Laporan Kerja Praktek PLN
Laporan Kerja Praktek PLN
PENDAHULUAN
2. Bagi Perusahaan
Melalui Kerja Praktek diharapkan adanya hubungan timbal balik antara pihak
perusahaan dengan mahasiswa baik bidang pengetahuan teknik maupun
managemen perusahaan.
1.6 Metodologi Penulisan
Metodologi yang digunakan pada penyusunan laporan Kerja Praktek ini adalah :
1. Studi Literatur
Penulis mencatat atau memanfaatkan referensi berupa katalog, arsip-arsip, dan buku-
buku. Referensi diperoleh dari perpustakaan / dokumen perusahaan.
2. Metode Interview
Penulis mengumpulkan data melalui wawancara atau menanyakan secara langsung
kepada narasumber. Tujuannya untuk mendapatkan data-data peralatan secara
langsung dan jelas.
3. Metode Observasi
Penulis memperoleh data melalui pengamatan langsung pada objek sehingga dapat
mengamati objek dari jarak dekat disertai pencatatan tentang pengertian dan fungsi
objek dengan singkat dan jelas.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA
PEMBANGKITAN LOMBOK UNIT LAYANAN PUSAT LISTRIK
PAOKMOTONG
Moto
“Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”
(Electricity For a Better Lifes)
2.3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara umum
dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara skematis yang
menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta tanggung jawab dan
wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula. PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik
Paokmotong secara struktural dipimpin oleh seorang Manager. Adapun struktur
organisasi PL (PLTD) Paokmotong adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Diesel
Paokmotong (Sumber : ULPL Paokmotong)
Supervisor Pemeliharaan
1. Identifikasi Jabatan
Jenis Jabatan : Struktural
Jenjang Jabatan : Supervisor Dasar
Level Kompetensi : Spesific
Kelompok Profesi : Pembangkitan
Unit Kerja : Pusat Listrik
2. Tujuan Jabatan
Mengkoordinir, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan peralatan
mesin utama dan alat bantu, listrik, control dan instrument, konstruksi sipil,
baik secara rutin maupun periodik guna menjaga kontinuitas keandalan unit
pembangkit.
3. Tugas Pokok
a. Menyusun jadwal pemeliharaan secara rutin dan periodik.
b. Mengkoordinir kegiatan pemeliharaan sesuai dengan rencana kerja Seksi
pemeliharaan.
c. Membimbing dan mengarahkan staff seksi pemeliharaan unit pembangkit
agar dapat melaksanakan kegiatan dengan baik.
d. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk kesempurnaan pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan.
e. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan uji coba kemampuan instalasi
pembangkit setelah diadakan perbaikian / overhaul sesuai deng SOP / SMP
yang ditetapkan.
f. Mengusulkan kebutuhan material suku cadang dan alat kerja untuk
pemeliharaan instalasi pembangkit.
g. Menyajikan data riwayat pemeliharaan instalasi pembangkit untuk bahan
perencanaan pemeliharaan berikutnya.
h. Mengawasi perbaikan yang diperlukan apabila terjadi gangguan atau
kerusakan agar unit pembangkit beroperasi semestinya.
i. Mengawasi penyimpanan dokumen pemeliharaan, gambar-gambar dan
peralatan kerja sebagai bahan sajian bila diperlukan.
j. Menganalisa penyebab kerusakan peralatan unit pembangkit dan
melaporkan pada atasannya.
Gambar 2.3 Layout Perusahaan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong (Sumber : ULPL Paokmotong)
Gambar 2.4 Layout Jalur Evakuasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong (Sumber : ULPL Paokmotong)
2.5 Petunjuk Keselamatan & Keamanan Kerja (K3) & Quality Control (QC) PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong
Perlu kami sampaikan bahwa PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong telah mengimplementasikan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagai berikut :
I. Umum
1. Pengunjung harus mematuhi peraturan, prosedur, dan ketentuan-ketentuan
perusahaan yang berlaku di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong selama berada di lokasi.
2. Pengunjung yang akan memasuki area terlarang PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
wajib memakai Alat Pelindung Diri (APD).
3. Pengunjung wajib mengenakan pakaian yang sopan, pakaian lapangan atau
pakaian dinas sepatu.
