Disusun oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah
sifatnya dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida
mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida
dinamis misalnya pada semprotan parfum. Berdasarkan uraian diatas, maka pada
makalah ini akan dibahas mengenai fluida dinamis.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair,gas) yang bergerak. Yang
memiliki kecepatan yang konstan terhadap waktu,tidak mengalami perubahan
volume,tidak kental,tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).
B. Fluida Ideal
2. Alirannya bersifat tunak, artinya kecepatan setiap partikel fluida pada setiap
tiitk cenderung konstan.
C. Persamaan Konstinuitas
𝑣
Q= Q = V. A
𝑡
Keterangan :
Q = debit (m²/s)
V = volume (m³)
A = luas penampang (m²)
𝑣 = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
2. Asas Kontinuitas
Debit fluida dalam pipa yang mengalir dalam satu aliran akan selalu tetap.
Meskipun keadaan geometri pipa berubah. Artinya meski luas penampang pipa
berubah, debit aliran akan selalu tetap.
Q1 = Q2
ΔV1 ΔV2
=
Δt1 Δt2
v1. A1 = v2. A2
Aliran dalam fluida ideal yang mengalami percabangan maka jumlah debit
aliran yang masuk dan keluar percabangan akan selalu sama.
Qmasuk = Qkeluar
Q1 = Q2 + Q3
𝑣1. A1 = 𝑣2. A2 + 𝑣3. A3
D. Hukum Bernoulli
1
Jumlah dari tekanan (P),energy kinetic persatuan volume (2 𝜌𝑣²),dan energi
potensial persatuan volume (𝜌𝑔ℎ) adalah selalu tetap pada titik alir sepanjang garis
aliran yang sama (kontinu).
Hukum Bernoulli tidak berlaku pada pipa yang beda aliran (beda sumber)
1
P + 2 𝜌𝑣² + 𝜌𝑔ℎ = konstan
Keterangan :
P = tekanan (Pa)
𝑣 = kecepatan (m/s)
h = ketinggian (m)
1. Hukum Bernoulli 1
1 1
P1 + 2 𝜌(𝑣1)² + 𝜌𝑔ℎ1 = P2 + 2 𝜌(𝑣2)² + 𝜌𝑔ℎ2
P1 − P2 = 𝜌𝑔ℎ2 − 𝜌𝑔ℎ1
∆P = 𝜌𝑔(ℎ2 − ℎ1)
2. Hukum Bernoulli 2
1 1
P1 + 2 𝜌(𝑣1)² + 𝜌𝑔ℎ1 = P2 + 2 𝜌(𝑣2)² + 𝜌𝑔ℎ2
1 1
P1 − P2 = 2 𝜌(𝑣2)2 − 𝜌(𝑣1)²
2
1
∆P = 𝜌(𝑣2 − 𝑣1)2
2
3. Hukum Bernoulli 3
1 1
P1 + 2 𝜌(𝑣1)² + 𝜌𝑔ℎ1 = P2 + 2 𝜌(𝑣2)² + 𝜌𝑔ℎ2
v1. A1 = v2. A2
E. Teorema Torricelli
1 1
P1 + 2 𝜌(𝑣1)² + 𝜌𝑔𝐻 = P2 + 2 𝜌(𝑣2)² + 𝜌𝑔ℎ2
1
𝜌(𝑣2)² = 𝜌𝑔(𝐻 − ℎ2) ℎ1 = 𝐻 − ℎ2
2
F. Prinsip Aerodimanis
Aerodinamis merupakan salah satu bagian dari cabang ilmu mekanika fluida
yang membahas tentang pergerakan udara saat bertemu dengan benda padat.
Penerapan aerodinamis diantaranya untuk membuat design mobil,pembuatan
pesawat terbang,roket dan kapal.
