Anda di halaman 1dari 5

30

KEKELIRUAN BICARA PADA MAHASISWA


DAN DOSEN: SUATU KAJIAN PSIKOLINGUISTIK

Oleh:
Ramdan Sukmawan *)

Abstrak
Makalah ini bertujuan memdeskripsikan kekeliruan bicara yang dilakukan mahasiswa dan dosen. Kekeliruan bicara yang
dideskripsikan di antaranya kekeliruan bicara pada seleksi semantik dan kekeliruan asembling pada bentuk transposisi,
antisipasi, dan perseverasi. Data yang digunakan adalah tuturan kekeliruan bicara mahasiswa dan dosen di Kampus
Universitas Padjadjaran dan Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak
yaitu dengan cara menyimak kekeliruan bicara pada mahasiswa dan dosen. Adapun untuk tekniknya dilakukan teknik sadap
dan teknik catat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan
psikolinguistik yang menelaah proses-proses mental yang dilalui oleh manusia dalam berbahasa.

Kata Kunci: Psikolinguistik, Kekeliruan bicara, Seleksi semantik, Asembling.

1. PENDAHULUAN bertutur, mungkin sekali seorang dosen dalam


Bahasa adalah alat interaksi sosial interaksinya dengan mahasiswa di kelas
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam membuat kekeliruan mengucapkan suatu kata,
berinteraksi manusia melakukan komunikasi misalnya sosiopragmatik keliru diucapkan
dengan sesamanya dengan menghadirkan menjadi sosiolinguistik. Kata yang diretrif
pertukaran informasi. Informasi yang ternyata bukan kata yang diinginkan. Kilir
disampaikan dapat berupa ide, gagasan, lidah yang seperti ini disebabkan seleksi yang
ataupun pesan. Penyampaian informasi ini keliru. Kekeliruan pada seleksi semantik
dilakukan secara langsung saat berinteraksi. umumnya berwujud kata yang utuh dan
Kemampuan berinteraksi ini merupakan berasal dari medan semantik yang sama, yaitu
kemampuan seseorang dalam berbahasa sama-sama nama mata kuliah bidang kajian
(Chaer, 2003). Linguistik.
Menurut Pateda (1988) dalam Begitu pun mahasiswa terkadang
berbahasa manusia sebenarnya melakukan melakukan kekeliruan bicara, di mana kata-
empat kegiatan yaitu; berbicara, menyimak, kata yang dipilih sudah benar tetapi
membaca, dan menulis. Dari empat kegiatan asemblingnya keliru. Salah satu kekeliruan ini
tersebut, terbagilah dua bentuk bahasa, yaitu adalah apa yang disebut dengan transposisi.
bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam Kata korban keliru diucapkan menjadi kurban.
penggunaan bahasa lisan terkadang seseorang Penutur mengantisipasi akan munculnya bunyi
melakukan kesalahan atau kekeliruan bicara. /u/ ini dipakai untuk menggantikan /o/
Kekeliruan bicara dilakukan dengan disadari sehingga munculah kata kurban bukan korban.
atau tanpa disadari oleh pembicara sewaktu Menarik untuk dicermati kekeliruan
bercakap-cakap dengan mitra tuturnya. bicara mahasiswa dan dosen dalam percakapan
Berkenaan dengan kekeliruan bicara, sehari-harinya di kampus. Kekeliruan bicara
seseorang tidak akan membuat kekeliruan tersebut tidak hanya terjadi pada seleksi
dalam mengujarkan suatu kata, pastilah ada semantik dan kekeliruan asembling pada
aturan yang diikutinya dan kesalahan bentuk transposisi saja, namun terjadi pula
pengujarannya pun sebegitu teraturnya. Apa kekeliruan pada bentuk antisipasi dan
yang terjadi dalam kekeliruan bicara tersebut perseverasi.
adalah sebuah proses aktivitas mental dalam Adapun beberapa kajian mengenai
berbahasa yang biasa dilakukan dalam kekeliruan bicara yang telah dilakukan oleh
kehidupan sehari-hari. Kekeliruan bicara atau para peneliti sebelumnya yaitu: Yus (2012)
disebut juga dengan istilah kilir lidah adalah yang menelaah A Speech Errors/Tongue Slips
suatu fenomena dalam produksi ujaran di pada Masa Usia Dini, Widyawati (2013)
mana pembicara ‘terkilir’ lidahnya sehingga membahas Slip of The Tongue in News
kata-kata yang diproduksi bukanlah kata yang Anchors’ Utterances on Indonesian Private TV
dia maksudkan (Dardjowidjojo, 2005:147). Stations (A Case Study on Metro TV and TV
Mencermati kekeliruan bicara yang One), Altiparmak dan Kuruoglu (2014)
dilakukan mahasiswa dan dosen dalam mengkaji Slips of the Tongue: A
31

