Anda di halaman 1dari 8

TAH KABUPATENKABUPATEN

PEMERINTAH KUTAI KARTANEGARA


KUTAI KARTANEGARA
PUSKESMAS
UPTD DINAS -KESEHATAN
SAMBOJA
PUSKESMAS SAMBOJA
JL. NEGARA BALIKPAPAN – HANDIL.II NO.TELP. (0542) 460045
KECAMATAN SAMBOJA KODE POS 75271
KECAMATAN SAMBOJA
Jl.Negara Balikpapan - Handil II Telp. (0542) 7215254 Kode Pos 75271

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENJARINGAN SUSPEK PENDERITA TB
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMBOJA TAHUN 2017

A. PENDAHULUAN
1. Epidemiologi Dan Pemasalahan TB Dunia
TB sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan
dibanyak negara sejak tahun 1995.
Dalam laporan WHO tahun 2013 :
a) Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana
1,1 juta orang ( 13 % ) diantaranya adalah pasien TB dengan HIV
Positif.
b) Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang
menderita TBMDR dan 170.000 orang diantaranya meninggal
dunia.
c) Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar terjadi
pada pria tetapi angka kesakitan dan kematian wanita akibat TB
juga sangat tinggi.
d) Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TB Anak diantara
seluruh kasus TB secara global mencapai 6 % ( 530.000 pasien TB
anak / tahun) sedangkan kematian anak ( dengan status HIV
negatif ) yang menderita TB mencapai 74.000 kematian / tahun
atau sekitar 8 % dari total kematian yang disebabkan TB.
e) Peningkatan angka insiden TB secara global telah berhasil
dihentikam dan telah menunjukan tren penurunan ( turun 2 % per
tahun pada tahun 2012 ) angka kematian juga sudah berhasil
diturunkan 45% bila dibandingkan tahun 1990.
Sekitar 75 % pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis ( 15 – 50 tahun ).
2. Patogenenesis dan Penularan TB
1. Kuman TB
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
dari kelompok Mycrobakterium yaitu Mycobakterium Tuberculosis.

1
Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antar lain : M. Tuberkulosis,
M. Africanium, M. Bovis, M. Leprae yang juga dikenal BTA ( Bakteri
Tahan Asam).
2. Cara Penularan
a) Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik
renik dahak yang di kelurkannya.
b) Pasien TB dengan BTA negative juga masih memiliki
kemungkinan menularkan penyakit TB.
c) Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang
mengandung percik renik dahak yang infeksius tersebut.
d) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke
udara dalam percikan dahak ( droplet nuclei / percik renik ). Sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
3. Perjalanan Alamiah TB pada Manusia
Terdapat 4 tahapan perjalanan alamiah penyakit. Tahapan tersebut meliputi
tahap paparan, infeksi, menderita sakit dan meninggal dunia.
a) Paparan
Peluang peningkatan paparan terkait dengan :
 Jumlah kasus menular di masyarakat
 Peluang kontak dengan kasus menular
 Tingkat daya tular dahak sumber penularan
 Intensitas batuk sumber penularan
 Kedekatan kontak dengan sumber penularan
 Lama waktu kontak dengan sumber penularan
 Factor lingkungan : konsentasi kuman diudara ( ventilasi,
sinat UV ).

b) Infeksi
Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6 – 14 minggu setelah
infeksi.
 Reaksi Imunologi ( local ), Kuman TB memasuki alveoli
dan ditangkap oleh makrofag dan kemudian berlangsung
reaksi antigen – antibody.
 Reaksi Imunoligi ( Umum ), hasil tuberkolin tes menjadi
positif
 Lesi umumnya sembuh total namun dapat saja kuman tetap
hidup dalam lesi tersebut ( dormant ) dan suatu saat dapat
aktif kembali
 Penyebaran melalui aliran darah atau getah bening dapat
terjadi sebelum menyembuhan lesi.

