Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pertumbuhan Trw IV
s.d Trw Sumber Pertumbuhan
2013 Terhadap
Lapangan Usaha IV 2013
Trw III 2013 Trw IV 2012
( c to c ) (q to q) (y on y) (c to c)
( q to q ) ( y on y)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Selain itu disebabkan juga oleh turunnya produksi sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran,
dimana kegiatan perdagangan dan restoran melemah dari triwulan sebelumnya, sementara perhotelan
relatif masih meningkat. Sektor yang berkontribusi tumbuh positif adalah Industri Pengolahan yang
menyumbang laju 0,45 persen, diikuti sektor Pertambangan dan Penggalian. Juga sektor Listrik, Gas
Jika dibandingkan dengan kondisi triwulan IV 2012 (y on y), perekonomian Lampung tumbuh
6,39 persen. Seluruh sektor mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran serta sektor Bangunan. Pertumbuhan meningkat terbesar terjadi pada sektor Listrik, Gas dan
Air Bersih dan sektor Pertanian yang tumbuh masing-masing 10,55 persen dan 10,32 persen.
Berikutnya sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh 9,13 persen, dan sektor Industri Pengolahan
meningkat 8,53 persen, diikuti sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang tumbuh 7,21
persen. Sektor lainnya tumbuh di kisaran 6-7 persen. Jika dilihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi Lampung dibanding triwulan yang sama tahun 2012, sektor Pertanian masih sebagai
kontributor terbesar (3,29 persen), diikuti sektor Industri Pengolahan (1,22 persen), sektor Keuangan,
Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,85 persen.
Secara kumulatif (c to c), pertumbuhan ekonomi Lampung sampai dengan triwulan IV tahun
2013 atau capaian perekonomian selama tahun 2013 mencapai 5,97 persen. Besaran laju pertumbuhan
ekonomi kumulatif jika dibandingkan dengan laju kumulatif sampai dengan triwulan IV tahun 2012,
menunjukkan bahwa semua sektor mengalami pertumbuhan meningkat.
Gambar 1.
Laju Pertumbuhan PDRB Triwulan IV 2013 Provinsi Lampung menurut Lapangan Usaha
Produk Domestik Regional Bruto Lampung pada triwulan IV 2013 atas dasar harga berlaku
mencapai 40,87 triliun rupiah. Angka ini menurun 6,64 persen dari triwulan III 2013 yang sebesar
43,77 triliun rupiah. Nilai tersebut termasuk nilai tambah dari sub sektor Minyak dan Gas Bumi yang
nilainya mencapai 495,47 milyar rupiah pada triwulan IV 2013, naik dari triwulan III 2013 yang
sebesar 469,54 milyar rupiah.
Fluktuasi tingkat produksi sektoral pada triwulan IV 2013 dibandingkan triwulan sebelumnya
dapat terlihat dari nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000. Produk Domestik Regional Bruto
Lampung pada triwulan IV mencapai 11,05 triliun rupiah. Angka ini menurun 7,91 persen dari triwulan
III 2013 yang mencapai 12,00 triliun rupiah. Sektor yang signifikan mengalami kenaikan tingkat
produksi adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Industr Pengolahan, dan sektor Pertambangan
dan Penggalian.
Tabel 2.
PDRB Triwulanan Provinsi Lampung menurut
Lapangan Usaha (Milyar Rupiah)
Nilai PDRB ADH Berlaku triwulan IV-2013 lebih rendah dibandingkan dengan nilai triwulan
III-2013. Triwulan III-2013 tercatat Rp. 43,77 trilyun, menjadi Rp. 40,87 trilyun di triwulan IV-2013.
Meskipun beberapa komponen mengalami kenaikan, tetapi penurunan yang cukup besar terjadi pada
nilai Net Ekspor dimana triwulan III-2013 tercatat Rp. 9,01 trilyun menjadi Rp. 5,55 trilyun di triwulan
IV-2013.
