Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era globalisasi ini, peran akan kebutuhan energy listrik sangatlah penting dan
tidak dapat diabaikan, karena hapir semua peralatan usaha-usaha industry , rumah
sakit, hotel, dan lain-lain, memakai energi listrik. Alasan pemilihan energi listrik
adalah praktis, ekonomis, dan dapat dengan mudah dikonversi menjadi energi lain.
Tenaga listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia
baik untuk kegiatan industri maupun dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga.
Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penerangan dan juga proses
produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan alat-alat/mesin industri.
PT. PLN (Persero) memberikan kontribusi untuk mendirikan pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik yang jenisnya beraneka ragam dan tersebar di pelosok tanah
air. Salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), tujuan
dibangunnya pembangkit listrik tiada lain sebagai sarana untuk menjadi perusahaan
pembangkitan independen yang berorientasi murni bisnis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di pasar ketenagalistrikan Indonesia.
Seluruh mahasiswa Program S-1 Teknik Mesin Universitas Udayana diwajibkan
untuk melaksanakan Kerja Praktek yang merupakan sarana pembelajaran mahasiswa
di dalam mengaplikasikan teori yang di dapat selama masa perkuliahan ke dalam dunia
kerja yang sebenarnya yang akan di hadapi setelah lulus. Kerja Praktek juga
dimaksudkan untuk menambah pengetahuan, keterampilan, serta daya pikir mahasiswa
untuk dapat berkembang menjadi dewasa dan lebih baik.
Oleh karena itu penerapan dan pelaksanaan Kerja Praktek (KP) yang dilaksanakan
bertujuan untuk memacu mahasiswa agar dapat mengetahui secara luas ilmu
pengetahuan, informasi, serta ilmu praktek di lapangan yang kemudian
menggabungkan dengan teori yang didapat pada saat kuliah. Dengan diadakannya
Kerja Praktek ini mahasiswa diwajibkan memilih perusahaan-perusahaan yang
diminati, karena Kerja Praktek ini merupakan salah satu syarat untuk menyusun
proposal skripsi. Melihat persyaratan itu maka penulis memilih “PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong”
sebagai tempat untuk Kerja Praktek. Perusahaan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong tersebut merupakan
pembangkit penghasil daya listrik untuk daerah yang berada di Lombok Timur seperti
Rempong, Pancor, Sakra, Keruak, Sikur, Masbagik. Sampai saat ini perusahaan masih
beroperasi dengan baik untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang ada di Lombok
Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah disapaikan diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Sistem Operasional Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) pada
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong ?
2. Bagaimana Maintenance (Pemeliharaan) secara umum Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok
Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong ?
3. Berapakah Daya Listrik yang dihasilkan oleh setiap mesin Diesel yang ada pada
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah digunakan agar pembahasan dalam laporan Kerja Praktek ini
tidak terlalu meluas, maka dari itu perlu adanya pembatasan masalah dala pebuatan
laporan ini eliputi.
Pembahasan materi dalam laporan ini sebatas pengetahuan sistem operasional
mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) beserta metode dalam pemeliharaan
peralatan utama dan penunjang Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), serta
analisis daya listrik yang dihasilkan setiap mesin yang ada di Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD).
1.4 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan diadakannya Kerja Praktek pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong antara lain:
1. Untuk mengetahui Bagaimana Sistem Operasional Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok
Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
2. Untuk mengetahui Bagaimana Maintenance (Perawatan) secara umum
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
3. Untuk mengetahui daya listrik yang dihasilkan oleh mesin Diesel yang ada pada
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong

1.5 Manfaat Kerja Praktek


Adapun manfaat yang diperoleh dari kerja praktek yang dilakukan antara lain
adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Melatih keterampilan, pola pikir dan daya nalar sehingga dapat bertindak lebih
objektif dalam memecahkan berbagai masalah yang ditemukan di lapangan sesuai
dengan ilmu yang dipelajari.

2. Bagi Perusahaan
Melalui Kerja Praktek diharapkan adanya hubungan timbal balik antara pihak
perusahaan dengan mahasiswa baik bidang pengetahuan teknik maupun
managemen perusahaan.
1.6 Metodologi Penulisan
Metodologi yang digunakan pada penyusunan laporan Kerja Praktek ini adalah :
1. Studi Literatur
Penulis mencatat atau memanfaatkan referensi berupa katalog, arsip-arsip, dan buku-
buku. Referensi diperoleh dari perpustakaan / dokumen perusahaan.
2. Metode Interview
Penulis mengumpulkan data melalui wawancara atau menanyakan secara langsung
kepada narasumber. Tujuannya untuk mendapatkan data-data peralatan secara
langsung dan jelas.
3. Metode Observasi
Penulis memperoleh data melalui pengamatan langsung pada objek sehingga dapat
mengamati objek dari jarak dekat disertai pencatatan tentang pengertian dan fungsi
objek dengan singkat dan jelas.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA
PEMBANGKITAN LOMBOK UNIT LAYANAN PUSAT LISTRIK
PAOKMOTONG

2.1 Sejarah dan Perkembangan PT PLN (Persero) Unit Pelaksana


Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong berlokasi di Jalan. Paokmotong, No. 02, Masbagik, Lombok
Timur, Paokmotong, Selong, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. 83661.
Perkembangan kelistrikan di Lombok Timur juga tidak kalah pesatnya dengan Kota
Mataram dan sekitarnya, sehingga ULPL Paokmotong yang berdiri pada tahun 1977
dengan pembangkit diesel (mesin SWD DRO 216 dengan 3 x 336 kW) terus ditambah.
Tahun 1984 diperkuat dengan mesin Ruston 6 AR dengan daya 2 x 777 kW dan tahun
1985 ditambah lagi dengan mesin Daihatsu 1 x 500 kW. Untuk meningkatkan
kehandalan maka pada tahun 1992 ULPL Paokmotong yang berlokasi di Lombok
Timur ditambah lagi dayanya dengan satu unit mesin NIGATA dengan daya mampu
2.500 kW.
Krisis moneter tahun 1999 sangat mempengaruhi kinerja/keuangan PT. PLN
(Persero), sedangkan disatu sisi PT. PLN (Persero) harus memenuhi kebutuhan akan
tenaga listrik yang memadai kepada masyarakat. Untuk kebutuhan tersebut maka tahun
2000 ULPL Paokmotong ditambah dayanya dengan merelokasi mesin SULZER Type
12ZV 40/48 dari Simpang Haru sebesar 2 x 5.000 kW.Kemudian untuk meningkatkan
efektivitas pengelolaan sistem pembangkit dan penyaluran tenaga listrik di Propinsi
NTB - Pulau Lombok dalam rangka peningkatan pelayanan serta mengantisipasi
perkembangan listrik di Propinsi NTB maka dibentuklah suatu unit khusus untuk
pelaksanaan dan penanganan bidang pembangkitan yang disebut Sektor Lombok.
Pembentukan unit ini melalui SK No. 299.K / 010 / Dir / 2000, tanggal 12 Desember
2000.
Pada tahun 2001 mesin SULZER Type 12ZV40/48 dari Teluk Lembu direlokasi
ke ULPL Paokmotong, kemudian untuk mengurangi pemadaman PLN menyewa
genset sebesar 10.000 kW. Tahun 2002 mesin SULZER Type 12ZV40/48 dari Teluk
Lembu sudah bisa beroperasi tapi belum mampu memenuhi kebutuhan listrik di Pulau
Lombok ini, sehingga PLN bekerjasama dengan Pemda menyewa genset lagi dengan
daya 5.000 kW yang baru bisa beroperasi tanggal 9 Pebruari 2003.
ULPL Paokmotong memasok listrik untuk sebagian besar daerah Kabupaten
Lombok Timur diantaranya Pancor, Anjani, Masbagik, Sikur, Sakra, Keruak dan
beberapa daerah lain yang mana sudah terinterkoneksi dengan Pusat Listrik lain
melalui beberapa Gardu Induk di Sistem Lombok. ULPL Paokmotong sendiri memiliki
4 unit mesin diesel untuk membangkitkan energi listrik atau biasa disebut Satuan
Pembangkit Diesel.

Gambar 2.1 Siklus Listrik dari Mesin Pembangkit (Sumber :


https://www.sikluslistrik.com)
Energi listrik yang dihasilkan mesin-mesin pembangkit di ULPL Paokmotong
distribusikan melalui jaringan transmisi (sistem transmisi) tegangan menengah atau
biasa disebut SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) dengan tegangan pada
jaringan transmisi sebesar 20 KV kemudian akan dihubungkan ke Gardu Induk
distribusi untuk di step down, kemudian dihubungkan ke Jaringan Distribusi Primer
dan Jaringan Distribusi Sekunder sebelum digunakan oleh konsumen.
Untuk memenuhi kebutuhan listriknya sendiri ULPL Paokmotong menggunakan
Trafo Step Down yang mengubah tegangan 20 KV dari bus bar ke tegangan rendah
400 V. Pada tegangan tersebut energi listrik dibagi ke dalam panel-panel yang memiliki
bus bar kemudian didistribusikan ke peralatan listrik seperti motor listrik, penerangan,
komputer, dll.
2.2 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit
Layanan Pusat Listrik Paokmotong
Adapun visi misi Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebagai berikut:
Visi
Menjadi Unit Pembangkit yang aman, handal, efisiensi dan ramah lingkungan yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Misi
1. Memenuhi peraturan perundang-undangan mengenai pengelolan lingkungan
hidup, K3 dan yang berkaitan dengan mutu, serta persyaratan lain yang berlaku.
2. Mengelola unit pembangkit yang aman, handal dan efisiensi serta ramah
lingkungan sesuai standard an persyaratan pelanggan.
3. Menggunakan sumber daya alam dan energi secara efisien.
4. Meningkatkan kompetisi SDM sesuai kebutuhan perusahaan.
5. Melakukan peningkatan kinerja yang berkelanjutan.
6. Mewujudkan Zero Quality Complaint.
7. Mewujudkan Zero Environmental Complaint.
8. Mewujudkan Zero Accident.