Psycholinguistic Study in Turkish Language, menangkap ide-ide orang lain dan bagaimana
dan Mayasari (2015) meneliti Senyapan dan ia dapat mengekspresikan ide-idenya sendiri
Kilir Lidah dalam Produksi Ujaran. melalui bahasa, baik secara tertulis maupun
tulisan (Kempen dalam Mar’at, 2009:3)
2. LANDASAN TEORI
2.1 Psikolinguistik 2.2 Kekeliruan Bicara
Bahasa difungsikan untuk Kekeliruan bicara merupakan suatu
mengkomunikasikan apa yang ingin hal yang lumrah yang sering dilakukan
disampaikan. Fungsi utama dari bahasa dari manusia dalam interaksinya dalam kehidupan
sejak seseorang belajar bahasa adalah untuk sehari-hari. Kekeliruan bicara terjadi karena
komunikasi. Ketika komunikasi itu terjadi terkilirnya lidah si pembicara ketika
antara penutur dan mitra tutur terjadilah proses mengujarkan suatu ujaran. Jaeger (2005:2)
berbahasa. Proses berbahasa adalah suatu berpendapat bahwa kilir lidah adalah suatu
prosedur yang ada dalam mental kita yang kekeliruan dalam perencanaan produksi
dipergunakan manusia untuk memproduksi ujaran; yakni ketika pembicara ingin
dan mengerti bahasa. menuturkan beberapa kata, frasa, atau kalimat,
Mengenai proses mental yang terjadi dan selama proses perencanaan berlangsung
ketika kita berbicara atau ketika kita terjadi sesuatu yang keliru sehingga
menangkap suatu pembicaraan, merupakan produksinya tidak sesuai dengan apa yang
suatu kejadian yang rumit. Kita hanya akan direncanaannya. Freud (dalam Burke, et. al,
bertanya bagaimana suatu ujaran dimengerti 2000:127) mengklasifikasikan kilir lidah ini
fungsinya oleh pendengar. Dalam hal ini, atas transposisi, antisipasi, perseverasi,
peranan berpikir dan fungsi-fungsi lainnya ikut kontaminasi, dan subtitusi. Ada dua macam
berperan, bahkan mengambil peranan yang kilir lidah, yang pertama kilir lidah yang
sangat penting. Kajian mengenai proses-proses disebabkan oleh seleksi yang keliru, yaitu: (1)
mental yang dilalui oleh manusia merupakan seleksi semantik yang keliru, (2)
sebuah kajian disiplin ilmu linguistik yang malaproprisme, dan (3) campur kata (blends)
dikenal dengan istilah psikolinguistik. dan kilir lidah karena asemblingnya
Dardjowidjojo (2005:7) menyebut (Dardjowidjojo, 2005:147).
psikolinguistik adalah ilmu yang mengkaji Kekeliruan seleksi semantik menurut
proses-proses mental yang dilalui manusia Dardjowidjojo (2005:147-148) terjadi di mana
dalam aktivitas berbahasa dan ada empat kata yang diretrif ternyata bukan kata yang
kajian utama dalam ilmu psikolinguistik yakni: diinginkan. Kekeliruan ini tidak terjadi secara
(1) komprehensi, yaitu proses-proses mental acak namun ada alasannya. Manusia
yang dilalui oleh manusia sehingga manusia menyimpan kata berdasarkan sifat-sifat kodrati
dapat menangkap apa yang dikatakan orang yang ada pada kata-kata itu. Sosiolinguistik,
dan memahami apa yang dimaksud, (2) pragmatik, psikolinguistik termasuk dalam
produksi, yaitu proses-proses mental pada satu kelompok yang dinamakan mata kuliah
manusia yang membuat manusia dapat berujar kajian linguistik. Ketiga kata tersebut
seperti yang kita ujarkan, (3) landasan biologis termasuk ke dalam medan semantik yang
dan neurologis yang membuat manusia dapat sama. Kekeliruan pada seleksi semantik
berbahasa, dan (4) pemerolehan bahasa, yaitu umumnya terjadi berwujud kata yang utuh dan
bagaimana anak memperoleh bahasanya. berasal dari medan semantik yang sama.
Pendapat senada mengenai Berlainan dengan kekeliruan
psikolinguistik diungkapkan oleh (Suherdi, asembling, bentuk kekeliruan terjadi di mana
2011:4) yang menyatakan bahwa kata-kata yang dipilih sudah benar, tetapi
psikolinguistik merupakan kajian bahasa dari asemblingnya keliru. Salah satu bentuk
sudut pandang psikologi yang dikembangkan kekeliruan ini adalah apa yang dinamakan
atas empat dasar keterhubungan, yakni antara transposisi. Pada kekeliruan macam ini, orang
psikologi dan linguistik, biologi dan perilaku, memindahkan kata atau bunyi dari suatu posisi
produksi dan pemahaman. ke posisi yang lain (Dardjowidjojo, 2005:149).
Dengan demikian jelaslah bahwa Tipe kekeliruan pada kelompok
psikolinguistik sebenarnya merupakan ilmu asembling berikutnya adalah kekeliruan
gabungan antara psikologi dan linguistik yang antisipasi. Pembicara mengantisipasi akan
dapat menjelaskan bagaimana manusia dapat munculnya suatu bunyi, lalu bunyi itu
32