Bila dilihat menurut struktur PDRB, Komponen Konsumsi Rumah Tangga masih mendominasi
PDRB Lampung menurut pengeluaran yaitu sebesar 54,82 persen, diikuti PMTB 19,06 persen, dan
Konsumsi Pemerintah 14,52 persen. Selanjutnya nilai dan distribusi PDRB triwulan IV 2013 dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6.
Nilai dan Distribusi PDRB Triwulanan Provinsi Lampung
menurut Pengeluaran Triwulan IV Tahun 2013
ADHB Distribusi
Komponen (Trilyun Rupiah) (Persen)
Trw III Trw IV Trw III Trw IV
(1) (2) (3) (4) (5)
Nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 triwulan IV-2013 lebih rendah dibandingkan
triwulan III-2013, tercatat Rp. 12,00 trilyun di triwulan III-2013 menjadi Rp. 11,05 trilyun di triwulan
IV-2013.
Dilihat dari sisi pengeluaran, semua komponen PDRB Lampung mengalami pertumbuhan
positif (q to q). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran Konsumsi Pemerintah yaitu
tumbuh 34,84 persen karena daya serap anggaran pemerintah melonjak tajam pada akhir tahun 2013.
Pertumbuhan tertinggi kedua terjadi pada PMTB yang tumbuh sebesar 4,69 persen, dimana nilainya
naik dari Rp. 1,98 trilyun menjadi Rp. 2,07 trilyun.
Tabel 7.
Nilai, Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Lampung
menurut Pengeluaran
ADHK Triw IV-2013 Triw IV-2013 2013 (s/d Triw IV) Sumber Pertumbuhan
(Trilyun Rupiah) Terhadap Terhadap Terhadap Triw IV 2013
Komponen
Triw III-2013 Triw IV-2012 2012 (s/d Triw IV)
Trw III Trw IV q-to-q y-on-y c-to-c
q-to-q y-on-y c-to-c
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Konsumsi Rumahtangga 6,68 6,74 0,82 6,71 6,95 0,46 4,08 3,92
2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 0,136 0,139 2,37 5,50 4,29 0,03 0,07 0,05
3. Konsumsi Pemerintah 1,36 1,83 34,84 1,97 2,67 3,94 0,34 0,33
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,98 2,07 4,69 6,35 6,24 0,77 1,19 1,05
5. Ekspor Barang dan Jasa 7,33 9,20 25,54 36,15 25,27 15,60 23,52 13,93
6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 5,14 7,98 55,44 83,11 33,82 23,72 34,88 12,84
5. Pertumbuhan PDRB Triwulan IV-2013 menurut Provinsi se-Sumatera dan Wilayah Lainnya
PDRB Sumatera triwulan IV-2013 mengalami pertumbuhan 0,13 persen dibandingkan triwulan
sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat (2,41 persen) dan terendah di
Provinsi Lampung (-7,91 persen). Dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y)
pertumbuhan ekonomi di Sumatera sebesar 5,48 persen, tertinggi di Provinsi Bengkulu (7,83 persen)
dan terendah di Provinsi Riau (3,77 persen). Pertumbuhan ekonomi Sumatera secara kumulatif (c to c)
mencapai 5,27 persen, tertinggi terjadi di Provinsi Jambi sebesar 7,88 persen dan terendah terjadi di
Provinsi Riau (2,61 persen).
Dari enam kelompok wilayah di Indonesia, pertumbuhan ekonomi (q to q) tertinggi terjadi di
wilayah Maluku & Papua (8,53 persen) dan terendah di Jawa (-0,4 persen). Pertumbuhan secara “y on
y” tertinggi di wilayah Maluku & Papua (18,60 persen), terendah di wilayah Kalimantan (3,78 persen).
Sedangkan secara “c to c”, pertumbuhan tertinggi juga terjadi di Maluku & Papua (11,31 persen) dan
terendah terjadi di wilayah Kalimantan (3,49 persen).
Tabel 8.
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi se-Sumatera
dan Wilayah Lainnya (Persen)