4. Pengunjung wajib meninggalkan Kartu Identitas (KTP/SIM/ Surat Keterangan
atau lainnya) yang masih berlaku.
5. Kadar Air
Kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar dapat membentuk
kristal yang dapat menyumbat aliran bahan bakar.
6. Kadar Abu
Kadar abu menyatakan banyaknya jumlah logam yang terkandung
dalam bahan bakar. Tingginya konsentrasi dapat menyebabkan penyumbatan
pada injeksi, penimbunan sisa pembakaran.
7. Kadar Residu Karbon
Kadar residu karbon menunjukkan kadar fraksi hidrokarbon yang
mempunyai titik didih lebih tinggi dari bahan bakar, sehingga karbon tertinggal
setelah penguapan dan pembakaran bahan bakar.
8. Titik Tuang
Titik tuang adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar mulai
membeku dan terbentuk kristal-kristal parafin yang dapat menyumbat saluran
bahan bakar.
9. Kadar Karbon
Kadar karbon menunjukkan banyaknya jumlah karbon yang terdapat
dalam bahan bakar.
10. Kadar Hidrogen
Kadar hidrogen menunjukkan banyaknya jumlah hidrogen yang
terdapat dalam bahan bakar.
11. Angka Setana
Angka Setana menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala
sendiri (auto ignition). Semakin cepat suatu bahan bakar mesin diesel terbakar
setelah diinjeksikan ke dalam ruang bakar, semakin tinggi angka setana bahan
bakar tersebut. Angka setana bahan bakar adalah persen volume dari setana
dalam campuran setana dan alfa-metil-naftalen yang mempunyai mutu
penyalaan yang sama dengan bahan bakar yang diuji. Bilangan setana 48 berarti
bahan bakar setara dengan campuran yang terdiri atas 48% setana dan 52% alfa-
metil-naftalen.
12. Nilai Kalor
Nilai kalor menunjukkan energi kalor yang dikandung dalam setiap
satuan massa bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor suatu bahan bakar,
semakin besar energi yang dikandung bahan bakar tersebut persatuan massa.
13. Massa Jenis
Massa jenis menunjukkan besarnya perbandingan antara massa dari
suatu bahan bakar dengan volumenya.
3.4 Bagian-Bagian Mesin Diesel PLTD
Adapun bagian-bagian mesin diesel pada PLTD secara garis besar adalah
sebagai berikut :
1. Kompresor
a. Injektor (Pengabut ) :
Fungsi dari Injektor adalah sebagai pengabut atau penyembur bahan bakar
diesel dari injektor pump ke dalam silinder pada setiap langkah kompresi
dimana torak (piston) mendekati posisi TMA.
b. Rocker Arm
Rocker Arm berfungsi untuk menggerakan Katup Hisap dan Katup Buang
dalam proses Pembakaran.
c. Valve (Katup)
Valve (Katup) berfungsi untuk menutup dan membuka saluran udara masuk
dan gas buang pada saat proses pembakaran. Dalam proses awal menghidupkan
mesin diesel Valve (Katup) juga berfungsi untuk mengalirkan udara strart yang
mendorong salah satu piston yang berada pada TMA.
6. Bearing
8. Rangka
9. Generator
Gambar 3.11 Generator Listrik (Sumber : ULPL Paokmotong)
Generator Listrik adalah sebuah mesin yang dapat mengubah energi gerak
(mekanik) yang dihasilkan oleh mesin menjadi energi listrik (elektrik). Generator dapat
menghasilkan listrik karena adanya perbedaan potensial yang terjadi dalam generator.
Beda potensial ini dihasilkan dari perbedaan tegangan antara kumparan rotor yang
berputar terhadap stator yang diam.
2. Turbocharger
4. Saringan (Filter)
6. Radiator
Gambar 3.18 FCM (Fuel oil Circulation Modul) (Sumber : ULPL Paokmotong)
FCM (Fuel oil Circulation Modul) berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar High
Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO) ke Injektor Pump. Didalam FCM juga
terdapat Heater dan Filter, Heater ini berfungsi untuk memanaskan bahan bakar agar
viskositas dari bahan bakar MFO & HSD sesuai dengan standar yang diperlukan mesin
dan Filter berfungsi untuk menyaring bahan bakar dari kotoran yang berada pada MFO
& HSD.
