Anda di halaman 1dari 5

 

Pemahaman Alkitab untuk Kelompok Kecil

I. Pendahuluan
A. Alkitab adalah Firman Allah (2Tim. 3:15-17; 2Ptr. 1:20 dst.; Yoh. 5:39)
1. Dapat menolong pengudusan orang (Yoh. 17:17; Ef. 5:26; Yak. 1:23; Ibr. 4:12);
2. Menyediakan makanan untuk pertumbuhan kehidupan rohani (1Ptr. 2:2; Yer.
15:16; Amo. 8:11-13; Yoh. 6:63; 10:9 dst);
3. Dasar iman Kristen (Yes. 8:20; Kis. 17:2; Ul. 17:18-20; 1Kor. 10:11);
4. Senjata untuk peperangan rohani (Ef. 6:17).
B. Sejak dahulu kala, orang-orang kudus telah menggunakan berbagai hikmat untuk
menyimpan Firman Allah di dalam hati mereka (Kol. 3:16):
1. Mengajarkan anak-anak saat mereka masih polos, dan mengajarkan mereka
untuk mengingat dan mengucapkan Firman Allah (Ul. 6:4-7; 2Tim. 3:15);
2. Membiarkan pemuda mendengar dan mengajukan pertanyaan (Luk. 2:42,
46);
3. Sampai seseorang mencapai kedewasaan agar Firman Allah tidak akan pergi
dari mulut dan pengajaran Tuhan tidak pernah pergi dari hati (Yos. 1:8; Ul.
6:4-7). Sebagai tambahan, ia akan hidup dalam mendengar, percaya,
melakukan, menyanyikan, dan mengabarkan Firman Allah (Mzm. 1:2; Yos.
1:8; Why. 1:3; Yak. 1:22 dst; Yeh. 3:1; Tit. 1:3).
4. Ada banyak cara untuk menerima Firman Allah. Kita dapat mengikuti
kebaktian, mendengarkan kata-kata kudus (Yes. 34:16; Neh. 8:1-3; Luk. 4:16).
Kita dapat mempelajari Alkitab sendiri, menerima sendiri wahyu Allah (Dan.
12:14; Yos. 1:8; Gal. 1:12, 16). Kelompok PA kecil juga memperoleh dua
keuntungan ini (Luk. 2:46). Orang-orang Yahudi di Berea menerima Tuhan
karena kelompok PA kecil yang dipimpin oleh Paulus (Kis. 17:10-12).
II. Pentingnya PA
Kelompok PA adalah tempat bagi semua orang untuk menyentuh dan menerima
Firman Allah dengan mata, telinga, mulut, tangan dan hati mereka. PA
memungkinkan setiap peserta untuk merasakan manisnya dan kuatnya Firman Allah.
Melalui pendorongan bersama dari anggota kelompok PA, PA dapat meningkatkan
pembacaan Alkitab secara pribadi, membangun dan menolong satu sama lain.
Melalui peningkatan kelompok secara sistematis, PA dapat menolong mencegah
kecenderungan individu untuk keluar.
Apabila setiap anggota ikut serta dalam kelompok PA, anggota dapat meraih
keuntungan pemikiran kolektif dari saling berbagi pengajaran yang diterima masing-
masing anggota. Kasih karunia Allah akan terwujud lebih besar lagi saat setiap orang
mempersembahkan “lima roti dan dua ikan”.
Karena kelompok PA saling berbagi satu sama lain, hubungan antara saudara seiman
akan bertambah baik. Perhatian pada kebutuhan rohani dan jasmani dari perspektif
kebenaran dapat dilakukan sekaligus. Ini akan memungkinkan jemaat untuk tumbuh
lebih banyak dalam kesatuan dan ke-satu-an hati, pekerjaan kudus akan menjadi
lebih hidup, dan Allah akan bekerja lebih lagi dalam kelompok kecil itu.

Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Indonesia 2010

 
 

