(Hasrian P. dan Yosita), Unjuk Kerja Resin Ion Exchange pada Unit Water
Treatment Plant PT. Bosowa Energi (Pembimbing : Ir. Hastami Murdiningsih,
M.T. dan Dr. Mahyati, S.T.,M.Si.).
Kata Kunci : resin ion exchange ,resin kation, resin anion, mixed bed conductivity,
kapasitas resin penukar ion.
v
ABSTRACT
(Hasrian P. and Yosita), The performance of Ion Resin Exchange on Unit Water
Treatment Plant PT. Bosowa Energi (Supervisor: Ir. Hastami Murdiningsih, M.T.
and Dr. Mahyati, S.T.,M.Si.).
Keywords: ion exchange resins, mixed bed, resin cation, resin anion, conductivity,
capacity of resins, regeneration, rinse
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena telah memberi
yang dilaksanakan di PT. Bosowa Energi. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil
Penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan adanya bantuan dari berbagai
1. Bapak Dr. Ir. Hamzah Yusuf, M.S. selaku Direktur Politeknik Negeri Ujung
Pandang
3. Bapak Wahyu Budi Utomo, HND, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
6. Bapak Muh. Alimuddin selaku Kepala Unit Water Treatment Plant PT.
Bosowa Energi
8. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Akhir kata penulis mengharapkan agar kiranya Laporan Tugas Akhir ini dapat
memberi manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Namun demikian, segala
vii
kritik dan saran membangun dari pihak lain mengenai Laporan Tugas Akhir ini
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Penerimaan.............................................................................................. iv
Abstrak .................................................................................................................... v
Abstract . ................................................................................................................ vi
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
C. Air................................................................................................................ 5
ix
D. Water Treatment Plant ............................................................................... 8
D. Metode Kerja............................................................................................. 21
A. Kesimpulan ............................................................................................... 28
B. Saran .......................................................................................................... 28
Lampiran ............................................................................................................... 30
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan listrik per kapita di Indonesia yaitu 0,88 Mwh (2014), dengan
dan Sumber Gas Sakti Prima untuk mendirikan PT. Bosowa Energi sebagai salah
satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembangkit listrik tenaga uap untuk
wilayah SULSELBAR.
Pada proses penyediaan listrik tenaga uap memerlukan air dalam jumlah banyak
yang akan digunakan pada kondensor dan air umpan boiler. Salah satu sumber air
yang melimpah adalah air laut. Air laut memiliki konduktivitas yang tinggi, sekitar
40.000 –50.000 µs/cm (Nalco 2013) . Tingginya nilai konduktivitas pada air umpan
akan menyebabkan korosi dan kerak di dalam boiler sehingga perlu dikurangi sampai
sesuai standar air umpan boiler perusahaan. Standar nilai konduktivitas air umpan
boiler PT. Bosowa Energi yaitu < 0.2 µs/cm (Nalco 2013). Banyak metode yang
metode ion exchange dengan media resin. Keunggulan dari resin ion exchange yaitu
kualitas air produk yang dihasilkan cukup tinggi serta dapat di regenerasi kembali.
Kualitas air produk ion exchange sangat diperhatikan agar proses produksi tidak
terganggu. Oleh karena itu, resin ion exchange senantiasa dalam kondisi dan
kapasitas ion yang optimal. Kapasitas resin menunjukkan kemampuan resin dalam
menyerap dan menukarkan ion dengan zat pengotor air. Dalam pengoperasian resin,
mineral air akan menurun sehingga berdampak pada nilai konduktivitas air produk.
