang tersedia (Resource)

Berikan nilai antara 1 sampai 5 untuk setiap kriteria yang sesuai.

Pentingnya Masalah (I) :

1. Semakin penting (Importance) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya


2. Ukuran pentingnya masalah banyak macamnya, diantaranya:
a. Besarnya masalah (prevalence)
b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
c. Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
d. Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need)
e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit)
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern)
g. Suasana politik (politic climate)

Pemberian nilai untuk pentingnya masalah (I):

Nilai 5 : sangat penting

Nilai 4 : penting

Nilai 3 : agak penting

Nilai 2 : kurang penting

Nilai 1 : tidak penting

Kelayakan Teknologi (T)

1. Makin layak teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk mengatasi masalah (technical
feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut.
2. Kelayakan teknologi yang dimaksud adalah merujuk pada penguasaan ilmu dan teknologi
yang sesuai.

Pemberian nilai untuk Kelayakan Teknologi (T) :

Nilai 5 : sangat mudah


Nilai 4 : mudah

Nilai 3 : agak mudah

Nilai 2 : kurang mudah

Nilai 1 : tidak mudah

Sumber Daya yang Tersedia (R)

1. Semakin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (resource
availability), semakin diprioritaskan masalah tersebut.
2. Sumber daya yang dimaksudkan adalah tenaga (man), dana (money), dan sarana
(material).

Pemberian nilai untuk Sumber Daya yang Tersedia (R) adalah :

Nilai 5 : sangat tersedia

Nilai 4 : tersedia

Nilai 3 : agak tersedia

Nilai 2 : kurang tersedia

Nilai 1 : tidak tersedia

3.5.3 Penilaian Prioritas Masalah di Puskesmas Tanjung Paku

Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih lima masalah
yang memiliki cakupan terendah pada tahun berdasarkan teknik kriteria matrix. Penilaian lima
masalah prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan tahunan puskesmas,
wawancara dengan pemegang program dan pimpinan puskesmas. Permasalahan ini tidak
hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian tetapi juga dilihat dari prioritas
masalah, pentingnya masalah, kelayakan teknologi, dan sumber daya yang tersedia. Adapun
masalah yang menjadi prioritas utama berdasarkan teknik kriteria matrix adalah rendahnya
cakupan D/S pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok pada tahun
2016.
Tabel 3.2.1 Penilaian prioritas masalah berdasarkan teknik criteria matrix

Masalah I T R Total Prioritas


Cakupan KN lengkap 5 4 4 80 P4
Cakupan D/S pada balita 5 5 5 125 P1
BTA positif 5 4 4 80 P3
Pentavalen 5 5 4 100 P2
Cakupan deteksi dini Ca 5 2 3 30 P5
Mammae dan Ca serviks

3.6 Analisis Sebab Akibat Masalah


Tabel 3.6 Analisis Sebab Akibat

Variabel masalah
Alternative pemecahan
No Faktor
Penyebab masalah masalah
penyebab