diucapkan sebagai ganti dari bunyi yang


seharusnya. Berbeda dengan kekeliruan Tabel 1 Kekeliruan Seleksi
perseverasi, kekeliruan ini terjadi pada kata
yang di belakang (Dardjowidjojo, 2005:150). No Kekeliruan Apa yang
Berbicara mengenai unit-unit kilir Bicara seharusnya
lidah, secara garis besar terjadi pada fitur diucapkan
distingtif, segmen fonetik, suku kata, kata, dan 1 OHP Infokus
konstituen yang lebih besar dari kata. 2 Siapa mau Siapa mau nasi
Kekeliruan fitur distingtif terjadi bila yang somay? (bacang)?
terkilir bukannya suatu fonem, tetapi hanya 3 Hari ini kuliah Hari ini kuliah
fitur distingtif dari fonem itu saja Pragmatik? Filsafat?
(Dardjowidjojo, 2005:151). 4 Edward Edgar
5 Eh, baso aja Eh, bubur aja
3. METODE PENELITIAN 6 Sosiolinguistik Sosiopragmatik
Penelitian ini menggunakan metode 7 Bolpoin Spidol
penelitian kualitatif untuk memahami 8 Novel Cerpen
fenomena dalam produksi ujaran dimana 9 Thailand Taiwan
penutur mengalami kekeliruan bicara sehingga
10 Jadi pulang ke Jadi pulang ke
kata-kata yang diproduksi bukanlah kata yang Cianjur? Sukabumi?
dimaksudkan penutur. Penelitian ini
11 Perangko Materai
melibatkan kegiatan ontologis. Data yang
12 Mang, bajigur Mang, bandrek
dikumpulkan berupa kata-kata, frase, klausa,
13 Linguistik Filsafat Ilmu
dan kalimat atau gambaran sesuatu yang
memiliki arti lebih daripada sekadar angka 14 Vicki Vicka
atau frekuensi (Sutopo, 2002). Penelitian ini
bersifat deskriptif yang dilakukan dengan Kata-kata pada tabel 1 menunjukan
melihat fenomena kekeliruan bicara pada kekeliruan bicara seperti kata infokus yang
mahasiswa dan dosen dalam percakapan dimaksud keliru diujarkan menjadi OHP.
sehari-hari di kampus. Perian bahasa ujaran Infokus dan OHP berasal dari medan semantik
yang sifatnya deskriptif ini dideskripsikan yang sama, yaitu media untuk kegiatan
seperti apa adanya. perkuliahan di kelas. Kata nasi keliru
Pengumpulan data pada penelitian ini diucapkan menjadi somay, nasi dan somay
menggunakan metode simak yang merupakan sama-sama berasal dari medan semantik untuk
metode dalam penyedian data yang dilakukan kategori makanan. Filsafat menjadi pragmatik,
dengan cara menyimak penggunaan bahasa sosiopragmatik diucapkan menjadi
khususnya pada kekeliruan bicara mahasiswa sosiolinguistik, filsafat ilmu menjadi linguistik,
dan dosen di Kampus Universitas Padjadjaran masih berasal dari medan semantik yang sama
dan Universitas Muhammadiyah Sukabumi. yaitu nama-nama mata kuliah di program
Adapun untuk tekniknya dilakukan teknik pasca sarjana Universitas Padjadjaran. Untuk
sadap dan teknik catat. Teknik sadap nama orang yang berasal dari medan semantik
dilakukan dengan cara menyimak kekeliruan yang sama, kata Edgar diujarkan menjadi
bicara mahasiswa dan dosen yang diwujudkan Edward. Begitu pun untuk nama makanan
dengan penyadapan pembicaraan disertai jajanan yang medan semantiknya sama keliru
teknik catat yang dilakukan dengan mencatat diucapkan bubur menjadi baso.
kekeliruan bicara mahasiswa dan dosen Kekeliruan bicara lainnya terjadi pada
(Sudaryanto, 1993). nama kelompok alat-alat tulis yang memiliki
medan semantik yang sama, yaitu spidol keliru
4. HASIL DAN PEMBAHASAN diucapkan menjadi bolpoin, cerpen menjadi
Dalam penelitian ini ditemukan kata- novel dari kelompok medan semantik jenis
kata yang keliru dari ujaran para mahasiswa karya sastra, Taiwan menjadi Thailand untuk
dan dosen. Kata-kata tersebut masih berasal nama negara, nama kota Sukabumi menjadi
dari medan semantik yang sama dan berwujud Cianjur, materai menjadi perangko yang
utuh meskipun keliru atau tidak sesuai dengan merupakan kelengkapan dalam surat
apa yang dimaksud oleh si pembicara. Kata- menyurat, bandrek menjadi bajigur untuk
kata tersebut terdapat pada tabel 1 berikut. nama minuman jajanan, dan nama orang vicka
33

