Anda di halaman 1dari 4

1/4

SKABIES

No. Dok:
C/VII/SOP/II/2018/08.45
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit : 14/2/2018
Halaman : 1/4

UPTD
dr. Luthfiyatul Hilmiyah
PUSKESMAS
NIP. 196807282009042001
WELERI II
1. Pengertian Skabies adalah penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit oleh
tungau Sarcoptes scabiei dan produknya.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
mendiagnosa dan memberi terapi skabies.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No 870.006/.KAPUS/I/2018 tentang layanan
klinis yang beroreintasi pasien.
4. Referensi Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor HK.02.02 /
MENKES/ 514/ 2015
5. Langkah- a. Petugas Menganamnese pasien
Langkah
Gejala klinis:
1) Pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat terutama pada malam
hari atau saat penderita berkeringat.
2) Lesi timbul di stratum korneum yang tipis, seperti di sela jari,
pergelangan tangan dan kaki, aksila, umbilikus, areola mammae
dan di bawah payudara (pada wanita) serta genital eksterna
(pria).
Faktor Risiko:
1) Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti
tinggal di asrama atau pesantren.
2) Higiene yang buruk.
3) Sosial ekonomi rendah seperti di panti asuhan, dan sebagainya.
4) Hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas.
b. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang

Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna putih atau abu-
abu dengan panjang rata-rata 1 cm. Ujung terowongan terdapat
papul, vesikel, dan bila terjadi infeksi sekunder, maka akan
terbentuk pustul, ekskoriasi, dan sebagainya.Pada anak-anak, lesi
lebih sering
berupa vesikel disertai infeksi sekunder akibat garukan sehingga
lesi menjadi bernanah.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit untuk menemukan
tungau.

c. Petugas menegakkan diagnose

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
Terdapat 4 tanda kardinal untuk diagnosis skabies, yaitu:
1) Pruritus nokturna.
2) Penyakit menyerang manusia secara berkelompok.
3) Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus
atau berkelok-kelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
terowongan ditemukan papul atau vesikel.
4) Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda tersebut.
Diagnosis Banding
Skabies adalah penyakit kulit yang disebut dengan the great
imitator dari kelainan kulit dengan keluhan gatal. Diagnosis
bandingnya adalah: Pioderma, Impetigo, Dermatitis, Pedikulosis
korporis
Komplikasi
Infeksi kulit sekunder terutama oleh S. aureus sering terjadi,
terutama pada anak. Komplikasi skabies dapat menurunkan kualitas
hidup dan prestasi belajar.
d. Petugas memberi terapi

Penatalaksanaan
1) Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:
a) Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama
dan alas tidur diganti bila ternyata pernah digunakan oleh
penderita skabies.
b) Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.

2/4
2) Terapi tidak dapat dilakukan secara individual melainkan harus
serentak dan menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang
ada di sekitar penderita skabies. Terapi diberikan dengan salah
satu obat topikal (skabisid) di bawah ini:
a) Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari berturut-
turut, dipakai setiap habis mandi.
b) Krim permetrin 5% di seluruh tubuh. Setelah 10 jam, krim
permetrin dibersihkan dengan sabun.

Terapi skabies ini tidak dianjurkan pada anak < 2 tahun.


Konseling dan Edukasi
Dibutuhkan pemahaman bersama agar upaya eradikasi skabies bisa
melibatkan semua pihak. Bila infeksi menyebar di kalangan santri
di sebuah pesantren, diperlukan keterbukaan dan kerjasama dari
pengelola pesantren. Bila sebuah barak militer tersebar infeksi,
mulai dari prajurit sampai komandan barak harus bahu membahu
membersihkan semua benda yang berpotensi menjadi tempat
penyebaran penyakit.
Kriteria Rujukan
Pasien skabies dirujuk apabila keluhan masih dirasakan setelah 1
bulan paska terapi
Peralatan
1) Lup
2) Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan sediaan langsung
kerokan kulit.
Prognosis
Prognosis umumnya bonam, namun tatalaksana harus dilakukan
juga terhadap lingkungannya.
6. Bagan Alir Tidak diperlukan
7. Unit terkait Pemeriksaan umum, KIA, lansia, posyandu, PKD

3/4
8. Rekaman Histori Yang
No Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
Perubahan dirubah

4/4

Anda mungkin juga menyukai