Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI KELARUTAN DAN UJI NODA LEMAK

Disusun oleh:

Nurjanah Puspita Sari (24032118016)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GARUT

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwasanya atas rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum biokimia “Uji Kelarutan
dan Uji Noda pada Lemak” ini. Ucapan terimakasih selalu saya haturkan kepada kedua
orangtua yang senantiasa mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih sayang.

Laporan ini merupakan pemaparan mengenai bagaimana cara menguji kelarutan


dan uji noda lemak pada bahan-bahan yang disediakan pada saat praktikum. Yang
tentunya sangat berguna dipelajari untuk menunjang ilmu peternakan. Laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas paktikum mata kuliah Biokimia.

Saya pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun
sangat diperlukan untuk perbaikan penulisan kedepannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat terutama bagi saya pribadi dan umumnya bagi kita semua. Semoga Allah
selalu membimbing kita dalam menapaki setiap jalan yang akan kita tempuh. Aamiin.

Garut, Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................i

BAB I Pendahuluan.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1

1.3 Tujuan...........................................................................................2

Bab II Tinjauan Pustaka.....................................................................................3

2.1 Pengertian Lemak...............................................................................3

2.2 Fungsi Lemak...................................................................4

2.3 Cara menguji kelarutan dan noda pada lemak......................................5

Bab III Alat, Bahan dan Prosedur Kerja..........................................................7

Bab IV Hasil dan Pembahasan..........................................................................8

4.1 Hasil dan Pembahasan.............................................................................

4.1.1 Hasil Uji Kelarutan Lemak dan Pembahasan ..................................8

4.1.2 Hasil uji noda lemak dan Pembahasan.............................................9

Bab IV Penutup...................................................................................................11

Kesimpulan..........................................................................................................11

Daftar Pustaka.....................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid adalah sekelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan,
atau manusia dan memegang peranan yang penting dalam struktur dan fungsi sel (Tim
Dosen Biokimia, 2011).

Untuk memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa
yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia
dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian, para ahli biokimia
bersepakat bahwa lemak dan senyawa organik kelompok yang disebut lipid (Poedjiadi
dan Supriyanti, 2009).

Lipid (Yunani, lipos = lemak) adalah sekelompok besar senyawa alam yang tak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti n-heksan, kloroform, dan
dietil eter. Sifat inilah yang membedakan lipid dari karbohidrat, protein, asam nukleat,
dan kebanyakan molekul hayati lainnya (Tim Dosen Kimia UPT MKU, 2011).

Struktur molekul lipid sangat beragam, sehingga kita harus meninjau banyak gugus
fungsi yang telah kita pelajari sebelumnya. Senyawa yang termasuk kelompok lipid
adalah trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolipid, steroid, terpen, prostaglandin, dan
lain-lain (Tim Dosen Kimia UPT MKU, 2011).

Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting kelompok lipid, yaitu
sebagai komponen makanan utama bagi organisme hidup. Lemak dan minyak penting
bagi manusia karena adanya asam-asam lemak esensial yang terkandung di dalamnya.
Fungsinya dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tubuh (Tim Dosen Biokimia, 2011).

Sudut pandang kesehatan menempatkan lemak sebagai zat tenaga, pelarut vitamin,
dan dalam komponen bahan makanan, lemak memberi rasa gurih. Karakter pemberi rasa
gurih pada lemak, menyebabkan makanan yang berlemak disukai banyak orang.
Implikasi jangka panjangnya adalah akan terjadi kelebihan cadangan lemak. Hal ini
umumnya terjadi jika asupan lebih tinggi daripada kebutuhan, atau rendahnya aktivitas
fisik di saat asupan lemak dan zat gizi makro lainnya tinggi (Rejeki, 2010).
Untuk lebih memahami lipid dengan segala sifat fisikokimia dan reaksi-
reaksi yang terjadi pada identifikasi sifatnya, maka dilakukan beberapa percobaan
terhadap lipid, praktikum kali ini melakukan percobaan uji kelarutan lemak
dengan pelarut alkohol, 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3,serta air. Disamping itu dilakukan juga uji
noda lemak menggunakan kertas saring yang disediakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan lemak?
2. Apa fungsi lemak?
3. Bagaimana cara menguji kelarutan dan noda pada lemak?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian lemak.
2. Untuk mengetahui fungsi lemak.
3. Untuk mengetahui cara menguji kelarutan dan noda pada lemak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lemak

Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid
merupakan lemak, sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid merupakan
senyawa trimester yang dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam
karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih
kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki
tiga karbon yang masing-masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam
lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom
karbon, panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala yang terdiri
atas suatu gugus karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini
disebut asam lemak, yang berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah
hidrokarbon panjang yang disebut ekor. (Poedjiadi,2009)

Sifat dari lemak:


a) Hidrofobik (sulit untuk larut dalam air).
b) Hanya larut dalam larutan non-polar seperti klorofom, eter, dan benzene.
c) 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
d) Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.