Moto
“Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”
(Electricity For a Better Lifes)
2.3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
Struktur organisasi yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan,
semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara umum
dapat dikatakan, struktur organisasi merupakan suatu gambaran secara skematis yang
menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta tanggung jawab dan
wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula. PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik
Paokmotong secara struktural dipimpin oleh seorang Manager. Adapun struktur
organisasi PL (PLTD) Paokmotong adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Unit Layanan Pusat Listrik Tenaga Diesel
Paokmotong (Sumber : ULPL Paokmotong)

A. Tugas Wewenang Masing-Masing Bagian :


Manajer Pusat Listrik
1. Identifikasi Jabatan
Jenis Jabatan : Struktural
Jenjang Jabatan : Supervisor Atas
Level Kompetensi : Sistem
Kelompok Profesi : Pembangkitan
Unit Kerja : Pusat Listrik
2. Tujuan Jabatan
Melaksanakan koordinasi, pengendalian, evaluasi pengoperasian dan
pemeliharaan pembangkit sesuai dengan standard dan prosedur yang berlaku.
3. Tugas Pokok
a. Menyusun usulan RKAP Pusat Listrik ke kantor sektor berikut cash flow
kebutuhan perbulan.
b. Menyusun rencana kerja operasi dan pemeliharaan unit pembangkitan.
c. Mengkoordinir operasi dan pemeliharaan pembangkit sesuai dengan
prosedur / manual books yang berlaku.
d. Mengelola dan mengendalikan anggaran rutin Pusat Listrik dan
administrasi sesuai pagu anggaran yang ditetapkan Kantor Sektor.
e. Memeriksa dan mengevaluasi laporan pengoperasian, pemeliharaan dan
administrasi sebagai bahan laporan.
f. Melaksanakan tata tertib administrasi perbekalan / Tata Usaha Gudang.
g. Melaporkan realisasi keuangan anggaran rutin dan administrasi Pusat
Listrik.
h. Memantau, mengkoordinasikan dan mengendalikan kondisi lingkungan di
sekitar pembangkit.
i. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab
dan kewenangannya.
j. Melaksanakan peraturan SMM, SML, SMK3 & K2LH.
Supervisor Operasi
1. Identifikasi Jabatan
Jenis Jabatan : Struktural
Jenjang Jabatan : Supervisor dasar
Level Kompetensi : Spesific
Kelompok Profesi : Pembangkitan
Unit Kerja : Pusat Listrik
2. Tujuan Jabatan
Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan operasi, mengawasi pelaksanaan
pencatatan KWH tersalur, memeriksa dan mengatur gangguan ringan (first line
maintenance), melaksanakan uji kemampuan (performance test) instalasi
pembangkit, untuk menjaga keandalan operasional.
3. Tugas Pokok
a. Mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan operasi dalam pengoperasian
unit pembangkit.
b. Memeriksa dan mengatasi kelainan atau gangguan ringan (fist line
maintenance) unit pembangkit.
c. Melaksanakan uji kemampuan (performance test) instalasi pembangkit
sesuai SOP yang ditetapkan, termasuk performance test emergency diesel
generator (EDG).
d. Menyaksikan dan mengesahkan hasil pencatatan KWh / energy yang
dibangkitkan / disalurkan sebagai data untuk perhitungan transfer energy.
e. Memeriksa dan menandatangani logsheet sebagai rekaman kegiatan
operator unit pembangkit.
f. Melaporkan dengen segera kepada atasannya bila terjadi gangguan pada
unit pembangkit.
g. Membuat laporan pelaksanaan pengoperasian unit pembangkit.
h. Membuat laporan gangguan instalasi unit pembangkit.
i. Melakukan pembinaan terhadap bawahan yang menjadi tanggung jawab
dan kewenangannya.
j. Melaksanakan peraturan SMM, SML, SMK3 & K2LH.

Supervisor Pemeliharaan
1. Identifikasi Jabatan
Jenis Jabatan : Struktural
Jenjang Jabatan : Supervisor Dasar
Level Kompetensi : Spesific
Kelompok Profesi : Pembangkitan
Unit Kerja : Pusat Listrik
2. Tujuan Jabatan
Mengkoordinir, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan peralatan
mesin utama dan alat bantu, listrik, control dan instrument, konstruksi sipil,
baik secara rutin maupun periodik guna menjaga kontinuitas keandalan unit
pembangkit.
3. Tugas Pokok
a. Menyusun jadwal pemeliharaan secara rutin dan periodik.
b. Mengkoordinir kegiatan pemeliharaan sesuai dengan rencana kerja Seksi
pemeliharaan.
c. Membimbing dan mengarahkan staff seksi pemeliharaan unit pembangkit
agar dapat melaksanakan kegiatan dengan baik.
d. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk kesempurnaan pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan.
e. Mengawasi dan memastikan pelaksanaan uji coba kemampuan instalasi
pembangkit setelah diadakan perbaikian / overhaul sesuai deng SOP / SMP
yang ditetapkan.
f. Mengusulkan kebutuhan material suku cadang dan alat kerja untuk
pemeliharaan instalasi pembangkit.
g. Menyajikan data riwayat pemeliharaan instalasi pembangkit untuk bahan
perencanaan pemeliharaan berikutnya.
h. Mengawasi perbaikan yang diperlukan apabila terjadi gangguan atau
kerusakan agar unit pembangkit beroperasi semestinya.
i. Mengawasi penyimpanan dokumen pemeliharaan, gambar-gambar dan
peralatan kerja sebagai bahan sajian bila diperlukan.
j. Menganalisa penyebab kerusakan peralatan unit pembangkit dan
melaporkan pada atasannya.

Supervisor Lingkungan, K3, dan Administrasi


1. Identifikasi Jabatan
Jenis Jabatan : Struktural
Jenjang Jabatan : Supervisor dasar
Level Kompetensi : Spesific
Kelompok Profesi : Pembangkitan
Unit Kerja : Pusat Listrik
2. Tujuan Jabatan
Mengatur dan merencanakan langkah kegiatan seksi lingkungan dan K3,
Sekretariat Umum dan kepegawaian, keamanan dan logistik dalam rangka
menunjang proses bisnis unit pembangkit.
3. Tugas Pokok
a. Mengkoordinir kegiatan seksi lingkungan dan K3, Sekretariat Umum dan
kepegawaian, keamanan dan logistik sesuai dengan rencana kerja.
b. Membimbing dan mengarahkan staff lingkungan dan K3, Sekretariat
Umum dan kepegawaian, keamanan dan logistik agar dapat melaksanakan
kegiatan dengan baik.
c. Memeriksa hasil kerja bawahan untuk kesempurnaan pelaksanaan
kegiatan staff lingkungan dan K3, Sekretariat Umum dan kepegawaian,
keamanan dan logistik.
d. Mengusulkan kebutuhan sarana dan prasarana untuk kegiatan operasional
unit pembangkit.
e. Menyusun dan melaksanakan kegiatan seksi staff lingkungan dan K2,
Sekretariat Umum dan kepegawaian, keamanan dan logistik berdasarkan
RKAP.
f. Menyusun laporan kegiatan staff lingkungan dan K2, Sekretariat Umum
dan kepegawaian, keamanan dan logistik.
g. Mengawasi penyimpanan dokumen staff lingkungan dan K2, Sekretariat
Umum dan kepegawaian, keamanan dan logistik.
h. Mengevaluasi hasil kegiatan staff lingkungan dan K2, Sekretariat Umum
dan kepegawaian, keamanan dan logistik.
i. Melaksanakan peraturan SMM, SML, SMK3 & K2LH.

2.4 Layout Perusahaan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan


Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong

Gambar 2.3 Layout Perusahaan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong (Sumber : ULPL Paokmotong)
Gambar 2.4 Layout Jalur Evakuasi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong (Sumber : ULPL Paokmotong)
2.5 Petunjuk Keselamatan & Keamanan Kerja (K3) & Quality Control (QC) PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong
Perlu kami sampaikan bahwa PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong telah mengimplementasikan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebagai berikut :
I. Umum
1. Pengunjung harus mematuhi peraturan, prosedur, dan ketentuan-ketentuan
perusahaan yang berlaku di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong selama berada di lokasi.
2. Pengunjung yang akan memasuki area terlarang PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
wajib memakai Alat Pelindung Diri (APD).
3. Pengunjung wajib mengenakan pakaian yang sopan, pakaian lapangan atau
pakaian dinas sepatu.
4. Pengunjung wajib meninggalkan Kartu Identitas (KTP/SIM/ Surat Keterangan
atau lainnya) yang masih berlaku.

II. INFORMASI KEADAAN DARURAT


1. Apabila ada bunyi sirine tanda bahaya, ikuti petunjuk dan rambu-rambu
keadaan darurat.
2. Tetap tenang dan jangan panik.
3. Segera menuju tempat evakuasi / berkumpul.
4. Apabila menemukan keadaan bahaya hubungi petugas terdekat / Satuan
Keamaan.
III. LARANGAN
1. Dilarang bertindak dan bertingkah laku yang dapat mengganggu peralatan /
instalasi.
2. Dilarang merubah, mengganti, memindahkan & menggunakan peralatan PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong tanpa izin dari petugas / pejabat yang berwenang.
3. Dilarang memasuki area tertutup dan terlarang dalam PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
tanpa izin. Khusus memasuki area terlarang wajib di dampingi pegawai terkait
atau satpam.
4. Dilarang mengambil gambar selama berada di area PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
tanpa izin petugas / pejabat yang berwenang.
5. Dilarang memarkir kendaraan bermotor di seluruh area instalasi, parkirlah di
tempat yang telah disediakan.
6. Dilarang menyalakan api dan merokok di semua area (area terbatas, area
terarang dan area tertutup).
7. Dilarang membawa dan atau menggunakan NAFZA (Narkoba, Psikotropika,
dan Zat Adictive).