1 Man - Kurangnya - Memberikan edukasi dan


pengetahuan ibu dan promosi mengenai program
masyarakat mengenai D/S pada balita kepada ibu
program D/S pada dan masyarakat di tiap
balita. Posyandu dan PUSTU.
- Kurang aktifnya - Memberikan bimbingan dan
petugas dan kader sosialisasi kepada petugas,
dalam memberikan kader dan perkumpulan para
penyuluhan ibu seperti PKK mengenai
mengenai program program D/S pada balita dan
D/S pada balita. meningkatkan keaktifan
- Tidak adanya waktu petugas, kader, dan PKK
orang tua untuk dalam memberikan
membawa anaknya penyuluhan mengenai
ke penimbangan program D/S pada balita.
- Mencari hari yang tepat
dengan persetujuan orang tua
agar bisa membawa anaknya
ke posyandu
2 Methode - Kurang kerjasama - Lebih meningkatkan
antar lintas sektor kerjasama antar petugas
- Kurang kesehatan
memanfaatkan media - lebih memanfaatkan media
cetak dan media cetak dan media elektronik
elektronik untuk untuk sosialisasi mengenai
sosialisasi mengenai program D/S pada balita
program program - Melakukan sweeping
D/S pada balita
- Kurangnya kegiatan
penyuluhan dan
promosi dilapangan.
- Tidak dilakukan
sweeeping
3 Money - Banyaknya program - Menyediakan dana khusus
puskesmas yang untuk promosi kesehatan
harus dibiayai. mengenai program D/S pada
- kurangnya anggaran balita D/S pada balita.
untuk melakukan - Meningkatkan anggaran dana
promosi mengenai untuk menambah alat ukur
program D/S pada - Meningkatkan anggaran
balita untuk menarik minat
- kurangnya anggaran masyarakat seperti makanan
untuk membeli alat yang bervariasi setiap bulan,
ukur BB dan TB adakan reward atau lomba
pada balita balita sehat satu kali setahun
4 Material - Kurang tersedianya - Menyediakan poster, brosur,
poster, brosur, leaflet dan leaflet untuk mendukung
mengenai informasi pelaksanaan, memperbanyak,
program D/S pada dan lebih memanfaatkan
balita. poster, brosur, dan leaflet
tentang program D/S pada
balita .
5 Lingkungan - Kurang pedulinya - Memberikan penyuluhan
masyarakat dalam kepada masyarakat mengenai
mendukung program peran mereka dalam
D/S pada balita. meningkatkan derajat
- Stigma bahwa kesehatan dan mensukseskan
posyandu hanya program puskesmas.
untuk imunisasi - Menjelaskan tentang
dasar sehingga balita posyandu balita.
tidak perlu ke
posyandu

3.7 Penetapan Alternatif Masalah

1. Man
A. Masih kurangnya pengetahuan ibu tentang program D/S pada balita.
1) Kegiatan : Memberikan penyuluhaan mengenai program D/S pada balita.
2) Tujuan : Meningkatkan pengetahuan serta pemahaman Ibu tentang
program D/S pada balita
3) Sasaran : Orang tua balita, khususnya para ibu
4) Lokasi : Puskesmas, Puskesmas pembantu, Posyandu.
5) Pelaksana : Dokter, Bidan dan Petugas yang mendapat bimbingan tentang
program D/S pada balita.
B. Masih kurangnya pengetahuan kader tentang program D/S pada balita.
1) Kegiatan : Memberikan penyuluhan dan bimbingan mengenai program D/S
pada balita
2) Tujuan : Meningkatkan pengetahuan kader mengenai pentingnya program
D/S pada balita.
3) Sasaran : Kader, petugas kesehatan
4) Lokasi : Puskesmas, Puskesmas pembantu, Posyandu.
5) Pelaksana : Dokter, Bidan dan Petugas yang mendapat pelatihan tentang
program D/S pada balita.
C. Kurang aktifnya petugas dan kader dalam memberikan penyuluhan mengenai
program D/S pada balita.
1) Kegiatan : Memberikan penyuluhan mengenai program D/S pada balita di
Puskesmas, posyandu, pustu.
2) Tujuan : Meningkatkan pemahaman ibu mengenai program D/S pada
balita.
3) Sasaran : Orang tua khususnya para ibu
4) Lokasi : Puskesmas, Puskesmas pembantu, Posyandu.
5) Pelaksana : Dokter, Bidan, Petugas dan kader yang mendapat pelatihan
tentang program D/S pada balita.

