Anda di halaman 1dari 14

BAB III

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Sehubungan dengan berbagai aktifitas pada Unit Layanan Puskesmas Koto Baru,

maka peluang dampak lingkungan hidup yang dikelola adalah pelaksanaan

pelayanan kesehatan meliputi kegiatan medis dan juga penunjang medis.

3.1. KEGIATAN PELAYANAN MEDIS

A. Dampak yang Harus Dikelola dan Parameter

1. Dampak

a. Timbulan Limbah Padat (Sampah) Medis

Berasumsi volume limbah padat medis sebanyak 0,25 Kg per-orang per-

hari (Ruslinda Y dan S. Indah, 2007) dan daya tampung pasien rawat inap

(20 tempat tidur), volume timbulan sampah medis dari aktifitas Unit

Layanan Puskesmas Koto Baru diperkirakan 5 Kg per-hari. Intensitas

dampak menimbulkan peningkatan vektor penyakit terutam jenis tikus

rumah.

b. Timbulan Limbah Cair Medis

Berdasarkan aktifitas rawat inap (sebanyak 20 tempat tidur), kebutuhan air

bersih (rata-rata 500 L per-tempat tidur) diproyeksikan mencapai 10.000 L

atau 10 m3 per-hari.

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 1


 Berasumsi kebutuhan air 10.000 L per-hari dan peluang limbah sebesar

80 % (Standar Nasional Indonesia 19-6728.1-2002, tentang

Penyusunan Neraca Sumber Daya – Bagian 1. Sumber Daya Air

Spasial), jumlah limbah cair domestik ± 8.000 L per-hari.

 Berasumsi sebanyak 20 % dari air limbah (8.000 L per-hari), maka

volume limbah cair medis dari aktifitas Unit Layanan Puskesmas Koto

Baru diproyeksikan ± 1.600 L per-hari.

2. Parameter

 Upaya penanganan timbulan limbah padat (sampah) medis yang

diterapkan.

 Upaya penanganan timbulan limbah cair medis yang diterapkan.

B. Sumber Dampak

Penyelenggaraan kegiatan medis pada Unit Layanan Puskesmas Koto Baru

diantaranya IGD, rawat jalan, pemeriksaan laboratorium dan rawat inap (20

tempat tidur).

C. Tolok Ukur Dampak

 Jumlah timbulan limbah padat (sampah) medis dan upaya penanganan yang

diterapkan.

 Jumlah timbulan limbah cair medis dan upaya penanganan yang diterapkan.

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 2


D. Upaya Pengelolaan Lingkungan

1. Timbulan Limbah Padat (Sampah) Medis

Limbah padat medis – bekas peralatan medis ataupun bekas kemasan obat

dan bahan kimia – dikumpulkan dan sementara waktu disimpan pada gudang

yang berada di dalam bangunan pelayanan diserahkan kepada Unit Layanan

Puskesmas Koto Baru untuk dikelola lebih lanjut. Namun, hingga saat ini

belum ada Gudang Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

(limbah B3).

2. Timbulan Limbah Cair Medis

Limbah cair medis dari cucian peralatan medis atau sisa bahan kegiatan

pelayanan kesehatan belum dilakukan pengolahan.

E. Hasil yang Dicapai

1. Timbulan Limbah Padat (Sampah) Medis

Penanganan seluruh limbah padat medis – bekas peralatan medis atau bekas

kemasan obat dan bahan kimia – dikumpulkan dan disimpan pada gudang

yang berada di dalam bangunan pelayanan diserahkan kepada Unit Layanan

Puskesmas Sitiung I untuk dikelola lebih lanjut. Hingga saat ini belum ada

Gudang Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3),

sehingga belum memenuhi muatan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 101 Tahun 2014, tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (Limbah B3).

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 3


2. Timbulan Limbah Cair Medis

Limbah cair medis dari cucian peralatan medis atau sisa bahan kegiatan

pelayanan kesehatan belum dilakukan pengolahan. Namun limbah cair medis

dimasukkan kedalam septik tank. Dimana sebelum air dubuang kebadan air

harus memenuhi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun

2014, tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah

B3), oleh karena itu pengelolaan limbah medis secara insitu dapat dilakukan

menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah.

