Anda di halaman 1dari 9

Lingua X (1)(2014)

LINGUA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

REGISTER KHOTBAH JUMAT BERBAHASA JAWA


(STUDI KASUS DI MASJID AGENG KABUPATEN KLATEN)
Prembayun Miji Lestari dan Ermi Dyah Kurnia
Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

InfoArtikel Abstrak
Sejarah Artikel : Masalah yang diangkat dalam tulisan ini berkaitan dengan register khotbah Jumat
Diterima 15 November 2013 berbahasa Jawa khususnya yang dipergunakan para khotib di masjid Ageng, Jatinom,
Disetujui 17 Desember 2013 Kabupaten Klaten. Kajian yang dipergunakan yakni sosiolinguistik dengan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Bahasa Jawa dipergunakan oleh khotib sebagai bahasa pengantar
Dipublikasikan Januari 2014 mengingat mitra tutur –dalam konteks ini adalah jamaah sholat Jumat- sebagai
masyarakat tutur Jawa. Variasi bahasa lain yang dominan muncul adalah bahasa Arab dan
Kata kunci: serpihan bahasa Indonesia sering dipergunakan khotib dalam penyampaian khotbahnya.
register khotbah Jumat, Register atau kekhasan bahasa dalam ranah agama yakni khotbah Jumat berbahasa Jawa
bahasa Jawa, ini selain adanya penggunaan variasi bahasa juga ditemukan adanya ajakan, larangan,
ungkapan-ungkapan perintah dan dominasi ungkapan-ungkapan tradisional Jawa. Karakteristik register
khotbah Jumat bersifat terang dan jelas, singkat padat, meyakinkan dan standar.
tradisional Jawa

Keywords:
Friday sermon registers, Javanese
language,
Javanese language
traditional expressions
Abstract
This study aimed to describe problems related to registers of Javanese language Friday
sermon, especially delivered by the preachers of Ageng Mosque, Jatinom, Klaten Regency.
This study applied sociolinguistics with descriptive qualitative research. The preachers
delivered their sermon in Javanese language since the speech-partner, which in this
context was Jumat prayers, was society of Javanese language speech. Other dominant
variations of other languages used were Arabic language and cuttings of Indonesian
language which were often used by the preachers in delivering their sermon. The
language registers and special characteristic in religion field were the Javanese language
Friday sermon and the existence of applying language variation found in persuasion,
prohibition, command, and Javanese dominant traditional expressions as well. The
special characteristics of Friday sermon registers were bright and clear, concise,
convincing, and standard.

©Universitas Negeri Semarang 2013


ISSN 1829-9342
Alamat korespondensi:
email: prembayun@gmail.com
Prembayun Miji Lestari dan Ermi Dyah Kurnia - Register Khotbah Jumat Berbahasa Jawa... 11