2
c) Sakit TB
Faktor resiko untuk menjadi sakit TB adalah tergantung dari :
 Konsentrasi / jumlah kuman terhirup
 Lamanya waktu sejak terinfeksi
 Usia seorang yang terinfeksi
 Tingkat daya tahan tubuh seseorang.
d) Meninggal dunia
Factor resiko kematian karena TB :
 Akibat keterlambatan diagnosis
 Pengobatan tidak adekuat
 Adanya kondisi kesehatanawal yang buruk atau penyakit
penyerta.
4. Upaya Pengendalian TB
Stategi pendalian TB yang dikenal sebagai tategi DOTS ( Directly Observed
Tratmen Short – course ). Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci,
yaitu :
1. Komitmen Politis, dengan peningkatan dan kesinambungan pendanaan.
2. Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak mikrokopis yang terjamin
mutunya.
3. Pengobatan yang standar, dengan supervise dan dukungan bagi pasien.
4. Sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif.
5. Sistem monitoring, pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja.

PENGERTIAN
Penyakit TB Paru merupakan penyakit yang resiko dapat menyebar atau
menularankan kepada angota keluarga yang kontak terhadap penderita TB paru, yang masih
menjadi kendala bagi kesehatan masyarakat maka dilakukan antifikasi penularan penyakit
TB paru kepada orang lain untuk menentukan hasil positif atau negative hasil tertular
penderita (+) TB paru dengan maksud untuk menentukan angka penderita TB paru di
Indonesia pada umumnya dan wilayah kerja Puskesmas pada Khususnya.
Tuberculosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycobakterium Tubeercolosis. Sebagian kuman Tb menyerang paru meskipun begitu, dapat
juga menyerang organ tubuh lainnya.
Klasifikasi pasien TB :
a. Lokasi anatomi dari penyakit : TB paru adalah Tb yang terjadi pada parenkim
( jaringan ) paru, Milier TB dianggap sebagai paru karena adanya lesi pada
jaringan paru.Limfadenitis TB rongga dada ( hilus atau mediastinum ) atau efusi
pleura tanpa terdapat gambaran radiologis yang mendukung TB paru, dinyatakan
ekstar paru. TB ekstra paru terjadi pada rongga selain paru missal, pleura, kelenjar
linfe, abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan tulang.
b. Klalsifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

3
1. Pasein Baru TB
2. Pasein yang pernah diobati TB :
- Pasien kambuh
- Pasien yang diobati kembali setelah gagal
- Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow–Up )
- Pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir pengobatan tidak
diketahui.
3. Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
c. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
- Mono resisten ( TB MR )
- Poli resisten ( TB PR )
- Multi drug resisten ( TB MDR )
- Extensive drug resisten ( TB XDR )
- Resisten Rifampisin ( TB RR )
d. Klasifikasi pasien TB berdasarkan status HIV
- Pasien TB dengan HIV positif
- Pasien TB dengan HIV negative
- Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui

Tujuan pengobatan TB adalah :


 Menyembuhakan pasien dan memperbaiki produktifitas serta kualitas hidup
 Mencegah terjadinya kematuian oleh karena TB atau dampak buryuk selanjutnya
 Mencegah terjadinya kekambuhan TB
 Menurunkan penularan TB
 Mencegah terjadinya dan penulran TB resiten Obat.

Panduan Obat Anti Tuberkulosis ( OAT ) yang digunakan diindonesia sesuai rekomendasi
WHO dan ISTC adalah
1. Kategori 1 : 2 (HRZE)/4(HR)3
2. Kategori 2 : 2 (HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
3. Kategosri anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZA(S)/4-10HR
4. Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien resisten obat diindonesia terdiri dari
OAT lini ke 2 yaitu kanamisin, kapreomisin, levofloksasin, etionamide, sikloserin,
moksifloksasim dan PAS, serta OAT lini 1 yaitu Pirazinamid dan etambutol.

