Anda di halaman 1dari 18

Pokok ajaran ahmadiyah

Jakarta - Ahmadiyah dinyatakan sebagai aliran sesat, karena menyebut Mirza Ghulam
Ahmad sebagai nabi terakhir. Dalam 12 ajarannya, Ahmadiyah berkeyakinan Mirza
Ghulam adalah guru dan pemimpin yang bertugas memperkuat dakwah Islam yang
dibawa nabi Muhammad SAW.

Berikut 12 pokok keyakinan Ahmadiyah yang dibacakan dalam konferensi pers


tersebut:

1. Kami warga Jemaat Ahmadiyah sejak semula meyakini dan mengucapkan dua
kalimah syahadat sebagaimana yang diajarkan oleh Yang Mulia Nabi Muhammad
Rasulullah SAW, yaitu Asyhaduanlaa-ilaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadar
Rasullulah, artinya: aku bersaksi bahwa sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan aku
bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah.

2. Sejak semula kami warga jemaat Ahmadiyah meyakini bahwa Muhammad


Rasulullah adalah Khatamun Nabiyyin (nabi penutup).

3. Di antara keyakinan kami bahwa Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang
guru, mursyid, pembawa berita dan peringatan serta pengemban mubasysyirat, pendiri
dan pemimpin jemaat Ahmadiyah yang bertugas memperkuat dakwah dan syiar Islam
yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW.

4. Untuk memperjelas bahwa kata Rasulullah dalam 10 syarat bai'at yang harus dibaca
oleh setiap calon anggota jemaat Ahmadiyah bahwa yang dimaksud adalah nabi
Muhammad SAW, maka kami mencantumkan kata Muhammad di depan kata
Rasulullah.

5. Kami warga Ahmadiyah meyakini bahwa tidak ada wahyu syariat setelah Al-Quranul
Karim yang diturunkan kepada nabi Muhammad. Al-Quran dan sunnah nabi
Muhammad SAW adalah sumber ajaran Islam yang kami pedomani.

6. Buku Tadzkirah bukan lah kitab suci Ahmadiyah, melainkan catatan pengalaman
rohami Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad yang dikumpulkan dan dibukukan serta diberi
nama Tadzkirah oleh pengikutnya pada 1935, yakni 27 tahun setelah beliau wafat
(1908).

7. Kami warga jemaat Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan mengkafirkan orang
Islam di luar Ahmadiyah, baik dengan kata maupun perbuatan.

8. Kami warga jemaat Ahmadiyah tidak pernah dan tidak akan menyebut Masjid yang
kami bangun dengan nama Masjid Ahmadiyah.

9. Kami menyatakan bahwa setiap masjid yang dibangun dan dikelola oleh jemaat
Ahmadiyah selalu terbuka untuk seluruh umat Islam dari golongan manapun.
10. Kami warga jemaat Ahmadiyah sebagai muslim melakukan pencatatan perkawinan
di Kantor Urusan Agama dan mendaftarkan perkara perceraian dan perkara lainnya
berkenaan dengan itu ke kantor Pengadilan Agama sesuai dengan perundang-
undangan.

11. Kami warga jemaat Ahmadiyah akan terus meningkatkan silaturahim dan bekerja
sama dengan seluruh kelompok/golongan umat Islam dan masyarakat dalam
perkhidmatan sosial kemasyarakat untuk kemajuan Islam, bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

12. Dengan penjelasan ini, kami pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia
mengharapkan agar warga Jemaat Ahmadiyah khususnya dan umat Islam umumnya
serta masyarakat Indonesia dapat memahaminya dengan semangat ukhuwah
Islamiyah, serta persatuan dan kesatuan bangsa.

(irw/ana)

DOKTRIN TEOLOGI AHMADIAH DALAM KONSEPSI


SYARIAT JIHAD
By poetraboemi on Oktober 13, 2009

7 Votes

I. PENDAHULUAN

Orang lebih sering melihat Ahmadiyah dari nilai-nilai atau ajaran-ajaran menyimpang
yang ada padanya. Kurang lebih, Ahmadiyah dilihat selalu hampir dengan pandangan
negatif, yang meng-common sense. Dan tidak aneh akhirnya, andai kita menyebut kata
“ahmadiyah”, orang akan menanggapinya sebagai sesuatu yang sesat, sesuatu yang
menyimpang, dan sebagainya. Orang-orang lebih cenderung melihatnya begitu, apalagi
setelah MUI menetapkannnya sebagai salah satu golongan sesat yang wajib
diinsyafkan.
Tak pelak, hal ini menutupi kontribusi yang diberikan Ahmadiyah pada Islam. Bahwa
Ahmadiyah dengan gerakannya telah sedemikian rupa memberi warna tersendiri yang
meski tak khas tetapi memiliki pengaruh yang signifikan dalam Islam. Baik pengaruh
secara intelektual maupun praktis kerja di lapangan.

Dengan begitu, kami kembali mencoba melihat fenomena Ahmadiyah itu untuk
kembali membuka lembarannya tanpa prasangka terlebih dahulu. Untuk itu, sejenak
kami ingin melupakan term “sesat” yang sering dialamatkan orang-orang pada
Ahmadiyah.

Pembahasan dalam makalah ini, pada dasarnya bertumpu pada konsep jihad yang
ditawarkan Ahmadiyah. Penjelasan sendiri itu dimaksudkan sebagai pembuka satu
wacana. Karena memang kami maksudkan sebagai pengantar, pembahasannya pun
hanya sampai pada tataran penjelasan umum mengenai konsep jihad itu. Dengan sedikit
menyinggung aplikasinya ke realitas sosial.

II. SEJARAH KELAHIRAN AHMADIYAH

Berbicara tentang Ahmadiah tidak akan terpisah dari pembahasan tentang siapa Mirza
Ghulam Ahmad sebagai Pendiri dan pelopor lahirnya gerakan al-jamaah al-Islamiyah
al-Ahmadiyah.

Kelahiran seorang Ghulam Ahmad tidak terlepas dari konteks sosial yang terjadi ketika
dia hidup. Sebelum kelahiran Ghulam Ahmad, kerajaan Mughal yang saat itu sedang
menguasai India tengah berada di ambang keancuran. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
beberapa sebab yaitu, melemahnya pemerintahan dikarenakan oleh adanya dekadensi
moral dan pola hidup mewah yang melanda para pejabat kerajaan, selain itu banyak
terjadi pemberontakan yang dilancarkan oleh golongan Hindu dan Sikh, belum lagi
campur tangan Inggris yang datang ke India sejak abad 15 M telah membuat
pemerintahan Mughal ketika itu menjadi mundur.