PENDAHULUAN apa yang diungkapkan oleh Bogdan dan Tylor


Bahasa merupakan salah satu sarana (1993:98), bahwa perbendaharaan bahasa yang
komunikasi yang cukup penting. Hamengku dipakai dalam suatu tempat merupakan isyarat
Buwono X (2002:1) menyampaikan setidaknya yang penting untuk diketahui, bagaimana
mencakup tiga hal, yakni dengan bahasa orang mereka memahami orang lain. Kedua,
mampu membagi pengalaman, bahasa penelitian ini belum begitu mendapat perhatian
merupakan landasan utama di mana gambaran- dari para sosiolinguis sehingga objek ini layak
gambaran mental manusia ditata dalam proses untuk diteliti.
berpikir dan kreatif, dan bahasa memungkinkan Keunikan dan kekhasan bahasa yang
manusia terlibat dalam proses-proses interaksi dipergunakan dalam khotbah Jumat berbahasa
sosial. Demikian halnya dengan penggunaan Jawa inilah yang disebut dengan register
bahasa Jawa yang ada di masyarakat Jawa khotbah Jumat, sebagaimana yang disebutkan
memiliki peranan yang esensial karena bahasa oleh Maryono (2001:35-37) bahwa register
tersebut menjadi salah satu kunci untuk adalah variasi bahasa yang disebabkan adanya
berinteraksi. sifat-sifat khas kebutuhan pemakainya.
Kajian mengenai fenomena Kekhasan penggunaan bahasa Arab menjadi
kebahasaan khususnya yang berkaitan dengan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari ritual
penggunaan bahasa khotbah Jumat berbahasa Islam khususnya dalam khotbah ini. Setiap
Jawa ini menjadi bagian dari sosiolinguistik. segmen atau bagian dalam khotbah (pembuka,
Maryono dalam Usdiyanto (2003:4) isi maupun penutup), unsur-unsur bahasa Arab
menyebutkan bahwa dalam Conference on entah itu dalam bentuk nukilan ayat Al-Qur'an
Sociolinguistics I di UCLA ditetapkan 7 dimensi atau hadist muncul sebagai penguat dari
bidang kajian sosiolinguistik. Satu di antara pernyataan yang dimunculkan oleh khatib.
kajian tersebut adalah kajian tentang tingkatan Gambaran hal tersebut, terlihat seperti contoh
variasi dan register yang banyak diminati oleh data berikut.
para linguis. Fokus kajian dalam tulisan ini (1) Allah ngendika wonten ing Surat Al-Qashas
adalah register khotbah Jumat, khususnya ayat 5: Wanuriidu an namunna 'alaal-
pemakaian bahasa yang khas dalam ranah ladziina-astudh'ifuu fiil ardhi
agama yakni khotbah Jumat berbahasa Jawa di wanaj'alahum a-immatan wanaj'alahumul
Masjid Ageng, Jatinom, Kabupaten Klaten. waaritsiin(a). Ingkang terjemahanipun
Penentu makna dalam register khotbah kados makaten: Allah nduweni maksud
Jumat berbahasa Jawa sangat bergantung pada bakal maringi nikmat marang wong-wong
ko n t e k s s o s i a l d a n s i t u a s i o n a l ya n g sing padha lemah, marang-wong-wong
melatarbelakangi pemunculannya. Di dalam sing ditindes Fir'aun ana ing bumi. Lan
pemakaiannya, bahasa khotbah berbahasa Jawa Ingsun Allah bakal ndadekake wong sing
tidak bisa terlepas dari adanya kosakata bahasa tertindes dadi kuwasa, dadi pemimpin.
Indonesia. Mengingat peserta tutur (dalam hal Ingsun Allah ndadekake wong sing
ini khatib dengan para jamaah khotbah Jumat) te r t i n d e s m a u s i n g b a k a l m a r i s i
termasuk kelompok etnik Jawa yang menguasai kekuasaanipun Fir'aun .'Allah berkata
dua bahasa, yaitu bahasa Jawa sebagai bahasa dalam Surat Al-Qashas ayat 5: Wanuriidu
ibu dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. an namunna 'alaal-ladziina-astudh'ifuu fiil
Selipan kosakata bahasa Arab juga banyak ardhi wanaj'alahum a-immatan
muncul. wanaj'alahumul waaritsiin(a). 'Allah
Ada beberapa alasan mengapa perlu mempunyai maksud tujuan akan memberi
dilakukan penelitian terhadap register khotbah nikmat kepada orang-orang yang lemah,
Jumat berbahasa Jawa ini. Pertama, adanya orang-orang yang ditindas Fir'aun di bumi.
keunikan dan kekhasan dari khotbah Jumat Allah akan menjadikan orang yang
berbahasa Jawa, baik dalam penggunaan variasi tertindas menjadi penguasa, menjadi
bahasa maupun karakteristik yang spesifik pemimpin. Allah menjadikan orang yang
seperti pola ajakan, kalimat penegas atau tertindas tadi akan mewarisi
penjelas, penggunaan ungkapan tradisional kekuasaannya Fir'aun.'
Jawa dan lainnya yang menunjukkan simbol-
simbol masyarakat Jawa. Hal ini sejalan dengan Data (1) di atas memperlihatkan
12 Lingua. Volume X. Nomor 1. Januari 2014

