Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PEYULUHAN

Pokok Bahasan : Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan : Nutrisi pada Diabetes Melitus

Sasaran : Keluarga Ny. M

Hari / Tanggal : Rabu/04 Desember 2019

Tempat : Di rumah keluarga Ny. R

Waktu : 30 menit

Pukul : 15.00 WIB

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2015, populasi
penduduk dunia yang berusia 60 tahun atau lebih, mencapai 900 juta jiwa.
Dewasa ini, terdapat 125 juta jiwa yang berusia 80 tahun atau lebih, pada tahun
2050, diperkirakan mencapai 2 milliar jiwa di seluruh dunia. Akan ada hampir
sebanyak 120 juta jiwa yang tinggal sendiri di Cina, dan 434 juta orang di
kelompok usia ini di seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara populasi Lansia
sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2000 jumlah Lansia sekitar
5,300,000 (7,4%) dari total polulasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah Lansia
24,000,000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2 2020 diperkirakan jumlah
Lansia mencapai 28,800,000 (11,34%) dari total populasi (Departemen
Kesehatan RI, 2013; WHO, 2015).
Usia harapan hidup lansia di Indonesia semakin meningkat karena pengaruh
status kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan sosial
ekonomi yang semakin meningkat sehingga populasi lansia pun meningkat.

Penyakit DM sering terjadi pada kaum lanjut usia. Diantara individu yang
berusia >65 tahun, 8,6 % menderita DM tipe II. Angka ini mencakup 15%
populasi pada panti lansia (Steele, 2008).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-
tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin
rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan,
pencernaan, endokrin, dan lain sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring
meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,
jaringan, serta sistem organ. Pada usia lanjut terjadi perubahan anatomik-
fisiologik dan dapat timbul pula penyakit-penyakit pada sistem endokrin
khususnya penyakit diabetes mellitus. Perubahan tersebut pada umumnya
berpengaruh pada activity of daily (Fatmah, 2010)

Laporan statistik dari International Diabetik Federation menyebutkan, bahwa


sudah ada sekitar 230 juta orang pasien DM. angka ini terus bertambah hingga
3% atau sekitar 7 juta orang tiap tahunnya. Dengan demikian jumlah pasien DM
diperkirakan akan mencapai 350 juta orang pada tahun 2025 dan setengah dari
angka tersebut berada di Asia terutama India, Cina, Pakistan, dan Indonesia
(2007).

Banten merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi penderita DM yang


tinggi. Prevalensi didaerah perkotaan sebesar 5,3% dimana mendekati prevalensi
nasional yaitu 5,7%. Sementara itu prevalensi TGT Banten sebesar10,3% dimana
diatas prevalensi nasional 10,2%. (Balitbangkes, 2008)

Diabetes mellitus pada lansia umumnya adalah tipe yang tidak tergantung insulin
(NIDDM). Prevalensi diabetes mellitus makin meningkat pada lansia.
Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di beberapa Negara berkembang
akibat peningkatan kemakmuran di Negara yang bersangkutan dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya
hidup terutama di kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit
degeneratif.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Gejala-Gejala Diabetes Melitus
3. Komplikasi Diabetes Melitus
4. Diet Penderita Diabetes Melitus

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan kliwn mampu memahami diet
penderita Diabetes Melitus dengan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga mampu:
a. Mengetahui Pengertian Diabetes Melitus
b. Mengetahui Gejala-Gejala Diabetes Melitus
c. Mengetahui komplikasi Diabetes Melitus
d. Mengetahui Diet Penderita Diabetes Melitus
D. Materi (Terlampir)
E. Media
1. Leaflet

F. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi (Tanya jawab)

G. Setting Tempat
Keterangan :
A
A = Penyaji
B = Klien
B C
C = Keluarga
H. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No. Waktu
Pembicara Peserta
1. 5 menit Pembukaan Menjawab salam
Memberi salam Mendengarkan dan
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menyampaikan topik
Menjelaskan tujuan penyuluhan
Melakukan kontrak waktu
15 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
1. Pengertian Diabetes Memperhatikan
Melitus
2. Gejala-Gejala Diabetes
Melitus
3. Komplikasi Diabetes
Melitus
4. Diet Penderita Diabetes
Melitus