III. Pendirian
PA untuk kelompok kecil akan menjadi lebih stabil, hidup dan efektif apabila
didirikan dengan Yesus sebagai pusatnya. Karena itu doa menjadi faktor paling
penting dalam membentuk kelompok PA. Lebih lanjut, karena pemimpin kelompok
PA dapat menentukan berhasil atau tidaknya kelompok itu, ia harus bersandar pada
tuntunan dan dorongan Roh Kudus.
Jumlah paling pantas untuk kelompok PA adalah 10 orang. Setelah memilih
pemimpin kelompok PA, beberapa pekerjaan akan berlangsung. Contohnya:
mengenal para peserta PA, menargetkan metode PA, isi, kecepatan, jadwal, dan
tempat, sesuai dengan kebutuhan para peserta PA. Setiap kelompok PA mempunyai
karakter yang berbeda berdasarkan pada para peserta, waktu dan tempatnya.
IV. Prinsip dalam memimpin PA untuk kelompok kecil
Doa adalah prinsip terpenting bagi seorang pemimpin PA. Persiapan menyeluruh
pemimpin harus muncul secara alami setelah berdoa. Intropeksi diri dan catatan-
catatan evaluasi setelah sesi PA dapat membawa kehidupan dalam kelompok PA.
V. Latihan
Ateori adalah batu pijakan untuk melakukan tindakan. Tujuan dalam membuat
seseorang mengenal metode PA adalah agar dapat secara efektif melakukan apa yang
telah dipelajari. Berikut ini adalah beberapa metode PA dan pilihan latihan:
A. Belajar berdasarkan kitab atau pasal dalam Alkitab
B. Belajar berdasarkan topik atau tema
C. Belajar berdasarkan profil atau kejadian.
VI. Mencegah kelompok PA menjadi kaku dan terganggu
Setiap kelompok PA dimulai dengan tekad yang dapat mengubah dunia. Namun
seiring berlalunya waktu, kelompok PA seringkali runtuh hingga tak menyisakan
apa-apa. Karena itu seorang pemimpin kelompok PA harus waspada senantiasa,
menemukan setiap bidang yang memerlukan perbaikan. Lihatlah pertanyaan berikut
ini sebagai rujukan:
A. Apakah pemimpin PA mempersiapkan diri dengan cukup sebelum PA diadakan?
Tanpa persiapan, sesi PA seringkali berbalik menjadi pertemuan gosip,
mengobrol, permainan tebak-tebakan, atau sekadar membosankan.
B. Apakah ada peserta yang suka menonjolkan diri?
Apabila ada peserta dari kelompok PA yang senang menyampaikan pesan atau
kata-kata yang terlalu panjang, terutama di luar topik, maka sesi PA dapat
menjadi kesempatan bagi seseorang untuk menonjolkan opininya. Atau apabila
seorang peserta ingin membicarakan teori-teori baru dan aneh untuk
mendapatkan kekaguman dan kesan baik dari yang lain, maka sesi PA dapat
berubah menjadi ajang perdebatan atau kompetisi adu pemikiran.
C. Apakah keadaan sesi PA kaku?
Pemimpin PA harus mengerti tingkatan tiap-tiap peserta, menyediakan
kesempatan bagi tiap pesertra untuk berbicara sesuai dengan tingkatannya.
Maka kelompok PA dapat mencapai rasa percaya dan dorongan bersama
sehingga semua peserta dapat saling berbagi tanpa keraguan.

Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Indonesia 2010

 
 

D. Jauhi pengkubuan atau kepemihakan yang dapat mengakibatkan banyak


kekacauan.
VII. Panduan Kelompok PA
A. Pentingnya Alkitab
1. Alkitab adalah Firman Allah (2Tim. 3:16; 2Ptr. 1:20-21).
2. Adalah roti kehidupan rohani (2Ptr. 2:2; Yer. 15:16; Amo. 8:11-13; Yes. 55:1-2).
3. Menunjukkan jalan menuju kehidupan kekal (Yoh. 5:39, 46; 2Tim. 3:15-16;
Yes. 8:20).
4. Menuntun gaya hidup kita (Mzm. 119:9, 15; 1Kor. 10:11; Yak. 1:2-3; Ibr. 4:12).
5. Senjata untuk berperang (Ef. 6:17; Why. 12:11; Rm. 15:4; Gal. 4:4, 7, 10).
B. Prosedur membaca Alkitab
Untuk mengerti kehendak Allah, kita harus membaca Alkitab. Membaca Alkitab
adalah cara terbaik untuk mempelajari Firman Allah. Jemaat harus mempunyai
kebiasaan membaca Alkitab setiap hari, untuk menyerap makanan rohani, dan
merangsang pertumbuhan rohani.
1. Luangkan waktu untuk mempelajari Alkitab setiap hari. Kita juga dapat
mengajak saudara-saudari seiman atau keluarga kita untuk mempelajari
Alkitab bersama-sama.
2. Berdoalah kepada Tuhan sebelum membaca Alkitab. Mintalah petunjuk dan
hikmat dari Allah agar kita dapat memahami Firman-Nya (Yoh. 16:13; 1Kor.
2:10).
3. Pembaca Alkitab pemula dapat memulai dengan membaca Kitab Matius
dalam Perjanjian Baru. Mulailah membaca Perjanjian Lama setelah selesai
membaca Perjanjian Baru. Apabila kita membaca tiga pasal setiap hari, kita
dapat menyelesaikan membaca Alkitab dalam satu tahun. Pilihlah ayat-ayat
khusus untuk pelajaran lebih lanjut.
4. Saat membaca Alkitab, catatlah pengulangan kata-kata atau frasa, kejadian
mengenai perbuatan Allah, janji-janji, perintah-perintah, sebab dan akibat
dosa, tokoh-tokoh penting, mujizat-mujizat yang terjadi, dan pengajaran
yang terkandung di dalamnya.
5. Tandailah ayat-ayat yang mengandung intisari yang penting. Peliharalah
sebuah catatan harian, tuliskan ayat-ayat favorit atau kesulitan-kesulitan
yang dihadapi saat membaca Alkitab. Bagikan pendapat Anda dengan
saudara-saudari seiman. Mintalah petunjuk Pendeta dan hamba Tuhan lain
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Alkitab.
C. Tujuan mempelajari Alkitab
1. Memahami Firman Allah
2. Memahami tema dan pandangan Alkitab
3. Memegang kebenaran
D. Formasi Kelompok PA
1. Seseorang dapat belajar Alkitab sendiri, tetapi dapat dengan mudah
terganggu. Apabila kita belajar dalam kelompok, kita dapat memperoleh
Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Indonesia 2010