REPORT THIS AD

Situasi keagamaan pada tahun-tahun kelahiran Ghulam ahmad ditandai dengan


gencarnya gerakan misionaris Kristen di seluruh dunia karena sejak pada tahun 1814-
1815 M ketika terbentuknya British and foreign Bible Society orang-orang Kristen
mengnggap tahun itu sebagi The great Century of World Evangelization (abad agung
penginjilan dunia). Dan India menjadi salah satu target kristenisasi, Jutaan orang India
memeluk agama Kristen melelui gerakan itu.

Selain kondisi India sedang mengalami kemunduran dan gencarnya gerakan


kristenisasi, di India juga muncul gerakan Neo-Hindu yang sangat agresif dan militan.
Sedangkan kondisi umat Islam saat itu tengah mengalami keprihatianan, mayoritas dari
mereka gemar minum Khamr, melacur, menghisap candu, dan malas. Umat Islam
disana ketika itu mudah berselisih hanya karena hal-hal sepele, sepi dari majlis-majlis
ilmu dan kegiatan di masjid pun kosong dari jamaah.

Ghulam Ahmad lahir pada 13 Februari 1835 M/14 Syawal 1250 H di Qadian , India ,
ayahnya adalah seorang tabib yang mahir. Ghulam ahmad tidak banyak mendapatkan
pendidikan formal semasa hidupnya. Ia mulai mendapatkan pndidikan ketika berusia 6
tahun di rumah, dimana ayahnya mendatangkan guru privat untuk mengajarkan al-
Quran dan kitab-kitab berbahasa Parsi, Nahwu-Sharaf, dan manthiq, sedangkan ilmu
ketabiban ia peroleh dari ayahnya sendiri.

Setelah berusia 29 tahun, Ghulam ahmad menjadi pegawai negeri di pemerintahan


Inggris di Bupati Sialkot . Setelah empat tahun bekerja, Ghulm dipanggil ayahnya
pulang ke Qadian untuk bertani, semenjak itu sebagian waktunya ia pergunakan untuk
memdalami al-Quran dan menyepi. Ghulam merasa sangat sedih melihat keadaan umat
Islam yang sangat memprihatinkan, disisi lain golongan Hindu, Nasrani dan sikh
melancarkan berbagai serangan berupa pemikiran maupun senjata

Setelah kematian ayahnya, Ghulam ahmad lebih memfokuskan diri untuk menulis
beberapa artikel untuk membela ajaran-ajaran Islam dari serangan yang dilancarkan
oleh berbagai golongan hususnya Nasrani dan Arya Samaj di beberapa media masa.
Pada tahun 1880, Ghulam Ahmad menerbitkan sebuah buku yang sangat monumental
yaitu Barahin Ahmadiyah yang berisi tentang keunggulan-keunggulan ajaran Islam dan
ketinggian Al-Quran dibandingkan agama Nasrani, Hindu, Arya Samj, dan agama-
agama liannya. Dengan penerbitan buku Barahin Ahmadiyah itu banyak timbul pro-
kontra antar umat beragama di India . Sedangkan oleh umat Islam sendiri buku itu
disambut dengan suka cita karena telah dianggap membela ajaran agama Islam.
Selain berisi tentang keunggulan-keunggulan Islam dari agama-agama lain, dalam
buku Barahin Ahmadiyah terdapat pendakwaan bahwa Ghulam Ahmad adalah seorang
mujadid abad ke 14 M. Pada tahun 1883 banyak dari kalangan umat Islam yang ingin
melakukan baiat menjadi muridnya, namun Ghulam menolaknya dengan alasan belum
mendapatkan perintah untuk mnerima baiat. Pada tahun 1888 M, setelah ghulam ahmad
mendapatkan ilham untuk menerima baiat muridnya, sebanyak 40 orang melkukan
baiat kepadanya. Dan sejak tahun 1889 al-jamaah al-Islamiyah al-Ahmadiyah resmi
berdiri.

Tidak lama setelah pengakuan dirinya sebagai seorang mujadid abad ke 14 M, Ghulam
ahmad mengaku telah menerima wahyu bahwa Nabi Isa telah wafat, sedangkan al-
Masih yang dijanjikan kedatangannya oleh Nabi Muhammad adalah Gulam Ahmad
sendiri. Setelah pengakuan dirinya sebagai Al-Masih al Maud dan pendakwaan dirinya
sebagai Iimam Mahdi, gemparlah seluruh umat beragama di India saat itu, baik itu di
golongan umat Islam sendiri maupun kelompok Nasrani. Banyak orang yang
mengkritik dan mengklaim Ghulam sebagai kafir dan sesat, namun di lain pihak banyak
pula yang mendukung dan menjadi pengikutnya dengan melakukan bai’at kepadanya.
Penentangan terhadap Ghulam pun semakin menjadi-jadi semenjak tahun 1901 yaitu
ketika dia mendakwakan dirinya sendiri sebagai seorang “nabi Dzilli” dan umati’ (nabi
bayangan dan nabi umat Muhammad)

Umat Islam ketika itu selalu menunggu-nunggu kedatangan Imam Mahdi yang
dipercaya akan datang di ahir zaman untuk menegakkan keadilan, mebembebaskan
manusia dari ketertindasan, kemiskinan dan kebodohan. Beberapa tahun sebelum
Ghulam mengaku sebagai Imam Mahdi, telah terjadi pemberontakan yang dipimpin
oleh seseorang yang mengaku dirinya sendiri sebagai Imam Mahdi terhadap
pemerintahan Inggris di Sudan serta telah terjadi pemberontakan Munity di India, hal
itu menimbulkan kecurigaan pemerintahan Inggris kepada Ghulam bahwa dia berncana
melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Inggris. Belum lagi keadaan
mayoritas umat Islam Ketika itu banyak menganggap bahwa jihad terbesar adalah
dengan mengangkat senjata dan melakukan perlawanan fisik demi menegakkan
hukumAllah, hal itu semakin menguatkan kecurigaan Inggris terhadap Ghulam

Untuk menggugurkan kecurigaan pemerintah Inggris tersebut, Ghulam menegaskan


bahwa meskipun Ghulam mendakwakan dirinya sebagai Imam Mahdi, ia tidak akan
melakukan pemberontakan terhadap Inggris karena Imam Mahdi yang dijanjikan
kedatangannya oleh Nabi Muhammad di ahir zaman adalah sebagai penegak keadilan
dan pembawa Islam secara damai tanpa peperangan.