2.6 Inspeksi Keselamatan Kerja


Inspeksi dilakukan sebagai upaya untuk mendeteksi secara dini adanya potensi
dan faktor bahaya di tempat kerja dan segera memperbaikinya sebelum potensi tersebut
menyebabkan suatu kecelakaan. Potensi berasal dari kondisi tidak aman contohnya
kondisi lantai yang licin dan sudah rusak atau ada kabel yang muncul dari permukaan
lantai. Tindakan yang tidak aman seperti merokok di lokasi kerja ketika waktu bekerja,
bercanda saat melakukan perkerjaan, tidak menggunakan safety helmet dan tidak
menggunakan masker yang telah disediakan perusahaan. Inspeksi yang dilakukan juga
meliputi kebersihan lingkungan, serta penggunaan alat pelindung diri yang telah
disediakan. Alat pelindung diri yang telah disediakan oleh PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong adalah
sebagai berikut :
a. Pelindung Kepala
b. Safety Shoes (Pelindung Kaki)
c. Safety Glove (Sarung Tangan)
d. Alat Pelindung Pernapasan
e. Kaca Mata Pengaman
f. Face Sheild (Pelindung Muka)
g. Apron
h. Pelindung Telinga (ear plug)
BAB III
TEORI DASAR

3.1 Mesin Diesel


Motor bakar diesel dikenal juga sebagai motor bakar penyalaan kompresi
(compression ignition engines). Berbeda halnya dengan motor bakar bensin yang
menggunakan busi untuk dapat melangsungkan proses pembakaran bahan bakar di
dalam silinder, pada motor bakar diesel ini proses penyalaan dapat terjadi dengan
sendirinya (tanpa energi tambahan dari busi). Proses pembakaran dapat terjadi di dalam
silinder motor bakar diesel ini karena bahan bakar solar yang akan dikontakkan dengan
udara terkompresi bertemperatur dan bertekanan sangat tinggi di dalam silinder,
dimasukkan dengan cara disemprotkan pada tekanan tinggi, sehingga dihasilkan butir-
butir bahan bakar yang sangat halus. Akibatnya panas yang terkandung atau panas yang
diberikan oleh udara terkompresi tadi dapat membakar butir-butir halus bahan bakar
ini. Oleh karena itu, pada motor bakar diesel ini tidak dipergunakan busi untuk
memantik bahan bakar agar terbakar, seperti halnya pada motor bakar bensin.
(Arismunandar, Wiranto dan Koichi Tsuda, 1976 dalam siregar,2011).
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang
menerima paten pada tanggal 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin
untuk dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara.
Rudolf Diesel mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia)
tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang. Mesin ini kemudian diperbaiki dan
disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin
pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio
kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal)
dapat memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.
3.2 Siklus Diesel
Siklus diesel adalah siklus teoritis untuk compression-ignition engine atau
mesin diesel. Perbedaan antara siklus diesel dan Otto adalah penambahan panas pada
tekanan tetap. Karena alasan ini siklus Diesel kadang disebut siklus tekanan tetap.
Dalam diagram P-v, siklus diesel dapat digambarkan seperti berikut:

Gambar 3.1 Siklus Diesel Diagram P-v (Sumber : http://www.siklusdiesel.com)


Proses dari siklus tersebut yaitu:
6-1 = Langkah Hisap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah Kompresi, P bertambah, Q = c (isentropik / adiabatic reversibel)
2-3 = Pembakaran, pada tekanan tetap (isobarik)
3-4 = Langkah Kerja P bertambah, V = c (isentropik /adiabatic reversibel)
4-5 = Pengeluaran Kalor sisa pada V = c (isokhorik)
5-6 = Langkah Buang pada P = c
Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali gerakan (dua
kali putaran poros engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara skematis prinsip kerja
motor diesel empat langkah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 3.2 Siklus Motor Diesel 4 Langkah (Sumber :
http://www.maritimeworld.web.id)
1. Langkah hisap
Pada langkah ini katup hisap membuka dan katup buang tertutup. Udara mengalir
ke dalam silinder melalui katup hisap.
2. Langkah kompresi
Pada langkah ini kedua katup hisap dan katup buang tertutup, piston bergerak dari
titik TBM ke TMA menekan udara yang ada dalam silinder. 5ᵒ setelah mencapai
TMA, bahan bakar diinjeksikan melalui injektor.
3. Langkah ekspansi
Karena injeksi bahan bakar kedalam silinder yang bertemperatur tinggi, bahan
bakar terbakar dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja sampai
piston mencapai TMB. Kedua katup tertutup pada langkah ini.
4. Langkah buang
Ketika piston hampir mencapai TMB, katup buang terbuka, katup hisap tetap
tertutup. Ketika piston bergerak menuju TMA sisa pembakaran terbuang keluar
ruang bakar. Akhir langkah ini adalah ketika piston mencapai TMA. Siklus
kemudian berulang lagi.
3.3 Karakteristik Bahan Bakar Mesin Diesel
Karakteristik bahan bakar mesin diesel yaitu:
1. Volatilitas (Penguapan)
Penguapan adalah sifat kecenderungan bahan bakar untuk berubah fasa
menjadi uap. Tekanan uap yang tinggi dan titik didih yang rendah menandakan
tingginya penguapan. Makin rendah suhu ini berarti makin tinggi
penguapannya.
2. Titik Nyala
Titik nyala adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar dapat
menimbulkan uap yang dapat terbakar ketika disinggungkan dengan percikan
atau nyala api. Nilai titik nyala berbanding terbalik dengan penguapan.
3. Viskositas
Viskositas menunjukkan resistensi fluida terhadap aliran. Semakin
tinggi viskositas bahan bakar, semakin sulit bahan bakar itu diinjeksikan.
Peningkatan viskositas juga berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan
bahan bakar tersebut bercampur dengan udara.
4. Kadar Sulfur
Kadar sulfur dalam bahan bakar diesel yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya keausan pada bagian-bagian mesin. Hal ini terjadi
karena adanya partikel-partikel padat yang terbentuk ketika terjadi pembakaran.

5. Kadar Air
Kandungan air yang terkandung dalam bahan bakar dapat membentuk
kristal yang dapat menyumbat aliran bahan bakar.
6. Kadar Abu
Kadar abu menyatakan banyaknya jumlah logam yang terkandung
dalam bahan bakar. Tingginya konsentrasi dapat menyebabkan penyumbatan
pada injeksi, penimbunan sisa pembakaran.
7. Kadar Residu Karbon
Kadar residu karbon menunjukkan kadar fraksi hidrokarbon yang
mempunyai titik didih lebih tinggi dari bahan bakar, sehingga karbon tertinggal
setelah penguapan dan pembakaran bahan bakar.
8. Titik Tuang
Titik tuang adalah titik temperatur terendah dimana bahan bakar mulai
membeku dan terbentuk kristal-kristal parafin yang dapat menyumbat saluran
bahan bakar.
9. Kadar Karbon
Kadar karbon menunjukkan banyaknya jumlah karbon yang terdapat
dalam bahan bakar.
10. Kadar Hidrogen
Kadar hidrogen menunjukkan banyaknya jumlah hidrogen yang
terdapat dalam bahan bakar.
11. Angka Setana
Angka Setana menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala
sendiri (auto ignition). Semakin cepat suatu bahan bakar mesin diesel terbakar
setelah diinjeksikan ke dalam ruang bakar, semakin tinggi angka setana bahan
bakar tersebut. Angka setana bahan bakar adalah persen volume dari setana
dalam campuran setana dan alfa-metil-naftalen yang mempunyai mutu
penyalaan yang sama dengan bahan bakar yang diuji. Bilangan setana 48 berarti
bahan bakar setara dengan campuran yang terdiri atas 48% setana dan 52% alfa-
metil-naftalen.
12. Nilai Kalor
Nilai kalor menunjukkan energi kalor yang dikandung dalam setiap
satuan massa bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor suatu bahan bakar,
semakin besar energi yang dikandung bahan bakar tersebut persatuan massa.
13. Massa Jenis
Massa jenis menunjukkan besarnya perbandingan antara massa dari
suatu bahan bakar dengan volumenya.
3.4 Bagian-Bagian Mesin Diesel PLTD
Adapun bagian-bagian mesin diesel pada PLTD secara garis besar adalah
sebagai berikut :
1. Kompresor

Gambar 3.3 Kompresor (Sumber : ULPL Paokmotong)


Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan
tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara untuk menghidupkan mesin diesel
pada PLTD. Udara yang dihasilkan pada kompresor akan digunakan untuk udara start
pada mesin diesel sebagai pengerak mula sebelum terjadinya pembakaran. Setelah
mesin terjadi pembakaran maka kompresor akan berhenti secara otomatis. Pada
prinsipnya adalah udara yang bertekanan dialirkan ke ruang bakar sehingga
mendorong piston ke bawah secara bergantian sesuai dengan firing order. Ketika
poros engkol pada mesin diesel mulai berputar dan menghasilkan pembakaran maka
poros engkol telah digerakkan sendiri oleh tenaga mesin diesel.

2. Cylinder head (kepala silinder)


Cylinder head (kepala silinder) adalah salah satu komponen utama mesin yang
dipasangkan pada blok silinder dan diikat menggunakan baut. Kepala silinder harus
tahan terhadap temperatur dan tekanan yang tinggi selama engine bekerja. Oleh sebab
itu umumnya kepala silinder dibuat dari besi tuang.
Fungsi dari kepala silinder :
1. Sebagai tempat pembakaran (ruang bakar)
2. Sebagai tempat kelengkapan penggantian katup
3. Saluran pemasukan
4. Saluran pembuangan
5. Tempat pemasangan Injektor

Gambar 3.4 Cylinder Head (Sumber : ULPL Paokmotong)


Didalam Cylinder Head (kepala Silinder) terdapat komponen-komponen utama
yang meliputi :

a. Injektor (Pengabut ) :
Fungsi dari Injektor adalah sebagai pengabut atau penyembur bahan bakar
diesel dari injektor pump ke dalam silinder pada setiap langkah kompresi
dimana torak (piston) mendekati posisi TMA.
b. Rocker Arm
Rocker Arm berfungsi untuk menggerakan Katup Hisap dan Katup Buang
dalam proses Pembakaran.
c. Valve (Katup)
Valve (Katup) berfungsi untuk menutup dan membuka saluran udara masuk
dan gas buang pada saat proses pembakaran. Dalam proses awal menghidupkan
mesin diesel Valve (Katup) juga berfungsi untuk mengalirkan udara strart yang
mendorong salah satu piston yang berada pada TMA.