penggunaan bahasa Jawa ragam krama dan berlangsung secara terus-menerus dan
ngoko yang bercampur dengan unsur bahasa membentuk karakteristik yang unik dan khas
Arab yakni dalam bentuk nukilan ayat Al-Qur'an serta membedakan dengan situasi komunikasi
yakni Surat Al-Qashas ayat 5. Wujud pemakaian yang lainnya.
bahasa Jawa krama terlihat pada kata ngendika Pendapat lain mendefinisikan register
'berkata', kados makaten 'seperti ini', maringi sebagai pemakaian bahasa yang berhubungan
'memberi'. Adapun penggunaan bahasa Jawa dengan pokok pembicaraan khusus dengan cara
ngoko tampak pada kata nduweni 'mempunyai', yang khusus. Sehubungan dengan itu, didapati
marang wong-wong 'kepada orang-orang', ing beberapa macam register, misalnya register
bumi 'di bumi', bakal ndadekake 'akan khotbah, register ketoprak, register jual beli,
menjadikan', dadi 'menjadi'. Percampuran register warta berita, register sepak bola, dan
unsur bahasa Jawa dan Arab dalam konteks lain sebagainya (Soeparno, 1993:57).
khotbah Jumat tersebut tidak bisa terhindarkan, Berkenaan dengan istilah khotbah, ada
karena memang ritual agama Islam tidak bisa beberapa pengertian di antaranya memiliki arti
terlepas dari adanya penggunaan bahasa Arab. pidato, nasihat, pesan. Hal ini sejalan dengan
Selain ayat Al-Qur'an juga ditemukan pengertian, khotbah berarti pidato, terutama
penggunaan ungkapan-ungkapan bahasa Arab yang menguraikan tentang agama (Moeliono,
seperti kata: Insya Allah, alhamdulillah, 1999:498). Kata khotbah sendiri berasal dari
subhanallah, syafaat (h), qiyamat (h), bahasa Arab khotbah yang artinya adddres,
rahimakumullah, fulan, dan lainnya. Sebagai speech, harangue, oration “amanat, pidato‟
contoh data berikut. (Baal-Baki, 1993:515). Menurut terminologi
(2) Mboten kendhel-kendhel anggen kitha Islam, khotbah Jumat merupakan pidato yang
syukur wonten Ngarsanipun Allah SWT disampaikan oleh seorang khatib di depan
kanthi ucapan alhamdulillah sedaya puji jama'ah sebelum shalat Jumat dilaksanakan
konjuk wonten Ngarsanipun Allah SWT. dengan syarat-syarat dan rukun tertentu baik
'Tidak henti-hentinya kita bersyukur berupa peringatan, penyadaran, pembelajaran
kepada Allah SWT dengan ucapan maupun nasihat.
alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT.' Pendapat-pendapat di atas
(3) Jamaah Jum'ah rahimakumullah 'Jamaah memberikan gambaran yang makin jelas
Jumat yang dikasihi Allah' mengenai konsep khotbah. Dapat dikatakan
(4) Umpaminipun, saumpama aku dhuwe bahwa khotbah Jumat adalah bagian daripada
bandha tak tanjakkake kaya si fulan kae. ibadah umat Islam yang dilakukan setiap hari
'Umpamanya, semisal saya punya harta Jumat yang bertujuan untuk memberikan
akan saya belanjakan seperti orang itu.' nasihat , berita, pesan, himbauan dan
menyarankan kebaikan kepada objek sasaran
Mengacu pada pendapat Ferguson sesuai dengan kaidah ajaran agama Islam.
(dalam Biber 1994:20), register merupakan
suatu situasi komunikasi yang berulang dan
terus-menerus dalam sebuah kelompok sosial METODE PENELITIAN
dalam jangka panjang akan cenderung Metode penelitian yang digunakan
membentuk ciri struktur bahasa dan adalah penelitian deskriptif kualitatif.
penggunaannya yang berbeda dengan bahasa Penelitian ini berusaha mendeskripsikan dan
tersebut dalam situasi komunikasi yang lain. menjelaskan register khotbah Jumat berbahasa
Suhardi, dkk (1995:166) menyebutkan Jawa yang digunakan oleh para khatib pada
bahwa register dapat timbul karena dua hal, waktu mengisi khotbah di Masjid Ageng,
yakni: 1) timbul karena kesibukan bersama Jatinom, Kabupaten Klaten. Data penelitian ini
yang tidak berkaitan dengan profesi, 2) timbul register yang terdapat dalam khotbah Jumat
karena orang-orang menjadi bagian dari profesi berbahasa Jawa di masjid tersebut. Sumber data
sosial bersama. Pemahaman penulis, register diambil dari tuturan khotbah Jumat berbahasa
khotbah Jumat berbahasa Jawa ini timbul Jawa di Masjid Ageng, Jatinom, Kabupaten
karena ,alasan pertama. Register khotbah Jumat Klaten.
tidak berkaitan dengan profesi, akan tetapi Te k n i k ya n g d i g u n a k a n d a l a m
sejalan dengan pendapat Ferguson register ini pengumpulan data penelitian ini adalah teknik
Prembayun Miji Lestari dan Ermi Dyah Kurnia - Register Khotbah Jumat Berbahasa Jawa... 13