menjadi vicki keliru diujarkan berasal dari Tabel 3 Kekeliruan Asembilng Bentuk
medan semantik yang sama. Antisipasi
Kekeliruan bicara juga terjadi pada
kekeliruan asembling di mana kata-kata yang No Kekeliruan Apa yang
dipilih sudah benar, tetapi asemblingnya Bicara seharusnya
keliru. Bentuk kekeliruan ini adalah diucapkan
transposisi. Pada kekeliruan ini, nama acara 1 Solomat Selamat
program kuis di salah satu TV swasta yaitu 2 Filsofot Filsafat
Family 100 keliru diucapkan menjadi 100 3 Tersepona Terpesona
Family, si pembicara memindahkan kata 100 4 Bibu Bibi
ke depan kata Family. Kekeliruan macam ini 5 Jadi dung Jadi dong
juga ditemukan pada salah satu judul sinetron 6 Tendangan si Tendangan si
di RCTI yaitu Tukang Bubur Naik Haji keliru Midun Madun
diucapkan menjadi Tukang Haji Naik Bubur. 7 Gembaran Kembaran
Kata-katanya sudah benar, namun 8 Kurban Korban
asembingnya keliru. Si pembicara 9 Kita juga mau Kita juga mau
memindahkan kata dari satu posisi ke posisi Mubes Mabes
lain sehingga terjadi kekeliru bicara menjadi
Tukang Haji Naik Bubur. Hal ini terdapat pada Kekeliruan asembling tidak hanya
tabel 2 berikut. terjadi pada bentuk transposisi, antisipasi,
tetapi terjadi juga pada bentuk perseverasi.
Tabel 2 Kekeliruan Asembilng Bentuk Kalau pada bentuk antisipasi kekeliruan itu
Transposisi terjadi di muka, maka pada perseverasi
kekeliruan itu terjadi pada kata yang di
No Kekeliruan Apa yang belakannya. Kata Damri yang merupakan
Bicara seharusnya nama bis untuk angkutan umum di kota
diucapkan Bandung keliru diucapkan menjadi Damru.
1 100 Family Family 100 Bunyi /u/ terbawa ke belakang sehingga yang
2 Tukang haji naik Tukang bubur naik seharusnya Damri menjadi Damru. Kata-kata
bubur haji lain yang keliru pada bentuk perseverasi ini
adalah kata jenis menjadi jenas, haduh keliru
Kekeliruan asembling berikutnya diucapkan menjadi hadoh, nama orang Dudun
terjadi pada bentuk antisipasi. Kekeliruan pada terkilir diujarkan menjadi Duduh, mana
bentuk ini disebabkan si pembicara menjadi mani. Kekeliruan kata juga terjadi
mengantisipasi akan munculnya suatu bunyi, pada bunyi /ek/ terbawa ke belakang sehingga
lalu bunyi itu diucapkan sebagai ganti dari yang seharusnya sampai menjadi sampek.
bunyi yang seharusnya. Kata terpesona keliru Begitu juga kata toko keliru menjadi toke,
diucapkan menjadi tersepona. Kata tersebut ketik keliru menjadi ketis, dan asyik diucapkan
seharusnya terpesona, pembicara menjadi asyek. Untuk kekeliruan asembling
mengantisipasi munculnya bunyi /p/ pada pada bentuk persevarasi terdapat pada tabel 4
terpe-sona, maka bunyi /p/ ini dipakai untuk berikut.
menggantikan /s/ dan tertukar sehingga
muncullah kata tersepona bukannya Tabel 4 Kekeliruan Asembilng Bentuk
terpesona. Perseverasi
Kekeliruan pada bentuk antisipasi juda
terjadi pada kata selamat menjadi solomat, No Kekeliruan Apa yang
filsafat keliru menjadi filsofot, bibi menjadi Bicara seharusnya
bibu, dong untuk dung, Madun keliru diucapkan
diucapkan menjadi Midun, kembaran menjadi 1 Jenas Jenis
gembaran, korban menjadi kurban, dan Mabes 2 Gimana tugas Gimana tugas
terkilirkan menjadi Mubes. Kekeliruan bicara pak Erik, hadoh pak Erik, haduh
pada bentuk antisipasi ini terdapat pada tabel 3 bingung bingung
berikut. 3 Damru Damri
4 Gimana kemarin Gimana kamrin
34