Nilai konduktivitas air produk resin ion exchange perlu ditentukan tiap prosesnya
1
untuk mencegah nilai konduktivitas yang lewat dari standar perusahaan. Apabila nilai
konduktivitas air umpan sudah melewati ambang batas maka perlu dilakukan proses
regenerasi. Selain itu, perlu pula ditentukan perbandingan kapasitas ion exchange
(TEC) kation dan anion teori dengan hasil pengamatan untuk mengetahui unjuk kerja
resin.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa perbandingan kapasitas ion exchange (TEC) kation dan anion teori
C. Tujuan Penelitian
1. Menentukan perbandingan TEC kation dan anion teori dengan hasil pengamatan
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari kerja praktik yang dilakukan di PT. Bosowa Energi
adalah dapat menentukan perbandingan TEC kation dan anion teori dengan hasil
dijadikan sebagai referensi actual mengenai unjuk kerja resin ion exchange pada
Water Treatment Plant PT. Bosowa Energi Jeneponto. Mengaplikasikan ilmu yang
TINJAUAN PUSTAKA
Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan dengan luas area sekitar 50 hektar, 10
Makassar, Sulawesi Selatan. PT. Bosowa Energi adalah perusahaan joint venture antara
Bosowa Coorporation dan sumber gas Sakti Prima yang merupakan salah satu
Independent power producer (IPP). PLTU Jeneponto dengan bahan bakar batubara
kontrak 30 tahun.
sebagai bahan bakar utamanya dan high speed diesel (HSD) untuk start up steam
generator sampai pada beban ±45%. HSD dipasok dengan kapal tanker melalui fuel
Sedangkan batubara dipasok melalui coal unloading jetty dan di transfer dengan
menggunakan belt conveyor ke coal storage area atau ke coal bunker. Tenaga listrik
2012).
tenaga listrik yang mengkonversi energi listrik dari energi kinetik uap air sebagai
fluida kerjanya (Pernama dkk, 2015). Komponen utama dari pembangkit listrik jenis
3
ini yaitu generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik
dari uap air. Proses konversi energy kinetik uap air menjadi energy listrik dapat
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus
1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini, dipanaskan dengan gas panas hasil
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
putaran.
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan,
sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output
generator
dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air
4
kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Uap memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain
: Kelebihan :
Kekurangam :
C. Air
Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom H dan O. Sebuah
molekul air terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H.
Molekul air yang satu dengan molekul-molekul air lainnya bergabung dengan satu
ikatan hydrogen antara atom H dengan atom O dari molekul air yang lain (Achmad,
2004). Air memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain,
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0 oC –100 oC, air berwujud
cair.
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai
5
3. Air memerlukan panas yang tinggi pada proses penguapan. Penguapan adalah
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km3 air: 97,5% adalah air
laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada didaratan sebagai air sungai, air danau,
ait tanah dan sebagainya (Sosrodarsono, 1999). Sumber –sumber air antara lain:
1. Danau
Danau adalah salah satu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif
kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan daratan.
genetik.
b. Tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting umber air
bagi masyarakat sekitarnya Tempat penampungan air yang berasal dari hujan,
d. Sarana transportasi
2. Sungai
Sungai merupakan aliran air yang berasal dari hulu menuju hilir. Dalam siklus
hidrologi fungsi sungai sangat penting untuk menampung air larian dan air hujan, dan
6
dibeberapa tempat tertentu dapat dijadikan sebagai sarana transportasi bagi
masyarakat sekitarnya.
Lebih dari 98% dari semua air di daratan tersembunyi dibawah permukaan tanah
dalam pori-pori batuan dab bahan-bahan butiran. Sisanya 2 % terlihat sebagai air
disungai, danau dan reservoir. Setengah dari 2 % ini disimpan direservoir buatan
(1%), 98% dari air dibawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai
air yang terdapat dibawah muka air tanah dan 2% sisanya adalah kelembaban tanah.
4. Air Laut
Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Air
di laut merupakan campuran dari 96, 5% air murni dan 3, 5% material lainnya seperti
terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni (Mariotha,
Ion % Berat
7
D. Water Treatmant Plant (WTP)
Water Treatment Plant (WTP) merupakan bagian dari power plant yang
bertugas untuk menyediakan air pengisi boiler dalam sebuah power plant. Fungsi
Water Treatment Plant (WTP) pada PLTU Jeneponto adalah mengolah air baku
menjadi air bebas mineral (air demineral), dimana air demineral digunakan untuk
1. Sistem Pre Water Treatment proses penjernihan yang terdiri dari pengendapan
dan penyaringan.
