1/2
ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
6. Yakinkan bayi mampu minum dan mempunyai refleks hisap dan telan
setelah keadaan bayi stabil tanpa oksigen dengan pemberian ASI dan
menetek pada ibu
7. Bila bayi fidak dapat langsung menetek dan masih memakai oksigen
berikan ASI perah dengan pipa lambung
8. Bila bayi tidak dapat menerima asupan dengan pipa lambung
sekaligus, pasang jalur infus dan beri cairan infus D10% sesuai dosis
PROSEDUR rumatan
9. Konseling pada keluarga
KERJA
- Bila resusitasi berhasil : beritahu ibu dan keluarga tentang
keadaan bayi, serta ditundanya untuk dilakukan IMD dan rawat
gabung
- Bila resusitasi gagal : beri dukungan emosional pada keluarga
terutama orangtua bayi
1. Ruangan VK
2. Perinatologi
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. OK
MANAJEMEN BBLR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
MANAJEMEN BBLR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
Bayi Bayi
Keadaan Bayi Bayi
sangat keadaan
bayi sakit kecil
kecil baik
Frekuensi
Tiap 2 Tiap 12 Tiap 6 Sekali
pengukura
jam jam jam sehari
n
SEPSIS NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
OPERASIONAL
dr. Nurul Mufti, MARS
NIK : 16216111
Sepsis Neonatal adalah sindroma klinis dari penyakit sstemik akibat
infeksi selama satu bulan pertama kehidupan.
Penyebabnya : bakteri, virus, jamur, dan protozoa
Risiko Mayor Risiko Minor
1. Ketuban pecah > 24 jam 1. Ketuban pecah > 12 jam
2. Ibu demam saat intrapartum 2. Ibu demam saat intrapartum
o
suhu> 38 C > 37,5oC
3. Korioamnionitis 3. Nilai APGAR Score rendah
4. Denyut jantung janin menetap pada menit ke-1 < 5, dan
160 x/menit menit ke-5 <7
5. Ketuban berbau 4. Bayi berat lahir sangat
rendah (BBLSR) < 1500gram
5. Usia kehamilan < 37 minggu
6. Kehamilan ganda
7. Keputihan pada ibu
8. Ibu dengan infeksi saluran
kemih
Pemeriksaan fisis
1. Keadaan umum
PENGERTIAN suhu tubuh tidak stabil
letargi atau lunglai, mengantuk atau aktivitas kurang
malas minum sebelumnya minum dengan baik
iritabel atau rewel
kondisi memburuk secara cepat dan dramatis
2. Gastrointestinal
muntah, diare, perut kembung, hepatomegali
tanda mulai muncul pada hari ke empat
3. Kulit
perfusi kulit berkurang, sianosis, pucat, ptekie, ruam,
sklerem,ikterik
4. Kardiopulmonal
takipnu, distres respirasi ( merintih, retraksi)takikardi, hipotensi
5. Neurologis
iritabilitas, penurunan kesadaran, kejang, penurunan kesadaran,
kejang, ubun – ubun membonjol, kaku kuduk sesuai dengan
meningitis
6. pemeriksaan penunjang
leukositosis/leukopeni, trombositopeni
SEPSIS NEONATORUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
ANEMIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Direktur RS
STANDAR
PROSEDUR
dr. Nurul Mufti, MARS
OPERASIONAL
NIK : 16216111
PENGERTIAN Anemia adalah kadar haemoglobin atau hematokrit di bawah normal.
1. Mencegah terjadinya anemia
TUJUAN
2. Menangani anemia
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar Operasional
KEBIJAKAN
Prosedur Anemia Nomor :...../SK-DIR/RSPH/VIII/2019
Anemia karena pendarahan yang sedang berlangsung atau riwayat
pendarahan.
1. Hentikan pendarahan
2. Berikan cairan infuse dengan 20 ml/kg selama satu jam pertama
3. Berikan K1 1 mg IM sekali, pada saat masuk tanpa memandang apakah
bayi telah diberi Vitamin K1 pada saat lahir atau tidak.