rekam dan teknik catat. Teknik rekam, dimana Berdasarkan analisis terhadap data
peneliti menggunakan bantuan informan yang dikumpulkan akan dipaparkan register
melakukan perekaman terhadap tuturan yang khotbah Jumat berbahasa Jawa di Masjid Ageng,
digunakan para khatib di Masjid Ageng, Jatinom, Jatinom, Kabupaten Klaten. Secara berurutan
Kabupaten Klaten pada waktu berkhotbah akan dipaparkan mengenai register dalam
dihadapan para jama'ah sebanyak empat kali pembuka khotbah Jumat berbahasa Jawa
perekaman. Kegiatan rekam ini menggunakan (penggunaan kata sapaan), register dalam isi
alat perekam berupa handy came. Berikutnya ceramah (penggunaan ungkapan tradisional
teknik catat, setelah melakukan perekaman Jawa, bahasa bujukan atau rayuan dan
kemudian dilakukan pencatatan sehingga data perulangan bahasa Jawa) dan register penutup
yang semula berwujud lisan menjadi data khotbah Jumat (penggunakan kata
berwujud tulisan. kesimpulanipun 'kesimpulannya, intinipun
Metode analisis yang digunakan 'intinya dan kata mugi;mugi 'semoga'). Berikut
metode padan dan metode distribusional. paparannya secara rinci.
Metode padan adalah metode analisis data yang
alat penentunya di luar, terlepas,dan tidak 1. Register Pembuka Khotbah Jumat
menjadi bagian dari bahasa (langue) yang Berbahasa Jawa
bersangkutan (Sudaryanto, 1993:12). Metode Secara umum pembuka dalam khotbah
padan yang digunakan di sini adalah metode Jumat berisi salam (assalamu'alaikum...dst),
padan referensial dengan alat penentu referen puji-pujian kepada Allah SWT, salam dan
untuk mengetahui karakteristik isi khotbah salawat kepada Rasulullah Muhammad SAW,
Jum'at berbahasa Jawa di masjid Ageng Jatinom dan beberapa nukilan ayat atau surat yang
Klaten. menjadi dasar dalam penyampaian khotbah.
Selain digunakan metode padan, Berikutnya, dalam pembuka khotbah biasanya
metode distribusional juga digunakan sebagai didahului dengan kata sapaan kepada para
metode analisis dalam penelitian ini. Metode jamaah sebelum khatib berbicara lebih lanjut
distributional adalah metode analisis data yang kemudian diteruskan ajakan untuk bersyukur
alat penentunya unsur dari bahasa yang kepada Allah SWT.
bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto,
1993:15). Metode distribusional (disebut juga a. Kata Sapaan
metode agih) digunakan untuk menganalisis Penggunaan sapaan yang
tuturan khotbah Jumat berbahasa Jawa di dipergunakan khatib khotbah Jumat berbahasa
masjid Ageng Jatinom Klaten yang mengandung Jawa di masjid Ageng Kabupaten Klaten
register. menunjukkan kekhasan kata sapaan yang
umumnya merupakan perpaduan bahasa Arab
HASIL DAN PEMBAHASAN dan bahasa Jawa. Hal ini tidak bisa terhindarkan
Khotbah Jumat secara umum dapat karena ritual agama Islam memang tidak bisa
diklasifikasi menjadi tiga segmen yakni, segmen dipisahkan dari unsur-unsur bahasa Arab.
pembuka (opening), isi dan penutup (closing). Penambahan unsur bahasa Jawa baik dengan
Bagian dari masing-masing segmen isinya ragam krama maupun ngoko dirasa lebih pas
berbeda dan menunjukkan kekhasan dari karena yang dihadapi adalah masyarakat tutur
khotbah Jumat tersebut. Bagian pembuka Jawa. Penggunaan kata sapaan dengan
(opening) ditandai dengan salam, penyapaan mempergunakan percampuran dua unsur
kepada jamaah khotbah, pengungkapan dan bahasa digunakan secara khas dan intensif
ajakan bersyukur. Bagian isi dipaparkan pesan dalam khotbah Jumat berbahasa Jawa ini. Kata
atau nasihat, yang biasanya materi berkaitan yang menunjukkan register sapaan khotbah
dengan momentum peristiwa yang terjadi pada Jumat berbahasa Jawa yang ditemukan selama
saat khotbah dilakukan. Sebagai contoh jika penelitian di antaranya sebagai berikut.
pada waktu khotbah momentumnya terjadinya (5) J a m a a h k h o t b a h J u m a t i n g k a n g
banyak musibah seperti banjir, gunung meletus, dipunmulyakaken Allah Subhanahu wa
dan lainnya, maka tema khotbah yang Ta'ala 'Jamaah khotbah Jumat yang
disampaikan berkaitan dengan musibah dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta'ala.'
tersebut. (6) Sidhang Jumat rahimakumullah ingkang
14 Lingua. Volume X. Nomor 1. Januari 2014