F. Tindakan Perbaikan Pengelolaan

1. Teknik Pengelolaan

a. Timbulan Limbah Padat (Sampah) Medis

 Seluruh limbah padat medis disimpan sementara waktu pada Tempat

Penyimpananan Limbah B3 (TP LB3) pada Unit Layanan Puskesmas

Koto Baru – penyimpanan maksimum selama 90 hari. Kemudian,

seluruh limbah B3 dimaksud dimusnahkan menggunakan incinerator

pada Unit Layanan Puskesmas Sitiung I. Adapun rencana lay-out

gudang penyimpanan sementara Limbah B3 dapat dilihat pada Gambar

5.

 Melakukan pemberantasan vektor penyakit terutama jenis tikus rumah

melalui program sanitasi lingkungan (menjaga kebersihan) ruangan TP

LB3 dan juga pemberantasan secara mekanis menggunakan perangkap.

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 4


b. Timbulan Limbah Cair Medis

 Seluruh limbah cair medis berupa sisa reagen, pencucian wadah

ataupun alat dikelola menggunakan reaktor biologi (bio-reactor).

Pengolahan limbah secara aerob dan an-aerob pada suatu

kompartemen dengan kapasitas ± 200 L per-hari. Bagan alir proses

dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7 serta uraian berikut.

Gambar 6.

Bagan Alir Rencana Proses Pengolahan Limbah Cair Medis Unit Layanan

Puskesmas Koto Baru

Gambar 7.
Rencana Aliran Proses Pengolahan Limbah Cair (Bio-Reactor)

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 5


2. Lokasi Pengelolaan

 Unit kerja pelayanan medis pada Unit Layanan Puskesmas Koto Baru.

 Lingkungan kerja Unit Layanan Puskesmas Koto Baru.

3. Periode Pengelolaan

Beberapa bentuk perbaikan pengelolaa lingkungan di atas dilaksanakan

selama kegiatan pada Unit Layanan Puskesmas Koto Baru berlangsung –

selama Tahap Pasca Konstruksi.

4. Pelaksanaan dan Pembiayaan

 Pelaksanaan oleh Bidang Sanitasi PUSKESMAS.

 Pembiayaan dialokasikan Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya.

5. Pengawas Pelaksanaan

 Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya.

 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya.

 Pemerintah Kecamatan Koto Baru.

 Pemerintah Nagari Koto Baru.

6. Pelaporan Pelaksanaan

 Bupati Dharmasraya melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya.

 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya.

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 6


3.2. KEGIATAN PENUNJANG MEDIS

A. Dampak yang Harus Dikelola dan Parameter

1. Dampak

a. Timbulan Limbah Padat (Sampah) Domestik

Berasumsi keberadaan PUSKESMAS sebagai kantor, volume timbulan

sampah domestik diperhitungkan sebanyak 0,025 – 0,10 Kg per-orang/hari

(Damanhuri et al., 2009). Seiring kehadiran tenaga kerja (70 orang),

timbulan sampah mencapai 1.75 – 7.0 Kg per-hari. Sementara itu, dari

kegiatan ruang rawat (20 tempat tidur) dihasilkan pula sampah dengan

volume 0,5 – 2 Kg per-hari.

b. Timbulan Limbah Cair Domestik

Limbah cair domestik dari kamar mandi – janitor dan kegiatan dapur

diproyeksikan 60,0 % dari kebutuhan (Al-Layla, 1978). Berasumsi

kebutuhan air bersih untuk aktifitas mandi, cuci dan kakus (MCK) sebanyak

120,0 L per-orang/hari (Al-Layla, 1978) dengan kapasitas tampung Unit

Layanan Puskesmas Koto Baru sebanyak 20 tempat tidur dan jumlah

tenaga kerja ( 70 orang), volume limbah cair domestik berkisar 2.400 –

8.400 L (2,4-8,4m3) per hari.

c. Gangguan Lalu Lintas

Aktifitas kendaraan bermotor keluarga pasien yang datang atau keluar dari

pekarangan Unit Layanan Puskesmas Koto Baru berpeluang menimbulkan

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 7


gangguan lalu lintas pada lokasi persilangan jalan masuk (access road)

dengan bagian jalan Propinsi. Lalu lintas pada ruas jalan dimaksud

didominasi kendaraan bermotor roda dua. Jika didasarkan kapasitas atau

daya tampung rawat inap sebanyak 20 tempat tidur, anggota keluarga

pasien yang akan datang berkunjung berpeluang menggunakan 20 (dua

puluh) unit kendaraan bermotor roda dua atau roda empat.

