Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi
penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa.
Dewasa ini, terdapat 125 juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun
2050, diperkirakan mencapai 2 milliar jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir
sebanyak 120 juta jiwa yang tinggal sendiri di Cina, dan 434 juta orang di
kelompok usia ini di seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia
sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar
5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2 2020 diperkirakan jumlah
Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi (Departemen
Kesehatan RI, 2013; WHO, 2015).
Usia harapan hidup lansia di Indonesia semakin meningkat karena pengaruh
status kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial
ekonomi yang semakin meningkat sehingga populasi lansia pun meningkat.
Penyakit DM sering terjadi pada kaum lanjut usia. Diantara individu yang
berusia >65 tahun, 8,6 % menderita DM tipe II. Angka ini mencakup 15%
populasi pada panti lansia (Steele, 2008).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan,
pencernaan, endokrin, dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring
meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ. Pada usia lanjut terjadi perubahan anatomik-
fisiologik dan dapat timbul pula penyakit-penyakit pada sistem endokrin
khususnya penyakit diabetes mellitus. Perubahan tersebut pada umumnya
berpengaruh pada activity of daily (Fatmah, 2010)
Diabetes mellitus pada lansia umumnya adalah tipe yang tidak tergantung insulin
(NIDDM). Prevalensi diabetes mellitus makin meningkat pada lansia.
Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di beberapa Negara berkembang
akibat peningkatan kemakmuran di Negara yang bersangkutan dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya
hidup terutama di kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit
degeneratif.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Gejala-Gejala Diabetes Melitus
3. Komplikasi Diabetes Melitus
4. Diet Penderita Diabetes Melitus
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan kliwn mampu memahami diet
penderita Diabetes Melitus dengan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga mampu:
a. Mengetahui Pengertian Diabetes Melitus
b. Mengetahui Gejala-Gejala Diabetes Melitus
c. Mengetahui komplikasi Diabetes Melitus
d. Mengetahui Diet Penderita Diabetes Melitus
D. Materi (Terlampir)
E. Media
1. Leaflet
F. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi (Tanya jawab)
G. Setting Tempat
Keterangan :
A
A = Penyaji
B = Klien
B C
C = Keluarga
H. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No. Waktu
Pembicara Peserta
1. 5 menit Pembukaan Menjawab salam
Memberi salam Mendengarkan dan
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menyampaikan topik
Menjelaskan tujuan penyuluhan
Melakukan kontrak waktu
15 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
1. Pengertian Diabetes Memperhatikan
Melitus
2. Gejala-Gejala Diabetes
Melitus
3. Komplikasi Diabetes
Melitus
4. Diet Penderita Diabetes
Melitus
DIABETES MELITUS