 
 

dorongan dari orang lain sehingga meningkatkan hasil yang didapat dari
pembelajaran Alkitab.
2. Satu kelompok PA dapat terdiri dari antara 5 hingga 15 orang, tetapi 10
adalah jumlah ideal.
3. Tentukan waktu dan tempat untuk sesi PA sesuai dengan kenyamanan dan
ketersediaan para peserta.
4. Pilih pemimpin PA yang akan mengumpulkan peserta dan menetapkan
petugas-petugas lainnya.
5. Setiap kelompok PA dapat mempunyai bahan dan gaya berbeda, sesuai
dengan kebutuhan.
E. Petunjuk untuk pemimpin PA
1. Pemimpin PA harus datang di tempat yang telah ditentukan lebih awal untuk
mempersiapkan tempat dan berdoa memohon bimbingan Allah.
2. Kendalikanlah waktu. Sesi PA yang ideal berlangsung hingga satu jam.
3. Siapkan jadwal pembelajaran. Jadwal yang ideal akan terdiri dari:
a. Menyanyikan pujian dan berdoa (10 menit)
b. Mengucapkan ayat-ayat Alkitab yang dipelajari. Pemimpin PA harus
menyatakan inti ayat-ayat itu dan menjelaskan maksudnya (10 menit)
c. Diskusi (30 menit)
d. Kesimpulan oleh pemimpin PA, menyanyikan pujian, dan berdoa.
4. Sebelum mempelajari Alkitab, bacalah ayat-ayat secara seksama dan
berdoalah. Pemimpin harus sungguh-sungguh siap.
5. Pemimpin PA harus secara singkat mengenalkan topik yang akan dipelajari
untuk memberikan waktu yang cukup bagi peserta untuk mendiskusikan
topik tersebut.
6. Ketika pendapat-pendapat para peserta tidak sesuai dengan Alkitab, menegur
mereka sehingga suasana menjadi tawar dan kikuk bukanlah perbuatan yang
pantas. Sebaliknya, rujuklah Alkitab untuk memperbaiki.
7. Pemimpin PA harus menyimpulkan isi pembelajaran sesuai dengan
pendapat-pendapat yang dinyatakan dalam diskusi, dan menyertakan
pengajaran yang dipelajari dalam sesi PA.
8. Pemimpin PA harus mengawasi diskusi untuk memastikan agar diskusi
berjalan sesuai dengan topik.
9. Setelah diskusi, periksa kehadiran dan diskusi. Perhatikanlah tiap kelemahan
dan buatlah perbaikan.
F. Cara-cara mempelajari Alkitab
1. Mempelajari Alkitab per bagian
2. Mempelajari tokoh Alkitab
3. Mempelajari kejadian dalam Alkitab
4. Topik khusus

Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Indonesia 2010

 
 

G. Petunjuk-petunjuk lain
1. Tempat sesi PA diadakan tidak boleh terlalu sempit. Tempat duduk harus
diatur agar nyaman dalam diskusi.
2. Tafsirkan Alkitab dengan Firman Allah. Jangan menafsirkan Alkitab menurut
pendapat pribadi.
3. Berbicaralah dengan rendah hati dan lemah lembut. Jangan berbicara untuk
menegur orang lain.
4. Jangan bersikeras melawan kebenaran demi membela pendapat pribadi.
5. Doronglah para peserta untuk ikut serta dalam diskusi, tetapi jangan
dipaksakan.

Departemen Literatur Gereja Yesus Sejati Indonesia 2010

Anda mungkin juga menyukai