2. System Demineral Plant sebagai pengolah air baku yang dihasilkan oleh
sehingga memenuhi syarat sebagai air make-up untuk keperluan siklus Air Uap
pada PLTU.
8
Clarifier Filter Basin Sea Water Multimedia
Tank Filter
Bolier
Unit ini berfungsi sebagai tempat penampungan air dari sumber airnya. Air laut
sebelum masuk ke bak Water Intake, melalui Bar Screen dan terlebih dahulu
air dipompa oleh CWP yang berada di Water Intake melalui Pressure Tunnel
Tunnel.
9
2. Clarifier
Clarifier adalah alat / tempat untuk menjernihkan air baku yang keruh dengan
chemical koagulan dan flokulan agar terjadi proses koagulasi dan flokulasi pada
air.
proses kimia.
Flok yang sudah terbentuk pada proses dibuang melalui drain yang
tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan koagulan yaitu PAC (Poly Aluminium Chloride), dan zat kimia
berupa Clorin dengan tujuan dari tahap ini untuk menghancurkan partikel koloid
3. Filter Basin
Filter Basin terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton, ferosemen, bata
semen atau bak untuk menampung air dan media penyaring pasir. Bak ini
dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan kontrol.
Proses ini menggunakan teknologi pasir lambat, dimana pada tahap ini air
disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-bahan berupa pasir
dan kerikil silica. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut
10
dan tak terlarut. Pada proses filter basin ini jika mencapai kondisi kejenuhan
d. Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.
a. Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi
menjadi pendek.
luas.
lapisan pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih
d. Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air
gambut.
11
4. Sea Water Tank
Sea Water Tank berfungsi untuk menampung air yang lolos dalam proses filtrasi
yaitu (raw water). Raw water berfungsi sebagai air umpan pada Multimedia
Filter.
5. Multimedia Filter
MMF adalah media penyaring yang didalamnya tersusun atas pasir silica,
a. Menghilangkan TSS (Total Suspended Solid ) dan TDS (Total Disolved Solid)
Active Carbon filter juga dapat mengalami kejenuhan sehingga perlu dilakukan
back wash. Pada dasarnya backwash pada ACF memiliki dasar tujuan yang sama
dengan backwash pada MMF, tetapi karena beban solid yang rendah pada
7. Catridge Filter
Catridge Filter berfungsi untuk menyaring atau memfilter air dari kandungan
lumpur, pasir, tanah dan partikel kotoran zat padat terlarut air lainnya sehingga
menghasilkan air jernih, bersih bebas dari pencemaran zat padat terlarut dalam
air.
12
a. Unit ini menyaring partikel dengan ukuran >5 mikron. dimana ukuran
b. Unit ini dipasang untuk mengantisipasi bila ada pengotor yang lolos dari ACF
Sebelum masuk Catridge Filter, air diinjeksikan anti klorin, yaitu Na2SO3 dan
anti scalant, yaitu poli karboksilat. Tujuan penginjeksian anti klorin adalah
karena catridge filter mempunyai bahan yang tidak tahan terhadap klorin. Bila
efisiensi RO.
RO. (Reverse Osmosis) adalah suatu metode pemurnian melalui membran semi
permeable di mana suatu tekanan tinggi (50-60 PSI) diberikan melampaui tarikan
osmosis sehingga akan memaksa air melewati proses osmosis terbalik dari bagian
proses ini terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air
tercemar. Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil dari pori-pori RO. akan
9. Fresh Water
Tempat penampungan hasil pengolahan dari proses Reverse osmosi 2 terdiri dari;
Tempat penampung hasil produk dari proses Reverse Osmosis. Air yang
Mixed Bed atau sering disebut Ion Exchange bekerja menukar ion yang ada
dalam air dan berfungsi untuk mengambil pengotor yang tidak dikehendaki
dengan cara reaksi pertukaran ion yang mempunyai tanda muatan sama antara air
sebagai bahan baku dengan resin penukar ion yang dilaluinya (Lestari dan
Utomo, 2008).