3. Piston dan Conecting Road

Gambar 3.5 Piston dan Conecting Road (Sumber : ULPL Paokmotong)


a. Piston
Fungsi piston adalah untuk menerima tekanan hasil pembakaran campuran gas
dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol (crank shaft)
melalui batang piston (connecting rod).
b. Piston Pin
Piston Pin memiliki fungsi untuk menghubungkan Piston dengan Conecting
Road.
c. Piston Ring
Piston Ring memiliki fungsi untuk mencegah kebocoran campuran udara dan
bahan bakar serta gas pembakaran melalui celah antara piston dan dinding
silinder kedalam bak engkol selama langkah kompresi dan langkah
pembuangan dan mencegah oli yang melumasi piston dan silinder masuk ke
ruang bakar serta Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder untuk
mendinginkan piston.

d. Connecting Road (Batang Piston)


Connecting Road berfungsi untuk Menghubungkan piston dengan poros
engkol (crankshaft) sehingga tenaga yang dihasilkan saat proses pembakaran
dapat diteruskan ke poros engkol, sebagai pendukung piston agar dapat
bergerak naik turun di dalam silinder bersama-sama dengan poros engkol dan
batang piston juga dijadikan lengan untuk mengubah gaya naik turun menjadi
gaya putar.

4. Cylinder (Silinder) dan Engine Block

Gambar 3.6 Cylinder dan Engine Block (Sumber : www.blokmesindiesel.com)


a. Cylinder (Silinder)
Cylinder (Silinder) adalah bagian dari ruang bakar mesin diesel yang penting
karena silinder merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar dengan
udara dan juga alur gerak bolak-balik piston.

b. Engine Block (Blok Mesin)


Engine Block (Blok Mesin) adalah salah satu komponen pada mesin yang
merupakan tempat komponen-komponen dari mesin disatukan dan merupakan
rangka utama dari mesin.

5. Crank Shaft dan Cam Shaft

Gambar 3.7 Crank Shaft (Sumber : ULPL Paokmotong)


a. Crank Shaft
Fungsi poros engkol adalah untuk mengubah gerak naik turun piston (torak)
menjadi gerak putar yang akhirnya dapat menggerakkan generator. Tenaga
yang dipergunakan untuk menggerakkan roda kendaraan dihasilkan oleh hasil
pembakaran (langkah kerja), kemudian hasil pembakaran ini dapat
menggerakkan torak, kemudian melalui batang torak dan diubah menjadi
gerakan putar oleh poros engkol atau crankshaft.
b. Cam Shaft atau poros hubungan
Cam Shaft atau Poros hubungan memiliki fungsi sebagai pembuka dan penutup
katup (valve) dalam proses masuk dan keluar dari udara serta bahan bakar.

6. Bearing

Gambar 3.8 Bearing (Sumber : www.bearingpiston.com)


Bearing (Bantalan) adalah salah satu komponen mesin yang berfungsi sebagai
Pelapis gerakan logam keras dengan logam keras lainnya. Memudahkan pemeliharaan
komponen mesin yang bergerak. Memperkecil biaya pemeliharaan komponen mesin
yang bergerak serta mencegah komponen utama yang bergesekan cepat rusak.

7. Roda Gigi (Transmision Gear)

Gambar 3.9 Roda Gigi (Sumber : www.transmisiongear.com)


Roda Gigi (Transmission Gear) pada mesin diesel memiliki fungsi sebagai.
pengatur pergerakan pompa injeksi bahan bakar. Mengatur penyesuaian pergerakan
langkah torak dengan pompa injeksi bahan bakar, serta pergerakan membuka dan
menutup katup sesuai dengan langkah-langkah yang terjadi pada saat pembakaran.
Menghubungkan putaran poros engkol dengan komponen yang memerlukan gerak
putar .

8. Rangka

Gambar 3.10 Rangka Mesin (Sumber : ULPL Paokmotong)


Rangka berfungsi sebagai penyangga utama seluruh bagian mesin dan komponen
lain dalam pengoprasian serta mempermudah mekanik dalam melakukan pemeliharaan
mesin (maintenance).

9. Generator
Gambar 3.11 Generator Listrik (Sumber : ULPL Paokmotong)
Generator Listrik adalah sebuah mesin yang dapat mengubah energi gerak
(mekanik) yang dihasilkan oleh mesin menjadi energi listrik (elektrik). Generator dapat
menghasilkan listrik karena adanya perbedaan potensial yang terjadi dalam generator.
Beda potensial ini dihasilkan dari perbedaan tegangan antara kumparan rotor yang
berputar terhadap stator yang diam.

10. Trafo (Transformator)

Gambar 3.12 Trafo (Sumber : ULPL Paokmotong)


Transformator atau Trafo adalah salah satu peralatan listrik yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan. Trafo bekerja berdasarkan prinsip medan
elektromagnetik hampir sama dengan prinsip kerja motor induksi dan generator.
3.5 Komponen Pendukung dalam Pengoperasian mesin PLTD
1. Pompa Injeksi (Injection Pump)
Pompa Injeksi (Injection Pump) berfungsi untuk memberikan tekanan atau
memompa bahan bakar yang akan disemprotkan oleh injektor pada proses
pembakaran berlangsung.

2. Turbocharger

Gambar 3.13 Turbocharger (Sumber : ULPL Paokmotong)


Turbocharger untuk menaikkan daya mesin dengan meniupkan udara ke dalam
silinder dan mengeluarkan udara ke gas buang atau cerobong buang.

3. CAC (Charged Air Cooler)


Gambar 3.14 Charged Air Cooler (Sumber : ULPL Paokmotong)
CAC (Charged Air Cooler) berfungsi untuk mendinginkan udara yang bersikulasi
dari turbochager ke mesin agar temperature udara tidak melampaui batas maksimum.

4. Saringan (Filter)

Gambar 3.15 Filter Pelumas (Sumber : ULPL Paokmotong)


a. Saringan (Fillter) Pelumas berfungsi untuk membersihkan pelumas dari
partikel-patikel keras yang berada dalam pelumas agar tidak ikut bersirkulasi
pada mesin yang mengakibatkan kerusakan komponen mesin siklus ini terjadi
pada separator. Memisahkan kandungan air yang berada dalam pelumas dengan
perbedaan berat jenis serta menghilangkan karbon pada pelumas siklus ini
terjadi pada glacier.
b. Saringan (Fillter) Udara berfungsi untuk menyaring udara yang dihisap oleh
turbochager sebelum ditiupkan ke mesin.
5. OMD (Oil Miss Ditector)

Gambar 3.16 OMD (Sumber : ULPL Paokmotong)


OMD (Oil Miss Ditector) komponen pendukung ini berfungsi untuk
mendeteksi tercampurnya air dengan oli pada mesin.

6. Radiator

Gambar 3.17 Radiator (Sumber : ULPL Paokmotong)


Radiator merupakan salah satu komponen pendukung didalam proses produksi
listrik yang berguna untuk mendinginkan air dan juga pelumas pada mesin untuk
mendinginkan bagian luar ruang bakar.

7. FCM (Fuel oil Circulation Modul)

Gambar 3.18 FCM (Fuel oil Circulation Modul) (Sumber : ULPL Paokmotong)
FCM (Fuel oil Circulation Modul) berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar High
Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO) ke Injektor Pump. Didalam FCM juga
terdapat Heater dan Filter, Heater ini berfungsi untuk memanaskan bahan bakar agar
viskositas dari bahan bakar MFO & HSD sesuai dengan standar yang diperlukan mesin
dan Filter berfungsi untuk menyaring bahan bakar dari kotoran yang berada pada MFO
& HSD.
8. HRTO (Heat Recovery Termal Oil)

Gambar 3.19 Heat Recovery Termal Oil (Sumber : ULPL Paokmotong)


HRTO (Heat Recovery Termal Oil) merupakan alat yang berfungsi untuk
memanaskan termal oil yang nantinya akan di pompakan ke tangki-tangki yang
berisikan Heatter. Panas HRTO berasal dari pemanfaatan gas buang yang dikeluarkan
oleh mesin diesel.

9. Exhaust (Knalpot)

Gambar 3.20 Exhaust (Sumber : ULPL Paokmotong)


Exhaust adalah bagian akhir mesin Diesel yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas buang sisa yang keluar dari mesin Diesel. Sebelum dibuang ke
atmosfir gas buang sisa pembakaran tersebut dimanfaatkan untuk memutar
turbocharger dan gas buang sisa pembakaran juga digunakan untuk memanaskan
thermal oil.
BAB IV
PEMBAHASAN
SISTEM PENGOPERASIAN, PERAWATAN MESIN DAN DAYA
LISTRIK YANG DIHASILKAN PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA
PEMBANGKITAN LOMBOK UNIT LAYANAN PUSAT LISTRIK
PAOKMOTONG