4. Bila ada tanda syok (pucat, akral teraba dingin, denyut jantung lebih dari
180 x/menit, kesadaran menurun) berikan infuse NaCL 0,9% dan riager
taktat dengan dosis 10 ml/kgbb diberikan selama 10 menit dan dapat
diulang sekali lagi sesudah 20 menit tanda syok masih berlanjut, berikan
transfuse darah segera menggunakan golongan darah O, Rhesus negatif.
5. Ambil sampel darah pemeriksaan haemoglobin dan hemtokrit serta
PROSEDUR
golongan darah dan reaksi silang bila belum dikerjakan. Bila
KERJA
haemoglobin kurang dari 12 g/dl (hematokrit kurang dari 26%), berikan
transfuse darah.
6. Periksa tanda vital, bila bayi sudah stabil, selanjutnya berikan cairan
sesuai kebutuhan harian.
Pucat dengan riwayat pendarahan atau tanpa pendarahan.
1. Bila ada pucat disertai gejala syok (pucat, akral teraba dingin, denyut
jantung lebih dari 180 x/menit, kesadaran menurun) naikkan tetesan
infuse menjadi 20 ml/kg dalam 1 jam.
2. Apabila belum terpasang infus, segera lakukan infuse dengan dosis 20
ml/kg dalam 1 jam.
3. Bila haemoglobin kurang dari 12g/dl atau hematokrit kurang dari 26%
beri transfusi darah.
UNIT TERKAIT SMP Ilmu Kesehatan Anak
Instalasi Maternal-Perinatal
Unit BDRS
1/1
NIK : 16216111
PENGERTIAN Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita Diabetes Melitus (DM).
TUJUAN Mengelola bayi yang dilahirkan dari ibu penderita DM.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar
KEBIJAKAN Operasional Prosedur Bayi Ibu Diabetes Mellitus Nomor :...../SK-
DIR/RSPH/VIII/2019
1. Pada bayi berumur kurang 3 hari, amati tanda-tanda hipoglikemia
sampai umur 3 hari.
2. Periksa kadar glucose darah pada umur tiga jam untuk bayi lahir
dalam.
3. Periksa kadar glukosa darah pada saat masuk kamar bayi untuk
bayi lahir luar.
4. Periksa kadar glucose darah lagi tiga jam setelah pemeriksaan
pertama.
5. Pemeriksaan kadar glucose darah selanjutnya setiap 6 jam selama
24 jam atau sampai kadar glucose dalam batas normal dalam 2
kali pemeriksaan berturut-turut.
PROSEDUR
6. Bila kadar glukosa ≤ 45 mg/dL atau bayi menunjukkan tanda
KERJA
hipoglikemi (tremor atau letargi), tangani untuk hipoglikemi (lihat
Hipoglikemi).
7. Bila dalam pengamatan tidak ada tanda hipoglikemi atau masalah
lain, bayi dapat minum dengan baik, pulangkan bayi pada hari ke-
3.
8. Bila bayi berumur 3 hari atau lebih dan tidak menunjukkan tanda-
tanda penyakit, bayi tidak perlu pengamatan.
9. Bila bayi dapat minum baik dan tidak ada masalah lain yang
memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.
10.Anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan lebih sering paling
tidak 8 kali sehari, siang dan malam.
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
1/1
NIK : 16216111
Bayi yang dilajirkan dari ibu yang hasil pemeriksaan darahnya HbsAg
PENGERTIAN
positif.
Mengelola bayi yang dilahirkan dari ibu yang hasil pemeriksaan darahnya
TUJUAN
HbsAg positif.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar Operasional
KEBIJAKAN
Prosedur Bayi Ibu HBsAG Nomor :...../SK-DIR/RSPH/VIII/2019
1. Berikan dosis awal Vaksin Hepatitis B (VHB) 0,5 ml IM segera setelah
lahir (sebaiknya 12 jam sesudah lahir) dilanjutkan dosis ke-2 dan ke-3
sesuai dengan jadwal imunisasi hepatitis.
