Setiap kegiatan untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan atau
dasar tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan agama Islam
sebagai sebuah kejayaan juga harus mempunyai landasan atau dasar yang sejalan
dengan ajaran al-Qur’an dan Hadis.
1. Al-Qur’an
“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan
agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan
itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.
Ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar
yaitu yang berhubungan masalah keimanan yang disebut ‘aqidah, dan yang
berhubungan dengan amal yang disebut shari‘ah. Ajaran-ajaran yang berkaitan
dengan iman tidak banyak dibicarakan dalam al-Qur’an, tidak sebanyak ajaran
yang berkenaan dengan amal perbuatan. Ini menunjukkan bahwa amal perbuatan
manusia dalam hubungan dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan manusia
sesamanya (masyarakat), dengan alam dan lingkungan, dengan makhluk lainnya,
termasuk dalam ruang lingkup amal saleh.
Pendidikan karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk
membentuk manusia, termasuk ke dalam ruang lingkup mu’amalah. Pendidikan
sangat penting karenaia ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan
manusia, baik pribadi maupun masyarakat.12 Di dalam al-Qur’an terdapat banyak
ajaran yang berisi prinsip-prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha
pendidikan. Sebagai contoh dapat direnungkan kisah Luqman mengajari anaknya.
Sebagaimana firman Allah:
Di samping itu firman Allah di atas bahwa materi pelajaran Luqman yang
diberikan kepada putranya, maka dapatlah dipahami sebagai berikut:
Hakekat pendidikan Islam itu tidak lain adalah realisasi fungsi rububiyah Allah
(Pendidikan Islam) terhadap manusia dalam rangka menyiapkan dan membimbing
serta mengarahkannya, agar nantinya mampu melaksanakan tugas kekhalifahan di
muka bumi dengan sebaik-baiknya. Proses rububiyah Allah terhadap manusia itu pun
berlangsung secara berangsung-angsur dan bertahap sampai mencapai tahap
kesempurnaan. Proses tersebut sebagaimana disyaratkan dalam al-Qur’an, secara
global melalui tahap-tahap sebagai berikut:
Dalam hal ini paling tidak berhubungan dengan dua ketentuan hukum yang
harus diperhatikan, yaitu: (1) hukum yang berkaitan dengan makanan, sebagai
pembentuk sel tubuh dan sel benih, dan (2) hukum, yang berkaitan dengan
pernikahan yang melegalisasi proses pembentukan janin. Fungsi pendidikan dalam
hal ini adalah mempersiapkan terbentuknya sel-tubuh dan sel benih dengan jalan
selalu memakan yang halal dan sehat, dan menjaga agar proses
konsepsi/pembentukan janin tidak terjadi kecuali dalam ikatan pernikahan yang
sah.24
4. Tahap hidayah.
Keempat tahapan dan fungsi pendidikan Islam di atas secara bertahap dalam
kenyataannya bukanlah merupakan tahapan yang terpilah, melainkan tahapn yang
saling tumpang tindih. Artinya tumbuh dan berkembangnya tahap berikutnya tidaklah
harus menunggu tuntasnya tahap sebelumnya, tetapi kenyataannya suatu tahap sudah
mulai tumbuh, sementara tahap sebelumya belum berkembang dengan sempurna.
Mengenai tahapan kewajiban dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik
perkembangan anak-anaknya dalam hadis tarbawi (pendidikan), sebagaimana
disampaikan pada sabda Nabi Muhammad SAW.:
“Anas berkata: Rasulullah SAW bersabda: Anak itu pada hari ketujuh dari
kelahirannya diaqiqahi, diberi nama, dihilangkan dari segala kotoran. Jika
sudah berumur 6 tahun ia dididik, bila sudah berumur 9 tahun, maka ia
dipisahkan dari tempat tidur, bila sudah berumur 13 tahun, maka ia boleh
dipukul agar mau bersembahyang (keharusan), bila ia sudah berumur 16 tahun
boleh dinikahkan. Setelah itu ayah berjabatangan dengannya dan mengatakan:
“Saya telah mendidik, mengajar, dan menikahkan kamu, saya mohon
perlindungan kepada Allah dari fitnah/cobaan bagimu di dunia dan siksaanmu
di akhirat”.
Dilihat dari hubungan dan tanggungjawab orang tua terhadap anak, maka
tahapan tanggungjawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa dibebankan kepada
orang lain, sebab guru dan pemimpin umat umpamanya, dalam memikul tahapan
pendidikan hanyalah merupakan keikutsertaan. Dengan kata lain, tahapan
tanggungjawab pendidikan yang dibebankan oleh para pendidik selain orang tua
adalah merupakan pelimpahan dari tanggungjawab orang tua yang dengan sebab lain
tidak mungkin melaksanakan pendidikan anaknya secara sempurna.
a. Memelihara dan membesarkan anak. Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari
tanggungjawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk
mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
b. Melindungi dan menjamin keamanan, baik jasmani maupun rohaniah, dari
berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup
yang sesuai dengan falsafah hidup dan agama yang dianutnya.
c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang
untuk memiliki pengetahuan dan kecapakan seluas dan setinggi mungkin yang
dapat dicapainya.
d. Membahagiakan anak, baik di dunia maupun di akhirat, sesuai dengan pandangan
dan tujuan hidup muslim.31