4.1 Sistem Diesel


Pengoperasian ULPL Paokmotong dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Daya
yang dihasilkan mencapai 5 MW untuk setiap mesinnya dalam ULPL Paokmotong
terdapat 4 mesin diesel yang dapat beroperasi apabila semua mesin bekerja maka
mampu menghasilkan daya sebesar 20 MW di ULPL Paokmotong. Bahan bakar utama
yang digunakan dalam pengoperasian mesin diesel di ULPL Paokmotong
menggunakan HSD (High Speed Diesel) dan MFO (Marine Fuel Oil). Proses
pembangkitan dimulai dari tahap persiapan yaitu persiapan pada udara start,
pembukaan sistem penyaluran bahan bakar, sistem pelumasan, sistem udara, sistem
pendinginan, saluran pembuangan dan pengaktifan sistem proteksi.
Dalam proses pembangkitan ULPL Paokmotong mesin diesel akan dioperasikan
terlebih dahulu dengan menggunakan bantuan udara start untuk menghidupkan mesin,
kemudian bersamaan dengan pembukaan sistem penyaluran bahan bakar, sistem
pelumas, sistem udara, dan sistem pendingin mesin. Pada langkah awal udara start akan
mendorong piston yang berada pada TMA ke TMB sehingga piston yang satu poros
dengan piston yang di dorongkan maka akan bergerak sesuai dengan siklusnya masing-
masing dan setelah mesin mulai hidup dan bekerja maka untuk bahan bakar awal pada
mesin diesel yang ada di ULPL Paokmotong menggunakan bahan bakar HSD (High
Speed Diesel) untuk menjalankan mesin sehingga menghasilkan gas buang yang
nantinya akan dimanfaatkan untuk memanaskan (Thermal Oil) ke bahan bakar MFO
(Marine Fuel Oil) setelah mesin sudah beroperasi dan menghasilkan gas buang yang
nantinya disalurkan ke thermal oil maka bahan bakar HSD (High Speed Diesel) akan
ditutup melalui FCM (Fuel Oil Circulation Modul) dimana dalam FCM ini terdapat
jalur by pass bahan bakar HSD dan MFO sebelum bahan bakar dihubungkan ke injector
pump kemudian masuk ke mesin.
Setelah mesin Diesel sudah beroperasi maka putaran poros CrankShaft akan
ditransmisikan ke Generator. Generator akan beroperasi sebagai motor dengan
mendapatkan supply tegangan AC pada stator dan DC pada rotor oleh putaran poros
CrankShaft pada mesin Diesel. Setelah generator dapat menghasilkan energi listrik
akibat putaran poros CrankShaft. Putaran mesin Diesel akan dijaga dalam kecepatan
600rpm yang bertujuan untuk menghasilkan listrik dengan frekuensi 50 Hz agar
putaran seimbang dan tidak melampaui kecepatan maksimum karena apabila putaran
mesin melebihi 600rpm mesin akan mengalami Black Out (mesin mati). Tegangan
output dari generator adalah 6300 V yang kemudian di salurkan menuju transformator
(Trafo) untuk di Step Up. Dari transformator (Trafo) tegangan akan dinaikkan menjadi
20 KV dan disalurkan ke kabel sistem (Sistem Transmisi) 20 KV yang menuju gardu
induk setelah dari gardu induk baru dibagi ke daerah Lombok timur seperti Rempong,
Pancor, Sakra, Keruak, Sikur, Masbagik.
ULPL Paokmotong menggunakan Mesin Diesel SULZER. Pada mesin ini terdapat
komponen-komponen penting yang digunakan seperti kompresor untuk udara start,
generator untuk mentransmisikan putaran mesin Diesel yang dihasilkan dan
transformator untuk di Step Up tegangan listrik dinaikan menjadi 20 kV untuk men
suplay daya listrik yang dihasilakan mesin ke kabel sistem setelah itu akan di
transmisikan ke gardu induk dimana nantinya gardu induklah yang akan membagi daya
listrik yang dihasilkan oleh setiap pembangkit yang ada di Lombok. Berikut
komponen-komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).
1. Kompresor

Gambar 4.1 Kompresor (Sumber : ULPL Paokmotong)


Spesifikasi Kompresor :
 Pabrik Pembuatan : BOGE
 Tipe : BOGE SRHV 470 10
 Dimensi : 1300 mm x 740 mm x 874 mm
 Berat : 250 kg
 Jenis Kompresor : Reciprocating / Piston
 Jumlah Silinder :3
 Motor HP : 25 HP
Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan
tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara untuk menghidupkan mesin diesel
pada PLTD. Pada gambar 4.1 merupakan salah satu jenis kompresor yang ada pada
ULPL Paokmotong dimana fungsi dari kompresor ini adalah sebagai udara start untuk
menghidupkan mesin diesel yang ada di ULPL Paokmotong dengan cara kerja udara
yang dihasilkan pada kompresor akan digunakan untuk udara start pada mesin diesel
sebagai pengerak mula sebelum terjadinya pembakaran. Setelah mesin terjadi
pembakaran maka alat udara start akan berhenti secara otomatis. Pada prinsipnya
adalah udara yang bertekanan sebesar 15-20bar dialirkan ke ruang bakar sehingga
mendorong salah satu piston dari posisi yang berada pada TMA ke TMB sehingga
piston lainnya yang satu poros dengan piston yang di dorong ikut bergerak sesuai
siklusnya masing-masing. Ketika poros engkol pada mesin diesel mulai berputar dan
menghasilkan pembakaran maka poros engkol telah digerakkan sendiri oleh tenaga
mesin diesel.

2. Mesin Diesel SULZER

Gambar 4.2 Mesin Diesel SULZER (Sumber : ULPL Paokmotong)


Spesifikasi Mesin Diesel :
 Jumlah : 4 Unit
 Merek : SULZER
 Model : 12 ZV 40/48
 Daya Terpasang : 6368 Kw
 Jumlah Silinder : 12 Silinder
 Putaran Nominal : 600 Rpm
 Sistem Pendingin : Air
 Sistem Gerak Mula : Sistem kompresi
 Tahun Pembuatan : 1982
 Mulai Dioprasikan : 2000
 Daya mampu : ± 5000 Kw
Gambar 4.2 merupakan komponen utama yang paling penting yaitu mesin Diesel
yang digunakan di ULPL Paokmotong terdapat 4 unit mesin Diesel SULZER yang
digunakan untuk menghasilkan listrik di daerah Lombok Timur seperti daerah
Rempong, Pancor, Sakra, Keruak, Sikur, Masbagik yang digunakan masyarakat dalam
membantu kehidupannya sehari-hari. Mesin ini juga memiliki komponen utama seperti
Cylinder Head (Kepala silinder), dimana dalam kepala silinder terdapat juga komponen
penting seperti injektor yang digunakan untuk pengabutan bahan bakar, Rocker Arm
digunakan untuk menggerakan katup hisap dan katup buang dalam proses pembakaran,
Valve (Katup) berfungsi untuk menutup dan membuka saluran udara masuk dan gas
buang pada saat proses pembakaran. Piston dan Connecting Road dimana dalam ruang
bakar mesin diesel terdapat 12 piston dan 12 connecting road yang saling berkaitan
untuk menggerakan poros engkol atau crankshaft dan masih banyak komponen lainnya
yang terdapat dalam mesin Diesel SULZER ini. Dalam mesin ini semua sistem bekerja
seperti sistem udara start, pembukaan sistem penyaluran bahan bakar, sistem
pelumasan, sistem udara, sistem pendinginan, saluran pembuangan dan pengaktifan
sistem proteksi. Mesin Diesel ini digunakan sebagai penggerak utama untuk
mendapatkan energi listrik dan dikeluarkan oleh generator. Pada prinsipnya mesin
diesel merubah energi bahan bakar diubah menjadi energi mekanik dengan proses
pembakaran dalam mesin diesel kemudian hasil dari proses pembakaran itu
menyebabkan poros engkol berputar menjadi energi mekanik dan dihubungkan ke
generator dimana generator ini merubah energi mekanik yang dihasilkan oleh mesin
tadi melalui poros engkol menjadi energi listrik yang kemudian akan diolah lagi
menggunakan trafo.

3. Knalpot (Exhaust)

Gambar 4.3 Exhaust (Sumber : ULPL Paokmotong)


Pada mesin Diesel harus ada exhaust atau knalpot untuk pembuangan akhir dari
ruang bakar setelah terjadinya pembakaran. Exhaust ini berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas buang sisa pembakaran yang keluar dari ruang bakar mesin Diesel.
Sebelum dibuang ke atmosfir gas buang sisa pembakaran tersebut dimanfaatkan untuk
memutar turbocharger dimana dalam turbocharger ini juga berfungsi untuk menaikkan
daya mesin atau performance mesin dengan meniupkan udara ke dalam silinder dan
mengeluarkan udara ke gas buang atau knalpot selain itu exhaust juga dimanfaatkan
untuk memanaskan thermal oil melalui HRTO dimana nantinya thermail oil ini akan
digunakan untuk memanaskan bahan bakar MFO sebelum sisa gas buang ini dibuang
ke atmosfir.

4. Generator

Gambar 4.4 Generator (Sumber : ULPL Paokmotong)

Spesifikasi Generator :
 Merek : CEM
 Tipe : MWPD 20245 / 10
 Tegangan : 6300 Volt
 Daya Terpasang : 6368 kW
 Daya Mampu : ± 5000 kW
 Tahun Pembuatan : 1982
 Mulai Dioperasikan : 2000
Gambar 4.3 Merupakan Generator yang berada di ULPL Paokmotong. Generator
Listrik adalah sebuah mesin yang dapat mengubah energi gerak (mekanik) menjadi
energi listrik (elektrik). Generator dapat menghasilkan listrik karena adanya perbedaan
potensial yang terjadi dalam generator. Beda potensial ini dihasilkan dari perbedaan
tegangan antara kumparan rotor yang bergerak terhadap stator yang diam.
Generator bekerja berdasarkan Hukum Faraday yakni apabila suatu penghantar
diputarkan didalam sebuah medan magnet sehingga memotong garis garis gaya magnet
maka pada ujung penghantar tersebut akan timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang
mempunyai satuan volt.
Generator memiliki konstruksi yang hampir sama dengan motor induksi.
Generator terdiri dari dua bagian utama:

Gambar 4.5 Ilustrasi Rotor dan Stator pada Generator listrik (Sumber :
https://www.generator.com)

a. Rotor Generator (bagian generator yang berputar)


Rotor pada generator memiliki kumparan (coil) yang kedua ujungnya terhubung
pada slip ring yang nantinya akan dihubungkan pada rangkaian eksitasi (exciter)
untuk membangkitkan medan magnet pada rotor generator. Sehingga rotor
generator menjadi medan magnet yang berputar. Setidaknya ada beberapa metode
eksitasi yang sering digunakan pada rotor generator:
b. Stator Generator (bagian generator yang statis)
Stator generator memiliki konstruksi yang hampir sama dengan stator pada
motor. Hanya berbeda pada aplikasinya, jika pada motor induksi, stator adalah
bagian yang dialiri arus listrik. Jika pada generator, stator adalah bagian yang
membangkitkan tegangan listrik. Sesuai dengan Hukum Faraday.
Stator generator terdiri dari beberapa core yang mengelilingi seluruh stator dan
akan disisipkan kumparan pada tiap – tiap core pada stator. Kumparan inilah yang
akan akan menghasilkan tegangan listrik ketika ada magnet yang berputar (rotasi)
secara continue mengelilingi kumparan pada stator.