Suhu udara
Tekanan udara
Kecepatan udara
Massa jenis udara
Jenis aliran udara
BAB III
PENUTUP
Tujuan :
Besar tekanan di definisikan sebagai gaya tiap satuan luas. Apabila gaya sebesar
F bekerja secara tegak lurus dan merata pada permukaan bidang seluas A, tekanan
pada permukaan itu dapat di rumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
P = tekanan (N/m²)
Satuan tekanan dalam SI adalah N/m² atau disebut juga Pascal (Pa). Untuk
tekanan udara kadang-kadang digunakan satuan atmosfer (atm), cm raksa (cmHg),
mmHg (atautorr dari Torricelli) atau milibar (mb).Aturan konversinya adalah
sebagai berikut :
1 mb = 10 ̄ ³ bar
1 bar = 10 Pa
B. Tekanan Hidrostatis
Pada zat padat, tekanan yang di hasilkan hanya ke arah bawah (jika pada zat
padat tidak diberikan gaya luar lain, pada zat padat hanya bekerja gaya gravitasi)
sedangkan pada fluida, tekanan yang di hasilkan menyebar ke segala arah.
Tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang bekerja
padatiap bagian zat cair. Besar tekanan itu bergantung pada kedalaman. Makin
dalam letak suatu bagian zat cair, semakin besar tekanan pada bagian itu.
Tekanan di dalam fluida tak bergerak yang diakibatkan oleh adanya gaya
gravitasi disebut tekanan hidrostatika. Teori tentang tekanan hidrostatika juga dapat
dijelaskan dengan mengamati bejana atau gelas yang berisi air sebagai contohnya.
Perhatikanlah gambar berikut ini:
Gaya hidrostatik pada alas bejana ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Sedangkan untuk satu jenis zat cair besar tekanan di dalamnya tergantung pada
kedalamannya. Setiap titik yang berada pada kedalaman sama akan mengalami
tekanan hidrostatik yang sama pula.
"Tekanan hidrostatik pada sembarang titik yang terletak pada satu bidang datar
didalam satu jenis zat cair yang diam, besarnya sama."
PA= PB = PC
PD = PE
Hukum utama hidrostatika dapat diterapkan untuk menentukan masa jenis zat cair
dengan menggunakan pipa U. Perhatikanlah gambar berikut :
Dalam hal ini, dua cairan yang digunakan tidak akan tercampur. Pipa U mula-
mula diisi dengan zat cair yang sudah diketahui massa jenisnya. Kemudian salah
satu kaki dituangi zat cair yang dicari massa jenisnya hingga setinggi h1.
Kemudian, tarik garis mendatar AB sepanjang pipa. Ukur tinggi zat cair mula-mula
di atas garis AB (misal : h2).
Uji coba 1
1. Gunting selang sepanjang 40 cm.
2. Gunting kardus sesuai ukuran kertas grafik.
3. Tempelkan kertas grafik pada kardus, lalu tempelkan selang dengan membentuk
pipa U.
4. Lalu masukan air pada selang yang sudah disiapkan.
5. Masukan oli pada salah satu ujung selang menggunakan suntikan.
6. Olah data yang didapat dari praktikum yang sudah dilakukan.
Uji coba 2
1. Gunting selang sepanjang 40 cm.
2. Gunting kardus sebesar kertas grafik.
3. Tempelkan kertas grafik pada kardus, lalu tempelkan selang dengan membentuk
pipa U.
4. Lalu masukin air pada selang yang sudah disiapkan.
5. Masukan minyak pada salah satu ujung selang menggunakan suntikan.
6. Olah data yang didapat dari praktikum yang sudah dilakukan.
5. Data dan Olah Data
a. Data
b. Olah Data
ρ minyak h air
= h minyak
ρ air
ρ minyak 5 cm
= 5,6 cm
1000 kg/m³
5
ρ minyak = 5,6 x 1000
= 892,86 kg/m³
= 8,93x10² kg/m³
ρ oli h air
=
ρ air h oli
ρ oli 5,3 cm
= 6,8 cm
1000 kg/m³
5,3 cm
ρ oli = 6,8 cm x 1000 kg/m³
= 779,41 kg/m³
= 7,79x10² kg/m³
6. Simpulan
1. Dengan mengetahui salah satu massa jenis zat cair maka massa jenis zat cair
lain dapat dihitung dengan menggunakan pipa U berdasarkan rumus :
ρ1. g. h1 = ρ2. g. h
7. Lampiran
Daftar Pustaka
Fajriani, FN, Anshari, MZ, Bulqiyyah, SR, Damayanti, AY, dkk. 2018. Laporan
Hasil Pengukuran. Tasikmalaya.
Penggaris, https://fisikawanhijau.blogspot.com/2015/04/cara-menggunakan-
penggaris-atau-mistar.html?m=1.
https://www.academia.edu/8476250/Laporan_praktikum_pipa_U