kula hormati 'Sidang Jumat yang dikasihi ingkang Maha Asih 'mari bersama kita
Allah yang saya hormati’ bersyukur kepada Allah yang Maha Penyayang'.
(7) Jamaah sholat Jumat ingkang kinurmatan Kalimat berikutnya yakni: dene dinten Jumat
'Jamaah sholat Jumat yang terhormat.' menika kita pinaringan kasarasan, kekiyatan,
(8) Para hadhirin ingkang kula hurmati 'Para saha keimanan saengga saged nglempak
hadirin yang saya hormati’ wonten masjid Ageng menika, sakperlu jamaah
sholat Jumat sesarengan. 'karena hari Jumat ini
kita diberi kesehatan, kekuatan serta keimanan
b. Kalimat Pembuka Ajakan Bersyukur sehingga dapat berkumpul di masjid Ageng ini,
Kata pembuka yang menunjukkan guna jamaah sholat bersama-sama' merupakan
ajakan bersyukur yang disampaikan khatib kalimat penegas yang menjawab alasan
untuk mengawali khotbah Jumat, dilakukan mengapa para jamaah sholat Jumat tersebut
untuk mengingatkan kepada para jamaah atas harus bersyukur.
banyaknya nikmat Allah yang telah diberikan. Data (10) yang menegaskan untuk
Sepantasnyalah sebagai seorang muslim, terus bersyukur kepada Allah yakni pada
mensyukuri atas nikmat-nikmat tersebut. kalimat: Mboten kendhel-kendhel anggen kitha
Berikut data khotbah Jumat berbahasa Jawa di syukur wonten Ngarsanipun Allah SWT kanthi
masjid Ageng Kabupaten Klaten yang ucapan Alhamdulillah sedaya puji konjuk
menunjukkan ajakan bersyukur. wonten Ngarsanipun Allah SWT 'Tidak henti-
(9) Langkung rumiyin mangga sami munjuk hentinya kita bersyukur kepada Allah SWT
atur panuwun dhateng Gusti Allah dengan ucapan alhamdulillah segala puji bagi
ingkang Maha Asih, dene dinten Jumat Allah SWT.' Kalimat berikutnya: Mugi-mugi
menika kita pinaringan kasarasan, kanthi raos syukur kitha, ingkang kitha
kekiyatan, saha keimanan saengga saged gathekaken kanthi memuji dhateng Allah SWT
nglempak wonten masjid Ageng menika, menika Allah nambahi nikmat saha kanugrahan
sakperlu jamaah sholat Jumat 'semoga dengan rasa syukur kita yang kita
sesarengan. 'Terlebih dahulu mari perhatikan dengan memuji kepada Allah SWT
bersama kita bersyukur kepada Allah ini Allah menambah nikmat dan kebahagiaan'
yang Maha Penyayang, karena hari Jumat merupakan doa dan kalimat harapan agar
ini kita diberi kesehatan, kekuatan serta dengan bersyukur tadi, Allah menambahkan
keimanan sehingga dapat berkumpul di kenikmatan kepada manusia-manusia yang
masjid Ageng ini, guna jamaah sholat pandai bersyukur.
bersama-sama.'