2.2 Fungsi Lemak


Fungsi utama lemak yaitu sebagai penyekat, bantalan dan cadangan
energi. Fungsi penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel mahluk
hidup dibungkus oleh membran yang antara lain terdiri dari molekul-molekul
lemak yang tersusun sedemikian rupa sehingga isi sel terpisah dari dunia luar.
Fungsi penyekat tampak jelas pula pada sel-sel syaraf. Baik sel syaraf
maupun serat syaraf diliputi oleh sarung pembungkus yang disebut Mielin,
yang terutama terdiri atas lemak. Fungsi sebagai bantalan tampak misalnya
pada jaringan bawah kulit, yang menebal ditempat-tempat tertentu dan juga
disekitar berbagai alat didalam rongga tubuh dan dibelakang bola mata.
Lemak juga merupakan bentuk cadangan energi bagi tubuh. Senyawa ini
dibentuk bila tubuh kelebihan makanan dan dipecah bila tubuh kekurangan
energi. Secara kasar tampak dalam bentuk perubahan berat badan atau dalam
bentuk gemuk dan kurus.(Titin Supriyanti,2009)
Senyawa organik ini terdapat dalam semua sel dan berfungsi sebagai :
1. Penyimpan energi dan transpor
2. Struktur membran
3. Kulit pelindung, komponen dinding sel
4. Penyampai kimia
Beberapa senyawa lipida mempunyai aktivitas biologis yang sangat
penting dalam tubuh, diantaranya vitamin dan hormon. Ditinjau dari sudut
nutrisi, lemak merupakan sumber kalori penting disamping berperan sebagai
pelarut berbagai vitamin.
Secara Kimia, Lemak terbagi tiga , yaitu:
1. Lemak Sederhana
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, biasanya
berupa gliserol, serta menghasilkan asam lemak. Contoh yang paling banak
ditemukan adalah Triasilgliserol yang disebut juga Trigliserida (TG), yang
ditemukan antara lain dalam serum, dalam minyak kelapa dan dalam berbagai
minyak lain yang berasal dari mahluk hidup. Yang dimaksud dengan minyak
adalah lemak yang dalam suhu ruang berada dalam bentuk cair , lemak yang
dalam suhu ruang masih berbentuk padat disebut lemak saja.
Biasanya minyak berasal dari tumbuhan dan lemak dari hewan.
Konsistensi cair atau padat pada suhu ruang ini biasanya ditentukan dari
jumlah atom C yang menyusun asam lemak dari TG. Makin panjang atom C,
biasanya makin padat. Di lain pihak, makin banyak ikatan rangkap,
konsistensi semakin cair. Lemak yang banyak mengandung ikatan rangkap ini
disebut asam lemak essensial, yang harus ada dalam makanan. Lemak
tumbuhan berupa minyak karena jumlah atom C-nya lebih pendek dan ikatan
rangkapnya relatif lebih banyak.

2. Lemak Majemuk
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, asam lemak
dan senyawa lain seperti fosfat, asam amino, basa organik, sepert kolin atau
betain. Umumnya lemak majemuk mengandung listrik atau paling tidak
mempunyai pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga menjadi lebih
mudah berinteraksi dengan air. Lemak Majemuk ini ikut menyusun membran
sel dan juga selubung sel dan serat syaraf.