1. Rinse
Rinse ialah proses pembilasan resin sebelum di gunakan untuk service, baik
2. Service
3. Regeneration
Regenerasi ialah proses peremajaan resin Anion & kation yang terdapat di
dalam media (Mixed Bed) karena ion-ion mengalami kejenuhan saat proses
14
E. Resin Ion Exchange
resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation dan resin penukar
anion. Resin penukar kation, mengandung kation yang dapat dipertukarkan. sedang
1. Kapasitas Penukaran ion Sifat ini menggambarkan ukuran kuantitatif jumlah ion-
ion yang dapat dipertukarkan dan dinyatakan dalam mek (milliekivalen) per gram
resin kering dalam bentuk hydrogen atau kloridanya atau dinyatakan dalam
2. Selektivitas, Sifat ini merupakan suatu sifat resin penukar ion yang menunjukan
aktifitas pilihan atas ion tertentu .Hal ini disebabkan karena penukar ion
adalah gugus ionogenik dan derajat ikat silang. Secara umum selektivitas
penukaran ion dipengaruhi oleh muatan ion dan jari-jari ion. Selektivitas resin
penukar ion akan menentukan dapat atau tidaknya suatu ion dipisahkan dalam
suatu larutan apabila dalam larutan tersebat terdapat ion-ion bertanda muatan
sama, demikian juga dapat atau tidaknya ion yang telah terikat tersebut
dilepaskan
15
Sifat ini menunjukan konsentrasi jembatan yang ada di dalam polimer. Derajat
ikat silang tidak hanya mempengaruhi kelarutan tetapi juga kapasitas pertukaran,
4. Porositas
5. Kestabilan resin
Kestabilan penukar ion ditentukan juga oleh mutu produk sejak dibuat.
biasanya lebih baik daripada yang gel, walau derajat ikat silang serupa. Akan
tetapi lakuan panas penukar kation makropori agak mengubah struktur kisi ruang
F. Kapasitas Resin
Kapasitas resin menunjukkan kemampuan resin penukar ion untuk menukar ion
yang diinginkan dengan gugus aktif resinnya. Dalam penentuan kapasitas resin, yang
harus ditentukan terlebih dahulu adalah debit atau laju aliran (Q), lama waktu operasi
(t) serta efisiensi resin. Setelah didapatkan debit, waktu serta efisiensi resin, maka
16
Berdasarkan jumlah kandungan ion (impurity) yang terkandung dalam air baku
yang dapat diketahui dari hasil analisis ion air baku dan kapasitas penukar ion (total
exchange capacity) resin yang digunakan. Kapasitas penukar ion resin ini diketahui
V xTDS
.........………………………………………..(2)
P feed
TEC=
V xɳ
Keterangan :
1. pH
Kata pH adalah singkatan dari "pondus Hydrogenium". Hal ini secara harfiah
berarti berat hydrogen. pH adalah indikasi untuk jumlah ion hidrogen di air yang
terdiri dari ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-). pH tidak memiliki unit,
melainkan hanya dinyatakan sebagai sebuah nomor. Ketika sebuah larutan yang
netral, jumlah ion hidrogen sama dengan jumlah ion hidroksida. Ketika jumlah ion
17
hidrogen yang lebih tinggi, larutannya adalah asam. Ketika jumlah ion hidroksida
Harga pH pada air umpan boiler dan air pendingin penting untuk diperhatikan
untuk mencegah terjadinya korosi. Terdapat hubungan antara pH dan laju terjadinya
korosi pada bahan konstruksi dari loga mild steel yang menunjukan adanya
kecenderubgan menurunnya korosi dengan naiknya harga pH. Namun pada bahan
konstruksi dari logam Cu terjadi sebaliknya, yaitu kecenderungan laju korosi menaik
2. Konduktivitas
Daya hantar listrik adalah kemampuan dari larutan untuk menghantarkan arus
terhadap konsentrasi total elektrolit di dalam air. Kandungan elektrolit yang pada
3. Silika
Kadar silika yang tinggi dapat mengakibatkan pipa –pipa saluran menjadi
tersumbat, selain itu silica dapat mengedap dalam boiler yang dapat mengakibatkan
timulnya kerak. Kerak yang timbul ini dapat menurunkan efektivitas perpindahan
4. Turbidity
Kekeruhan dapat didefinisikan sebagai sifat optic dari suatu larutan yang
Padatan tersuspensi dalam jumlah besar didalam air umpan boiler tidak
gravimetrik dengan satuan ppm. Ukuran diameter dari padatan tersuspensi antara 1-
kualitas air limbah. Padatan tersuspensi memberikan sifat keruh terhadap air
(Simanjuntak, 2010).
