Dosen Pengajar :
oleh
KELOMPOK 19
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular tentang
Epidemiologi dan Trend Gizi.
Makalah ilmiah ini sudah kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
sudah ikut berkonstribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah
ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular tentang Epidemiologi dan Trend Gizi ini bisa memberi manfaat ataupun
inspirasi pada pembaca.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tren Epidemiologi Gizi ..................................................... 3
B. Permasalahan Gizi............................................................. 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 7
B. Saran .................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi untuk anak-anak kini telah menjadi prioritas global selama bertahun-
tahun. Namun, sebagian besar Negara secara teratur hanya melacak indicator gizi
yang terbatas sementara lebih sedikit memperhatikan kisaran manifestasi
kekurangan gizi. Akibatnya, kebijakan dan strategi nutrisi hanya merupakan
instrumen, yang tidak dirancang dengan baik untuk mengatasi berbagai bentuk
kekurangan gizi atau dirancang terlalu luas, untuk memberikan panduan konkret
tentang tuas program yang dapat diatur untuk mengatasi masalah gizi(1). Dimana
semua kematian yang disebabkan oleh gizi, termasuk pembatasan pertumbuhan
di-utero, wasting, pengerdilan, mikro nutrein defisiensi dan sub optimum
menyusui. Akibatnya, signifikan pengurangan lebih lanjut dalam di bawah lima
kematian hanya akan dicapai dengan peningkatan pencegahan dan pengelolaan
kekurangan gizi (2).
Menurut Global nutrition report (2016) dalam Musasizi B, dkk (2018)
setiap tahun, gizi buruk berkontribusi pada kematian sekitar 3 juta anak dan
mengancam masa depan ratusan juta lebih yang merusak perkembangan tubuh
dan otak mereka yang sehat, dan memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar
dan menghasilkan nanti sebagai orang dewasa. Kate Sadler dkk, (2011)
dalamMusasizi B, dkk (2018) malnutrisi adalah masalah kesehatan masyarakat
utama di seluruh negara berkembang dan merupakan faktor yang mendasari lebih
dari 50% dari 10-11 juta anak di bawah usia 5 tahun yang meninggal setiap tahun
karena penyebab yang dapat dicegah. Rencana aksi gizi Uganda (2011-2016)
dalamMusasizi B, dkk (2018) , Uganda kehilangan produktivitas US $ 310 juta
pertahun karena tingginya tingkat stunting, gangguan kekurangan yodium,
defisiensi besi, dan berat badan lahir rendah, dan kekurangan gizi berkontribusi
terhadap hilangnya sekitar 4,1% dari produk domestik bruto. Malnutrisi mahal
untuk diobati. Sebagai contoh mengobati, kekurangan gizi akut mebutuhkan lebih
1
2
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tren Epidemiologi Gizi?
2. Bagaimana Permasalahan Gizi?
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Secara umum, makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang
epidemiologi dan tren gizi.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus pada makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mampu menjelaskan bagaimana Tren Epidemiologi Gizi.
b. Mampu menjelaskan bagaimana Permasalahan Gizi.
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memahami maksud dan
tujuan epidemiologi dan tren gizi serta dapat mengenal segala hal yang berkaitan
dengan epidemiologi dan tren gizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
gizi buruk sekitar 1,5 juta dan 150.000 anak menderita gizi buruk tingkat berat
(marasmus-kwasiorkor). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
pada tahun 2010, di Indonesia dilaporkan Angka Kematian Neonatal (AKN),
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBA) berturut-turut
sebesar 19/1000 kelahiran hidup (KH), 34/1000 dan 44/1000 KH dari target AKB
dan AKBA tahun 2015 23/1000 KH dan 32/1000 KH (6).
Berdasarkan Riskesdas 2013 terjadi peningkatan anak stunting dari 36,8%
pada tahun 2010 menjadi37,2% pada tahun 2013. Selama 20 tahun terakhir,
penanganan masalah stunting sangat lambat. Secara global,persentase anak-anak
yang terhambat pertumbuhannya menurun hanya 0,6 persen per tahun sejak tahun
1990.WHO mengusulkan target global penurunan kejadian stunting pada anak
dibawah usia lima tahun sebesar 40%pada tahun 2025, namun diprediksikan
hanya 15-36 negara yang memenuhi target tersebut (7).