3. 10 menit Evaluasi dan Penutup Bertanya dan Menjawab


1. Memberikan Mendengarkan
kesempatan pada Menjawab salam
peserta untuk bertanya
2. Menanyakan kembali
pada peserta tentang
materi yang
disampaikan
3. Menyimpulkan materi
4. Memberi salam
I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasai Struktur
a. Pre planning telah disiapkan 3 hari sebelum pelaksanaan
b. Media telah disiapkan sebelum pelaksanaan
c. Kontrak waktu, topik, dan tempat dengan masyarakat
2. Evaluasi Proses
a. Mahasiswa dapat menjelaskan dengan tepat materi yang akan di
sampaikan
b. Keluarga aktif memperhatikan materi yang akan disampaikan
c. Keluarga aktif bertanya terhadap hal – hal yang belum diketahui
d. Pendidikan kesehatan berjalan lancar
3. Evaluasi Hasil
a. Keluarga klein dapat menyebutkan Pengertian Diabetes Melitus
b. Keluarga klein dapat menyebutkan Gejala-Gejala Diabetes Melitus
c. Keluarga klein dapat menyebutkan Komplikasi Diabetes Melitus
d. Keluarga klein dapat menyebutkan Diet Penderita Diabetes Melitus
LAMPIRAN MATERI

DIABETES MELITUS

A. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang


ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Diabetes adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka
panjang yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa)
hingga di atas nilai normal.

B. Gejala Diabetes Melitus


Gejala klasik diabetes adalah
1. rasa haus yang berlebihan
2. sering kencing terutama malam hari
3. banyak makan serta
4. berat badan yang turun dengan cepat.
Di samping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada
jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur,
gairah seks menurun, luka sukar sembuh.Kadang-kadang ada pasien yang
sama sekali tidak merasakan adanya keluhan, mereka mengetahui adanya
diabetes karena pada saat periksa kesehatan diemukan kadar glukosa
darahnya tinggi.

C. Komplikasi Diabetes Melitus

1. Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti serangan jantung, dan


stroke.
2. Kerusakan saraf (neuropati diabetik). Kondisi ini sering terjadi pada kaki,
dengan gejala yang muncul dapat berupa mati rasa hingga nyeri. Pada
pria, kerusakan pada saraf juga berkaitan dengan terganggunya fungsi
seksual.
3. Kerusakan ginjal (nefropati diabetik). Kerusakaan yang parah dapat
menyebabkan gagal ginjal.
4. Kerusakan mata (retinopati diabetik). Kerusakaan pada pembuluh darah
retina berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan.
5. Gangguan pendengaran.
6. Gangguan kulit, seperti lebih mudah terjangkit infeksi bakteri maupun
virus.
7. Penyakit Alzheimer

D. Diet Penderita Diabetes Melitus


1. Tujuan Pengaturan Diet
a. Mempertahankan kadar gula darah mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat, dan
olahraga
b. Mencapai dan mempertahnakan kadar lipida serum normal.
c. Memberi energi cukup dan mempertahankan berat badan normal.
d. Menghindari komplikasi akut