2. Parameter

 Upaya penanganan timbulan limbah padat (sampah) domestik.

 Upaya penanganan timbulan limbah cair domestik.

 Upaya penanganan gangguan lalu lintas pada bagian ruas jalan setempat.

B. Sumber Dampak

 Kegiatan administrasi – kantor.

 Kegiatan rawat inap

 Kegiatan unit Rawat Jalan

 Penyelenggaraan kegiatan pendukung pelayanan medis.

C. Tolok Ukur Dampak

 Jumlah timbulan limbah padat (sampah) domestik dan upaya penanganan

yang diterapkan.

 Jumlah timbulan limbah cair domestik dan upaya penanganan yang

diterapkan.

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 8


 Intensitas gangguan lalu lintas pada lokasi persilangan (crossing) jalan masuk

Puskesmas dengan bagian jalan Propinsi.

D. Upaya Pengelolaan Lingkungan

1. Timbulan Limbah Padat (Sampah) Domestik

Sebagaimana telah berlangsung, limbah padat domestik dipilah sesuai jenis

(organik dan an-organik) di pekarangan PUSKESMAS lalu dikumpulkan pada

Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) sampah berupa tong plastik.

Kemudian, limbah dimaksud diserahkan kepada pihak lain yang membutuhkan

atau pihak pengumpul barang bekas untuk dimanfaatkan lebih lanjut.

2. Timbulan Limbah Cair Domestik

Limbah cair domestik yang berasal dari kamar mandi atau sumber lain

dimasukkan dalam septik tank tetapi belum dilakukan pengolahan.

3. Gangguan Lalu Lintas

Upaya pengeloalan diantaranya pengadaan rambu lalu lintas berupa tanda

keberadaan sarana kesehatan dan pemberitahuan keberadaan dari sarana

kesehatan dimaksud.

E. Hasil yang Dicapai

1. Timbulan Limbah Padat (Sampah) Domestik

Penanganan seluruh limbah padat domestik melalui pemilahan dan

pengumpulan pada Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) sampah berupa

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 9


tong plastik lalu diserahkan kepada pihak lain yang membutuhkan dan atau

pihak pengumpul barang bekas untuk dimanfaatkan lebih lanjut. Namun, jika

memperhatikan muatan Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun

2008, tentang Pengelolaan Sampah, maka upaya penanganan selanjutnya

bagi timbulan sampah domestik adalah menerapkan program 3R ( reduce,

reuse dan recycling).

2. Timbulan Limbah Cair Domestik

Pengelolaan limbah cair domestik dari kamar mandi ataupun sumber lain

belum menggunakan sumur resapan – sementara itu limbah tinja dialirkan

menuju tangki septik–Namun, pengelolaan lebih lanjut dapat pula dilakukan

pada unit IPAL.

3. Gangguan Lalu Lintas

Pengadaan rambu lalu lintas berupa tanda keberadaan sarana kesehatan dan

pemberitahuan keberadaan sarana kesehatan dimaksud dinilai telah memadai.

Karena sudah memiliki rambu berupa lampu rotary di lokasi gerbang masuk

PUSKESMAS.

F. Tindakan Perbaikan Pengelolaan

1. Teknik Pengelolaan

a. Timbulan Limbah Padat (Sampah) Domestik

 Menerapkan penanganan sampah organik pada lingkungan kerja

PUSKESMAS melalui program 3R (reduce, reuse dan recycling).

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 10


 Kegiatan pengomposan dapat dilakukan pada lahan terbuka

PUSKESMAS.

 Limbah padat an-organik (bekas kemasan makanan dengan bahan

plastik, karet, kaca, kaleng atau bahan metal lainnya) dikumpulkan

sementara waktu, kemudian diserahkan kepada pihak pengumpul

barang bekas.