8. HRTO (Heat Recovery Termal Oil)
9. Exhaust (Knalpot)
3. Knalpot (Exhaust)
4. Generator
Spesifikasi Generator :
Merek : CEM
Tipe : MWPD 20245 / 10
Tegangan : 6300 Volt
Daya Terpasang : 6368 kW
Daya Mampu : ± 5000 kW
Tahun Pembuatan : 1982
Mulai Dioperasikan : 2000
Gambar 4.3 Merupakan Generator yang berada di ULPL Paokmotong. Generator
Listrik adalah sebuah mesin yang dapat mengubah energi gerak (mekanik) menjadi
energi listrik (elektrik). Generator dapat menghasilkan listrik karena adanya perbedaan
potensial yang terjadi dalam generator. Beda potensial ini dihasilkan dari perbedaan
tegangan antara kumparan rotor yang bergerak terhadap stator yang diam.
Generator bekerja berdasarkan Hukum Faraday yakni apabila suatu penghantar
diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis garis gaya magnet
maka pada ujung penghantar tersebut akan timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang
mempunyai satuan volt.
Generator memiliki konstruksi yang hampir sama dengan motor induksi.
Generator terdiri dari dua bagian utama:
Gambar 4.5 Ilustrasi Rotor dan Stator pada Generator listrik (Sumber :
https://www.generator.com)
5. Trafo (Transformator)
KETERANGAN :
1 = Turbocharger
2 = Filter Udara
3 = CAC Charger Air Cooler
4 = Exhaust
Gambar 4.8 Sistem Udara dan Gas Buang (Sumber : ULPL Paokmotong)
Sistem Turbocharger memanfaatkan gas buang yang keluar dari ruang bakar
untuk memutar turbin yang dikopel langsung dengan poros blower. Selanjutnya blower
tersebut menghisap udara masuk dari filter udara ke Charged Air Cooler (CAC) dan
kemudian udara dari CAC ditiupkan ke ruang bakar.
Gas hasil pembakaran yang tidak dimanfaatkan menjadi kerja berguna namun
masih memiliki energi panas tinggi, sebelum dibuang ke exhaust dimanfaatkan untuk
memutar turbin yang dikopel langsung dengan poros blower pada sistem turbocahrger.
Dimana sistem pada turbocharger ini memiliki bagian penting seperti turbin yang
befungsi untuk membantu putaran blower sedangkan pada blower ini memiliki 2 fungsi
yaitu menghisap udara luar dari atmosfir yang kemudian melalui filter udara agar udara
yang masuk keruang bakar nantinya bersih tidak mengandung kotoran dan air setalah
di saring melalui filter udara maka udara yang sudah bersih akan dialirkan melalui
sistem Charged Air Cooler dimana sistem ini berfungsi sebagai mendinginkan udara
yang bersikulasi dari filter udara ke ruang bakar agar temperature udara tidak
melampaui batas maksimum. karena udara yang dihisap dari luar memiliki temperatur
kurang lebih 30ºC karena udara yang dihisap dari luar masuk ke blower lagi maka
temperatur udara menjadi meningkat disebabkan oleh turbin dan blower memiliki
temperatur tinggi sebesar kurang lebih 120ºC maka udara luar menjadi cukup tinggi
temperaturnya sehingga perlu di sirkulasikan lagi ke sistem Charged Air Cooler (CAC)
agar udara yang akan masuk ke ruang bakar temperatur udara lebih rendah sebesar
50ºC yang diinginkan oleh ruang bakar dan tidak melampaui batas maksimum sebelum
masuk ke ruang bakar.
c. Sistem Pelumas
Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, aman, ekonomis dan optimal,
maka harus ditunjang dengan sistem pelumasan yang baik. Pelumasan ini berfungsi
sebagai pelicin, pendingin, perapat, pembersih, pencegah korosi dan peredam kejut.