Mencegah penularan TB pada semua orang yang terlibat dalam pemberian pelayanan
pada pasien TB harus menjadi perhatian utama. Penatalaksanaan pencegahan infeksi (
PPI ) TB bagi petugas kesehatansangatlah penting perananya mencegah tersebarnya
kuman TB ini.
a. Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Semua tempat pelayanan kesehatan perlu menerapkan upaya PPI TB untuk
memastikanberlangsungnya deteksi segera, tindakan pencegahan dan

4
pengobatan seseorang yang dicurigai atau dipastikan menderita TB. Upaya
tersebut berupa pengendalian infeksi dengan 4 pilar, yaitu :

1. Pengendalian Manajerial
Pihak manajerial adalah pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan,
kepala dinas kesehatan propinsi dan kabupaten/kota dan/atau atasan
dari institusi terkait. Komitmen, kepemimpinan dan dukungan
manajeman yang efektif berupa penguatan upaya manajerial bagi
program PPI TB.

2. Pengendalian Administratif
Upaya yang dilakukan untuk mencegah / mengurangi pejanan kuman
M-Tuberkulosis kepada petugas kesehatan, pasien, pengunjung dan
lingkungan dengan menyediakan, mendiseminasikan dan memantau
pelaksanaan standar prosedur dan alur pelayanan, Upaya ini
mencakup :
 Strategi TEMPO ( TEMukan pasien secepatnya, Pisahkan secara
aman, Obati secara tepat ).
 Penyuluhan pasien mengenai etika batuk
 Penyediaan tisu dan masker, tempat pembuangan tisu serta dahak
yang benar
 Pemasangan poster, spanduk dana bahan untuk KIE
 Skrining bagi petugas yang merawat pasien TB.
Untuk Mencegah adanya kasus TB dan TB Resisten Obat yang tidak
terdiagnosa, dilaksanakan startegi TEMPO dengan skrining bagi
semua pasien dengan gejala batuk.

3. Pengendalian Lingkungan
Upaya peningkatan dan pengaturan aliran udara / ventilasai dengan
menggunakan teknologi untuk mencegah penyebaran dan
mengurangi / menurunkan kader percik renik diudara.
Sistem ventilasi ada 2 jenis, yaitu :
- Ventilasi alamiah
- Ventilasi mekanik
- Ventilasi campuran
4. Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri
Penggunaan alat pelindung diri pernapasan oleh petugas dan
pengunjung perlu mengenakan respirator jika berada bersama pasien
TB di ruangan tertutup pasien atau tersangka TB tidak perlu
menggunakan respirator tetapi masker bedah untuk melindungi
lingkungan sekitarnya dari droplet.

5
PPI TB pada kondisi / situasi khusus adalah pelaksanaan pengendalian infeksi pada rutan/
lapas, rumah penampungan sementara, barak barak militer, tempat tempat pengungsian,
asrama dan sebagainya.

Peranan dan Kegiatan Masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan dalam Pengendalian


TB, bebarapa contoh peran dan kegiatan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
dalam pengendalian TB berbasis komunitas , antar lain :

PERAN KEGIATAN
Pencegahan TB Penyuluhan TB, Pengembangan KIE,
Pelatihan Kader
Deteksi dini terduga TB Pelacakan kontak erat pasien dengan gejala
TB, pengumpulan dahak anggota TB,
Pelatihan Kader
Melakukan Rujukan Dukungan motivasi kepada terduga TB ke
fasyankes contoh berupa dungan transport
Dukungan / motivasi keteraturan berobat Pengawas Menelan Obat ( PMO )
pasien TB
Dukungan social Ekonomi Dukungan transport pasien TB, nutrsi dan
suplemen,
Advokasi Membantu penyusunan bahan advokasi,
Mengurangi stigma Desiminasi informasi tentang TB,
membentuk kelompok pendidik sebaya,
testimony pasien TB.