3. Turunan Lemak
Yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan
kedua jenis lemak terdahulu. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
Gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak,
dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan
rangkap (jenuh), kolesterol dan berbagai macam senyawa steroid seperti
hormon steroid (kortisol, prednison, estrogen, progesteron, testosteron, dan
aldosteron). (Titin Supriyanti,2009)

Meskipun bukan termasuk lemak, perlu juga diketahui bahwa vitamin-


vitamin A, D, E dan K sangat memerlukan lemak untuk dapat diserap dan
digunakan tubuh. Karena vitamin-vitamin ini tidak larut dalam air dan hanya
larut dalam lemak atau pelarut lemak. (Titin Supriyanti,2009)
Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak terbagi menjadi
asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Hewan-hewan tingkat yang
lebih tinggi dapat mengadakan biosintesa asam-asam lemak jenuh dan yang
mono tak jenuh dari sumber-sumber lain seperti karbohidrat. Asam-asam
linoleat dan linolenat dan asam-asam lemak poli tak jenuh bertingkat lebih
tinggi tidak dapat dihasilkan pada hewan bertingkat lebih tinggi dan karena
itu diistilahkan asam lemak essensial. (Titin Supriyanti,2009)
Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang
terkandung didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Bilangan iodium adalah
banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram asam lemak. Jadi,
makin banyak ikatan rangkap, makin besar bilangan iodium.(Titin
Supriyanti,2009)
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak gliserol.
Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim tertentu.
Proses hidrolisis yang menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam
lemak atau sabun. Oleh karena itu, proses hidrolisis yang menggunakan basa
disebut proses penyabunan. (Titin Supriyanti,2009)
Minyak dan lemak merupakan campuran dari gliserida-gliserida berbagai
macam asam-asam lemak. Sedangkan Wax (lilin) merupakan campuran ester-ester
dari alkohol polihidrik kecuali gliserol, dan asam-asam lemak. (Riawan, 1990).
Lipid atau trigliserida adalah sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang
memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak.
Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak.
Lipid sebagai sekumpulan senyawa dengan struktur dan fungsi yang berbeda
tetapi bersifat sama, yaitu larut dalam pelarut organik atau non polar memiliki
fungsi sebagai penyimpan energi dan transport, struktur membran, penyampai
kimia, kulit pelindung dan komponen dinding sel. (Riawan, 1990).
Lemak berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau
sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti
kloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alkohol panas. (Riawan, 1990).
Menurut struktur kimianya, Lemak terdiri dari :
Lemak Netral (triglyceride), Phospholipida, Lecithine dan Sphyngomyelineb.
Menurut Sumbernya (Bahan Makanannya) : Lemak Hewani dan Lemak Nabatic.
Menurut Konsistennya : Lemak Padat (Lemak atau Gaji) dan Lemak Cair
(Minyak). Menurut wujudnya : Lemak tidak terlihat (invisible fat) dan Lemak
terlihat (visible fat). Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tidak
jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah dan berbentuk cair
(minyak). Sedangkan lemak hewani mengandung asam lemak jenuh khususnya
mempunyai rantai karbon panjang yang berbentuk padat (lemak). Lemak
digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya.
Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Lemak
yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang tidak memiliki
ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi dan lemak sapi,
kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan. Sedangkan, Asam lemak tidak
jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap. Jenis asam lemak ini
dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana ikatan rangkap akan terputus
sehingga terbentuk asam lemak jenuh. (Salirawati et al,2007).

2.3 Cara Menguji Kelarutan Lemak dan Uji Noda Lemak


Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi
beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

2.3.1 Uji Kelarutan Lipid


Uji ini terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap
berbagai macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat
kepolaran pelarut. Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya
lipid tersbut tidak akan larut. Hal tersebut karena lipid memiliki sifat nonpolar
sehingga hanya akan larut pada pelarut yang sama-sama nonpolar (Garjito, 1980).

2.3.2 Uji Noda

Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent sehingga kertas tulis
yang tidak tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk
biasanya semakin melebar setelah disirami air dan dikeringkan.
BAB III

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 ALAT
- Tabung Reaksi
- Gelas Ukur
- Plat Tetes
- Pipet Tetes

3.2 Bahan
- Air
- Eter
- Alkohol
- 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3 1%

3.3 Prosedur Kerja Uji Kelarutan Lemak


1. Siapkan 5 tabung reaksi dan isilah masing-masing 2 ml eter, air larutan
1% 𝑁𝑎2 𝐶𝑂3
2. Tambahkan ke dalam tiap tabung di atas, setetes minyak kelapa
3. Gojoklah kemudian biarkan selama 5 menit
4. Catatlah perbedaan-perbedaannya.

