Gangguan Jiwa Pada Anak Dan Remaja
Gangguan Jiwa Pada Anak Dan Remaja
Teori Piaget menekankan bahwa cara anak berpikir berbeda dengan orang dewasa,
bahkan anak belajar secara spontan tanpa mendapatkan masukan dari orang dewasa. Menurut
Piaget, anak belajar melalui proses meniru dan bermain. Menunjukkan proses kegiatan
asimilasi dan akomodasi, yang menjabarkan tiap tahap dan usai dari kematangan kognitif
anak. Perkembangan kognitif mengintegrasikan struktur pola perilaku sebelumnya ke arah
pola perilaku baru yang lebih kompleks. Kecepatan tiap tahap perkembangan dipengaruhi
oleh perbedaan tiap individu dan pengaruh sosial. Piaget tidak setuju dengan pendapat
ilmuwan lain bahwa orang dewasa dipengaruhi oleh tingkat perkembangan sebelumnya.
Meliputi faktor pencetus masalah, riwayat gejala, tumbuh kembang anak, biasanya
dikumpulkan oleh tim kesehatan. Data ini sangat diperlukan untuk mengerti perilaku anak
dan membantu menyusun tujuan asuhan keperawatan. Pengumpulan data keluarga
merupakan bagian penting dari pengkajian melalui pengalihan fokus anak sebagai indivdu ke
sistem keluarga. Tiap anggota keluarga diberi kesempatan untuk mengidentifikasi siapa yang
bermasalah dan apa yang telah dilakukan oleh keluarga untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Untuk menegakkan diagnosa keperawatan, data yang telah dikumpulkan kemudian
dianalisa sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan selanjutnya.dalam keperawatan
psikiatri dapat digunakan PND (Psychiatric Nursing Diagnosis), NANDA (North American
Nursing Diagnosis Association) dan DSM-III R (Diagnosis and Statistical Manual of Mental
Disorders).
b. Perencanaan
Tujuan asuhan keperawatan disusun sesuai dengan kebutuhan anak, seperti modifikasi
penyesuaian anak sekolah, dan perubahan lingkungan anak. Untuk anak yang dirawat di unit
perawatan jiwa, tujuan umumnya adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan emosi anak dan kebutuhan untuk dihargai
2. Mengurangi ketegangan pada anak dan kebutuhan untuk berperilaku defensive
3. Membantu anak menjalin hubungan positif dengan orang lain
4. Membantu mengembangkan identitas diri anak
5. Memberikan anak kesempatan untuk menjalani kembali tahapan perkembangan terdahulu
yang belum terselelsaikan secara tuntas
6. Membantu anak berkomunikasi secara efektif
7. Mencegah anak untuk menyakiti baik dirinya maupun diri orang lain
8. Membantu anak memelihara kesehatan fisiknya
9. Meningkatkan uji coba realitas yang tepat
c. Implementasi
Berbagai bentuk terapi pada anak dan kelurga dapat diterapkan, yang terdiri dari :
1. Terapi bermain
Pada umumnya merupakan media yang tepat bagi anak untuk mengekspresikan konflik yang
belum terselesaikan, selain juga berfungsi untuk :
a. Menguasai dan mengasimilasi kembali pengalaman lalu yang tidak dapat dikendalikan
sebelumnya.
b. Berkomunikasi dengan kebutuhan yang tidak disadari
c. Berkomunikasi dengan orang lain
d. Menggali dan mencoba belajar bagaimana berhubungan dengandiri sendiri, dunia luar, dan
orang lain
e. Mencocokkkan tuntutan dan dorongan dari dalam diri dengan realitas
2. Terapi keluarga
Semua anggota keluarga perlu diikutsertakan dalam terapi keluarga. Orangtua perlu belajar
secara bertahap tentang peran mereka dalam permasalahan yang dihadapi dan bertanggung
jawab terhadap perubahan yang terjadi pada anak dan keluarga. Biasanya cukup sulit bagi
keluarga untuk menyadari bahwa keadaan dalam keluarga turut meninbulkan gangguan pada
anak. Oleh karena itu perawat perlu berhati-hati dalam meningkatkan kesadaran keluarga.