2. Tujuan utama diet pada DM tipe 2 adalah menurunkan dan/atau


mengendalikan berat badan di samping mengendalikan kadar gula dan
kolesterol yang mencakup:
a. Makan 3 kali makanan utama dan 2-3 kali camilan per hari dengan
interval waktu sekitar 3 jam.
b. Makan camilan yang rendah kalori dengan indeks glikemik yang
rendah dan indeks kekenyangan yang tinggi, seperti kolang-
kaling, cincau, agar-agar, rumput laut, pisang rebus, kacang hijau
serta kacang-kacangan lainnya, sayuran rendah kalori dan buah-
buahan yang tidak manis (apel, belimbing, jambu) serta alpukat.
c. Hindari kebiasaan minum sari buah secara berlebihan, khususnya
pada pagi hari dan gantikan dengan minuman yang berserat dari
kelompok sayuran yang rendah kalori seperti blender tomat,
ketimun, dan labu siam yang sudah direbus.
d. Sertakan rebusan buncis dan sayuran lain yang dapat membantu
mengendalikan glukosa darah dlam menu sayuran sedikitnya dua
kali sehari. Buncis, bawang dan beberapa sayuran lunak lain (pare,
terong, gambas, labu siam) dianggap dapat membantu
mengendalikan kadar glukosa darah karena kandungan seratnya.
e. Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti havermout
kacang hijau, jagung rebus, atau roti bekatul (whole wheat bread)
setiap hari.
f. Makanan pokok bisa bervariasi antara nasi (sebaiknya nasi beras
merah/beras tumbuk), kentang, roti (sebaiknya roti bekatul/whole
wheat bread) dan jagung. Jangan menggabungkan dua atau lebih
makanan pokok seperti nasi dengan lauk mi goring dan perkedel
kentang ( karena ketiganya memiliki indeks glisemik yang tinggi).
g. Hindari penambahan gula pasir pada minuman (kopi, teh) dan
makanan sereal.
h. Makanan camilan dan minuman bebas gula yang tersedia di
pasaran. Penyandang diabetes yang gemar memasak dapat
membuat kue-kue basah seperti wafel yang terdiri atas tepung
gandum utuh, havermout, putih telur, susu skim dan sedikit buah-
buahan dengan aroma yang mengundang selera misalnya pisang,
stroberi, nanas.
i. Biasakan membuang lemak/gaji dari daging sebelum
memasaknya. Kurangi konsumsi daging merah yang dapat diganti
dengan daging putih seperti daging ayam atau ikan.
j. Gunakan minyak goreng dalam jumloah terbatas (kurang lebih
setengah sendok makan untuk sekali makan). Biasakan memasak
dengan cara menumis, merebus, memepes, memanggang serta
menanak, dan hindari kebiasaan menggoreng makanan dengan
banyak minyak.
k. Biasakan makan makanan vegetarian pada waktu santap malam.
l. Dalam membuat menu yang menggunakan telur, setiap merah
telur dapat diganti dengan dua buah putih telur, santan dapat
diganti dengan susu skim, dan minyak diganti dengan saus apel.
Untuk menu yang memmerlukan kecap, gunakan kecap diet dalam
jumlah terbatas.
m. Nasihat diet lainnya dapt dimintakan dari ahli gizi/diet.
n. Biasakan berjalan sedikitnya 3 kali seminggu selama >30 menit.

3. Pilihan makanan untuk Penderita Diabetes

a. Makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh atau karbohidrat


kompleks seperti nasi merah, kentang panggang, oatmeal, roti dan
sereal dari biji-bijian utuh.
b. Daging tanpa lemak yang dikukus, direbus, dipanggang, dan
dibakar.
c. Sayur-sayuran yang diproses dengan cara direbus, dikukus,
dipanggang atau dikonsumsi mentah.Sayuran yang baik
dikonsumsi untuk penderita diabetes di antaranya brokoli dan
bayam.
d. Buah-buahan segar.Jika Anda ingin menjadikannya jus, sebaiknya
jangan ditambah gula.
e. Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu
yang dikukus, dimasak untuk sup dan ditumis.
f. Popcorn tawar.
g. Produk olahan susu rendah lemak dan telur.
h. Ikan seperti tuna, salmon, sarden dan makarel.
4. Makanan yang Dihindari

a. Roti tawar putih.


b. Makanan yang terbuat dari tepung terigu.
c. Sayuran yang dimasak dengan tambahan garam, keju, mentega,
dan saus dalam jumlah banyak.
d. Buah-buahan kaleng yang mengandung banyak gula.
e. Sayuran kaleng yang mengandung garam tinggi.
f. Daging berlemak.
g. Produk susu tinggi lemak.
h. Hati, ampela, dan organ dalam hewan lainnya.
i. Makanan yang digoreng seperti ayam goreng, ikan goreng, pisang
goreng, dan kentang goreng.
j. Popcorn kaya rasa.
k. Kulit ayam.

5. Pola Makan Diabetes


07.00-08.00 Makan Pagi
10.00 Makan Selingan
12.00-13.00 Makan Siang
15.00-15.30 Makan Selingan
18.00-18.30 Makan Malam
19.00 Makan Selingan
6. Pedoman Makan Yang Sehat
- Pilih makanan sehat
- Hati-hati memilih makanan pengganti bila lapar
- Variasikan makanan
- Gunakan piring kecil
- Kunyah perlahan
- Pilih makanan rendah lemak
- Tingkatkan konsumsi makanan berserat (IG rendah)
- Kurangi garam dan batasi gula

Anda mungkin juga menyukai