Meskipun ada beberapa doktrin yang sepertinya melenceng dari ajaran Islam pada
umumnya, sumbangih Ghulam ahmad sebagai pendiri aliran Ahmadiyah tidak bisa
dianggap kecil. Selama hidupnya, Ghulam telah banyak melakukan perjuangan dan
pembelaan terhadap umat Islam. Cita-citanya untuk menegakkan kembali puing-puing
kejayaan Islam dengan jalan damai telah banyak menginspirasi umat Islam baik pada
masa dia hidup bahkan sampai beberapa tahun kemudian dan hingga kini. Namun
kesempatannya untuk terus memberikan sumbangsih kepada umat harus berahir karena
pada tanggal 26 Mei 1908 Ghulam ahmad wafat di Lahore dan dikebumikan di Qadian.

DOKTRIN TEOLOGI AHMADIAH DALAM KONSEP SYARIAT JIHAD

Keadaan mayoritas umat Islam Ketika Ghulam hidup menganggap bahwa jihad terbesar
adalah dengan mengangkat senjata dan melakukan perlawanan fisik. Untuk mengubah
pemahaman mayoritas kaum muslim tentang jihad yang keliru itu, Ghulam menulis
karangan yang berbicara tentang Jihad yang disusun dengan tujuan untuk menyerukan
kepada masyarakat India agar mereka tidak melakukan pemberontakan dan
penyerangan terhadap pemerintahan Inggris, karena hanya di bawah pemerintahan
Inggris, India akan menjadi lebih baik.

Perlawanan yang dilakukan dengan cara kekerasan dan pemberontakan akan merugikan
umat Islam sendiri yang ketika itu tengah lemah dan mengalami krisis. Ghulam
memberikan penerangan kepada Inggris bahwa Al-Quran tidak memperkenankan
umatnya untuk melawan pemerintahan baik pemerintahan Muslim maupun kafir
selama pemerintah tidak ikut campur dalam masalah akidah dan keimanan, serta tidak
melarang pengembangan agama.

Pemikiran Ghulam Ahmad yang humanis dan jauh dari nilai-nilai kekerasan itu
membuat dia diasumsikan oleh beberapa golongan sebagai agen imperialisme Inggris
di India karena ia tidak mau dan melarang pengikutnya mengangkat senjata melawan
Inggris, beberapa pengkaji dan pemerhati lainnya menganggap Ahmadiyah sebagai
aliran pemikiran dan ideology tersendiri di luar Islam. Sedangkan beberapa golongan
lain memandang Ghulam Ahmad sebagai orang yang “anti jihad” dan penghapus syariat
jihad dalam Islam.
Padahal jika kita telaah secara seksama konsep jihad yang diusung oleh Ghulam
tidaklah bertentangan dengan syariat. Menurut Ghulam, ada tiga konsep jihad yaitu,
jihad asghar (jihad kecil), jihad kabir (jihad besar), dan jihad akbar (jihad terbesar)
berikut pemaparan tentang ketiga jenis jihad tersebut

A. Jihad Asghar

Jihad asghar dikategorikan sebagai jihad kecil, yaitu jihad dengan melalui peperangan
fisik dan senjata. Kaum orientalis Barat sering kali salah dan keliru memandang bahwa
jihad dalam Islam diartikan sebagai perang suci (holy war) untuk menegakkan agama
Islam. Namun hal itu tidak semata-mata kesalahan kaum orientalis namun hal itu juga
merupakan kesalahan yang disebabkan oleh umat Islam sendiri, hususnya kaum ulama
fikih yang memaknai jihad dalam makna qital (perang), banyak dari merka
menjadikan qital sebagai sinonim dari jihad. Yang kemudian hal itu membuat jihad
seolah-olah identik dengan qital

Jihad dengan mengangkat senjata dan kekerasan disebut dengan qital dalam al-Quran,
hanya diizinkan oleh orang-orang yang diperangi dan dianiaya dan terusir dari kampung
halamannya karena mengatakan Tuhan kami hanyalah Allah. Menurut al-Quran,
peperangan yang diizinkan oleh Allah adalah tidak bertujuan untuk memusnahkan
agama lainnya, bahakan untuk melindungi berbagai macam agama (QS. Al-Hajj
[22]:39-40)[1]

Oleh karena itu, Penyebaran agama dengan kekerasan dilarang (QS. Al-Baqarah [2]:
256) karena kebebasan beragama sangat dijunjung tinggi dalam al-Quran (QS. Yunus
[10]: 99) dan al-Kafirun [109]: 6). Jika musuh berhenti memerangi dan menghendaki
perdamaian maka peperangan harus dihentikan (QS. Al-Anfal [8]: 61-62), karena dalam
keadaan berperang pun menurut al-Quran jangan sampai melampaui batas (QS. Al-
Baqarah [2]: 190).[2] Nabi muhamad sendiri menganggap bahwa peperangan dengan
mengangkat senjata merupakan jihad kecil (jihad asghar)

Ghulam ahmad mengakui bahwa jihad dalam melakukan peperangan dengan


mengangkat senjata pernah dilakukan oleh Rasulaallah dan para sahabatnya dalam
situasi dan kondisi tertentu, jihad asghar ini boleh dilakukan dengan berbagai macam
persyaratan yang harus dipenuhi.
Ghulam mengecam keras pembeontakan terhadap pemerintahan yang sah, meskipun
pemerintahan tersebut dipimpin oleh pemerintahan kafir, apalagi melakukan
pemberontakan atas nama jihad, karena pemberontahan akan merugikan umat Islam
sendiri yang ketika itu umat Islam dalam keadaan sangat lemah dan juga akan merusak
citra agama Islam yang menjunjung tinggi persaudaraan, akhlak mulia dan kasih sayang
menjadi citraan sebagai agama yang anarkis.