KETERANGAN :
1 = Tangki Air Bawah C = Filter I
2 = Tangki Air Atas K = Filter II
3 = Tangki RO 1 A = Filter III
4 = Tangki RO 2 F = Filter IV
5 = Jacket Cooling Water (JCW)
6 = Injector Cooling Water (ICW)
7 = Mesin Sulzer
8 = Radiator
9 = Generator
Gambar 4.10 Sistem Air Pendingin Mesin Diesel (Sumber : ULPL Paokmotong)
Water cooling sistem pada ULPL Paokmotong menggunakan air yang disuplai
dari PDAM dan sumur yang kemudian akan ditampung melalui penampungan air yang
berada di bawah, kemudian di pompa menuju tangki air yang berada di sebalah RO
(Reverse Osmosis), lalu masuk ke aktif karbon filter (filter I) yang berfungsi sebagai
penghilang warna dan bau bersifat semi permiabel (seperti mineral yang terkandung
dalam air tidak ikut larut di filter ini). Proses berikutnya setelah difilter di dalam filter
I air disaring lagi melalui filter kation (filter II) yang berfungsi sebagai pengikat kation
yang terkandung di dalam air. Setelah melalui filter kation (filter II) Air kemudian
melalui filter anion (fillter III) yang berfungsi sebagai pengikat anion yang terkandung
di dalam air. Pada proses selanjutnya air yang sudah disaring di tampung ke tangki RO
1, dan melewati sebuah filter (filter IV) dimana air yang sudah melewati filter IV sudah
benar-benar bersih, bening dan tidak berbau, kemudian air yang sudah melewati empat
kali proses penyaringan (filter) di tampung ke tangki RO 2. Air dari tangi RO 2
dipompakan ke pipa baypass menuju ke tangki Jacket Cooling Water (JCW), dari
tangki JCW terdapat sebuah penghubung ke tangki Injektor Cooling Water (ICW)
kedua tangki tersebut berfungsi sebagai pendingin dimana JCW berfungsi sebagai
water jacket pada silinder ruang bakar, lalu diteruskan ke radiator dan kembali ke mesin
lalu dibawa ke ICW yang berfungsi sebagai pendingin pada injektor dimana rata-rata
suhu pendingin sebesar 160ºC, setelah melewati injektor di tampung di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL 1) sebelum dibuang ke alam.
KETERANGAN :
1 = Tangki MFO 500kl 8 = Thermal Oil Tank
2 = Tangki MFO 250kl 9 = FCM (Fuel oil Circulation Modul)
3 = Tangki MFO 60kl 10 = Mesin Sulzer
4 = Separator I 11 = Turbocharger
5 = Separator II 12 = Filter Udara
6 = Tangki HSD 650kl 13 = CAC (Charged Air Cooler)
7 = Tangki HRTO 14 = Generator
Gambar 4.11 Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel (Sumber : ULPL Paokmotong)
Bahan bakar yang digunakan pada mesin yang ada di PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong adalah
bahan bakar High Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO), kedua bahan bakar
ini sebenarnya hampir sama digunakan dalam pengoperasian mesin diesel SULZER
dimana pada bahan bakar High Speed Diesel (HSD) digunakan untuk pertama kali
menghidupkan mesin diesel SULZER agar temperatur mesin meningkat dan
menghasilkan gas buang pada exhaust yang melalui turbocharger untuk memanaskan
thermal oil pada pipa kapiler yang berada pada HRTO. Pipa kapiler pada HRTO akan
dialirkan ke dalam heater yang berfungsi untuk memanaskan bahan bakar MFO yang
akan digunakan setelah penggunaan HSD. Ketika mesin sudah beroperasi dan
temperature mesin sudah meningkat baru bahan bakar Marine Fuel Oil (MFO) ini
digunakan, bahan bakar MFO tidak bisa digunakan langsung dan harus diolah terlebih
dahulu karena memiliki viskositas yang tinggi sehingga bahan bakar Marine Fuel Oil
ini perlu dipanaskan terlebih dahulu sehingga temperature bahan bakar MFO
meningkat dan viskositas MFO menjadi rendah.
Aliran Bahan Bakar Marine Fuel Oil (MFO)
MFO yang disuplai dari sektor menggunakan truk tangki bahan bakar MFO
dipompa ke tangki 500 kl dimana bahan bakar MFO akan ditampung di tangki 500 kl
terlebih dahulu, kemudian dipompakan lagi menuju heater dan dari heater diteruskan
ke tangki 250 kl. Didalam tangki 250 kl terdapat 2 buah separator dimana separator I
berfungsi sebagai heater yang akan bersikulasi di tangki 250 kl dan untuk separator II
berfungsi sebagai penyaring kotoran bahan bakar MFO yang kemudian kotoran bahan
bakar MFO akan di pompakan lagi menuju Daily Tank. Kotoran yang dihasilkan dari
penyaringan di separator II akan ditampung pada IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah), kemudian akan dipompakan lagi ke tanki limbah dengan besar tangki sebesar
1000 kl. Didalam pengambilan dan pengolahan limbah lebih lanjut ULPL Paokmotong
berkerjasama dengan pihak ketiga.