pak Duduh? pak Dudun? keliru tersebut masih berasal dari medan
5 Bapak di kelas Bapak di kelas semantik yang sama dan masih berwujud kata-
mani? mana? kata yang utuh meskipun keliru atau tidak
6 Tadi ke kosan, Tadi ke kosan, sesuai dengan apa yang dimaksud oleh si
baru sampek baru sampai pembicara. Yang kedua adalah kekeliruan
7 Toke Toko asembling yang terjadi bentuk transposisi,
8 Ketis Ketik antisipasi, dan perseverasi. Kekeliruan bicara
9 Asyek, ini info Asyik, ini info pada bentuk transposisi terjadi pada kekeliruan
oke banget oke banget asembling di mana kata-kata yang dipilih
sudah benar, tetapi asemblingnya keliru.
5. SIMPULAN Untuk kekeliruan pada bentuk antisipasi
Kekeliruan dalam bicara dapat terjadi disebabkan si pembicara mengantisipasi akan
pada siapa saja sewaktu bercakap-cakap. munculnya suatu bunyi, lalu bunyi itu
Kekeliruan bicara terjadi karena terkilirnya diucapkan sebagai ganti dari bunyi yang
lidah si pembicara ketika mengujarkan suatu seharusnya, dan kalau pada bentuk perseverasi
ujaran. Ada dua macam kilir lidah yang kekeliruan itu terjadi pada kata yang di
dibahas, yang pertama kilir lidah yang belakannya.
disebabkan oleh seleksi semantik yang keliru.
Pada kekeliruan macam ini, kata-kata yang

*) Dosen Tetap Sastra Inggris UMMI

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul . 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Altiparmak, Ayse and Gulmira Kuruoglu. 2014. “Slips of the Tongue: A Psycholinguistic Study in
Turkish Language”. Humanities and Social Sciences Review Vol. 3, No. 2: 214 – 254.
http://universitypublications.net/hssr/0302/pdf/R3ME275.pdf. diakses pada 20 Juli 2016 pukul
14.14.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Edisi
Kedua. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Freud, Sigmund. Slips of The Tongue (1901). In: Lucy Burke, Tony Crowley, and Alan Girvin. 2000.
The Routledge Language and Cultural Theory Reader. London: Routledge. p. 127-131.
Jeager, Jeri G. 2005. Kid’s Slips: What Young Children’s Slips of the Tongue, Reveal about Language
Development. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2009. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Cetakan Kedua. Bandung: Refika
Aditama.
Mayasari, Ira. 2015. “Senyapan dan Kilir Lidah dalam Produksi Ujaran (Kajian Psikolinguistik)”.
DIEKSIS Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni Vol. 07, No. 2: 123 – 132.
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Deiksis/article/viewFile/543/506. diakses pada 19 Juli
2016 pukul 12.01.
Pateda, Mansoer. 1988. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Suherdi, Didi. 2011. Psycholinguistics. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sutopo. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Widyawati, Lya. 2013. “Slip of The Tongue in News Anchors’ Utterances on Indonesian Private TV
Stations (A Case Study on Metro TV and TV One)”. Skripsi. Semarang: Universitas Brawijaya.
Yus, Anita. 2012. “A Speech Errors/Tongue Slips Pada Masa Usia Dini”. Journal Kajian Linguistik
dan Sastra. Vol. 24, No.1: 1 – 10.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/2217/1.%20ANITA.pdf. diakses pada
19 Juli 2016 pukul 12.34.

Anda mungkin juga menyukai