Pelaksanaan kegiatan ini sesuai tata nilai yang telah ditetapkan di Puskesmas Samboja. Adapun
tata nilai tersebut adalah : “ SAMBOJA “ yang dimana artinya adalah :
S : Senyum
A : Adil
M : Mudah
B : Bersih
O : Objektif
J : Jujur
A : Akuntabilitas

B. TUJUAN
Melaksanakan kegiatan penjaringan suspek penderita TB paru kepada keluarga
penderita TB paru BTA (+) dan lingkungan sekitar yang berhubungan erat dengan penderita
diwilayah kerja Puskesmas Samboja. yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
keluarga terhadap penyakit TB Paru dan cara pencegahan penularan penyakit tersebut kepada
anggota keluarga yang lain serat dapat menemukan sedini mungkin penderita Tb Paru di
lingkungan kontak penderita Tb Paru BTA (+) tersebut, dimana bila ada penderita TB paru
BTA Positif ( + ) .

Tujuan Umum :

6
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB paru dengan cara memutuskan
rantai penularan, sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan masyarakat
samboja.

Tujuan Khusus :

 Terciptanya angka kesembuhan minimal 85 % dari semua penderita baru BTA Positif
yang ditemukan.
 Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap dari semua perkiraan
penderita baru TB BTA Positif.

C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan penjaringan suspek penderita TB Paru dilakukan sebanyak 1 kali pada 5 desa di
wilayah kerja puskesmas samboja. Adapun kegiatan yang kita lakukan pada saat penjaringan
suspek penderita TB Paru adalah :
a) Penyuluhan
b) Penjaringan
c) Pemeriksaan Kontak TB serumah
d) Penjaringan pada masyarakat sekitar ataupun lingkungan yang terdapat penderita TB
paru BTA positif
e) Pembagian Leafleat
f) Pemeriksaan Laboratorium

D. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Kegiatan dilakukan berdasarkan kasus yang ada dari januari sampai desember 2017.
E. SASARAN
Sasaran kunjungan rumah ini di tujukan bagi pasien yang terdiagnosa TB BTA Positif
( + ) dan keluarga yang tinggal serumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal klien. Dimana
bila klien yang terduga TB BTA Positif ( + ) maka kita mencari sekitar 15 sampai 20 suspek
TB.
Proporsi PasienTB Paru terkontaminasi Bakteriologis diantar terduga TB adalah
prosentasi pasien pasien baru TB paru terkontaminasi bakteriologis ( BTA positif dan MTB
positif ) yang ditemukan diantar seluruh terduga yang diperiksa dahaknya. Angka ini
menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnose pasien, serta kepekaan
menetapkan kriteria terduga. Angka ini sekitar 5 – 15 %, bila angka ini terlalu kecil ( < 5 % )
kemungkinan disebabkan :
- Penjaringan terduga TB terlalu longgar, banyak orang yang tidak memenuhi kriteria
terduga TB atau
- Ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium ( negative palsu )

7
Bila angka ini terlalu besar ( > 15 % ) kemungkinan disebabkan :
- Penjaringan terlalu ketat
- Ada masalah dengan pemeriksaan laporatorium ( positif palsu ).

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini dilakukan dari bulan Januari – Desember 2017.

G. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan pada Rapat koordinasi
Puskesmas dan membuat laporan kunjungan / Penemuan suspek pada saat
kunjungan rumah atau pada saat ada kunjungan suspek ke POLI TB kepada
pemegang program Perkesmas dan Kepada kepala puskesmas.

H. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


a. Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :

 Kerangka acuan kegiatan


 SPO Pemeriksaan dan deteksi dini Pasien suspek TBC
 Bukti Pelaksanaan kegiatan

b. Pelaporan kegiatan ini dilakukan setiap bulan saat rapat koordinasi


Bulanan Puskesmas samboja dan kepada pemegang program.

c. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan laporan 3 bulanan dan evaluasi 3


bulanan.

I. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan penjaringan suspek penderita TB paru yang kami
dapat sampaikan semoga penyajian ini dapat berguna dan bermanfaat adanya dan dapat di
pergunakan sebagai mana mestinya.

Samboja, 2017
Mengetahui Pelaksana
Kepala UPTD Puskesmas Samboja

Dr. H. Yazid Mochammad Nur Yulia Puspita, A. Md. Kep


PENATA PENGATUR
NIP.19700524 201001 1 004 NIP 19810712 201212 2 003

Anda mungkin juga menyukai