Fenomena Pertumbuhan Pada Masa Remaja Menuntut Kebutuhan Nutrisi Yang Tinggi Agar Tercapai Potensi Pertumbuhan Secara Maksimal Karena Nutrisi Dan Pertumbuhan Merupakan Hubungan Integral
Fenomena Pertumbuhan Pada Masa Remaja Menuntut Kebutuhan Nutrisi Yang Tinggi Agar Tercapai Potensi Pertumbuhan Secara Maksimal Karena Nutrisi Dan Pertumbuhan Merupakan Hubungan Integral
OLEH :
KELAS : 1.4
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN D3 KEPERAWATAN
2018
Menjaga Tubuh Tetap Sehat di Masa Remaja
Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan tidak
dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik tubuh
yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun
menjadi berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih
banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan.
Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan dan
pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa tubuh serta
komposisi tubuh sebagai berikut:
Tinggi badan
Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.
Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncakpercepatan
lebih tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan linear dapat melambat atau
terhambat bila kecukupan makanan / energi sangat kurang atau energy expenditure
meningkat misal pada atlet.
Berat badan
Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa remaja.
Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat dipengaruhi
yasupan makanan / energi dan energy expenditure.
Komposisi tubuh
Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun massa tubuh
tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan perempuan sama.
Perilaku makan yang kurang tepat dapat membawa dampak negative terhadap
kesehatan atau status gizi remaja. Berikut beberapa masalah gizi yang dapat dialami
oleh remaja. Jenis-jenis masalah gizi pada remaja
Obesitas
Obesitas pada masa remaja cenderung menetap hingga dewasa dan makin lama
obesitas berlangsung makin besar korelasinya dengan mortalitas dan morbiditas.
Obesitas sentral (rasio lingkar pinggang dengan panggul) terbukti berkorelasi terbalik
dengan profil lipid padal penelitian longitudinal Bogalusa. Obesitas juga
menimbulkan masalah besar kesehatan dan sosial, dan pengobatan tidak saja
memerlukan biaya tinggi tetapi seringkali juga tidak efektif. Karenanya pencegahan
obesitas menjadi sangat penting dan remaja merupakan target utama.
Banyak remaja terlalu meikirkan dietnya karena khawatir tentang penampilan mereka.
Juga banyak remaja putri yang tidak memahami bahwa peningkatan jaringan
lemaknya selama masa pubertas diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
yang normal. Remaja putra dapat memiliki keyakinan yang salah bahwa diet akan
memperbaiki penampilan atletis mereka. Tetapi tanpa mereka sadari, perilaku dan
pola makan yang salah dapat menimbulkan berbagai masalah nutrisi baik yang
bersifat actual maupun potensial.
Dalam pembahasan kali ini saya akan membahas salah satu masalah gangguan gizi
pada remaja akibat perilaku dan pola makan remaja yang tidak baik, yang kemudian
dapat menyebabkan timbulnya penyakitnutrisi pada remaja.
Identitas Pasien :
Nama : A.D
Umur : 17 tahun
Pendidikan : Pelajar
Setelah melakukan wawancara, pasien mengatakan bahwa pasien mengalami
kesulitan untuk mengatur pola makan yang baik untuk tetap menjaga kesehatannya.
Disisi lain, pasien tidak suka mengonsumsi sayuran dan sangat takut mengalami
kelebihan berat badan sehingga sering mengabaikan waktu makan. Akibatnya timbul
beberapa masalah seperti cepat merasa lelah, lesu dan timbul gangguan pada mukosa
lambung sehingga sering merasakan nyeri pada hulu hati dan lambungnya.
Merujuk kepada masalah pasien, tenaga kesehatan khususnya perawat memiliki peran
yang sangat penting untuk membantu mengatasi masalah yang dialami pasien diatas.
Berikut beberapa peran perawat yang dapat dijadikan pedoman untuk membantu
mengatasi masalah pasien yakni :
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan
agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya.Peranan ini umumnya dilaksanakan oleh para pelaksana
keperawatan, baik itu dari puskesmas sampai dengan tingkat rumah sakit.
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.Biasanya bila
dalam lingkungan rumah sakit diberikan sewaktu pasien akan pulang sehingga
diharapkan pasien dapat menjalankan pola hidup sehat dan juga menjaga
kesehatannya. Untuk masalah pasien diatas, saya menerapkan peran perawat sebagai
educator dimana saya memberikan pengarahan kepada pasien bagaimana cara diet
yang tepat, bagaimana cara yang tepat untuk tetap menjaga keseimbangan gizi dengan
mengonsumsi makanan pengganti sayuran seperti buah buahan dan suplemen, dan
memberitahukan 12 pesan dasar gizi seimbang yang meliputi :
a. Makanlah aneka ragam makanan.
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energy
e. Gunakan garam beryodium
f. Makanlah makanan sumber zat besi
g. Biasakan makan pagi
h. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
i. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
j. Hindari minuman beralkohol
k. Makanlh makanan yang aman bagi kesehatan
l. Bacalah label pada makanan yang di kemas.
3. Peran Perawat sebagai Konsultan.
Peran ini sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan. Dalam masalah ini, saya selaku
tenaga kesehatan memberikan pelayanan dimana pasien dapat berkonsultasi untuk
menceritakan bagaimana keluhan dan masalah yang dihadapi sehingga didapat solusi
untuk mengatasi masalah pasien yang berhubungan dengan kesehatan bio-psiko-
sosial-spiritualnya.