2. Methode
A. Kurang memanfaatkan media cetak dan media elektronik untuk sosialisasi tentang
program D/S pada balita.
1) Kegiatan : Melakukan promosi kesehatan mengenai program D/S pada
balita melalui media elektronik radio maupun media cetak seperti koran.
2) Tujuan : Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan ibu tentang
pentingnya program program D/S pada balita.
3) Sasaran : Masyarakat khususnya para ibu
4) Lokasi : Stasiun Radio, puskesmas, posyandu, pustu, tempat-tempat
umum
5) Pelaksana : Dokter, Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program.
B. Program khusus untuk mengatasi kurangnya kesadaran pentingnya program D/S pada
balita.
1) Kegiatan : Jadwal khusus untuk melakukan promosi dengan penyuluhan
tentang program D/S pada balita melalui program pustu secara berkala.
2) Tujuan : Meningkatkan angka pengetahuan dan partisipasi dalam program
D/S pada balita.
3) Sasaran : ibu yang mempunyai balita
4) Lokasi : Puskesmas, Puskesmas pembantu, posyandu.
5) Pelaksana : Dokter, kepala puskesmas dan penanggung jawab program.

3. Material
A. Kurang tersedianya Poster, brosur, leaflet mengenai informasi program D/S pada
balita.
1) Kegiatan : Pengadaan poster, brosur, leafletprogram D/S pada balita.
2) Tujuan : Memperluas informasi yang akan disampaikan dan
mempermudah promosi program program D/S pada balita.
3) Sasaran : Masyarakat
4) Lokasi : Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu.
5) Pelaksana : Penanggung jawab program.

4. Lingkungan

A. Kurang pedulinya masyarakat dalam mendukung program D/S pada balita.


1) Kegiatan : Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
peran masyarakat dalam mendukung pelaksaan program-program puskesmas
2) Tujuan : meningkatkan kepedulian masyarakat untuk mendukung program
D/S balita
3) Sasaran : Masyarakat
4) Lokasi : Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu.
5) Pelaksana : Dokter, Kepala Puskesman dan Penanggung jawab program.
B. Stigma bahwa posyandu hanya untuk imunisasi dasar sehingga balita tidak perlu ke
posyandu
1) Kegiatan : Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang Posyandu
Balita
2) Tujuan : Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang posyandu balita
3) Sasaran : Masyarakat
4) Lokasi : Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu.
5) Pelaksana : Dokter, Kepala Puskesman dan Penanggung jawab program.

3.8 Plan of Action

No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Volume Pelaksanaan


kegiatan
1 Pelatihan Meningkatkan Petugas Puskesmas, 1 kali Dokter,
Petugas pengetahuan kesehatan Pustu, dan dalam 1 Bidan dan
kesehatan Petugas dan kader Posyandu tahun Petugas yang
dan kader kesehatan dan mendapat
kader tentang pelatihan
program D/S tentang
pada balita program
program D/S
pada balita
2 Penyuluhan Memberikan Masyarakat Puskesmas, 1 kali Dokter,
informasi dan khususnya Pustu, dan dalam 1 Bidan dan
edukasi para ibu posyandu bulan Petugas yang
kepada ibu mendapat
mengenai pelatihan
program D/S tentang
pada balita. program
program D/S
pada balita
3 Pengadaan Memberikan Masyarakat Puskesmas, 2 kali Dokter dan
poster, informasi dan , khusus Pustu, dalam koordinator
brosur, dan edukasi nya para Posyandu, tahun program.
leaflet kepada ibu tempat-
masyarakat tempat
dan ibu umum.
tentang
program D/S
pada balita.
4 Promosi Memberikan Masyarakat Stasiun 1 kali Dokter,
kesehatan informasi dan , khusus radio, dalam 1 coordinator
di media edukasi nya para percetakan bulan program dan
elektronik kepada ibu ibu koran
(radio) dan tentang
media program D/S
cetak pada balita
(koran)
5 Pengadaan Untuk Orang tua posyandu 1 kali Dokter dan
lomba memotivasi khususnya dalam 1 petugas
balita sehat para ibu para ibu tahun kesehatan
atau lainnya
pemberian
reward
bagi ibu
yang
memotivasi
dan
menginspir
asi ibu-ibu
lainnya
6 Adakan Agar Masyarakat posyandu 1 kali Dokter,
kegiatan posyandu 5 dalam 1 petugas
tambahan meja dapat bulan kesehatan,
seperti terlaksana, Koordinator
pelatihan dan program, dan
kerajinan penyuluhan perkumpulan
tangan dapat ibu seperti
yang tersampaikan PKK
bermanfaat kepada
atau arisan seluruh ibu
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang didapat maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Rendahnya cakupan program D/S pada balita di Wilayah Puskesmas Tanjung Paku Kota
Solok tahun 2016.
2. Dilihat dari faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan program D/S pada balita di
Wilayah keja Puskesmas Tanjung Paku di pengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:
A. Man