5. Trafo (Transformator)

Gambar 4.6 Transfomator (Sumber : ULPL Paokmotong)


Spesifikasi Transfomator :
 Merek : UNINDO
 Tipe : TTUB 21 / 8000
 Daya : 8000 kVA
 Tegangan Primer : 21000 V
 Tegangan Sekunder : 6300 V
 Arus Primer : 219,9 A
 Arus Sekunder : 733,1 A
 Jenis Oli : SHELL DIALA-B
Transformator atau Trafo adalah salah satu peralatan listrik yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan. Trafo bekerja berdasarkan prinsip medan
elektromagnetik hampir sama dengan prinsip kerja motor induksi dan generator.
Prinsip kerja trafo memanfaatkan medan elektromagnetik. Pada motor induksi, kita
mengubah tenaga listrik menjadi magnet lalu menjadi gerak. Pada Generator kita
mengubah tenaga gerak menjadi magnet lalu menjadi tenaga listrik. Maka pada
trafo/transfomator adalah gabungan keduanya. Pada sisi lilitan primer, tenaga listrik
kita ubah menjadi medan magnet. Medan magnet yang berubah-ubah pada sisi primer,
menyebabkan induksi magnet pada sisi sekunder, lalu listrik dibangkitkan pada sisi
sekunder.

4.2 Sistem Kerja PLTD


Pada sistem Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), ada beberapa sistem yang
perlu diperhatikan yaitu :
a) Sistem Udara Start
b) Sistem Udara dan Gas buang
c) Sistem Pelumasan
d) Sistem Air Pendingin
e) Sistem Bahan Bakar
a. Sistem Udara Start
Sistem Udara Start sangat dibutuhkan dalam mesin diesel SULZER untuk
menghidupkan mesin pada saat pertama beroperasi maka perlu dibutuhkan kompresor
yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara.
Sistem ini menggunakan sebuah tangki udara, dimana udara diambil melalui sebuah
kompresor.
KETERANGAN :
1 = Kompresor
2 = Reservoir Tank
3 = Ruang Bakar

Gambar 4.7 Sistem Udara Start (Sumber : ULPL Paokmotong)


Udara dikompresor masuk ke dalam tangki udara (Reservoir Tank) yang pada
nantinya harus memiliki tekanan sebesar 15-20 Bar. Pada tangki udara tersebut
dilengkapi valve dan manometer yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara di
dalam tangki tersebut. Pada saat akan start awal, valve / kran dari tangki udara dibuka,
sehingga udara yang bertekanan tersebut masuk pada sebuah starting valve yang akan
terhubung secara otomatis pada saat valve / kran botol angin dibuka, lalu masuk ke
ruang bakar / silinder dimana nantinya salah satu piston berada pada TMA yang
kemudian udara pada tangki akan meniup satu piston tersebut hingga mencapai TMB
sedangkan piston yang lain akan bergerak sesuai dengan siklusnya masing-masing
dengan satu poros engkol maka piston yang lain tersebut akan bergerak dan
menghasilkan pembakaran dalam ruang bakar. Setelah mesin beroperasi secara normal,
maka kran botol angin segera ditutup, karena suplay udara berikutnya menggunakan
udara yang masuk dari intake manifold (diambil dari sistem turbocharger).

b. Sistem Udara Dan Gas Buang


Udara sangat diperlukan dalam proses pembakaran, dimana sistem udara
tersebut diambil langsung dari udara atmosfir. Sistem udara masuk ini berfungsi
menyediakan udara bersih yang cukup untuk proses pembakaran bahan bakar didalam
silinder. Pada mesin Diesel SULZER PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong sistem udara masuknya
menggunakan sistem Turbocharger yang terdiri dari :
a. Turbin
b. Blower
c. CAC (Charged Air Cooler)

KETERANGAN :
1 = Turbocharger
2 = Filter Udara
3 = CAC Charger Air Cooler
4 = Exhaust

Gambar 4.8 Sistem Udara dan Gas Buang (Sumber : ULPL Paokmotong)

Sistem Turbocharger memanfaatkan gas buang yang keluar dari ruang bakar
untuk memutar turbin yang dikopel langsung dengan poros blower. Selanjutnya blower
tersebut menghisap udara masuk dari filter udara ke Charged Air Cooler (CAC) dan
kemudian udara dari CAC ditiupkan ke ruang bakar.
Gas hasil pembakaran yang tidak dimanfaatkan menjadi kerja berguna namun
masih memiliki energi panas tinggi, sebelum dibuang ke exhaust dimanfaatkan untuk
memutar turbin yang dikopel langsung dengan poros blower pada sistem turbocahrger.
Dimana sistem pada turbocharger ini memiliki bagian penting seperti turbin yang
befungsi untuk membantu putaran blower sedangkan pada blower ini memiliki 2 fungsi
yaitu menghisap udara luar dari atmosfir yang kemudian melalui filter udara agar udara
yang masuk keruang bakar nantinya bersih tidak mengandung kotoran dan air setalah
di saring melalui filter udara maka udara yang sudah bersih akan dialirkan melalui
sistem Charged Air Cooler dimana sistem ini berfungsi sebagai mendinginkan udara
yang bersikulasi dari filter udara ke ruang bakar agar temperature udara tidak
melampaui batas maksimum. karena udara yang dihisap dari luar memiliki temperatur
kurang lebih 30ºC karena udara yang dihisap dari luar masuk ke blower lagi maka
temperatur udara menjadi meningkat disebabkan oleh turbin dan blower memiliki
temperatur tinggi sebesar kurang lebih 120ºC maka udara luar menjadi cukup tinggi
temperaturnya sehingga perlu di sirkulasikan lagi ke sistem Charged Air Cooler (CAC)
agar udara yang akan masuk ke ruang bakar temperatur udara lebih rendah sebesar
50ºC yang diinginkan oleh ruang bakar dan tidak melampaui batas maksimum sebelum
masuk ke ruang bakar.

c. Sistem Pelumas
Agar mesin Diesel dapat beroperasi dengan baik, aman, ekonomis dan optimal,
maka harus ditunjang dengan sistem pelumasan yang baik. Pelumasan ini berfungsi
sebagai pelicin, pendingin, perapat, pembersih, pencegah korosi dan peredam kejut.

Adapun syarat pelumasan adalah :


a) Tertutup
b) Bertekanan
c) Dapat disirkulasikan
d) Dapat menjangkau keseluruhan bagian
e) Dapat dibersihkan
f) Dapat didinginkan
KETERANGAN :
1 = Sum Tank 7 = Mesin Sulzer
2 = Separator 8 = Filter III
3 = Glacier 9 = Cylinder Tank
4 = Filter I 10 = Radiator
5 = Termostat 11 = Generator
6 = Filter II

Gambar 4.9 Sistem Pelumasan Mesin Diesel (Sumber : ULPL Paokmotong)


Sistem pelumasan pada mesin diesel merupakan hal yang sangat penting karena
pada sistem ini, terdapat bagian-bagian yang bergerak translasi ataupun rotasi yang
menyebabkan terjadinya gesekan. Sistem pelumas pada mesin-mesin yang ada pada
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik
Paokmotong pada prinsipnya sama dimana pelumas masuk kedalam tangki Sum Tank
yang kemudian disirkulasi bersamaan dengan separator dan glacier dimana separator
ini berfungsi sebagai membersikan pelumas dari partikel-partikel keras yang berada
dalam pelumas agar tidak ikut bersikulasi yang mengakibatkan kerusakan pada
komponen mesin dan memisahkan kandungan air yang berada dalam pelumas dengan
perbedaan berat jenis dan Glacier dimana fungsi dari glacier ini adalah sebagai
menghilangkan kandungan karbon pada pelumas saat masuk ke dalam mesin kemudian
di pompa ke saringan filter dimana berfungsi sebagai penyaring pelumas yang akan
disirkulasi ke bagian-bagian mesin dan kemudian ke termostart berfungsi sebagai cek
temperatur pelumas apabila temperaturnya tinggi akan dihubungkan ke Radiator secara
otomatis dimana fungsi dari radiator ini adalah sebagai pendingin sistem pelumas dan
sistem air pendingin nantinya setelah dari radiator pelumas akan di saring lagi melalui
filter setelah itu pelumas lagi dibagi sebelum memasuki mesin, ada pelumas yang
langsung ke mesin dan ada yang masuk ke filter dan kemudian masuk ke tangi silinder
(cylinder tank) untuk melumasi gear transmisi. Setelah dari mesin sirkulasi pelumas
kembali lagi ke Sum Tank kemudian disirkulasi ke Separator dan Glacier kemudian di
pompa ke saringan filter dan termosat apabila pelumas dari mesin tadi memiliki
temperatur yang tinggi akan di sirkulasikan ke radiator kemudian kembali lagi ke
saringan filter setelah dari filter akan dibagi lagi ada yang masuk langsung ke mesin
dan ada yang di sirkulasi lagi ke filter dan tangki silinder untuk pendingin dalam gear
transmisi begitu juga berikutnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemilihan minyak pelumas,
antara lain :
a) Viscositas (kekentalan), sebagai tahanan fluida untuk mengalir. Makin tinggi
viscositas makin sulit untuk mengalir (makin kental).
b) Pour Point (titik tuang), merupakan temperatur terendah dimana pelumas mesin
dapat mengalir.
c) Flash Point (titik nyala), merupakan temperatur minimum pelumas yang dapat
menguap pada tekanan atmosfer sehingga dapat menyala bila diletakkan pada api.
d) Fire ponit (titik bakar), temperatur minimum dimana uap pelumas cukup banyak
dan dapat terbakar. Biasanya fire point pelumas di atas 30oC Flash ponit.
e) Demulsibility, sifat kemudahan untuk terpisah dari air.
Bagian-bagian terpenting untuk di lumasi antara lain Main Bearing, piston,
Crank Shaft, Cam shaft, Rocker Arm dan bagian-bagian lainnya. Disamping untuk
pelumasan mesin, sistem pelumasan PLTD dilengkapi juga pelumasan untuk
turbocharger, dimana prinsip kerjanya sama. Dari data pemeliharaan PLTD diperoleh
untuk mesin SULZER 3,4,5 menggunakan jenis pelumas Salyx 430 SAE 40, dan untuk
mesin SULZER 2 menggunakan jenis Argina 53 SAE 40. Dimana pelaksanaan
penambahan/pergantian berdasarkan kondisi pelumas itu sendiri (hasil pengamatan
secara kimia) dan pemeriksaan kualitas pelumas dilakukan secara rutin setiap minggu.
d. Sistem Air Pendingin
Pendingin berfungsi untuk menyerap panas supaya temperatur bagian-bagian
mesin tertentu tetap stabil sesuai dengan batasan-batasan yang diijinkan. Pada mesin
diesel SULZER di ULPL Paokmotong menggunakan water cooling sistem untuk
mendinginkan semua komponen di setiap mesin diesel yang ada.

