Anda di halaman 1dari 3

DEFINISI HIKAYAT

Hikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang berbentuk prosa yang didalamnya
mengisahkan tentang kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan atau orang-orang ternama
dengan segala kehebatan, kesaktian ataupun kepahlawanannya.

UNSUR PEMBANGUN TEKS HIKAYAT


 Tema, tema adalah gagasan yang mendasari sebuah cerita.
 Latar, latar adalah tempat, waktu, dan suasana yang tergambar dalam suatu cerita.
 Alur, alur adalah jalinan peristiwa dalam sebuah cerita.
 Amanat, amanat adalah suatu pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui sebuah cerita.
 Tokoh, tokoh adalah pemeran di dalam cerita. Penokohan merupakan penggambaran watak
seorang tokoh.
 Sudut pandang, sudut pandang adalah pusat pengisahan darimana suatu cerita dikisahkan oleh si
pencerita.
 Gaya, gaya ini berhubungan dengan bagaimana si penulis menyajikan suatu cerita dengan
menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan lainnya.

CONTOH TEKS HIKAYAT


Cerita Rakyat Keong Mas
Seorang raja mempunyai dua orang putri cantik. Nama kedua putri tersebut adalah Candra Kirana dan
Dewi Galuh. Namun, perangai kedua putri tersebut sungguh berbeda, Candra Kirana yang begitu baik
sedangkan saudaranya begitu angkuh.

Suatu hari raja memberitahu bahwa seorang pangeran tampan bernama Inu Kertapati melamar Candra
Kirana. Mendengar hal tersebut timbulah rasa iri Dewi Galuh. Gadis itu kemudian pergi menemui
seorang penyihir untuk mengubahnya menjadi seekor keong.

Penyihir tersebut berhasil mengubah Candra Kirana menjadi seekor keong lalu membuangnya ke
sungai. Ia bisa berubah menjadi manusia lagi jika bisa menemukan cinta sejatinya. Kemudian, keong
emas ditemukan oleh seorang nenek yang sedang menjaring dan membawanya pulang.

Keesokan harinya ketika nenek kembali dari mencari ikan, ia melihat berbagai hidangan lezat tersaji
di meja. Tak hanya itu, rumahnya pun menjadi lebih bersih. Kejadian tersebut terjadi berulang kali
hingga membuat nenek penasaran.

Beberapa waktu kemudian, nenek berpura-pura untuk pergi bekerja namun kembali lagi tak lama
kemudian. Ternyata, yang membantunya selama ini adalah keong emas jelmaan seorang putri cantik
yang dulu ia temukannya di sungai. Dari situ, Candra Kirana menceritakan semua yang terjadi pada
dirinya sehingga menjadi seekor keong.

Sementara itu, sang Pangeran pun tidak tinggal diam dan ikut mencari Candra Kirana yang tiba-tiba
menghilang. Dia mencari tanpa lelah hingga ke pelosok desa. Hingga pada suatu hari ia kelelahan dan
pergi ke salah satu rumah warga untuk meminta minum.

Alangkah terkejutnya ia ketika melihat Candra Kirana di sana. Seketika itu juga kutukan Candra
Kirana menghilang. Kemudian, sang pangeran membawa Candra Kirana beserta sang nenek ke
kerajaan.

Sang Penyihir dan Dewi Galuh pun mendapatkan hukumannya. Candra Kirana dan Inu Kertapati
kemudian menikah dan bahagia selamanya.
CONTOH TEKS HIKAYAT
Legenda Rangga Gading
Dahulu kala, hiduplah seorang pemuda bernama Rangga Gading. Ia sangat sakti, namun
sayangnya sering menyalah gunakan kesaktiannya dengan melakukan perampokan dan pencurian.
Rangga Gading adalah pencuri yang lihai, ia tak pernah tertangkap. Hal tersebut adalah karena ia
memiliki kesaktian yaitu bisa mengubah dirinya menjadi apapun yang diinginkan. Ia bisa menjelma
menjadi binatang, pohon, batu, atau air.

Suatu ketika, Rangga Gading mencuri kerbau lima ekor. Pencurian itu sengaja dilakukan pada
siang hari untuk pamer kesaktian. Ketika warga kampung mengetahui kerbau-kerbau mereka dicuri,
mereka pun beramai-ramai memburu pencurinya. Rangga Gading tertawa melihat ulah para
penduduk, dan muncul ide di kepalanya untuk mengerjai mereka. Dengan kesaktiannya, Rangg
Gading mengubah kaki-kaki kerbau menjadi terbalik, sehingga jejak telapak kaki hewan-hewan itu
berlawanan arah. Warga yang mengikuti jejak itu tertipu, mereka justru semakin menjauh dari para
kerbau.