B. Jihad Kabir

Jihad kabir yaitu jihad dalam bentuk menyebarkan nilai-nilai ajaran al-Quran dan Islam.
Jihad semacam ini disebut sebagai jihad besar (QS. Al-Furqan [25]:52), Jihad bentuk
ini dikatakan oleh Ghulam lebih cocok dengan situasi dan kondisi umat Islam saat ini.
Karena musuh-musuh Islam telah melakukan penyerangan dalam Islam dengan
berbagai tulisan yang menyudutkan dan merusak nama baik Islam. Maka umat Islam
seharusnya tidak melakukan jihad dengan kekerasan tetapi dengan “jihad ruhani”
(secara spiritual) dan “jihad bi al-qalam” (jihad dengan pena)

Karena dengan keyakinan inilah, sejak muda, ghulam telah concern menulis buku dan
artikel yang beisi pembelaan terhadap Islam yang saat itu golongan nasrani dan Arya
Samaj sering melakukan serangan-serangan di media masa, sehingga pada tahun 1880
M Ghulam menulis buku yang berjudul Barahin Ahmadiyah yang isinya memeparkan
tentang keunggulan Islam dan ketinggian al-Quran dibandingakan agama Nasrani dan
Arya Samaj, serta agama-agama lainnya.

Selain itu, Ghulam juga lebih concern melakukan jihad kabir ini dengan mendirikan
jamaat Islam Ahmadiyah pada tahun 1889. Dengan berdiirinya jamaat Islam
Ahmadiyah ini, penerbitan buku-buku yang berisi tentang pembelaan terhadap ajaran
Islam semakin gencar dilakukan, beberapa mubaligh dididik dan dikirman ke berbagai
daerah, dan beberapa Negara di Eropa, Amerika, Afrika, Asia dan Australia, masjid-
masjid dan pusat-pusat tabligh pun terus dibangun.

C. Jihad Akbar

Jihad akbar (jihad yang terbesar) yaitu perjuangan melawan hawa nafsu. Berkenaan
dengan usaha perjuangan melawan hawa nafsu untuk menciptakan tingkat
kesempurnaan budi pekerti umat mnusia, Ghulam memiliki perangkat landasan
pemikiran tersendiri. Landasan pemikiran ini adalah tentang kondisi atau pembawaan
manusia di dunia setelah penciptaannya, yang bisa mencapai derajat yang tinggi dengan
budi pekerti yang tinggi namun bisa juga jatuh ke dalam drajat yang rendah dengan
budi pekerti yang rendah.

Menurut Ghulam, pembawaan manusia terbagi menjadi tiga kondisi yaitu: pembawaan
alami (thabi’i), pembawaan akhlak (akhlaqi), dan pembawaan ruhani (ruhani). Menurut
Ghulam, keadaan-keadaan thabi’i manusia memiliki hubungan yang sangat erat dengan
keadaan-keadaan akhlaqi dan ruhaninya, ketiganya bukan merupakan sesuatu yang
terpisah antara satu dengan yang lainnya. Jika keadaan-keadaan thabi’I manusia
diperguanakan sesuai dengan bimbingan syariat, maka keadaan-keadaan tersebut akan
berubah menjadi nilai-nilai akhlak, yang mana hal itu akan memberi pengaruh yang
mendalam sekali pada keruhaniannya. Selama keadaan-keadaan thabi’i tidak beralih ke
dalam warna akhlak, maka manusia tidak layak mendapatkan ledudukan yang
terhormat, karena keadan-keadaan itu terdapat juga di dunia hewan dan tumbuhan.
Begitu juga jika manusia hanya memiliki akhlak saja maka ia tidak akan meraih
kehidupan ruhani karena seorang koruptor dan pemohong pun sering memperhatikan
akhlak yang baik, seperti: ramah, rendah hati, dan suka damai.

Beberapa perbaikan yang berkaitan dengan keadaan thabi’i manusia adalah bagian dari
akhlak yang disebut adab (sopan santun), jika adab diterapkan, maka orang-orang
biadab di mana pun dpat menjadi seimbang, normal, dan dapat melepaskan diri dari
kehidupan liar dan buas.

PENUTUP

Pada tataran aplikatifnya, konsep jihad dalam pembahasan makalah ini belum
disinggung secara lebih detail. Tetapi dari apa yang kami paparkan di atas mengenai
konsep jihad dalam Ahmadiyah semoga memberi sebuah gambaran lain yang dapat
memperluas wawasan kita tentang Ahmadiyah. Ahmadiyah yang tidak melulu
dipandang sebagai aliran sesat dan sebagianya.

Besar harapan kami, ada pembahasan lain setelah ini yang dapat menjelaskan lebih
lanjut tentang gerakan Ahmadiyah.

DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin, Asep. 2005. Ghulam Ahmad; Jihad tanpa kekerasan. Yogjakarta: LKiS.

Fathoni, Nuslih. 2002. Paham Mahdi Syiah dan Ahmadiyah dalam Perspektif. Jakarta
: Rajawali Pers

Kurniawan, apep Fajar. 2006. Teologi Kenabian Ahmadiyah. Jakarta : RMBOOKS.

M.A. Suryawan, 2006, Bukan Sekedar Hitam Putih, Tangerang: Azzahra Publishing

Di bawah ini adalah beberapa ajaran dan doktrin sesat Ahmadiyah (baik Qadian maupun Lahore) yang
bersumber dari pendirinya, Mirza Ghulam Ahmad (MGA) dan para pengikut setianya. Setiap penyebutan Al-
Masih yang dijanjikan bermakna MGA.

Akidah tentang Wahyu, Alquran, dan Penutup Para Nabi


“Aku bersumpah dengan Allah yang nyawaku dalam genggaman-Nya, Dialah yang mengutusku dan
menamai aku nabi dan memanggilku dengan nama Al-Masih yang dijanjikan. Dan Dialah yang menurunkan
bukti-bukti untuk menunjukkan kebenaran pengakuanku, yang jumlahnya mencapai tiga ratus ribu bukti.”
(MGA dalam Tatimmah Haqiqah al-Wahy 68, RK 22/503).