PROSEDUR 2. Apabila orang tua bersedia membel Imunoglobulin Hepatitis B, berikan
KERJA Imunoglobulin Hepatitis B 200 IU (0,5 ml) IM disuntikan pada paha sisi
yang lainnya, dalam waktu 24 jam setelah lahir atau paling lambat 48
jam setelah lahir.
3. Yakinkan ibu untuk tetapi menyusui bayinya.
UNIT TERKAIT Instalasi Material-Perinatal
INFEKSI TALI PUSAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
NIK : 16216111
Infeksi tali pusat adalah infeksi pada tali pusat atau jaringan kulit di
PENGERTIAN
sekitar tali pusat
TUJUAN Menangani bayi dengan infeksi tali pusat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar
KEBIJAKAN Operasional Prosedur Infeksi Tali Pusat Nomor :...../SK-
DIR/RSPH/VIII/2019
Infeksi Tali Pusat Lokal Atau Terbatas
1. Bersihkan tali pusat menggunakan larutan anti septik (iodium
povidon 2,5%) dengan kain kasa yang bersih.
2. Olesi tali pusat dan daerah sekitarnya dengan larutan antiseptik
(iodium povidon 2,5%) delapan kali sehari sampai tidak nanah lagi
pada tali pusat.
3. Anjurkan ibu melakukan ini kapan saja bila memungkinkan.
PROSEDUR
Infeksi Tali Pusat Berat Atau Meluas
KERJA
1. Ambil sampel darah dan kirim ke laboratorium untuk pemeriksaan
kultur dan sensitivitas.
2. Berikan kloksasilin peroral sesuai selama 5 hari
3. Cari tanda-tanda sepsis. Bila ada, tangani pasien sesuai Protop Sepsi
Neonatorum.
4. Lakukan perawatan umum seperti dijelaskan untuk infeksi tali pusat
local atau terbatas.
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
MUNTAH DAN/ATAU DISTENSI ABDOMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
NIK : 16216111
1. Muntah adalah pengeluaran isi lambung yang bukan regurgitasi
PENGERTIAN 2. Distensi Abdomen adalah bertambahnya lingkar perut, sehingga
dinding perut lebih tinggi daripada dinding dada.
1. Mengelola bayi dengan muntah
TUJUAN
2. Mengelola bayi dengan distensi abdomen
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar
KEBIJAKAN Operasional Prosedur Muntah Dan/Atau Distensi Abdomen
Nomor :...../SK-DIR/RSPH/VIII/2019
1. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan dan dapatkan informasi
tambahan sebagai berikut untuk menentukan kemungkinan diagnosis
2. Pada anamnesis tanyakan hal-hal berikut ini:
- Apakah muntah terjadi sejak pertama kali minum atau beberapa
saat kemudian?
- Tenggang waktu antara pemberian minum dan muntah.
- Macam muntahan (berbuih, berwarna hijau atau bercampur darah)
- Apakah mekonium sudah keluar?
- Apakah puting susu ibu lecet?
- Riwayat persalinan, kelahiran dan jumlah air ketuban
- Riwayat perdarahan ante partum;
- Jika didapatkan darah dalam cairan lambung, tanyakan apakah
PROSEDUR sudah mendapat vitamin K1 dan adakah perdarahan di bagian
KERJA tubuh lainnya?
3. Pada pemeriksaan fisik cari tanda-tanda berikut ini:
- Distensi abdomen dan nyeri tekan (bayi menangis ketika
abdomennya ditekan dengan lembut)
- Anus maperforate.
- Hipersalivasi
4. Manajemen Umum
- Pasang pipa lambung
- Jika pipa lambung tidak bisa masuk, dan bayi tersedak dan
muntah segera setelah menelan pipa; bayi kemungkinan
mengalami atresia esofagus atau fistula trakheo-esofageal yang
membutuhkan tindakan bedah segera. Konsultasikan segera ke
SMF Bedah.