KETERANGAN :
1 = Tangki Air Bawah C = Filter I
2 = Tangki Air Atas K = Filter II
3 = Tangki RO 1 A = Filter III
4 = Tangki RO 2 F = Filter IV
5 = Jacket Cooling Water (JCW)
6 = Injector Cooling Water (ICW)
7 = Mesin Sulzer
8 = Radiator
9 = Generator

Gambar 4.10 Sistem Air Pendingin Mesin Diesel (Sumber : ULPL Paokmotong)
Water cooling sistem pada ULPL Paokmotong menggunakan air yang disuplai
dari PDAM dan sumur yang kemudian akan ditampung melalui penampungan air yang
berada di bawah, kemudian di pompa menuju tangki air yang berada di sebalah RO
(Reverse Osmosis), lalu masuk ke aktif karbon filter (filter I) yang berfungsi sebagai
penghilang warna dan bau bersifat semi permiabel (seperti mineral yang terkandung
dalam air tidak ikut larut di filter ini). Proses berikutnya setelah difilter di dalam filter
I air disaring lagi melalui filter kation (filter II) yang berfungsi sebagai pengikat kation
yang terkandung di dalam air. Setelah melalui filter kation (filter II) Air kemudian
melalui filter anion (fillter III) yang berfungsi sebagai pengikat anion yang terkandung
di dalam air. Pada proses selanjutnya air yang sudah disaring di tampung ke tangki RO
1, dan melewati sebuah filter (filter IV) dimana air yang sudah melewati filter IV sudah
benar-benar bersih, bening dan tidak berbau, kemudian air yang sudah melewati empat
kali proses penyaringan (filter) di tampung ke tangki RO 2. Air dari tangi RO 2
dipompakan ke pipa baypass menuju ke tangki Jacket Cooling Water (JCW), dari
tangki JCW terdapat sebuah penghubung ke tangki Injektor Cooling Water (ICW)
kedua tangki tersebut berfungsi sebagai pendingin dimana JCW berfungsi sebagai
water jacket pada silinder ruang bakar, lalu diteruskan ke radiator dan kembali ke mesin
lalu dibawa ke ICW yang berfungsi sebagai pendingin pada injektor dimana rata-rata
suhu pendingin sebesar 160ºC, setelah melewati injektor di tampung di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL 1) sebelum dibuang ke alam.

e. Sistem Bahan Bakar

KETERANGAN :
1 = Tangki MFO 500kl 8 = Thermal Oil Tank
2 = Tangki MFO 250kl 9 = FCM (Fuel oil Circulation Modul)
3 = Tangki MFO 60kl 10 = Mesin Sulzer
4 = Separator I 11 = Turbocharger
5 = Separator II 12 = Filter Udara
6 = Tangki HSD 650kl 13 = CAC (Charged Air Cooler)
7 = Tangki HRTO 14 = Generator
Gambar 4.11 Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel (Sumber : ULPL Paokmotong)
Bahan bakar yang digunakan pada mesin yang ada di PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong adalah
bahan bakar High Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO), kedua bahan bakar
ini sebenarnya hampir sama digunakan dalam pengoperasian mesin diesel SULZER
dimana pada bahan bakar High Speed Diesel (HSD) digunakan untuk pertama kali
menghidupkan mesin diesel SULZER agar temperatur mesin meningkat dan
menghasilkan gas buang pada exhaust yang melalui turbocharger untuk memanaskan
thermal oil pada pipa kapiler yang berada pada HRTO. Pipa kapiler pada HRTO akan
dialirkan ke dalam heater yang berfungsi untuk memanaskan bahan bakar MFO yang
akan digunakan setelah penggunaan HSD. Ketika mesin sudah beroperasi dan
temperature mesin sudah meningkat baru bahan bakar Marine Fuel Oil (MFO) ini
digunakan, bahan bakar MFO tidak bisa digunakan langsung dan harus diolah terlebih
dahulu karena memiliki viskositas yang tinggi sehingga bahan bakar Marine Fuel Oil
ini perlu dipanaskan terlebih dahulu sehingga temperature bahan bakar MFO
meningkat dan viskositas MFO menjadi rendah.
 Aliran Bahan Bakar Marine Fuel Oil (MFO)
MFO yang disuplai dari sektor menggunakan truk tangki bahan bakar MFO
dipompa ke tangki 500 kl dimana bahan bakar MFO akan ditampung di tangki 500 kl
terlebih dahulu, kemudian dipompakan lagi menuju heater dan dari heater diteruskan
ke tangki 250 kl. Didalam tangki 250 kl terdapat 2 buah separator dimana separator I
berfungsi sebagai heater yang akan bersikulasi di tangki 250 kl dan untuk separator II
berfungsi sebagai penyaring kotoran bahan bakar MFO yang kemudian kotoran bahan
bakar MFO akan di pompakan lagi menuju Daily Tank. Kotoran yang dihasilkan dari
penyaringan di separator II akan ditampung pada IPAL (Instalasi Pengolahan Air
Limbah), kemudian akan dipompakan lagi ke tanki limbah dengan besar tangki sebesar
1000 kl. Didalam pengambilan dan pengolahan limbah lebih lanjut ULPL Paokmotong
berkerjasama dengan pihak ketiga.
Bahan bakar yang sudah bersih dan sudah memiliki temperature sebesar 60ºC-
75ºC dari tangki 250 kl akan dipompakan ke tangki 60 kl, dalam tangki 60 kl tersebut
terdapat heater yang berfungsi untuk mengsirkulasi bahan bakar MFO agar tetap pada
temperatur 90ºC - 100ºC di tangki 60 kl. MFO dengan suhu 90ºC-100ºC dipompakan
lagi ke heater dan dialirkan ke FCM dimana di FCM ini juga terdapat heater dan filter
yang akan menaikan temperatur MFO menjadi 120ºC - 130ºC. MFO dengan suhu
120C-130C akan dihubungkan menuju injektor pump dan disemprotkan oleh injektor
di ruang bakar mesin diesel SULZER.
 Aliran Bahan Bakar High Speed Diesel (HSD)
HSD yang disuplai dari sektor menggunakan truk tangki bahan bakar HSD
dipompa ke tangki 650 kl dimana bahan bakar HSD akan ditampung di tangki 650 kl
terlebih dahulu, kemudian dipompa menuju FCM untuk di saring dan dipanaskan agar
temperatur bahan bakar HSD meningkat sehingga mudah untuk diledakan pada ruang
bakar nantinya. Kemudian setelah bahan bakar melalui FCM maka akan dihubungkan
ke injektor pump dan disemprotkan oleh injektor diruang bakar.

4.3 Sistem Pemeliharaan Mesin Diesel SULZER


A. Pemeliharaan Rutin / Periodik
Merupakan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin berdasarkan jadwal yang telah
ditentukan sesuai dengan jenis pekerjaannya (Time Based Maintenance). Pemeliharaan
tersebut meliputi :

P0 : Pemeliharaan rutin berupa pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh petugas


/ operator setiap hari.
P1 : Pemeliharaan rutin 125 jam-an berupa pemeriksaan dan pembersihan.
P2 : Pemeliharaan rutin 250 jam-an, meliputi pekerjaan P1 ditambah dengan
pekerjaan pemeriksaan dan pelumasan.
P3 : Pemeliharaan rutin 500 jam-an, meliputi pekerjaan P2 ditambah dengan
pekerjaan perbaikan dan pengukuran.
P4 : Pemeliharaan rutin 1500 jam-an, meliputi pekerjaan P3 ditambah dengan
pekerjaan pengujian.
P5 : Pemeliharaan rutin 3000 jam-an, meliputi pekerjaan P4 ditambah dengan
pekerjaan pengkalibrasian.
P6 : Pemeliharaan periodik Top Overhaul (TO) dengan interval jam kerja
mesin 6000 jam untuk pembangkit berbahan bakar HSD. Untuk
pembangkit yang menggunakan bahan bakar MFO, interval pemeliharaan
dilakukan pada jam kerja mesin 4.000 jam.
P7 : Pemeliharaan periodik Semi Overhaul (SO) dengan interval jam kerja
mesin 12000 jam untuk pembangkit berbahan bakar HSD. Untuk
pembangkit yang menggunakan bahan bakar MFO, interval pemeliharaan
dilakukan pada jam kerja mesin 8.000 jam.
P8 : Pemeliharaan periodik Major Overhaul (MO) dengan interval jam kerja
mesin 24.000 jam untuk pembangkit berbahan bakar HSD. Untuk
pembangkit yang menggunakan bahan bakar MFO, interval pemeliharaan
dilakukan pada jam kerja mesin 16.000 jam.

B. Pemeliharaan Korektif
Adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan melakukan perbaikan akibat gangguan
SPD/ peralatan.