- Kurangnya pengetahuan ibu mengenai program D/S pada balita.


- Kurangnya pengetahuan kader mengenai program D/S pada balita.
- Kurang aktifnya petugas dalam memberikan penyuluhan mengenai program D/S
pada balita
- Tidak adanya waktu orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu.
B. Methode

- Kurang kerjasama antar lintas sektor


- Kurang memanfaatkan media cetak dan media elektronik untuk sosialisasi
mengenai program program D/S pada balita
- Kurangnya kegiatan penyuluhan dan promosi dilapangan.
C. Money

- Banyaknya program puskesmas yang harus dibiayai.


- Kurangnya anggaran untuk melakukan promosi mengenai program D/S pada
balita
- Kurangnya anggaran untuk membeli alat ukur BB dan TB pada balita

D. Material
- Kurang tersedianya poster, brosur, leaflet mengenai informasi program D/S pada
balita.
E. Lingkungan
- Kurang perdulinya masyarakat dalam mendukung program kesehatan puskesmas.
- Stigma masyarakat bahwa ke posyandu hanya untuk imunisasi dasar sehingga
balita tidak perlu ke posyandu.

4.2. Saran
Dari masalah-masalah yang dapat mempengaruhi rendahnya cakupan program D/S
pada balita di Wilayah Puskesmas Tnjung Paku, dapat disarankan beberapa hal berikut
sebagai langkah pemecahan masalah yang dihadapi baik untuk Puskesmas Tnjung Paku
maupun Dinas Kesehatan Kota Solok. Adapun saran tersebut adalah:
1. Man
Memberikan edukasi dan promosi mengenai program D/S pada balita kepada para ibu
dan masyarakat di tiap posyandu dan PUSTU. Memberikan bimbingan dan sosialisasi
mengenai program D/S pada balita kepada para kader.

2. Methode
Lebih memanfaatkan media cetak dan media elektronik untuk sosialisasi mengenai
program D/S pada balita dan lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai
program D/S pada balita.
3. Money
Menyediakan dana khusus untuk promosi kesehatan mengenai program D/S pada
balita serta untuk petugas yang bertugas mengajak dan merekrut ibu-ibu yang
mempunyai balita agar bisa membawa balitanya ke posyandu atau ke puskesmas
untuk mendapatkan program D/S pada balita.
4. Material
Pengadaan poster, brosur dan leaflet untuk mendukung pelaksanaan program D/S
pada balita.
5. Lingkungan
Memberikan penyuluhan kepada mayarakat tentang peran mereka mensukseskan
program puskesmas dan menjelaskan tentang posyandu balita.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI : Profil Kesehatan Indonesia 2014. Diakses tanggal 10 Juni


2016 jam 20.00 WIB
2. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 (diakses tanggal 10 juni
2016 jam 19.00 WIB)
3. Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 747 Tahun 2007. Pedoman Operasional
Keluarga Sadar Gizi (diakses tanggal 15 juni 2016 jam 16.00 WIB)
4. Nofianti, Susi. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Pemanfaatan
Posyandu Oleh Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Maek Kabupaten Lima Puluh
Kota Tahun 2012. http://repository UI. Diakses tanggal 18 Juni 2016
5. Suryaningsih, Hesti (2012). Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Bayi
dan Balita ke Posyandu di Puskesmas Kemiri Kota Depok Tahun 2012. http://Repository
UI. Diakses tanggal 18 Juni 2016
6. Hutami,Isnaini Rizka dan Endro Ardianto. Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 1
Nomor 2 bulan Agustus 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Balita di
Posyandu Desa Bulak. Diakses tanggal 18 Juni 2016
7. Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015: Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi
8. Laporan Program Gizi Puskesmas Tanjung Paku Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai

  • Pemeriksaaan Kehamilan
    Pemeriksaaan Kehamilan
    Dokumen1 halaman
    Pemeriksaaan Kehamilan
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Ipi 509131
    Ipi 509131
    Dokumen2 halaman
    Ipi 509131
    Alland Kewas
    Belum ada peringkat
  • KB Implan
    KB Implan
    Dokumen5 halaman
    KB Implan
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • NYERI PERUT
    NYERI PERUT
    Dokumen40 halaman
    NYERI PERUT
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Hiva Ids
    Hiva Ids
    Dokumen18 halaman
    Hiva Ids
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • BAB I Case Ppok
    BAB I Case Ppok
    Dokumen37 halaman
    BAB I Case Ppok
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • F1 P3k Pada Dokter Kecil
    F1 P3k Pada Dokter Kecil
    Dokumen3 halaman
    F1 P3k Pada Dokter Kecil
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • F1 Penyuluhan Garam Beriodium
    F1 Penyuluhan Garam Beriodium
    Dokumen4 halaman
    F1 Penyuluhan Garam Beriodium
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Cover Case Ppok
    Cover Case Ppok
    Dokumen1 halaman
    Cover Case Ppok
    Mifta Anom Aldiles
    Belum ada peringkat
  • KB Implan
    KB Implan
    Dokumen5 halaman
    KB Implan
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Bell's Palsy
    Bell's Palsy
    Dokumen2 halaman
    Bell's Palsy
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • F1 P3k Pada Dokter Kecil
    F1 P3k Pada Dokter Kecil
    Dokumen3 halaman
    F1 P3k Pada Dokter Kecil
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Galih Puji Astuti
    Belum ada peringkat
  • Tatalaksana Kad
    Tatalaksana Kad
    Dokumen16 halaman
    Tatalaksana Kad
    Che Ristanty
    Belum ada peringkat
  • Nasal Miasis Refrat
    Nasal Miasis Refrat
    Dokumen25 halaman
    Nasal Miasis Refrat
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • 2701-Kuliah Gizi
    2701-Kuliah Gizi
    Dokumen6 halaman
    2701-Kuliah Gizi
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen11 halaman
    Bab Iii
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Myiasis Hidung Fix
    Myiasis Hidung Fix
    Dokumen17 halaman
    Myiasis Hidung Fix
    dhinialfiandari
    Belum ada peringkat
  • SN
    SN
    Dokumen16 halaman
    SN
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Protap KAD
    Protap KAD
    Dokumen4 halaman
    Protap KAD
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak
    Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak
    Dokumen36 halaman
    Konsensus Tata Laksana Sindrom Nefrotik Idiopatik Pada Anak
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • BAB I (Print)
    BAB I (Print)
    Dokumen51 halaman
    BAB I (Print)
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Cover PH
    Cover PH
    Dokumen2 halaman
    Cover PH
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Protap KAD
    Protap KAD
    Dokumen4 halaman
    Protap KAD
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Faal Hemostasis Lany
    Faal Hemostasis Lany
    Dokumen5 halaman
    Faal Hemostasis Lany
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • I Samping Itu Varicella
    I Samping Itu Varicella
    Dokumen1 halaman
    I Samping Itu Varicella
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • ZZXX
    ZZXX
    Dokumen14 halaman
    ZZXX
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • FISH BONE (Print)
    FISH BONE (Print)
    Dokumen2 halaman
    FISH BONE (Print)
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat
  • Fix
    Fix
    Dokumen55 halaman
    Fix
    Yuyun Nurul Afni
    Belum ada peringkat