- Jika pipa lambung bisa masuk, pastikan bahwa pipa tersebut
berada di dalam lambung dan isaplah cairan isi lambung,
kemudian biarkan ujung pipa terbuka
- Jika tampak sakit berat (misalnya layuh, letargi) atau berat lahir <
2500 gram atau umur kehamilan < 37 minggu, pasang jalur
intervena dan berikan cairan dosis rumatan.
MUNTAH DAN/ATAU DISTENSI ABDOMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
1/2
2/2
Manajemen Spesifik
Kondisi perdarahan pada bayi baru lahir
1. Bila perdarahan tidak berhenti dalam tiga jam, tangani sebagai kasus
Sepsis Neonatorum (Lihat Protap Sepsis Neonatorum)
2. Ambil sampel darah dan periksa hemoglobin.hematokni tiap hari.
3. Bila hemoglobin kurang dari 10 g/dL beri transfusi darah.
Kongulopati
1. Tangani sebagai kasus Sepsis.
2. Bila hemoglobin kurang dari 10 g/dL, beri transfusi darah.
Pucat tidak diketahui penyebabnya atau anemia pada bayi sakit atau bayi
kecil
1. Bila hemoglobin <8 g/dL, beri tansfusi darah
2. Bila kondisi stabil, periksa hemoglobin tiap minggu selama bayi masih
dirawat di rumah sakit. Bila kapan saja hemoglobin < 8 g/dL beri
transfusi darah
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
POTENSIAL TERINFEKSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
NIK : 16216111
Bayi baru lahir dari ibu yang mengalami infeksi intrauterin, demam yang
PENGERTIAN dicurigai infeksi berat selama proses persalinan atau ketuban pecah lebih 18
jam sebelum persalinan (KPD)
Melakukan tindakan pencegahan sepsis pada bayi yang tampak sehat pada
TUJUAN
saat lahir
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar Operasional
KEBIJAKAN
Prosedur Potensial Terinfeksi Nomor :...../SK-DIR/RSPH/VIII/2019
1. UMUM
- Bila bayi berumur lebih 3 hari (tanpa melihat umur kehamilan), tidak
perlu penanganan.
- Beritahu ibu tentang tanda tanda sepsis dan nasehati ibu untuk
membawa bayinya jika salah satu tanda sepsis muncul
- Bila bayi berumur 3 hari atau kurang, amati bayi untuk gejala/tanda
sepsis.
- Bila ada gejala/tanda sepsis, ambil sampel darah bayi, dan kirim ke
Laboratorium untuk pemeriksaan kultur dan tes sensitivitas.
- Kelola bayi sesuai Protap Sepsis.
2. Bayi dengan umur kehamilan 35 minggu atau lebih, atau berat lahir
2000 gram atau lebih.
a. Infeksi intrauterin, atau ibu demam, dengan/tanpa KPD
Ambil sampel darah, beri antibiotika seperti pemberian untuk
PROSEDUR kemungkinan besar sepsis
KERJA Bila hasil kultur negatif, dan bayi tidak menunjukkan tanda-tanda
sepsis hentikan antiobiotika
Bila hasil kultur positif atau kapan saja timbul tanda-tanda sepsis,
obati sebagai kemungkinan besar sepsis
Bila kultur tidak dapat dilakukan, dan bayi tidak menunjukkan
tanda sepsis hentikan antibiotik setelah 5 hari
Amati bayi selama 24 jam setelah antibiotika dihentikan
- Bila bayi dalam keadaan baik, dan tidak ada tanda yang
memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.
- Beritahu ibu tentang tanda-tanda sepsis dan nasehati ibu untuk
membawa bayinya jika salah satu tanda sepsis muncul
b. KPD tanpa infeksi intrauterin atau demam yang dicurigai infeksi
Tidak perlu antibiotik
POTENSIAL TERINFEKSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/2
1/2
NIK : 16216111
Transient tackypnea of the new born (TTN) adalah suatu gangguan
PENGERTIAN respirasi ringan pada nenatus lahir aterm, atau premature dengan berat lahir
besar yang terjadi segera setelah lahir dan membaik dalam 3 hari.