“Dialah Tuhan yang sebenarnya, yang telah mengutus Rasulnya di Al-Qadian (tampat kelahirannya), dan
sesungguhnya Allah menjaga Al-Qadiyan dan memeliharanya dari penyakit Tha’un meskipun ia berlangsung
tujuh puluh tahun, karena aku tempat tinggal rasulnya, dan ini adalah tanda (kebenaran) bagi manusia.”
(MGA dalam Dafi’ al-Bala 10, RK 18/330).
Dia mengatakan, “Sesungguhnya Allah menurunkan ayat-ayat untuk membuktikan kebenaran risalahku,
yang sekiranya ayat-ayat itu dibagi kepada seribu nabi, niscaya cukuplah ayat tersebut membuktikan
kenabian mereka semua, akan tetapi setan manusia tidak percaya hal ini.” (MGA dalam Jasymah Ain
makrifah 317 RK 332).
“Adalah merupakan nikmat Allah bahwa para nabi itu senantiasa datang dan mata rantai mereka tidak
terputus. Ini adalah peraturan Allah yang kamu tidak mampu menghadapinya.” (Diringkas dari Khithabat
Sialkut 25 RK 20/22).
“Ali (Jibril) datang kepadaku lalu ia memilih dan memutar-mutar telunjuknya dan menunjuk aku dan
mengatakan bahwa Allah menjagamu dari musuh.” (MGA dalam Mawahib ar-Rahman 66, RK 19/282).
“Demi Allah Yang Maha Agung, aku beriman kepada wahyu sebagaimana aku beriman kepada Alquran dan
kitab-kitab lainnya yang diturunkan dari langit. Aku percaya bahwa ucapan yang turun kepadaku berasal
dari Allah, sebagaimana aku percaya Alquran itu turun dari sisi-Nya.” (MGA dalam Haqiqah al-Wahy 221, RK
20/220).
Pahamilah apa itu syariah. Syariah ialah penjelasan tentang perintah dan larangan, orang melakukan itu
dan menetapkan peraturan-peraturan untuk pengikutnya, maka ia telah menjadi shahibisy syariah
(pembuat syariah), maka aku shahibisy syariah karena Dia mewahyukan kepadaku perintah dan larangan.
Syariah itu tidak harus membawa hukum-hukum baru, karena ajaran-ajaran yang ada dalam Alquran, ada
pula dalam Taurat. Itulah yang diisyaratkan oleh Tuhan.”

“Sesungguhnya hal ini ada dalam lembaran-lembaran yang lalu, lembaran-lembaran Ibrahim dan Musa.”
(MGA dalam Arba’in No. 4 h. 6 RK 17/435).

“Dan tidaklah aku ini melainkan seperti Alquran.” (MGA dalam Tadzkirah 688).

Keyakinan Al-Qadiani pada Isa a.s.

“Sesungguhnya aku adalah Al-Masih dan sungguh aku berjalan dan berenang. Dan sesungguhnya Isa telah
wafat dan tidak hidup seperti kehidupanmu.” (MGA dalam Tuhfatun Nadwah 1, RK 19/89).

“Adapun turunnya Isa dari langit, kami telah menyimpulkan bahwa itu batil, dalam kitab kami Al-Hamamah.
Dan kesimpulannya ialah bahwa kita tidak menemukan hal itu dalam Alquran selain masalah wafatnya (Isa)
saja.” (Nurul Haq 1/51, Ainah Kamalat Islam 561, RK 8/69).

“Masalah turunnya Isa Nabi Allah karangan orang-orang Nasrani. Adapun Alquran menjelaskan bahwa
(Allah) mewafatkannya dan digabungkan dengan orang-orang mati.” (Khotbah Ilhamiyah 4, RK 16/4).

“Keyakinan akan hidup kembalinya Isa adalah karangan orang-orang Nasrani dan kebohongan mereka. Dan
umat Islam yang menyangka bahwa Isa akan turun dari langit tidaklah mereka mengikuti kebenaran dan
mereka terjerumus ke dalam jurang kesesatan.” (Khotbah Ilhamiyah 6, RK 16/6).

“Termasuk kurang akhlak jika dikatakan bahwa Isa tidak mati. Ini adalah syirik yang besar. Keyakinan ini
menghabiskan seluruh kebaikan dan bertentangan dengan kecerdasan. Ia telah wafat seperti saudara-
saudaranya. Ia telah mati seperti orang-orang di zamannya. Keyakinan bahwa ia masih hidup itu ada di
kalangan umat Islam, berasal dari orang-orang Nasrani.” (Lampiran Haqiqah al-Wahy, Al-Istifta’ 39, RK
22/660)

Ucapan Al-Qadiani tentang Maryam a.s.

“Tidak ada perbedaan antara khotbah dan nikah di kalangan orang Afghanistan demikian pula di kalanan
orang Yahudi. Dan bukanlah aib bagi gadis-gadis untuk bertemu dan bergaul bebas dengan tunangan-
tunangan mereka. Buktinya pergaulan bebas antara Maryam dengan tunangannya Yusuf, keduanya berjalan
bersama di luar rumah sebelum nikah. Ini adalah bukti benar atas pernyataan tadi.” (Footnote Ayyam as-
Shulh 66, RK 14/300).
“Tatkala Maryam bernazar kepada Haekal untuk mengabdi pada Baitul Makdis seumur hidupnya, lalu ia
tidak nikah dengan siapa pun sepanjang hayatnya. Namun, tatkala ia hamil satu tahun atau tujuh bulan,
lalu para pemuka masyarakat menikahkan Maryam dengan seorang tukang kayu yang bernama Yusuf dalam
keadaan hamil. Dan setelah sebulan atau dua bulan ia membawa Maryam ke rumahnya, lahirlah dari rahim
Maryam seorang anak dan dialah yang memberinya Isa dan Yesus.” (Jasymal Masihi 26, RK 20/355).

“Isa bin Maryam a.s. bekerja sebagai tukang kayu selama dua puluh dua tahun bersama ayahnya Yusuf.”
(Footnote Izalah Awham 125).

“Isa a.s. memiliki empat orang saudara laki-laki dan dua orang saudara perempuan, seluruhnya seibu
sebapak, seluruhnya putra-putri Yusuf dan Maryam.” (Footnote Kasyti [Safinah] Nuh 20, RK 12/8).

Ucapan Al-Qadiani tentang Anak Maryam, Ad-Dajal, Ya’juj dan Ma’juj

“Kami berhak untuk mengatakan bahwa putra Maryam, Ad-Dajal, keledai, demikian pada Ya’juj dan Ma’juj,
binatang bumi (yang akan muncul menjelang kiamat) belum tersingkap hakikat yang sesungguhnya
terhadap Nabi saw. dan beliau belum mengetahui yang sebenarnya.” (Izalah Awham 282).