Bahan bakar yang sudah bersih dan sudah memiliki temperature sebesar 60ºC-
75ºC dari tangki 250 kl akan dipompakan ke tangki 60 kl, dalam tangki 60 kl tersebut
terdapat heater yang berfungsi untuk mengsirkulasi bahan bakar MFO agar tetap pada
temperatur 90ºC - 100ºC di tangki 60 kl. MFO dengan suhu 90ºC-100ºC dipompakan
lagi ke heater dan dialirkan ke FCM dimana di FCM ini juga terdapat heater dan filter
yang akan menaikan temperatur MFO menjadi 120ºC - 130ºC. MFO dengan suhu
120C-130C akan dihubungkan menuju injektor pump dan disemprotkan oleh injektor
di ruang bakar mesin diesel SULZER.
Aliran Bahan Bakar High Speed Diesel (HSD)
HSD yang disuplai dari sektor menggunakan truk tangki bahan bakar HSD
dipompa ke tangki 650 kl dimana bahan bakar HSD akan ditampung di tangki 650 kl
terlebih dahulu, kemudian dipompa menuju FCM untuk di saring dan dipanaskan agar
temperatur bahan bakar HSD meningkat sehingga mudah untuk diledakan pada ruang
bakar nantinya. Kemudian setelah bahan bakar melalui FCM maka akan dihubungkan
ke injektor pump dan disemprotkan oleh injektor diruang bakar.
B. Pemeliharaan Korektif
Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan melakukan perbaikan akibat gangguan
SPD/ peralatan.
C. Pemeliharaan Emergency
Pemeliharaan yang dilakukan dalam kondisi darurat dan harus dilakukan tindakan
perbaikan pada saat itu juga.
4.4 Daya Listrik Yang Dihasilkan PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong Januari 2019
PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong memiliki 5 mesin diesel, dimana 1 mesin sudah tidak beroperasi
lagi, karena faktor umur mesin yang sudah terlalu tua, kerusakan mesin sudah sering
terjadi dan untuk suku cadang (spare part) pada mesin tersebut susah untuk dicari lagi
dan dapat dikatakan bahwa mesin tersebut sudah tidak layak untuk dioperasikan,
sedangkan 4 mesin lainnya beroperasi dengan baik. Untuk daya listrik yang dihasilkan
setiap mesin ini memiliki daya listrik maksimum sebesar 5 MW. Mesin ini memiliki
jam operasi yang beraneka ragam dalam artian tidak semua mesin beroperasi
bersamaan setiap harinya, setidaknya minimal 2 mesin yang beroperasi dan maksimum
3 mesin yang beroperasi jadi mesin yang lainnya hanya stand by untuk menggantikan
operasi mesin yang sudah beroperasi lebih lama agar tidak terjadi over heat pada mesin.
Berikut rekapan data daya listrik setiap mesin yang ada di PT PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong pada bulan
Januari 2019.