TUJUAN Menangani transient tachypnea of the new born (TTN).
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar Operasional
KEBIJAKAN Prosedur Transient tackypnea of the new born (TTN) Nomor :...../SK-
DIR/RSPH/VIII/2019
Diagnosis :
1. Gejala klinis: takikpnea, grunting, napas cuping hidup, retraksi dada, dan
sianosis.
2. Roentgen thorax didapatkan hiperekspansi paru, perihiler streaking yang
prominen, pembesaran jantung ringan sampai sedang, diafragma yang
datar, dan cairan di fisura minor.
3. Diagnosis TTN merupakan diagnosis terakhir setelah kemungkinan
gangguan respirasi lain disingkirkan.
Penanganan :
1. Oksigenasi :
- Berikan oksigenasi sesuai kondisi bayi (lihat Protap Terapi Oksigen)
PROSEDUR - Amati respirasi bayi tiap 2 jam selama 6 jam berikutnya.
KERJA - Bila dalam pengamatan gangguan napas memburuk tangani sebagai
gangguan napas sedang atau berat.
- Hentikan pemberian oksigen secara bertahap bila ada perbaikan
gangguan napas. Hentikan pemberian oksigen jika frekuensi napas
antara 30 – 60 kali / menit.
2. Pemberian makanan
- Diterapkan pada semua keadaan pendarahan intrakranial. Jangan
berikan apapun melalui radat, jika respirasi > 60 kali/menit, pasang
pipa lambung
- Pasang jalur intravena dan berikan cairan dosis rumatan jika bayi tidak
dapat mainan lewat enteral.
- Jaga bayi agar tetap hangat.
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
2/2
NIK : 16216111
PENGERTIAN Apnea adalah henti napas selama 20 detik atau lebih, atau sebagai satu
episode singkat dengan disertai bradikarida (denyut jantung < 80
kali/menit), sianosis sentral atau pucat.
1. Memberikan bantuan napas dna rangsang taktil setiap neonatus yang
TUJUAN mengalami apnea.
2. Memberikan pengobatan untuk merangsang pusat napas.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar
KEBIJAKAN Operasional Prosedur Apnea Pada Neonatus Nomor :...../SK-
DIR/RSPH/VIII/2019
1. Rangsang taktil
2. Jika tidak ada respon, lakukan VTP dengan oksigen 40%
3. Bila gagal gunakan CPAP
4. Jaga saluran napas bagian atas
5. Pemeriksaan penunjang untuk mencari penyebab apnu
6. Terapi tergantung penyebab apnu
PROSEDUR 7. Terapi untuk kelahiran kurang bulan berikan :
KERJA - Aminofillin 6 mg/kgBB selanjutnya 2 mg/kg/8 jam
8. Apnu berulang bayi dipuasakan
9. Bila gagal rujuk bayi ke NICU ( bila fasilitas tersedia)
10.Pantau ketat vital sign minimal umur 1 minggu atau 5 hari setelah
serangan apnu berakhir
1/2
NIK : 16216111
Fototerapi (terapi sinar) adalah terapi menggunakan sinar fluorosean
PENGERTIAN dengan panjang gelombang tertentu dan waktu tertentu yang dimaksud
untuk menurunkan kadar Bilirubin.
Menurunkan kadar bilirubin indirek sampai pada kadar yang tidak
TUJUAN
memerlukan fototerapi lagi
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar Operasional
KEBIJAKAN Prosedur Fototerapi (Terapi Sinar) Nomor :...../SK-DIR/RSPH/VIII/2019
.
PROSEDUR Persiapan alat fototerapi :
KERJA 1. Pastikan penutup atau pelindung pada posisi yang tepat hal ini untuk
mencegah agar bayi tidak terluka bila tiba-tiba lampu pecah, serta
melindungi dari bahaya sinar ultraviolet.