“Adapun tentang Ad-Dajal, dengarkanlah, aku jelaskan kepadamu hakikat dari kepercayaan ilham. Wahai
saudara-saudaraku yang mulia, telah dikasyaf untukku bahwa kesatuan Ad-Dajal bukanlah kesatuan
kepribadian, tetapi kesatuan jenis, artinya kesatuan pendapat pada jenis sifat-sifat Ad-Dajal. Hal ini
dipahami dari lafaz ad-dajal. Pada nama ini ada ayat-ayat bagi orang-orang yang berpikir. Jadi, yang
dimaksud dari lafadz ad-dajal ialah serentetan semangat-semangat dajaliyah yang saling berkaitan.” (Ainah
Kamalat Islam 554-555, RK 5/554)

“Tidak ada arti dari Ad-Dajal selain kaum Nasrani. Adapun keledai Ad-Dajal itu ialah kereta api yang
diciptakan Nasrani.” (Izalah Awham 279, 297, 298).

Yang dimaksud dengan binatang bumi dalam firman Allah, “Dan kami keluarkan kepada mereka binatang
dari bumi” ialah para ulama yaitu jamakatul mutakallimin.” (Izalah Awham, hal 503, RK 3/370).

“Yang dimaksud dengan binatang bumi ialah ulama su’, ulama yang jelek.” (Hamamah al-Bisyra 143,
RK7/308).

“Yang dimaksud dengan binatang bumi adalah virus-virus Tha’un.” (Nuzul Almasih 38, RK 18/415).

“Adapun hadis-hadis tentang kedatangan Al-Mahdi, engkau tahu bahwa seluruhnya lemah dan cacat, saling
kontradiktif, bahkan ada hadis Ibnu Majah dan kitab-kitab lainnya menjelaskan bahwa tidaklah Al-Mahdi itu
selain Isa bin Maryam. Lalu bagaimana kita berpedoman pada hadis-hadis seperti ini.” (Humamah al-Bisyra
148, RK 7/314).
“Yang dimaksud dengan Ya’juj dan Ma’juj ialah Rusia dan Inggris.” (Syahadah Alquran 24, RK 6/320).

Dia mengatakan pula, “Telah ditentukan bahwa Ya’juj dan Ma’juj menjadi bangsa terbesar, yaitu Inggris dan
Rusia. Kedua agama inilah yang menguasai orang-orang lemah, bahwa keduanya yang menang karena
kekuatan pemberian ilahi.” (Izalah Awham 502, RK 3/369).

Makian dan Kedustaan Besar atas Isa a.s.

“Sesungguhnya Allah mengutus dari umat ini Al-Masih yang lebih besar kemuliaannya dari Al-Masih yang
pertama dengan beberapa tingkatan. Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sekiranya Isa bin Maryam
hidup pada zamanku ini, niscaya ia tidak dapat melakukan apa yang aku lakukan dan ia tidak sanggup
menampakkan ayat-ayat dan bukti-bukti seperti yang aku nampakkan.” (MGA dalam Haqiqah al-Wahy 148,
RK 22/152).

“Sesungguhnya Al-Masih pernah minum khamr, mungkin karena penyakit atau kebiasaan lama beliau.”
(Footnote Safinah Nuh 65).

“Saya melihat bahwa Al-Masih itu tidak meninggalkan minum khamr.” (Review of Religion 1/172, RK
10/296).

“Sesungguhnya Al-Masih tidak sanggup untuk mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia orang saleh,
karena masyarakat mengetahui bahwa ia adalah peminum minuman keras dan berakhlak buruk.” (Sit
Bacan, footnote 172. RK 10/296).

“Sesungguhnya keteladanan Al-Masih suci dan disucikan adalah tiga nenek beliau dari ayah dan ibu beliau,
seluruhnya wanita nakal dan pezina. Dari darah yang bersih inilah keberadaan Isa, ia terakhir dari wanita-
wanita pelacur dan dia bergaul dengan mereka. Dan mungkin karena aib inilah sehingga beliau melarang
orang bertakwa disentuh oleh wanita pezina dan dipakaikan minyak rambut oleh wanita pezina dari
hartanya yang haram. Hendaklah masyarakat memahami bahwa bagaimana akhlak orang yang seperti ini.”
(Footnote Lampiran Injam Atiham, 7 RK 11/291).

“Saya dikena penyakit gula sejak beberapa tahun. Saya kencing sampai seratus kali sehari. Sebagian
sahabat saya mengatakan bahwa afion bermanfaat untuk penyakit gula, dan boleh digunakan untuk tujuan
pengobatan, lalu saya mengatakan kepadanya, ‘Saya senang kepadamu karena telah menghiburku, namun
saya khawatir bahwa saya dimaki oleh orang banyak, lalu mereka mengatakan bahwa Al-Masih yang
pertama peminum minuman keras, dan Al-Masih yang kedua pecandu afion’.” (Nasim Dakwah 69, RK
19/434â??435).

“Apakah kamu telah memikirkan jawaban terhadap masalah nenek-nenek dari ayah dan ibu Al-Masih. Saya
telah lelah memikirkan hal ini dan belum terlintas di benak saya jawaban yang tepat. Alangkah indahnya
Tuhan yang nenek-neneknya dari ayah dan ibunya mempunyai sifat-sifat ini.” (Nurul Alquran 2/13. Footnote
75. RK 29/394).

“Sekelompok wanita cantik duduk sangat dekat dengan Al-Masih seakan mereka itu dibawah ketiaknya.
Mereka terkadang memakaikan minyak wangi di belakang beliau. Terkadang pula mereka mengelus-elus
kakinya, menyentuhkan rambut mereka yang cantik dan hitan di kakinya, mereka mengelus-elus dadanya,
sementara Yesus bersenandung menikmati keadaan ini dan menghardik orang yang menegurnya.”

“Aneh dan sungguh mengherankan! Al-Masih seorang pemuda yang sempurna, pecandu minuman keras,
bujang, lalu ia dikelilingi sekelompok wanita cantik, mereka merapatkan tubuh mereka ke tubuhnya. Apakah
ini perilaku orang saleh? Apakah buktinya bahwa Yesus tidak terangsang setelah disentuh oleh wanita-
wanita tersebut?”