4.1.1 Tabel Total Daya Listrik (KWH) Bulan Januari 2019
Total Daya Listrik (kWh)
Tanggal
Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4 Mesin 5
1 65,660 117,435 79,149 0
2 103,064 93,044 64,212 0
3 122,966 63,866 80,365 0
4 57,348 66,706 121,179 0
5 80,362 55,908 118,575 0
6 118,062 84,800 63,213 0
7 48,264 109,636 76,695 0
8 75,203 57,403 114,921 0
9 108,560 54,618 119,071 0
10 120,798 86,552 62,364 0
11 64,935 109,638 82,182 32,651
12 19,807 108,396 59,318 67,566
13 18,207 116,552 75,592 48,626
14 20,202 70,519 118,092 50,592
15 20,016 113,273 56,070 84,287
16 80,609 111,283 18,758 57,317
17 49,905 37,272 81,823 91,098
18 21,706 75,624 60,759 109,855
19 11,395 111,659 70,958 55,037
20 16,534 61,990 102,764 74,301
21 81,016 83,082 51,320 34,789
22 120,900 34,754 23,702 97,111
23 126,015 26,012 20,719 111,405
24 59,754 75,217 74,886 56,446
25 26,970 117,217 47,562 71,865
26 53,868 57,798 85,405 107,383
27 19,512 62,185 120,952 71,105
28 81,063 80,314 67,058 55,470
29 126,921 53,841 28,782 70,017
30 125,651 23,745 28,317 108,036
31 67,805 22,087 80,941 111,709
Total 2,113,078 2,342,426 2,255,704 1,566,666
Operasi 428 494 472 358
HSD 3,889 11,080 6,745 12,785
MFO 554,382 620,111 576,328 397,227
Sumber data : PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit
Layanan Pusat Listrik Paokmotong
Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa setiap mesin untuk perharinya
tidak bekerja penuh selama 24 jam/hari dilihat dari jam operasinya selama sebulan dan
dapat dikatakan bahwa mesin 3 merupakan mesin yang menghasilkan daya listrik
tertinggi pada bulan Januari 2019 yaitu sebesar 2.342,426 kwh. Hal ini dikarenakan
lamanya jam operasi pada mesin 3 sebesar 494 jam pada bulan Januari 2019. Dengan
lamanya jam operasi pada mesin tersebut maka akan mempengaruhi daya listrik yang
dihasilkan. Bahan bakar yang digunakan dikategorikan menjadi 2 yaitu bahan bakar
HSD (High Speed Diesel) dan MFO (Marine Fuel Oil) bahan bakar HSD digunakan
pada saat menghidupkan dan mematikan mesin, jumlah bahan bakar HSD (High Speed
Diesel) yang digunakan pada mesin 3 sebanyak 11,080 liter dan terakhir adalah bahan
bakar MFO (Marine Fuel Oil) yaitu bahan bakar yang digunakan pada saat mesin sudah
dioperasikan atau dijalankan. Pada mesin 3 bahan bakar MFO (Marine Fuel Oil) yang
digunakan sebanyak 620,111 liter. Jadi, mesin 3 dapat menghasilkan daya listrik dalam
jumlah tinggi dipengaruhi oleh lamanya mesin tersebut beroperasi menyebabkan
tingginya jumlah bahan bakar yang digunakan pada mesin 3 beda dengan jam operasi
pada mesin 2 yang hanya memiliki jam operasi sebesar 428 jam, mesin 4 memiliki jam
operasi 472 jam dan mesin 5 hanya memiliki jam operasi sebesar 358 jam sehingga
memiliki daya listrik yang lebih rendah dari pada mesin 3 selama satu bulan di bulan
Januari 2019.
Mesin 5 merupakan mesin yang menghasilkan daya listrik terendah pada bulan
Januari 2019 yaitu sebesar 1.566,666 kwh. Rendahnya daya listrik yang dihasilkan
mesin 5 dipengaruhi oleh rendahnya jam operasi yaitu sebesar 358 jam. Rendahnya
jam operasi pada mesin 5 dikarenakan adanya pemeliharaan rutin TO (Top Overhoul)
atau perbaikan besar 4.000 jam kerja mesin dilakukannya perbaikan pada head cylinder
seperti kalibrasi Injektor, Cam Shaft, Valve, dan Spring pada mesin 5 sehingga mesin
tidak beroperasi selama 20 hari terhitung mulai dari tanggal 22 Desember 2018– 10
Januari 2019. Bahan bakar yang digunakan dikategorikan menjadi 2 yaitu bahan bakar
HSD (High Speed Diesel) sebesar 12,785 liter dan bahan bakar MFO (Marine Fuel Oil)
sebesar 397,227 liter. Dapat dilihat juga bahwa mesin 5 mengalami meningkatan
konsumsi bahan bakar HSD paling tinggi sebesar 12,785 liter dikarenakan setelah
melakukan pemeliharaan besar akan dilakukan running test dan kemungkinan akan ada
perbaikan lagi, sehingga mesin menggunakan bahan bakar HSD selama dilakukan
running test dan perbaikan kembali sampai mesin 5 benar-benar kembali normal.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Prinsip kerja mesin Diesel SULZER yang ada di PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong adalah