2. Hangatkan ruangan dimana unit itu berada sehingga suhu di bawah
lampu 280C – 300C
3. Nyalakan tombol unit dan periksa apakah seluruh lampu fluoresean
menyala dengan baik.
4. Ganti lampu fluoresens bila terbakar atau mulai berkedip-kedip
5. Catat tanggal kapan lampu mulai dipasang dan pastikan diurasi total
penggunaan lampu
6. Ganti lampu setiap 1000 jam atau setelah penggunaan 3 bulan, walaupun
lampu masih menyala
7. Gunakan kain dan boks bayi, atau incubator dan letakkan tirai putih
mengelilingi area sekeliling unit tersebut berada untuk memantulkan
kembali sinar sebanyak mungkin ke arah bayi
Cara melakukan fototerapi
Letakkan bayi di bawah lampu terapi sinar
Bila berat badan bayi 2000 gram atau lebih, letakkan bayi dalam
keadaan telanjang di boks bayi. Letakkan bayi yang lebih kecil di
inkubator.
Tutup mata bayi dengan penutup, pastikan penutup mata idak menutupi
lubang hidung. Jangan gunakan plester untuk fiksasi penutup
Letakkan bayi sedekat mungkin dengan lampu sesuai dengan petunjuk
atau manual dan pabrik pembuat unit
Diusahakan permukaan tubuh seluas-luasnya terpapar sinar.
Ubah posisi bayi tiap 3 jam
Pastikan bayi diberi minum :
Anjurkan ibu untuk memberi minum setiap diperlukan, paling tidak
setiap 3 jam.
2/2
PROSEDUR Pindahkan bayi dari unit fototerapi selama diberi minum dan lepaskan
KERJA penutup mata
Tidak diperlukan untuk menambah atau mengganti ASI dengan air,
dekstrosa atau PASI
Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan
menggunakan salah satu cara alternatip pemberian minum. Naikkan
volume pemberian ASI peras dalam sehari (10-15% dari kebutuhan
rumatan sehari, mungkin sampai 25%) atau dengan menambah 25
ml/kg susu selama bayi di bawah lampu terapi sinar. Jika masukan
cairan tidak mencukupi, diberikan cairan per infusBila bayi menerima
cairan IV, naikkan jumlah volume cairan 10% selama bayi di bawah
lampu terapi sinar
8. Bila bayi menerima cairan IV atau diberi minum melalui pipa lambung,
tidak perlu dipindahkan dari lampu terapi sinar.
9. Timbang bayi setiap hari dan awasi penurunan BB akibat kehilangan air
secara evaporasi atau diare, terutama pada bayi prematur.
10. Feses bayi mungkin akan keluar dan berwarna kuning saat bayi
menerima terapi sinar. Kondisi ini tidak memerlukan terapi khusus.
11.Hentikan fototerapi saat orang tua mengunjungi bayinya dan membuka
pelindung mata untuk memudahkan interaksi alami antara orang tua dan
bayi.
12. Lanjutkan pengobatan dan pemeriksaan lain:
b. Bayi dipindahkan dari unit terapi sinar hanya untuk prosedur yang
tidak dapat dilakukan selama di bawah lampu terapi sinat.
c. Bila bayi menerima oksigen, matikan lampu saat memeriksa bayi
untuk mengetahui sianosis sentral.
13. Pantau suhu tubuh bayi dan suhu udara sekitar bayi setiap 3 jam. Untuk
bayi dalam indikator, thermistor probe harus dilindungi dari sinar.
14.Periksa kadar bilirubin serum tiap 12 jam.
15. Hentikan fototerapi ketika kadar bilirubin turun di bawah kadar
indikasi dilakukan fototerapi atau 15 mg/dl.
16.Bila kadar bilirubin serum mendekati nilai untuk dilakukan transfusi
tukar, lakukan transfusi tukar (lihat protap Transfusi Tukar). Bila
tersedia fasilitas untuk transfuse tukar.