 Melakukan pemberantasan vektor penyakit – jenis kecoa atau tikus

rumah – melalui penerapan sanitasi lingkungan di setiap unit kerja dan

pemberantasan secara mekanis menggunakan perangkap.

b. Timbulan Limbah Cair Domestik

 Seluruh limbah cair dari aktifitas penunjang medis pada PUSKESMAS

termasuk limbah cair domestik dari kamar mandi dikelola melalui

pengolahan (treatment) secara biologis menggunakan reaktor biologi

(bio-reactor) – bagan alir proses pengolahan air limbah.

 Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya mengalokasikan biaya

pengadaan bio-reactor sebanyak 1 (satu) unit bagi pengelolaan seluruh

limbah cair dari aktifitas PUSKESMAS sehingga limbah cair yang telah

diolah dapat dibuang ke media lingkungan.

c. Gangguan Lalu Lintas

 Menugaskan tenaga kerja untuk mengatur lalu lintas – arah kendaraan

keluarga pasien yang akan masuk atau keluar dari areal Unit Layanan

Puskesmas Koto Baru.

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 11


2. Lokasi Pengelolaan

 Unit kerja pendukung atau penunjang medis pada Unit Layanan

Puskesmas Koto Baru.

 Lingkungan – areal kerja Unit Layanan Puskesmas Koto Baru.

 Sekitar lokasi persilangan jalan masuk ( access road) lokasi PUSKESMAS

dengan bagian jalan Propinsi.

3. Periode Pengelolaan

Beberapa bentuk perbaikan pengelolaan lingkungan di atas dilaksanakan

selama kegiatan pada Unit Layanan Puskesmas Koto Baru berlangsung –

selama Tahap Pasca Konstruksi.

4. Pelaksanaan dan Pembiayaan

 Pelaksanaan oleh Bidang Sanitasi PUSKESMAS.

 Pembiayaan dialokasikan Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya.

5. Pengawas Pelaksanaan

 Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya.

 Dinas Perhubungan Kabupaten Dharmasraya.

 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya.

 Pemerintah Kecamatan Koto Baru.

 Pemerintah Nagari Koto Baru.

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 12


6. Pelaporan Pelaksanaan

 Bupati Dharmasraya melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Dharmasraya.

 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya.

Berdasarkan atas rumusan mitigasi dampak dari kegiatan Unit Layanan Puskesmas

Koto Baru yang telah berjalan, lokasi dari pengelolaan lingkungan hidup dapat dilihat

pada Gambar 8. Sementara itu, matrik pengelolaan lingkungan hiudp disajikan pada

Tabel 3.1 berikutnya.

3.3. IZIN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Sesuai aktifitas Unit Layanan Puskesmas Koto Baru, volume timbulan sampah medis

diperkirakan 5 Kg per-hari dan limbah cair medis ± 10.000 L per-hari. Selain itu,

dihasilkan pula limbah padat berupa neon bekas dan baterai bekas yang termasuk

bahan berbahaya dan beracun (limbah B3). Adapun upaya penanganan yang akan

diterapkan sebagai berikut.

 Limbah padat medis dan limbah B3 lainnya berupa baterai bekas atau neon

bekas dikumpulkan dan disimpan pada Gudang Limbah B3 di lingkungan

PUSKESMAS.

 Limbah cair medis dikumpulkan kemudian disimpan pada Gudang Limbah B3

yang sama dengan tata cara penempatan yang terpisah dari limbah padat B3.

 Penempatan limbah padat B3 dan limbah cair B3 pada Gudang Limbah B3

sepenuhnya mengacu muatan Lampiran dari Keputusan Kepala Badan

Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep-01/Bapedal/09/1995, tentang Tata

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 13


Cara Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun.

Penyimpanan limbah B3 pada Gudang Limbah B3 merupakan bentuk perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup. Untuk itu, Kepala Unit Layanan Puskesmas Koto

Baru mengajukan Izin Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah

B3). Sesuai dengan kewenangan, izin dimaksud dapat diterbitkan Bupati

Dharmasraya melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya.

DPLH Unit Layanan Puskesmas Koto Besar BAB III hal - 14

Anda mungkin juga menyukai