“Sayang sekali Yesus tidak sempat berhubungan dengan istrinya setelah melihat wanita nakal. Bagaimana
suasana jiwanya setelah bersentuhan dengan wanita kotor, mereka saling bermain dan mereka mencapai
puncak rangsangan syahwat. Itulah sebabnya Yesus tidak sanggup untuk mengatakan, ‘Menjauhlah dariku
hai pelacur’.”

“Kitab Injil menjadi saksi bahwa wanita itu adalah pelacur yang terkenal di kota itu.” (Nur Alquran 2/25. RK
9/449).

“Bagaimana sifat-sifat Al-Masih? Ia seorang yang rakus, banyak makan, peminum, bukan ahli ibadah, bukan
pula seorang ahli zuhud, tidak taat kepada kebenaran, dia seorang yang sombong, angkuh, dan mengaku
sebagai Tuhan.” (RK 9/38. Maktubat Ahmadiyah 3/23. 240. Nur Alquran 219).

“Ya, dialah (Yesus Al-Masih) yang terbiasa banyak memaki dan sangat jelek akhlaknya.” (RK 11/289,
lampiran Injam Atiham 5 [foot note]).

“Hendakah disebutkan pula bahwa Yesus Al-Masih itu mempunyai kebiasaan berdusta.”

“Dia, Al-Masih bin Maryam, adalah seorang yang sangat lemah dari semua segi. Ia terlahir dari tempat
keluar yang terkenal kotor, tempat keluarnya kotoran besar. Kemudian ia senantiasa lapar dan haus
terhadap keluarganya, dan ia selalu membawa penderitaan penyakit.” (Barahin Ahmadiyah 4/369, Footnote
RK 21/440).

“Islam tidak mengenal ajaran seperti apa yang ada pada agama Kristen bahwa Tuhan itu terlahir seperti
manusia dari perut seorang wanita, makan darah haid sampai sembilan bulan, ia tinggal di dalam tubuh
putri Ilyasa, melewati kebiasaan-kebiasaan wanita-wanita pelacur, dia diciptakan sesuai perilaku wanita-
wanita nakal itu, dan dia punya hubungan dengan mereka sebagai anak, dan dia diciptakan dari darah,
tulang, dan daging ibunya. Bahkan pada kecilnya ia ditimpa penyakit kurus/kurang gizi, penyakit gigi, lalu ia
melewati hampir seluruh hidupnya sebagaimana manusia biasa pada umumnya, lalu ia mengaku sebagai
Tuhan menjelang kematiannya.” (Sitbacan 173, RK 10/297-298).

“Ibnu Maryam tidak lebih mulia anaknya Kachalia (Ram jenderal seorang buruh).” (Injam Atiham 141, RK
11/41).

“Sifat macho pada laki-laki adalah sifat yang terpuji. Sedang sifat banci bukanlah sifat yang baik. Ia adalah
cacat, sama dengan tuli dan bisu. Problemnya ialah bahwa Al-Masih a.s. tidak memberikan contoh yang baik
dalam hal hubungannya dengan istri, karena ia tidak diberikan sama sekali sifat kesempurnaan sebagai
seorang laki-laki.” (Nur Alquran 2/11, RK 9/392).

Keyakinan Al-Qadian terhadap Desa Kelahirannya

“Sesungguhnya bumi Al-Qadian berhak untuk dihargai, karena menyerang dia sama dengan menyerang
tanah haram.” (Durr Tsamin 52).

“Alquran Karim telah menyebutkan tiga nama daerah sebutan penghargaan dan penghormatan, yaitu
Mekah, Madinah, dan Qadiyan.” (Footnote Izalah al-Awham 77, RK 3/140).

“Masjid Al-Aqsa ialah masjid yang dibangun oleh Al-Masih yang dijanjikan (MGA), di Al-Qadian.” (Khotbah
Ilhamiyah 25, Footnote).

“Al-Qadian adalah ummul qura (pusat bumi) maka barangsiapa yang terputus darinya ia diputuskan dan
ditolak, maka hindarilah bahwa kamu diputuskan dan ditolak. Buktinya telah terputus buah-buah Mekah dan
buah-buah Madinah, tetapi buah-buah Al-Qadian masih tetap ranum segar.” (Haqiqah ar-Ru’ya 46).

“Sesungguhnya Al-Qadian adalah pusatnya bumi, ia adalah ummul qura, dan tidak mungkin terjadi manfaat
apa pun tanpa tempat suci ini.” (Khotbah Jumat yang disampaikan oleh Mahmud Ahmad bin Al-Qadiani di
Al-Qadian, disebarkan dalam koran mereka Al-Fadhl 3 Januari 1925 M).

“Sungguh Allah telah menyucikan tiga tempat ini: Mekah, Madinah, dan Al-Qadian. Dan Dia memilih ketiga
tempat ini untuk memunculkan cahaya-Nya.” (Koran Al-Fadhl 3 Semptember 1935 M).

“Firman Allah, ‘Siapa yang memasukinya aman’. Yang dimaksud ialah masjid Qadian.” (Al-Qadian
mempunyai nama lain, yaitu Darul Aman – Tablig Risalat 6/152).

“Orang yang berziarah ke kubah Al-Masih yang dijanjikan di (Al-Qadian) yang putih, ia mendapatkan berkah
yang khusus untuk kubah hijau Nabi di Madinah. Alangkah celakanya orang yang tidak mendapatkan
kenikmatan ini dalam haji akbar ke Qadian.” (Koran Al-Fadhl 18 September 1922).
“Apa itu Al-Qadian? Al-Qadian adalah ayat yang besar dari ayat-ayat kebesaran dan kekuasaan Allah,
sebagaimana yang dikatakan yang mulia al-Masih yang dijanjikan (Al-Qadian), dan dia juga sebagai tempat
kekhalifahan rasul Allah, dan tempat tinggal Al-Masih, tempat kelahirannya dan tempat pemakamannya dan
di desa ini tepat penyelamat dunia, pembunnuh Dajal, penghancur salib, pemenang agama Islam atas
seluruh agama.” (Koran Al-Fadhl 13 Desember 1939).

“Saya mengatakan kepadamu dengan jujur bahwasanya Allah memberi tahu saya bahwa tanah Qadian
mendapat berkah, turun kepadanya berkah-berkah yang sama dengan yang turun di Mekah dan Al-Madinah
al-Munawwarah.” (Ucapan putra Al-Qadian, koran Al-Fadhl 10 Desember 1932).