dengan menggunakan bantuan udara start untuk menghidupkan mesin, kemudian
bersamaan dengan pembukaan sistem penyaluran bahan bakar, sistem pelumas, sistem
udara pembakaran, dan sistem pendinginan mesin. Pada langkah awal udara start akan
mendorong piston yang berada padatitik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB)
sehingga piston yang satu poros dengan piston yang di dorongkan maka akan bergerak
sesuai dengan siklusnya masing-masing dan setelah mesin mulai hidup dan bekerja
maka untuk bahan bakar awal pada mesin diesel yang ada di ULPL Paokmotong
menggunakan bahan bakar HSD (High Speed Diesel) untuk menjalankan mesin di awal
dan akhir, sehingga menghasilkan panas dari gas buang yang nantinya akan
dimanfaatkan untuk memanaskan bahan bakar MFO (Marine Fuel Oil) setelah mesin
sudah beroperasi dan menghasilkan panas dari gas buang bahan bakar HSD (High
Speed Diesel) akan ditutup melalui FCM (Fuel Oil Circulation Modul) dimana dalam
FCM ini terdapat jalur by pass bahan bakar HSD dan MFO sebelum bahan bakar
dihubungkan ke injector pump kemudian masuk ke mesin. Setelah mesin Diesel sudah
beroperasi maka putaran poros CrankShaft akan ditransmisikan ke Generator dari
generator ini energi listrikyang dihasilkan dihubungkan lagi menuju trafo dan
kemudian listrik yang dihasilkan akan di hubungkan ke kabel sistem (sistem transmisi)
menuju gardu induk setelah dari gardu induk baru dibagi ke daerah Lombok timur
seperti Rempong, Pancor, Sakra, Keruak, Sikur, Masbagik.
Pada sistem Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), ada beberapa sistem yang perlu
diperhatikan yaitu :
a) Sistem Udara Start
b) Sistem Udara pemakaran dan Gas buang
c) Sistem Bahan Bakar
d) Sistem Pelumasan
e) Sistem Air Pendingin
Banyaknya daya listrik yang dihasilkan oleh mesin Diesel SULZER yang ada di
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong dipengaruhi oleh lamanya jam operasi mesin, dan juga
kebutuhan listrik dari daerah yang di suplai dengan lamanya jam operasi pada
mesin Diesel maka akan mempengaruhi daya listrik yang dihasilkan dan jumlah
bahan bakar yang digunakan. Bahan bakar yang digunakan dibagi menjadi dua
yaitu : bahan bakar HSD (High Speed Diesel) dan bahan bakar MFO ( Marine Fuel
Oil).
5.2 Saran
Setelah pelaksanaan kerja praktek, maka saran yang penyusun dapat berikan
bagi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong dan pihak - pihak yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Karena keberadaan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit
Layanan Pusat Listrik Paokmotong sangat penting untuk menyediakan listrik di
pulau Lombok, oleh karena itu mesin-mesin yang ada dalam perusahaan harus
diperlihara dengan baik. Pemeliharaan mesin harus dilakukan dengan rutin menurut
jadwal yang telah ditetapkan menurut manual book dari perusahaan tempat
mesin tersebut dibuat, agar kinerja mesin menjadi optimal dan life time mesin
menjadi lebih lama.
2. Dikarenakan merupakan objek pital negara maka pengamana di PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
harus di perketat lagi karena selama peulis melakukan kerja praktek, pegamana
yang dilakukan masih kurang, sehingga perlu di tigkatkan lagi untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Untuk mahasiswa/mahasiswi yang akan melakukan Kerja Praktek disarankan agar
mempelajari perusahaan yang akan didatangi dan bidang ilmu dari perusahaan
tersebut. Akan lebih baik jika mahasiswa sudah bisa merumuskan dasar-dasar dan
apa yang akan dipelajari di dalam perusahaan ini.
4. Hal ini akan membantu proses pembelajaran lebih efektif. Sebaiknya mahasiswa
yang menjalani Kerja Praktek lebih aktif lagi dalam mencari informasi dan
pengalaman yang nantinya dibutuhkan dalam dunia kerja sesungguhnya.
5. Sebaiknya mahasiswa yang menjalani kerja praktek saat dilapangan lebih
memperhatikan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) dan peralatan pengaman
seperti safety Shoes, helm safety, dan earplug.