Kisah Pengusaha Muslim
Kisah Pengusaha Muslim
NIM : 30401900207
Usman bin Affan merupakan pebisnis yang sukses di zaman Rasulullah. Salah satu kisah populer
terkait dengan strategi bisnisnya terjadi saat para sahabat Rasulullah berhijrah dari Mekah ke
Madinah, mereka mengeluhkan minimnya persediaan air tawar di Madinah.
Di Madinah, tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi, ada sebuah properti sebidang tanah dengan
sumur yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sumur itu dikenal dengan nama Sumur Ruma
karena dimiliki seorang Yahudi bernama Ruma.
Sang Yahudi menjual air kepada penduduk Madinah dan setiap hari orang antri untuk membeli
airnya. Di waktu-waktu tertentu, sang Yahudi menaikkan seenaknya harga airnya dan rakyat
Madinah pun terpaksa harus tetap membelinya karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering.
Melihat kenyataan ini, Rasulullah berkata, “Kalau ada yang bisa membeli sumur ini, balasannya
adalah surga.” Usman bin Affan ra. mendekati sang Yahudi dan menawarkan untuk membeli
sumurnya, namun ditolaknya karena ini adalah bisnisnya dan ia mendapat banyak uang dari
bisnisnya.
Tetapi Usman bukan hanya pebisnis sukses yang kaya raya, tetapi ia juga negosiator ulung. Ia bilang
kepada Ruma, “Aku akan membeli setengah dari sumurmu dengan harga yang pantas, jadi kita
bergantian menjual air, hari ini kamu, besok saya.”
Melalui negosiasi yang sangat ketat, akhirnya sang Yahudi mau menjual sumurnya senilai 1 juta
dirham dan memberikan hak pemasaran 50% kepada Usman bin Affan ra. Ternyata Usman
menggratiskan air tersebut kepada semua penduduk Madinah. Penduduk pun mengambil air sepuas
puasnya sehingga hari keesokannya mereka tidak perlu lagi membeli air dari Ruma sang Yahudi.
Merasa kalah, sang Yahudi akhirnya menyerah. Ia meminta sang Utsman untuk membeli semua
kepemilikan sumur dan tanahnya, namun Beliau tidak harus membayar lagi seharga yang telah
disepakati sebelumnya. Sampai sekarang di Madinah, sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur
Usman dan tanah luas di sekitar sumur tersebut menjadi sebuah kebun kurma yang diberi air dari
sumur tersebut.
Kebun kurma tersebut dikelola oleh badan wakaf pemerintah Arab Saudi sampai hari ini dan hasilnya
diekspor ke berbagai negara di dunia. Hasil pendapatannya diberikan untuk anak yatim piatu dan
dana pendidikan. Sebagian lagi dikembangkan menjadi hotel dan proyek proyek lainnya dan
dimasukkan kembali pada sebuah rekening tertua di dunia atas nama Usman bin Affan.(sumber:
pegadaiansyariah.co.id)
Suatu ketika, Rasulullah SAW mempersaudarakan Abdurrahman Bin Auf dengan orang kaya
yang bernama Sa’ad bin Rabi’ . Sa’ad Bin Rabi’ menawarkan separuh hartanya hanya saja
Abdurrahman menolak, dan berkata “Tidak usah. Tunjukkan saja saya dimana pasar.” Akhirnya
beliau pergi ke pasar, melakukan riset pasar dan dalam waktu yang singkat dia mengetahui bahwa
pasar – pasar di madinah dikuasai oleh para pedagang pedagang Yahudi .
Melihat kondisi yang berlaku di pasar Madinah tersebut, Abdurrahman Bin Auf melakukan strategi
dan taktik yang cukup unik. Dengan bantuan saudara anshar-nya itu Abdurrahman Bin Auf
membeli tanah di dekat pasar tersebut, dan mempersilahkan para pedagang untuk berjualan di
tempat tersebut, dalam waktu singkat lahirlah pasar kaum muslimin pertama di Kota Madinah.
Dengan adanya pasar kaum muslimin bisa dengan leluasa menerapkan aturan aturan ekonomi
islam dalam berdagang tanpa perlu takut direcoki oleh kepentingan bisnis yahudi.(sumber:
m.kumparan.com)
Achmad Hamami
Rusman Maamoer
Nama Rusman Maamoer cukup tenar dengan perusahaannya yang menerapkan konsep
Islam dalam kegiatan berdagang. Nama Swalayan yang dia dirikan adalah Swalayan Tip
Top. Rusman berdagang sesuai dengan konsep Islam yang mengajarkan tidak menipu,
mencelakakan atau menganiaya orang selalu dipegangnya. Bahkan dia tidak mengambil
untung terlalu banyak hanya 2 sampai 3 persen saja.
Selain itu swalayannya tidak menjual daging babi dan khamr. Tip Top juga mencari tahu
dari mana barang-barang dipasoknya. Bagaimana penyembelihan daging hewan yang
berada di supermarketnya. Awalnya Tip Top bukanlah swalayan yang besarnya seperti
sekarang namun hanya sebuah toko di depan rumah. Namun kini sudah berubah menjadi
pasar swalayan dengan luas 3000 m2 . Pernah musibah kebakaran terjadi pada swalayan
Tip Top sehingga mengakibatkan Tip Top hangus terbakar. Namun kejadian tersebut justru
membuat Tip Top berkembang. Tip Top membuka beberapa cabang meluas hampir di
seluruh Jakarta Timur, Dengan kenaikan penjualan 20 hingga 30 kali lipat. (Sumber:
goukm.id)