C. Pemeliharaan Emergency
Pemeliharaan yang dilakukan dalam kondisi darurat dan harus dilakukan tindakan
perbaikan pada saat itu juga.
4.4 Daya Listrik Yang Dihasilkan PT PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong Januari 2019
PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong memiliki 5 mesin diesel, dimana 1 mesin sudah tidak beroperasi
lagi, karena faktor umur mesin yang sudah terlalu tua, kerusakan mesin sudah sering
terjadi dan untuk suku cadang (spare part) pada mesin tersebut susah untuk dicari lagi
dan dapat dikatakan bahwa mesin tersebut sudah tidak layak untuk dioperasikan,
sedangkan 4 mesin lainnya beroperasi dengan baik. Untuk daya listrik yang dihasilkan
setiap mesin ini memiliki daya listrik maksimum sebesar 5 MW. Mesin ini memiliki
jam operasi yang beraneka ragam dalam artian tidak semua mesin beroperasi
bersamaan setiap harinya, setidaknya minimal 2 mesin yang beroperasi dan maksimum
3 mesin yang beroperasi jadi mesin yang lainnya hanya stand by untuk menggantikan
operasi mesin yang sudah beroperasi lebih lama agar tidak terjadi over heat pada mesin.
Berikut rekapan data daya listrik setiap mesin yang ada di PT PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong pada bulan
Januari 2019.
4.1.1 Tabel Total Daya Listrik (KWH) Bulan Januari 2019
Total Daya Listrik (kWh)
Tanggal
Mesin 2 Mesin 3 Mesin 4 Mesin 5
1 65,660 117,435 79,149 0
2 103,064 93,044 64,212 0
3 122,966 63,866 80,365 0
4 57,348 66,706 121,179 0
5 80,362 55,908 118,575 0
6 118,062 84,800 63,213 0
7 48,264 109,636 76,695 0
8 75,203 57,403 114,921 0
9 108,560 54,618 119,071 0
10 120,798 86,552 62,364 0
11 64,935 109,638 82,182 32,651
12 19,807 108,396 59,318 67,566
13 18,207 116,552 75,592 48,626
14 20,202 70,519 118,092 50,592
15 20,016 113,273 56,070 84,287
16 80,609 111,283 18,758 57,317
17 49,905 37,272 81,823 91,098
18 21,706 75,624 60,759 109,855
19 11,395 111,659 70,958 55,037
20 16,534 61,990 102,764 74,301
21 81,016 83,082 51,320 34,789
22 120,900 34,754 23,702 97,111
23 126,015 26,012 20,719 111,405
24 59,754 75,217 74,886 56,446
25 26,970 117,217 47,562 71,865
26 53,868 57,798 85,405 107,383
27 19,512 62,185 120,952 71,105
28 81,063 80,314 67,058 55,470
29 126,921 53,841 28,782 70,017
30 125,651 23,745 28,317 108,036
31 67,805 22,087 80,941 111,709
Total 2,113,078 2,342,426 2,255,704 1,566,666
Operasi 428 494 472 358
HSD 3,889 11,080 6,745 12,785
MFO 554,382 620,111 576,328 397,227
Sumber data : PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit
Layanan Pusat Listrik Paokmotong
Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa setiap mesin untuk perharinya
tidak bekerja penuh selama 24 jam/hari dilihat dari jam operasinya selama sebulan dan
dapat dikatakan bahwa mesin 3 merupakan mesin yang menghasilkan daya listrik
tertinggi pada bulan Januari 2019 yaitu sebesar 2.342,426 kwh. Hal ini dikarenakan
lamanya jam operasi pada mesin 3 sebesar 494 jam pada bulan Januari 2019. Dengan
lamanya jam operasi pada mesin tersebut maka akan mempengaruhi daya listrik yang
dihasilkan. Bahan bakar yang digunakan dikategorikan menjadi 2 yaitu bahan bakar
HSD (High Speed Diesel) dan MFO (Marine Fuel Oil) bahan bakar HSD digunakan
pada saat menghidupkan dan mematikan mesin, jumlah bahan bakar HSD (High Speed
Diesel) yang digunakan pada mesin 3 sebanyak 11,080 liter dan terakhir adalah bahan
bakar MFO (Marine Fuel Oil) yaitu bahan bakar yang digunakan pada saat mesin sudah
dioperasikan atau dijalankan. Pada mesin 3 bahan bakar MFO (Marine Fuel Oil) yang
digunakan sebanyak 620,111 liter. Jadi, mesin 3 dapat menghasilkan daya listrik dalam
jumlah tinggi dipengaruhi oleh lamanya mesin tersebut beroperasi menyebabkan
tingginya jumlah bahan bakar yang digunakan pada mesin 3 beda dengan jam operasi
pada mesin 2 yang hanya memiliki jam operasi sebesar 428 jam, mesin 4 memiliki jam
operasi 472 jam dan mesin 5 hanya memiliki jam operasi sebesar 358 jam sehingga
memiliki daya listrik yang lebih rendah dari pada mesin 3 selama satu bulan di bulan
Januari 2019.
Mesin 5 merupakan mesin yang menghasilkan daya listrik terendah pada bulan
Januari 2019 yaitu sebesar 1.566,666 kwh. Rendahnya daya listrik yang dihasilkan
mesin 5 dipengaruhi oleh rendahnya jam operasi yaitu sebesar 358 jam. Rendahnya
jam operasi pada mesin 5 dikarenakan adanya pemeliharaan rutin TO (Top Overhoul)
atau perbaikan besar 4.000 jam kerja mesin dilakukannya perbaikan pada head cylinder
seperti kalibrasi Injektor, Cam Shaft, Valve, dan Spring pada mesin 5 sehingga mesin
tidak beroperasi selama 20 hari terhitung mulai dari tanggal 22 Desember 2018– 10
Januari 2019. Bahan bakar yang digunakan dikategorikan menjadi 2 yaitu bahan bakar
HSD (High Speed Diesel) sebesar 12,785 liter dan bahan bakar MFO (Marine Fuel Oil)
sebesar 397,227 liter. Dapat dilihat juga bahwa mesin 5 mengalami meningkatan
konsumsi bahan bakar HSD paling tinggi sebesar 12,785 liter dikarenakan setelah
melakukan pemeliharaan besar akan dilakukan running test dan kemungkinan akan ada
perbaikan lagi, sehingga mesin menggunakan bahan bakar HSD selama dilakukan
running test dan perbaikan kembali sampai mesin 5 benar-benar kembali normal.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Prinsip kerja mesin Diesel SULZER yang ada di PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong adalah
dengan menggunakan bantuan udara start untuk menghidupkan mesin, kemudian
bersamaan dengan pembukaan sistem penyaluran bahan bakar, sistem pelumas, sistem
udara pembakaran, dan sistem pendinginan mesin. Pada langkah awal udara start akan
mendorong piston yang berada padatitik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB)
sehingga piston yang satu poros dengan piston yang di dorongkan maka akan bergerak
sesuai dengan siklusnya masing-masing dan setelah mesin mulai hidup dan bekerja
maka untuk bahan bakar awal pada mesin diesel yang ada di ULPL Paokmotong
menggunakan bahan bakar HSD (High Speed Diesel) untuk menjalankan mesin di awal
dan akhir, sehingga menghasilkan panas dari gas buang yang nantinya akan
dimanfaatkan untuk memanaskan bahan bakar MFO (Marine Fuel Oil) setelah mesin
sudah beroperasi dan menghasilkan panas dari gas buang bahan bakar HSD (High
Speed Diesel) akan ditutup melalui FCM (Fuel Oil Circulation Modul) dimana dalam
FCM ini terdapat jalur by pass bahan bakar HSD dan MFO sebelum bahan bakar
dihubungkan ke injector pump kemudian masuk ke mesin. Setelah mesin Diesel sudah
beroperasi maka putaran poros CrankShaft akan ditransmisikan ke Generator dari
generator ini energi listrikyang dihasilkan dihubungkan lagi menuju trafo dan
kemudian listrik yang dihasilkan akan di hubungkan ke kabel sistem (sistem transmisi)
menuju gardu induk setelah dari gardu induk baru dibagi ke daerah Lombok timur
seperti Rempong, Pancor, Sakra, Keruak, Sikur, Masbagik.
 Pada sistem Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD), ada beberapa sistem yang perlu
diperhatikan yaitu :
a) Sistem Udara Start
b) Sistem Udara pemakaran dan Gas buang
c) Sistem Bahan Bakar
d) Sistem Pelumasan
e) Sistem Air Pendingin

 Sistem Pemeliharaan (Maintenance) PLTD dibagi menjadi 3 yaitu :


1) Pemeliharaan rutin/periodik merupakan pemeliharaan yang dilakukan secara
rutin berdasarkan jadwal yang telah ditentukan sesuai dengan pekerjaannya
(Time Based Maintenance),
2) Pemeliharaan korektif merupakan pemeliharaan yang dilakukan dalam kondisi
darurat dan harus dilakukan tindakan perbaikan pada saat itu juga, dan
3) Pemeliharaan emergency merupakan pemeliharaan yang dilakukan dengan
melakukan perbaikan akibat gangguan SPD / peralatan.

 Banyaknya daya listrik yang dihasilkan oleh mesin Diesel SULZER yang ada di
PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong dipengaruhi oleh lamanya jam operasi mesin, dan juga
kebutuhan listrik dari daerah yang di suplai dengan lamanya jam operasi pada
mesin Diesel maka akan mempengaruhi daya listrik yang dihasilkan dan jumlah
bahan bakar yang digunakan. Bahan bakar yang digunakan dibagi menjadi dua
yaitu : bahan bakar HSD (High Speed Diesel) dan bahan bakar MFO ( Marine Fuel
Oil).
5.2 Saran

Setelah pelaksanaan kerja praktek, maka saran yang penyusun dapat berikan
bagi PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat
Listrik Paokmotong dan pihak - pihak yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Karena keberadaan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit
Layanan Pusat Listrik Paokmotong sangat penting untuk menyediakan listrik di
pulau Lombok, oleh karena itu mesin-mesin yang ada dalam perusahaan harus
diperlihara dengan baik. Pemeliharaan mesin harus dilakukan dengan rutin menurut
jadwal yang telah ditetapkan menurut manual book dari perusahaan tempat
mesin tersebut dibuat, agar kinerja mesin menjadi optimal dan life time mesin
menjadi lebih lama.
2. Dikarenakan merupakan objek pital negara maka pengamana di PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Lombok Unit Layanan Pusat Listrik Paokmotong
harus di perketat lagi karena selama peulis melakukan kerja praktek, pegamana
yang dilakukan masih kurang, sehingga perlu di tigkatkan lagi untuk menghindari
hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Untuk mahasiswa/mahasiswi yang akan melakukan Kerja Praktek disarankan agar
mempelajari perusahaan yang akan didatangi dan bidang ilmu dari perusahaan
tersebut. Akan lebih baik jika mahasiswa sudah bisa merumuskan dasar-dasar dan
apa yang akan dipelajari di dalam perusahaan ini.
4. Hal ini akan membantu proses pembelajaran lebih efektif. Sebaiknya mahasiswa
yang menjalani Kerja Praktek lebih aktif lagi dalam mencari informasi dan
pengalaman yang nantinya dibutuhkan dalam dunia kerja sesungguhnya.
5. Sebaiknya mahasiswa yang menjalani kerja praktek saat dilapangan lebih
memperhatikan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) dan peralatan pengaman
seperti safety Shoes, helm safety, dan earplug.

Anda mungkin juga menyukai