19
BAB III
METODE PENELITIAN
antara lain :
1. Metode Langsung
Data diperoleh dengan cara analisis langsung dan pengambilan data melalui
2. Metode Wawancara
1. Alat
c) Spectrofotometer (DR2800)
20
2. Bahan
a) Air produk RO 2
D. Metode Kerja
1. Pengukuran Konduktivitas
a) Elektroda alat ukur Conductometer (DDS –307) dibilas dengan air demineral,
b) Dicelupkan elektroda kedalam gelas kimia 100 ml yang sebelumnya diisi dengan
2. Pengukuran pH
prosedur
a) Elektroda alat ukur pH (LpH –502) dibilas dengan air demineral, kemudian
b) Dicelupkan elektroda kedalam gelas kimia 100 ml yang sebelumnya diisi dengan
3. Pengukuran Silika
pembacaan alat;
dan Acid reagent powder pillow for HR Silica, selanjutnya didiamkan 10 menit;
h) Alat membaca secara otomatis, dicatat hasil pembacaan yang muncul pada layar.
yaitu dengan mengambil langsung sampel air ketika proses rinse ( variasi pengambila
22
BAB IV
Penentuan perbandingan kapasitas resin ion exchange kation dan anion teori
dengan hasil praktik pada unit Water Wreatment Plant dilakukan selama 11 hari.
Hasil penentuan perbandingan kapasitas resin penukar ion kation dan anion teori
dengan hasil praktik pada mixed bed A dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel. 2 hasil perhitungan perbandingan TEC kation dan anion teori dengan
hasil praktik pada Mixed Bed A
TEC TEC
TEC Kation Anion
TEC TEC TEC
Kation Teori / Teori /
Kation Anion Anion
Tanggal Praktik TEC TEC
Teori Praktik Teori
(Kg/ Kation Anion
(Kg/m3) (Kg/m3) (Kg/m3)
3
m)
Praktik Praktik
(%) (%)
23
Tabel 2. Menunjukkan bahwa perbandingan kapasitas ion exchange (TEC) kation
dan anion teori dengan hasil praktik terus menurun dari hari pertama sampai hari ke-
11, dimana resin kation turun dari 90,48 % menjadi 84,46 % dan resin anion 99,08 %
menjadi 92,48 %. Penurunan ini dikarenakan ion exchange yang ada dalam resin
terus berkurang karena dipertukarkan dengan mineral air sehingga keefektivan resin
perbandingan kapasitas resin ion exchange kation dan anion teori dengan hasil
24
Tabel. 3 hasil perhitungan perbandingan TEC kation dan anion teori dengan
hasil praktik pada Mixed Bed B
TEC TEC
TEC Kation Anion
TEC TEC TEC
Kation Teori / Teori /
Kation Anion Anion
Tanggal Praktik TEC TEC
Teori Praktik Teori
(Kg/ Kation Anion
(Kg/m3) (Kg/m3) (Kg/m3)
3
m)
Praktik Praktik
(%) (%)
Tabel 3. Menunjukkan bahwa perbandingan TEC kation dan anion teori dengan hasil
praktik terus menurun dari hari pertama sampai hari ke-11, dimana resin kation turun
dari 90,56 % menjadi 83,40 % dan anion 99,16 % menjadi 91,32 %, penurunan ini
dikarenakan ion exchange yang ada dalam resin terus berkurang karena dipertukarkan
dengan mineral air sehingga resin sudah tidak mampu menyerap mineral air dengan baik.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Erlina,( 2011) mengatakan bahwa berjalannya
25
semakin berkurang untuk menukar ion H+ dan OH- dengan ion pengotor sehingga
perbandingan TEC kation dan anion teori dengan hasil pengamatan terus menurun.