3. Terapi kelompok
Terapi kelompok dapat berupa suatu kelompok yang melakukan kegiatan atau berbicara.
Terapi kelompok ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan uji realitas, mengendalikan
impuls (dorongan internal), meningkatkan harga diri, memfasilitasi pertumbuhan,
kematangan dan keterampilan sosial anak. Kelompok dengan lingkungan yang terapeutik
memungkinkan anggotanya untuk menjalin hubungan dan pengalaman sosial yang positif
dalam suatu lingkungan yang terkendali.
4. Psikofarmakologi
Walaupun terapi obat bekum sepenuhnya diterima dalm psikiatri anak, tetap bermanfaat
untuk mengurangi gejala (hiperaktif, depresi, impulsif, dan ansietas) dan membantu agar
pengobatan lain lebih efektif. Pemberian obat ini tetap diawasi oleh dokter dan menggunakan
pedoman yang tepat.
5. Terapi individu
Pendidikan terhadap orang tua merupkan hal yang penting untuk mencegah gangguan
kesehatan jiwa anak, begitu pula untuk meningkatkan kembali penyembuhan setelah dirawat.
Orang tua diajarkan tentang tahap tumbuh kembang anak, sehingga orang tua dapat
mengetahui perilaku yang sesuai dengan usia anak. Keterampilan berkomunikasi juga
meningkatkan pengertian dan empati antara orangtua dan anak. Teknik yang tepat dalam
mengasuh anak juga diperlukan untuk mengembangkan disiplin diri anak. Hal-hal lain seperti
psikodinamika keluarga, konsep kesehatan jiwa, dan penggunaan pengobatan, juga diajarkan.
7. Terapi lingkungan
Konsep terapi lingkungan dilandaskan pada kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang
dialami anak. Lingkungan yang aman dan kegiatan yang teratur dan terprogram,
memungkinkan anak untuk mencapai tugas terapeutik dari rencana penyembuhan dengan
berfokus pada modifikasi perilaku. Program yang berfokus pada perilaku, memungkinkan
staf keperawatan untuk memberikan umpan balik terus menerus kepada anak-anak tentang
perilaku mereka sesuai jadwal kegiatan. Untuk perilaku yang baik, mereka menerima pujian,
stiker atau nilai, tergantung pada tingkat perkembangannya. Sebaliknya, perilaku negatif
tidak ditoleransi.
d. Evaluasi
Pada umumnya fasilitas penyembuhan bagi anak dengan gangguan jiwa mempunyai program
yang dirancang untuk jangka waktu tertentu. Waktu perawatan jangka pendek biasanya
berkisar antara 2 sampai 4 minggu, dan direncanakan untuk diagnosa dan evaluasi, intervensi
krisis, serta perencanaan yang komprehensif. Pada umunya pengamatan perawat berfokus
pada perubahan perilaku anak. Apakah anak menunjukkan kesadaran dan pengertian tentang
dirinya sendiri melalui refleksi diri dan meningkatnya kemampuan untuk membuat keputusan
secara rasional? Anak harus mulai beradaptasi dengan lingkungannya dan tidak impulsif.
Aspek yang perlu dievaluasi antara lain:
1. Keefektifan intervensi penanggulangan perilaku
2. Kemampuan untukberhubungan dengan teman sebaya, orang dewasa dan orang tua secara
wajar
3. Kemampuan untuk melakukan asuhan mandiri
4. Kemampuan untuk menggunakan kegiatan program sebagai rekreasi dan proses belajar
5. Respons terhadap peraturan dan rutinitas.
6. Status mental secara menyeluruh
7. Koordinasi dan rencana pemulangan