Warga yang putus asa kemudian memutuskan menangkap Rangga Gading di pasar. Mereka
beranggapan, Rangga Gading pasti akan menjual kerbau itu di sana. Tetapi dasar Rangga Gading tak
mau kalah, ia mengubah tanduk kerbau yang tadinya melengkung ke atas menjadi ke bawah. Kulit
kerbau yang tadinya hitam diubah menjadi putih. Dengan demikian, selamatlah ia dari kejaran massa
yang hendak menangkapnya.

Pada suatu hari, Rangga Gading mendengar sebuah kabar mengenai tanah keramat di desa
Karangmunggal. Konon tanah itu mengandung emas sehingga lahan tersebut dijaga ketat oleh
pengawal negara dan para tetua kampung agar tidak diganggu. Kabar itu membuat Rangga Gading
justru menjadi tergiur ingin memilikinya. Ia segera naik ke atas pohon kelapa. Setelah sampai di atas,
dilepasnya selembah pelepah kelapa dan dengan ilmunya, pelepah tersebut bisa terbang melayang
membawanya menuju desa Karangmunggal.

Sampai di desa Karangmunggal, Rangga Gading mengubah dirinya menjadi seekor kucing agar
tidak diketahui oleh pengawal negara dan tetua-tetua kampung. Tentu saja para pengawal tertipu.
Kucing jelmaan Rangga Gading itu tenang-tenang saja mengeruki tanah yang mengandung emas itu.
Kemudian dimasukkan semua emas ke dalam karung yang dibawanya. Setelah karungnya terisi
penuh, Rangga Gading segera terbang kembali menggunakan pelepah yang sama, menuju ke
kampung tempat persembunyiannya.

Sebelum tiba di tempat persembunyiannya, Rangga Gading berhenti sebentar untuk beristirahat.
Di tempat yang sepi, ia membuka hasil curiannya, lalu ia mengambil segenggam emas dan tertawa
terbahak-bahak. Ia merasa menang dan mulai menjadi congkak. Pemuda itu kemudian menggantung
karung emasnya di dahan pohon, lalu membuka pakaian untuk mandi di telaga dekat tempat
istirahatnya.

Rangga Gading tak tahu bahwa gerak geriknya diperhatikan oleh seorang kakek sakti. Sang
kakek sakti segera tahu apa yang telah diperbuat Rangga Gading, dan sangat menyayangkan jika
kesaktian pemuda itu digunakan untuk hal-hal yang tidak baik. Ia pun bertekad mengubah pemuda
tersebut agar menjadi lebih baik.

Ketika Rangga Gading selesai mandi, betapa terkejutnya ia melihat sang iakek sakti berdiri di
tepi telaga. Wajahnya bercahaya dan menggunakan sorban serta jubah putih menandakan seorang
yang tinggi ilmunya.

Sambil tersenyum orang tua itu berkata, "Apa yang kau lakukan Rangga Gading? Mengapa kau
mencuri dan melakukan perbuatan tercela?"
"Siapa kau, orang tua? Bagaimana kau tahu namaku dan mengapa kau bertanya seperti itu
padaku? Tak tahukah kau bahwa aku ini sakti?" Rangga Gading mulai menyombongkan diri.

"Aku tahu engkau sakti, anak muda. Justru karena itulah aku bertanya."

"Pergilah kakek tua, jangan ganggu aku atau aku akan...” sebelum menyelesaikan kalimatnya,
tiba-tiba Rangga Gading jatuh terkulai ke tanah. Tubuhnya terasa lemas tak bertenaga. Tahulah ia
bahwa kakek sakti itu yang membuatnya begitu.

"Ampun, kakek.... ampun!" Rangga Gading berkata memelas. "Baiklah, aku akan bertobat dan
menjadi muridmu, tapi tolong hentikan ini. Badanku terasa lemas dan sakit sekali."

"Baiklah, aku memegang janjimu." sang kakek itu pun menghentikan mantranya. Tubuh Rangga
Gading pun kembali seperti sedia kala. Dengan patuh pemuda itu kemudian mengikuti kakek sakti
sampai ke peguruan. Peguruan tersebut milik sang kakek sakti, di sanalah Rangga Gading belajar
bagaimana menggunakan ilmu dan kesaktiannya untuk hal-hal baik.

Pemuda itu belajar dengan sangat tekun. Ilmunya bertambah tinggi, namun sifatnya tetap rendah
hati. Ia berhenti mencuri dan merampok, dan lebih banyak membantu orang-orang di sekitarnya.
Kakek sakti sangat senang dengan perubahan tersebut, dan meminta Rangga Gading untuk memimpin
perguruan sekiranya nanti ia telah tiada. Rangga Gading pun menerima tanggung jawab itu.

Saat sang kakek sakti wafat, Rangga Gading pun memimpin peguruan. Murid-muridnya semakin
banyak, dan perguruan tersebut semakin terkenal di mana-mana. Nama Rangga Gading pun dikenal
sebagai orang sakti yang baik hati.

Anda mungkin juga menyukai