Pengukuran nilai konduktivitas produk resin ion exchange pada unit Water
Teratment Plant dijadikan sebagai parameter proses regenerasi pada resin. Hasil
pengukuran nilai konduktivitas produk resin ion exchange dapat dilihat pada gambar
5 berikut ini.
0,22
0,2
0,18
Konduktivitas (µS/cm)
0,16
0,14
0,12
0,1 Mixed Bed A
0,08 Mixed Bed B
0,06
0,04
0,02
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
Hari
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa kondisi resin dari hari
pertama sampai hari ke-8 masih dalam kondisi normal, hal ini terlihat pada nilai
konduktivitas produk resin ion exchange pada Mixed A dan B yang naik turun. Resin
mulai jenuh terlihat pada hari ke-9 sampai hari ke-11 yang ditandai dengan nilai
konduktivitas air produk yang cenderung naik. Kenaikan nilai konduktivitas produk
ini disebabkan ion exchange yang terkandung dalam resin sudah berkurang karena
telah dipertukarkan dengan mineral air yang terkandung dalam air umpan. Semakin
26
lama pengoperasian resin ion exchange maka nilai konduktivitas produknya
mengalami kanaikan karena pori-pori resin sudah terisi dengan mineral air sehingga
mengalami kejenuhan. Hal ini sesuai dengan penelitian Lestari D.,E. dan Setyo B.,U.
kemampuan penukar ionnya dengan membuang mineral air yang terserap dalam resin
dan menggantinya dengan ion exchange dari zat peregenersi. Terlihat pada hari ke-12
nilai konduktivitas air produk resin ion exchange pada mixed A dan B setelah proses
regenerasi turun menjadi 0,03 µs/cm (sesuai standar perusahaan). Turunnya nilai
konduktivitas air produk setelah proses regenerasi maka resin ion exchange siap di
operasikan.
27
BAB V
A. Kesimpulan
1. Perbandingan kapasitas ion exchange (TEC) kation dan anion teori dengan hasil
pengamatan pada mixed bed A yaitu 86,34 % dan 94,64 % sedangkan mixed bed
2. Nilai konduktivitas produk resin ion exchange pada mixed bed A selama
beroperasi mempunyai range 0,05 µs/cm –0,16 µs/cm, sedangkan pada mixed
bed B mempunyai range konduktivitas selama beroperasi yaitu 0,07 µs/cm –0,2
µs/cm. Dari range nilai konduktivitas ini terlihat bahwa efektivitas resin ion
exchange pada mixed bed A lebih tinggi dari pada resin ion exchange pada mixed
bed B
B. Saran
1. Penentuan perbandingan kapasitas ion exchange (TEC) kation dan anion teori
28
DAFTAR PUSTAKA
Efendi Hefni, 2003. Standart Methods for The Examination of Water and Wasteater.
21 st edition 2005. Washington: Penerbit APHA (American Public Health
Asociation).
Jainuri Muhammad. 2010. Mencari Nilai Tabel dengan Rumus Interpolasi. (Online)
(http://www.academia.edu/4768829/. Diakses 14 Juli 2016).
Lestari Diyah Erlina dkk, 2008. Verifikasi Konsentrasi Regeneran Pada Proses
Regenerasi Resin Penukar Ion Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) RS6-
Gas. (Online). Yogyakarta, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir –BATAN.
Lestari D.,E dan Setyo B.,U., 2011. Karakteristik Kinerja Resin Penukar Ion pada
Sistem Air Bebas Mineral (GCA 01) RS6-Gas. (Online). Yogyakarta,
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir –BATAN.
Simanjuntak D.,F., 2010. Pengolahan Internal Air Boiler dengan Penambahan Asam
Sulfat (H2SO4) 98% dan Kaustik Soda (NaOH) Di PTPN III Pabrik Kelapa
Sawit Rambutan Tebing Tinggi (Online). (http://repository.usu.ac.id/.