3.4 Prosedur Kerja Uji Noda Lemak


1. Isilah tabung reaksi dengan sedikit bahan yang akan diteliti kandungan
minyak lemaknya.
2. Tambahkan beberapa tetes eter ( 4 ml ) gojok
3. Ambil lapisan eter dan tempatkan di atas lempeng tetes
4. Biarkan eternya menguap dan usaplah sisinya dengan kertas minyak
5. Amati ada atau tidaknya noda.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

4.1.2 Uji Kelarutan

Larutan Pelarut Hasil


Na2CO3 Minyak kelapa 1 tetes Larut
Alkohol Minyak kelapa 1 tetes Mengendap
Air Minyak kelapa 1 tetes Tidak larut

Pada umumnya, lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit
larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter,
kloroform, aseton, benzene, atau pelarut nonpolar lainnya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sampel lipid/lemak menunjukkan hasil
yang berbeda-beda pada tiap reagen. Sampel pertama adalah minyak kelapa.
Minyak kelapa hampir tidak larut dalam semua pelarut ( alkohol, Na2CO3, air)
kecuali pada Na2CO3 . Minyak kelapa tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan
minyak yang berada dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil setelah
dilakukan pengocokan, kedua larutan tersebut memisah menjadi dua lapisan.
Disini air tidak dapat tercampur dengan minyak karena air merupakan senyawa
yang bersifat polar sedangkan minyak bersifat nonpolar. Pada tabung selanjutnya
(alcohol + minyak kelapa) menunjukkan bahwa minyak kelapa tidak larut dalam
alcohol tapi membentuk emulsi stabil karena alcohol bersifat semipolar.

Pada tabung selanjutnya (Na2CO3 + minyak kelapa), minyak kelapa tidak


larut dalam Na2CO3 1% tapi membentuk emulsi stabil dikarenakan asam lemak
yang bebas dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk sabun. Sabun
mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak menjadi tersebar
seluruhnya.

4.1.2 Uji Noda Lemak


Larutan Pelarut Hasil
Minyak kelapa Alkohol 2 ml Tidak meninggalkan
noda
Minyak sawit Alkohol 2 ml Tidak meninggalkan
noda
Margarin Alkohol 2 ml Meninggalkan noda
Tepung beras Alkohol 2 ml Tidak meninggalkan
noda

Hasil pengamatan diperoleh bahwa tidak terdapat noda-noda karena adanya


minyak yang terkandung dalam larutan. Kecuali pada margarin, hal ini
dikarenakan oleh lemak sudah teremulsi dan menyatu dengan pelarut.
Emulsi adalah salah satu campuran yang terdiri dari zat yang tidak
tercampur atau tidak homogen, seperti air dan minyak, pengemulsian adalah zat
yang menstabilkan emulsi yang biasanya berupa protein. Emulsi dapat pula
diartikan sebagai dispersi atau suspensi menstabil suatu cairan lain yang keduanya
tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil maka diperlukan
suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulgator yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan.

Hal ini dapat disebabkan juga karena minyak yang terdapat pada sampel
tersebut sedikit sehingga tidak terdapat noda. Begitupun pada tepung beras, tentu
saja tidak meninggalkan noda karena tepung beras bukan merupakan sumber
lemak. Kenapa hanya margarin yang meninggalkan noda? Hal ini disebabkan
karena masih adanya sisa lemak yang tidak tercampur dengan pelarut sehingga
bisa terlihat dan meninggalkan noda pada saat di usap dengan kertas saring.
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

1. Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid
merupakan lemak, sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid
merupakan senyawa trimester yang dibentuk dari senyawa gliserol dan
berbagai asam karboksilat rantai panjang.
2. Fungsi utama lemak yaitu sebagai penyekat, bantalan dan cadangan
energi.
3. Uji kelarutan lemak terdiri atas analisis kelarutan lipid maupun derivat
lipid terhadap berbagai macam pelarut. Sedangkan uji noda lemak yaitu
dengan menguji minyak yang telah diberi pelarut untuk kemudian di tes
mana yang masih menyisakan noda di kertas yang disediakan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/26421523/LIPID_I_Uji_Noda_Uji_Akrolein_dan_Penyabuna
n_

https://www.slideshare.net/agtaliemagta/laporan-biokima-bab-4?from_action=save

https://www.slideshare.net/ernaliarosita/uji-kelarutan-lemak

https://www.academia.edu/29435497/Laporan_Praktikum_Biokimia_LEMAK-LIPID

https://www.academia.edu/38111789/PRAKTIKUM_VI_IDENTIFIKASI_MINYAK_LEMAK_
LEMAK_DAN_LILIN

http://repo.unsrat.ac.id/2031/1/LIPIDA.pdf

https://www.academia.edu/12838213/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOKIMIA

Anda mungkin juga menyukai