B. Permasalahan Gizi
Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama global, disebabkan tidak
hanyaoleh kekurangan zat besi, tetapi juga terkait dengankekurangan gizi lain,
seperti vitamin A, B6 dan B12, riboflavin, dan asamfolat. Selain kekurangan gizi,
infeksi umum, penyakit kronis, malaria dancacingan juga menyebabkan anemia.
Di negara-negara maju,kekurangan zat besi merupakan penyebab utama dari
anemia, sementaradi negara-negara berkembang (terlepas dari besi), vitamin A,
seng, danasam folat adalah faktor nutrisi yang penting juga (4).
Anemia merupakan penurunan kadar hemoglobin, hitung eritrosit, dan
hematokrit sehingga jumlah eritrosit dan/atau kadar hemoglobin yang beredar
tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
Biasanya anemia ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin kurang dari 13,5
g/dL pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 g/dL pada wanita dewasa. 4 Penyebab
terjadinya anemia, yaitu: asupan yang tidak adekuat, hilangnya sel darah merah
yang di sebabkan oleh trauma, infeksi, perdarahan kronis, menstruasi, dan
penurunan atau kelainan pembentukan sel, seperti: hemoglobinopati, talasemia,
sferositosis herediter, dan defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrogenase (8).
5
A. Kesimpulan
Salah satu masalah pokok kesehatan di Negara-negara sedang berkembang
adalah masalah gangguan terhadap kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh
kekurangan gizi. Namun, sebagian besar Negara secara teratur hanya melacak
indicator gizi yang terbatas sementara lebih sedikit memperhatikan kisaran
manifestasi kekurangan gizi. Akibatnya, kebijakan dan strategi nutrisi hanya
merupakan instrumen, yang tidak dirancang dengan baik untuk mengatasi
berbagai bentuk kekurangan gizi atau dirancang terlalu luas, untuk memberikan
panduan konkret tentang tuas program yang dapat diatur untuk mengatasi masalah
gizi. Dimana semua kematian yang disebabkan oleh gizi, termasuk pembatasan
pertumbuhan di-utero, wasting, pengerdilan, mikro nutrein defisiensi dan sub
optimum menyusui. Akibatnya, signifikan pengurangan lebih lanjut dalam di
bawah lima kematian hanya akan dicapai dengan peningkatan pencegahan dan
pengelolaan kekurangan gizi.
Maka dari itu nutrisi anak diseluruh dunia masih terhambat, dimana semua
derajat dampak negative gizi pada kesehatan dan manajemen terpadu balita sakit
memerlukan petugas kesehatan untuk menilai status gizi setiap anak. Kegagalan
untuk mengidentifikasi gizi melewatkan kesempatan untuk mencegah jangka
morbiditas berdampak pada kualitas hidup, pembangunan, prestasi pendidikan dan
ekonomi dalam kehidupan dewasa. Oleh karena itu, usaha-usaha perbaikan gizi
masyarakat dinegara ini merupakan salah satu usaha kesehatan yang menonjol,
yang menjadi bagian dari program pembangunan nasional.
B. Saran
Agar langkah-langkah antisipatif perbaikan gizi dapat berjalan dengan
efektif, maka keterlibatan dan kerja sama masyarakat dengan pemerintah sangat
dibutuhkan. Masyarakat hendaknya sadar akan pentingnya gizi dan mengikuti apa
7
8
Yang disarankan pemerintah selama saran-saran itu baik dan benar. Pemerintah,
sebagai pelayan masyarakat, juga hendaknya melayani masyarakat dengan
sepenuh hati. Tidak menyalah gunakan wewenang dan kekuasaan yang
dipercayakan oleh rakyat karena pemerintah adalah orang-orang yang dipilih oleh
rakyat.
DAFTAR PUSTAKA