“Sesungguhnya Al-Qadian adalah sumber nikmat dan berkah Allah. Berkah dan nikmat ini tidak turun di
tempat lain seperti yang turun di Al-Qadian.”

“Dari Ghulam Ahmad al-Qadiani, ‘Sesungguhnya orang yang tidak datang ke Qadian, saya khawatirkan
imannya’.” (Anwar Khilafat 117 oleh putra Al-Qadiani).

“Jika tanah Arab berbangga dengan tanah haramnya, maka tanah Ajam berbangga dengan tanah Al-
Qadian.” (Koran Al-Fadhl 25 Desember 1932).

Keyakinan Al-Qadiani tentang Haji **)

“Muktamar tahunan kita adalah haji. Dan sesungguhnya Allah memilih tempat untuk haji di Al-Qadiani
terlarang di sana untuk berkata kotor, fasik, dan berbentahan.” (Barbaret al-Khilafat 705 oleh putra Al-
Qadiani).

“Tak ada Islam tanpa iman pada Ghulam al-Qadiani dan tak ada haji tanpa kehadiran di muktamar Al-
Qadiani. Haji ke Mekah tidak menjalankan misinya dan tidak mencapai tugasnya.” (Koran Al-Qadianiyah
Bigham Shulk 19 April 1933).

“Sesungguhnya sekadar tinggal di Al-Qadian saja lebih baik daripada haji sunah.” (Ainah Kamalat Islam
352. RK 5).

Sumber: Al-Qadiani wa Mu’taqaduhu, Asy-Syekh Manzhur Ahmad Chinioti, Pakistani

Keterangan:

**) Di sini perlu ditegaskan bahwa Mirza Ghulam Ahmad selama hidupnya tidak pernah beribadah haji ke
Masjidil Haram. Hal yang sama sekali bertolak belakang dengan klaimnya sebagai Al-Masih dan pengikut
setia Al-Qur’an. Padahal, tokoh sekaliber Mirza Ghulam Ahmad pada masa itu mustahil tidak mampu
mengadakan perjalanan ke Masjidil Haram, apalagi Mirza Ghulam Ahmad mendapat perlindungan khusus
dari pemerintah kolonial Inggris oleh karena dia ‘menghapus’ seruan jihad (perang) dalam Al-Qur’an.
(Ikhwan)

Fakta, Inilah Isi Doktrin Sesat Kitab Suci Ahmadiyah…

Beginilah isi Doktrin Sesat Kitab Suci Ahmadiyah,


Jemaat Ahmadiyah memiliki kitab suci bernama Tadzkirah. Buku ini berisi mimpi-mimpi dan
khayalan Mirza Ghulam Ahmad yang dicatat dan dikumpulkan menjadi buku. Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah mengkaji buku ini dan sepakat
menyimpulkan bahwa Ahmadiyah adalah organisasi sesat dan menyesatkan.
Umat Islam Indonesia melakukan penyerangan terhadap komunitas Ahmadiyah di beberapa
wilayah dikarenakan fatwa MUI tersebut. Namun tak banyak dari mereka mengetahui apa saja
bukti kesesatan Ahmadiyah selain pengakuan memiliki Nabi baru yaitu Mirza Ghulam Ahmad.

Berikut ini adalah beberapa isi Tadzkirah, kitab suci Ahmadiyah yang menunjukkan ajaran
kesesatan sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.

1. Ahmadiyah menghina Allah, dengann mengaku sebagai anak Allah: “Engkau (Mirza Ghulam
Ahmad) di sisi-Ku seperti kedudukan anak-anak-Ku, Engkau dari Aku dan Aku dari Engkau.”
(Tadzkirah hal 436).

2. Mirza Ghulam Ahmad meyakini menyatu dengan Allah: “Maka Aku melihat bahwa roh-Nya
meliputiku dan bersemayam (berada) di badanku dan mengurungku dalam lingkungan
keberadaan-Nya, sehingga tidak tersisa dariku satu (atom) pun. Dan aku melihat badanku,
ternyata anggota badan-Nya Allah, dan mata-Nya adalah matanya Allah, & lidahnya adalah
lidah-Nya pula.” (Tadzkirah hal 196).

3. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sederajat dgn ke-Esa-an Allah: “Wahai Ahmad-Ku, Engkau
adalah tujuan-Ku, kedudukan-Mu di sisi-Ku sederajat dengan ke-Maha-Esaan-Ku, Engkau
terhormat pada pandangan-Ku.” (Tadzkirah, hal 579)

4. Mirza Ghulam Ahmad mengaku lebih sempurna dari Allah: “Nama Mirza Ghulam Ahmad
sangat sempurna, sedang nama Allah tidak sempurna
5. Ahmadiyah mengkafirkan umat Islam yang bukan non-Ahmadiyah: “Bahwa Allah telah
memberi kabar kepadanya, sesungguhnya orang yang tidak mengikutimu dan tidak berbaiat
padamu dan tetap menentang kepadamu, dia itu adalah orang yang durhaka kepada Allah dan
rasul-Nya dan termasuk penghuni Neraka jahim”. (Tadzkirah, hal 342).

6. Jemaat Ahmadiyah tak boleh salat dengan non-Ahmadiyah: “Sesungguhnya Allah telah
menjelaskan padaku, bahwa setiap orang yang telah sampai padanya dakwahku kemudian dia
tidak menerimaku, maka dia bukanlah seorang Muslim dan berhak mendapatkan siksa Allah.”
(Tadzkirah, hal 600).

7. Ahmadiyah mengklaim Tadzkirah sebagai kitab suci yang paling benar: “Sesungghuhnya
kami telah menurunkan kitab suci Tadzkirah ini dekat dengan Qadhian (India). Dan dengan
kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun.” (Tadzkirah, hal 637).

8. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Rasulullah: “Dan katakanlah, Hai manusia
sesungguhnya saya rasul Allah kepada kamu sekalian.”

Isi Doktrin di atas belum di tulis sepenuhnya di sini. Dan ini hanya sebagian kecil saja….
Semoga ini bisa membuka mata hati kita untuk membdakan mana yang benar dan salah.

.:. Source :
http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=6399

Anda mungkin juga menyukai