Diakses 2 Agustus 2016).
29
L
A
M
P
I
R
A
N
30
Lampiran 1
1
2
Volume resin = 4x π x xt d
= 3,03 m3
Metode Interpolasi digunakan untuk menentukan nilai TDS Feed dari nilai
31
(C C)
1− 0
0 (B −B ) 0
1 0
Keterangan :
C = 10 + 0,85
C = 10,85 Kg/m3
µ
µ
21,70 ⁄
−0,06 ⁄
ɳ= µ X100%
21, 70 ⁄
ɳ= 99,723 %
32
V xɳ
Keterangan :
3 3
33
Lampiran 2 TEC kation dan anion teori dengan hasil praktik pada Mixed Bed
Tabel 4 Data Pendukung Perhitungan TEC Kation dan Anion Pada Mixed Bed A
TEC TEC
TEC TEC
TDSfeed Volume Efisiensi TEC Kation Teori / TEC Anion Teori/
Kation Anion
Tanggal Kation Anion Produk Resin (ɳ) Kation TEC Anion TEC
3 3
34
Tabel 5. Data Pendukung Perhitungan TEC Kation dan Anion Pada Mixed Bed B
TEC TEC
TDSfeed TEC TEC
Volume Efisiensi TEC Kation Teori/ TEC Anion Teori/
Kation Kation Anion
Tanggal Produk Resin (ɳ) Kation TECKation Anion TECAnion
Anion (%)
(m3)
Praktek Teori Praktik Praktik Teori Praktik
3 3 3
(Kg/m )
(Kg/m ) (Kg/m3) (%) (Kg/m )
(Kg/m3) (%)
23/5/2016 4,14 378,9 99,58 44,17 40 90,56 22,09 21,9 99,16
35
Lampiran 3 Operasi Sistem Resin Ion Exchange
12/5/2016 1,1 0,85 23,9 21,70 22 0,18 0,12 41,4 7 7,02 0,06 9
13/5/2016 1,15 0,86 23,1 19,60 20 0,18 0,12 40,8 7 7,01 0,05 10
14/5/2016 1,1 0,85 23,9 21,60 22 0,16 0,11 36,7 8 7,03 0,08 9
15/5/2016 1,15 0,85 22,9 21,20 21 0,16 0,12 36,3 8 7,01 0,07 8
16/5/2016 1,1 0,85 23,7 19,87 21 0,19 0,13 42,9 9 7,04 0,06 10
17/5/2016 1,1 0,84 24,2 21,00 24 0,16 0,11 41,5 8 7,05 0,07 9
19/5/2016 1,06 0,84 23,9 21,30 24 0,16 0,11 33,7 8 7,04 0,07 11
20/5/2016 1,1 0,85 24,2 23,10 22 0,14 0,11 28,8 8 7,08 0,13 10
21/5/2016 1,1 0,85 24,2 16,25 21 0,14 0,11 29,3 7 7,06 0,15 9
22/5/2016 1,1 0,85 23,7 22,24 23 0,14 0,11 30,4 8 7,04 0,16 10
36
Tabel 7 Operasi sistem Mixed Bed B
23/5/2016 1,1 0,85 23,2 16,60 23 0,17 0,11 40,2 8 7,05 0,07 11
26/5/2016 1,15 0,85 22,8 24,11 20 0,18 0,12 38,6 7 6,99 0,1 10
27/5/2016 1,08 0,83 23,5 20,60 22 0,15 0,11 34,5 9 6,97 0,08 10
29/5/2016 1,1 0,85 23,4 18,16 22 0,2 0,13 45,6 8 7,02 0,07 12
30/5/2016 1,1 0,8 23,6 22,13 22 0,19 0,13 45,3 7 7,1 0,09 13
31/5/2016 1,07 0,84 24,5 23,21 21 0,16 0,11 34,5 9 7,03 0,13 12
1/6/2016 1,1 0,85 24,2 19,24 24 0,18 0,12 44,2 8 7,04 0,18 11