17. Bila bayi kecil (berat lahir < 2500 gram dan umur kehamilan < 37
minggu) atau sepsis, hentikan fototerapi setelah 3 hari.
18. Bila ada Kecurigan Ikterus hemolitik atau ikterus ditemukan pada hari
pertama, hentikan fototerapi setelah 4 hari.
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
1/1
NIK : 16216111
PENGERTIAN Kejang pada neonatus adalah setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi
baru lahir, berlangsung berulang-ulang dan periodic.
Pemeriksaan fisik :
1. kejang :
gerakan abnormal pada waah, mata, mulut, lidah dan ekstremitas
ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh
sepeda, mata berkedip, berputar, juling.
Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti.
Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar
membonjol, suhu tubuh tidak normal.
2. spasme :
bayi tetap sadar, menangis kesakitan
trismus, kekakuan otot mulut, rahang kaku, mulut tidak dapat
dibuka, bibir mencucu.
Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi otot tidak
terkendali. Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau prosedur
diagnostic.
Infeksi tali pusat.
1. Mengatasi kasus kejang pada neonatus dengan segera
TUJUAN
2. Menurunkan angka morbiditas pasca kejang pada bayi
Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar
1/5
RESUSITASI NEONATUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/5
RESUSITASI NEONATUS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/5
4/5
5/5
1/2
2/2
1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan :
Direktur RS
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Nurul Mufti, MARS
NIK : 16216111
PENGERTIAN Pemberian nutrisi pada BBLR adalah memberikan asupan nutrisi yaitu
ASI yang sesuai dengan BB dan usia Pada bayi BBLR
Pemberian nutrisi dibedakan sesuai kondisi bayi yaitu sehat dan sakit
TUJUAN - Mempertahankan BB pada BBLR
- Memberikan nutrisi yang tepat sesuai umur dan kondisi bayi.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar
Operasional Prosedur Pemberian nutrisi pada BBLR Nomor :...../SK-
DIR/RSPH/VIII/2019
PROSEDUR 1. ASI merupakan pilihan utama
KERJA 2. Apabila bayi mendapatkan ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai
kemampuan bayi mengisap
3. Frekuensi pemberian :
- BB 1000g – 1500g : 10-12X pemberian
- BB 1500g – 2000g : 8 – 10 X pemberian
4. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik
20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2x/minggu
5. Jumlah cairan dan ASI serta cara pemberiannya :
Table 2. Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat 1750 – 2500g
Umur ( hari )
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV
5 4 3 2 1 0 0
( tetes mikro/menit )
Jumlah ASI tiap 3 jam
0 6 14 22 30 35 38
( ml/kali )
Cara pemberian minum dengan ASI peras melalui pipa
lambung. Apabila bayi sudah stabil dan reflek hisap sudah kuat
maka bayi bisa langsung menyusu.
MEMERAS ASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
2/2
1/1
5. Prosedur penyiapan
- ASI yang dikeluarkan dari freezer atau lemari pendingin, bila
tidak beku tuang dalam wadah secukupnya
- Lalu bersama wadah tersebut rendam dalam Waskom air hangat
- Berikan pada bayi sesuai kebutuhan dan kondisi bayi, serta
menggunakan alternative cara pemberian minum
- Bila sisa ASI harus dibuang
- Bersihkan peralatan
- Melepas APD
- Cuci tangan
- Membaca hamdalah
- Tulis pada lembar status rekam medis bayi
UNIT TERKAIT R. PERINATOLOGI
PEMBERIAN SUSU FORMULA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/2
2/2
1/1
1/1
1/1
1/2
2/2
1/2
2/2
2. Periksa kadar glokuso darah, bila < 45 mg/dl (2.6 mmol/l), tangani
untuk hipoglikemia
3. Cari tanda sepsis sekarang dan ulangi lagi bila suhu telah mencapai
batas normal.
4. Setelah suhu bayi normal:
Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam.
5. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan
baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di
Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan. Nasehati ibu cara
menghangatkan bayi di rumah dan melindungi dari pemanasan yang
berlebihan.
UNIT TERKAIT Instalasi Maternal-Perinatal
1/2
2/2
1/1
1/1
1/2
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Nurul Mufti, MARS
NIK : 16216111Direktur RS
PENGERTIAN Hipotermia pada bayi baru lahir adalah penutunan suhu tubuh sampai di
bawah 36,5oC (normal 36,5-37,5oC).
TUJUAN Mencegah dan mengatasi hipotermia pada bayi baru lahir/neonatus
dengan factor risiko BBLR, premature, asfiksia atau kondisi lain
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Permata Hati tentang Standar
Operasional Prosedur Penanganan Hipotermia Pada Neonatus
Nomor :...../SK-DIR/RSPH/VIII/2019
1. Tindakan pencegahan
Siapkan ruang yang cukup hangat
Berat lahir (gram) Suhu ruangan (oC)
1000-1500 34 - 35
1500-2000 32 – 34
2000-2500 30 – 32
> 2500 28 – 30
Bayi dengan asfiksia, distress respirasi atau sepsis membutuhkan
suhu ruang lebih tinggi disbanding bayi dengan berat yang sama
tanpa masalah.
PROSEDUR
Gunakan pemancar panas hanya selama resusitasi.
KERJA Bayi segera dikeringkan setelah lahir dengan handuk bersih dan
lembut.
Jangan memandikan bayi segera setelah lahir, lebih baik mandi
ditunda.
Jangan hilangkan verniks.
Tutuplah kepala dengan handuk bersih dan kering
Berikan bayi ke dada ibunya, dan selimuti keduanya
Khusus bayi kecil (BBLR) lakukan perawatan bayi lekat (PBL)
dengan metoda Kangguru (lihat cara PBL) bila kondisi sudah
stabil
Susukan bayi dalam 30 menit setelah lahir
2/2
PROSEDUR 2. Penanganan hipotermia berat (suhu tubuh < 32oC)
KERJA - Segera hangatkan bayi dengan menggunakan pemancar panas
yang sebelumnya telah dihangatkan (bila mungkin). Gunakan
inkubator atau ruangan hangat bila perlu.
- Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian yang
hangat, pakai topi dan selimuti dengan selimut hangat.
- Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering
diubah.
- Bila bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas > 60 atau >
30 kali/ menit, retraksi dada, merintih)
- Pasang jalur IV dan beri cairan IV seusai dengan dosis rumatan,
dan pipa infus tetap terpasang di bawah pemancar panas, untuk
menghangatkan cairan
- Periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah < 45
mg/dl, tangani untuk hipoglikemia.
- Nilai bayi untuk tanda kegawatan (misalnya gangguan napas,
kejang atau tidak sadar) setiap jam dan nilai juga kesiapan untuk
minum setiap 4 jam sampai suhu tubuh kembali ke batas normal.
- Ambil sampel darah dan beri antibiotika sesuai standar
pelayanan untuk penanganan Sepsis.
- Anjurkan menyusu secara setelah bayi siap.
- Bila bayi tidak dapat menyusu, beri ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatip cara pemberian minum.
- Bila refleksi menelan bayi tidak baik, pasang pipa lambung dan
beri ASI peras begitu suhu bayi mencapai 35oC.
- Periksa suhu bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak
0,5oC/jam, berarti upaya menghangatkan berhasil kemudian
lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi setiap 2 jam.
- Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan
suhu ruang setiap jam.
- Setelah suhu tubuh bayi normal:
Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi
Pantau bayi selama 12 jam kemudian, dan ukur suhunya tiap
3 jam.
- Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila
suhu bayi tetap dalam bayas normal dan bayi minum dengan baik
dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di
Rumah Sakit, bayi dapat dipulangkan dan nasehati ibu
bagaimana cara menjaga agar bayi tetap hangat selama di rumah.