2/6/2016 1,3 0,86 23,8 21,34 22 0,15 0,11 40,1 8 7,02 0,2 12
37
Lampiran 4 Operasi Sistem Resin Ion Exchange Setelah Regenerasi
3/6/2016 1,1 0,85 23,9 22,8 20 0,16 0,12 42,1 8 7,02 0,04 8
4/6/2016 1,1 0,86 23,1 23,0 21 0,18 0,12 38,6 7 7,01 0,06 10
5/6/2016 1,16 0,85 23,9 22,9 22 0,16 0,11 45,1 8 7,04 0,05 9
6/6/2016 1,15 0,85 22,7 24,5 21 0,16 0,11 37,8 8 7,01 0,06 7
7/6/2016 1,1 0,85 23,7 22,3 21 0,17 0,13 34,8 9 7,04 0,05 10
8/6/2016 1,1 0,84 24,6 23,9 23 0,16 0,11 41,4 7 7,06 0,07 9
9/6/2016 1,06 0,84 23,8 23,0 22 0,17 0,13 38,2 7 7,1 0,06 10
10/6/2016 1,05 0,84 24,9 21,2 24 0,15 0,11 43,1 7 7,04 0,09 11
11/6/2016 1,1 0,85 24,2 19,8 22 0,14 0,11 41,6 8 7,06 0,14 9
12/6/2016 1,1 0,85 24,2 22,4 24 0,14 0,11 39,5 8 7,06 0,16 9
13/6/2016 1,12 0,85 22,7 22,9 21 0,15 0,12 39,6 7 7,05 0,17 11
38
Tabel 9 Operasi sistem Mixed Bed B Setelah Regenerasi
14/6/2016 1,13 0,86 22,2 21,7 22 0,16 0,10 40,4 8 7,04 0,06 12
15/6/2016 1,12 0,85 23,8 24,2 21 0,19 0,11 39,7 7 7,01 0,07 10
16/6/2016 1,1 0,85 22,6 23,4 23 0,16 0,12 41,8 8 7,3 0,05 10
18/6/2016 1,09 0,83 23,5 22,8 22 0,17 0,11 39,6 8 6,99 0,05 10
19/6/2016 1,1 0,87 22,5 23,7 23 0,18 0,12 38,7 7 7,3 0,07 12
20/6/2016 1,15 0,85 23,7 23,1 22 0,2 0,14 42,2 8 7,02 0,06 11
21/6/2016 1,1 0,81 23,5 23,5 21 0,2 0,13 41,8 8 7,13 0,1 13
22/6/2016 1,06 0,83 24,5 22,6 21 0,17 0,12 38,7 8 7,03 0,14 12
23/6/2016 1,1 0,85 24,6 22,4 23 0,18 0,12 43,6 9 7,05 0,15 12
24/6/2016 1,2 0,86 23,2 23,6 21 0,16 0,13 40,8 8 7,05 0,18 11
39
Lampiran 5
Proses Water Treatmant Plant PT. Bosowa Energi
Air Baku
Reverse Osmosis
Fresh Water Tank Middle Water Tank Mixed Bed
2
Pengukuran
Parameter Air
Umpan Boiler
40
Lampiran 6
Advanced
Fill Water Displace Enter
(120 s) (2400 s) (2410 s) Water
(300 s)
Rinse Sink
Air Keluaran
(2400 s) (900 s)
Pengukuran
Konduktivitas
41
Lampiran 7
1. Model MB –12 CR
o
4. Temperature = < 50 C
5. Flowrate = 50 m3/h
6. Merek resin yang digunakan yaitu SAN YUAN, Produksi Jiangsung Linhai
7. Kapasitas resin penukar ion (TEC), kation 40 Kg/ft3 dan anion 21,9 Kg/ft3
42
Lampiran 8
43
Lampiran 9
44
Conductivity Dissolved Solids Approximate
45
Conductivity Dissolved Solids Approximate
46
Lampiran 10
1. Intake 2. Clarifier
47
9. Fresh Water Tank 10. Reverse Osmosis 2
48