(10) Mboten kendhel-kendhel anggen kitha 2. Register dalam Isi Ceramah
syukur wonten Ngarsanipun Allah SWT Berdasarkan hasil dari penelitian
kanthi ucapan Alhamdulillah sedaya puji khotbah Jumat berbahasa Jawa di Masjid Ageng,
konjuk wonten Ngarsanipun Allah SWT. Jatinom, Kabupaten Klaten menunjukkan
Mugi-mugi kanthi raos syukur kitha, kekhasan atau register dalam isi ceramah
ingkang kitha gathekaken kanthi memuji berkaitan dengan penggunaan ungkapan
dhateng Allah SWT menika Allah tradisional Jawa,
nambahi nikmat saha kanugrahan.
Amiin. 'Tidak henti-hentinya kita a. Penggunaan Ungkapan Tradisional Jawa
bersyukur kepada Allah SWT dengan Ungkapan adalah kata atau kelompok
ucapan alhamdulillah segala puji bagi kata yang memiliki makna kiasan, konotatif,
Allah SWT. Semoga dengan rasa syukur simbolis. Ada juga yang menyebutkan ungkapan
kita yang kita perhatikan dengan memuji sebagai kelompok kata atau gabungan kata yang
kepada Allah SWT ini Allah menambah menyatakan makna khusus (makna unsur-
nikmat dan kebahagiaan. Amiin.' unsurnya seringkali menjadi kabur), sehingga
jika digabungkan pengertian ungkapan
D a l a m d a t a ( 9 ) , k a l i m a t ya n g tradisional adalah kata atau kelompok kata yang
menunjukkan ajakan untuk bersyukur atas memiliki makna kiasan, konotatif, simbolis yang
nikmat Allah yakni pada kata: mangga sami berasal dari tradisi atau kebiasaan turun-
munjuk atur panuwun dhateng Gusti Allah temurun masyarakat lokal dan diyakini
Prembayun Miji Lestari dan Ermi Dyah Kurnia - Register Khotbah Jumat Berbahasa Jawa... 15

mempunyai fungsi. halnya orang yang bercermin, bila cermin bersih


Berbagai bahasa –termasuk bahasa akan mencerminkan semua keadaan benda/
Jawa- memiliki ungkapan-ungkapan masing- orang yang bercermin.
m a s i n g ya n g s e b e n a r nya m e r u p a k a n (12) Langkung saking menika, bandha
peribahasa. Poerwadarminta menyebutkan ingkang kula panjenengan darbeki
bahwa peribahasa adalah kalimat atau menika kedhah saged kitha
kelompok perkataan yang tetap susunannya pertanggungjawabaken wonten
dan biasanya mengiaskan suatu maksud Ngarsanipun Allah SWT. Aja lali marang
tertentu (Triyono, Wedhawati, dkk, 1988:1). asale awake dhewe. Kitha bakalan bali ing
Biasanya diungkapkan dengan kebahasaan yang kampung akhirat. 'Lebih dari itu, harta
pendek, padat, yang berisi pernyataan, yang kita miliki itu harus bisa kita
pendapat atau suatu kebenaran umum. Contoh pertanggungjawabkan di hadapan Allah
penggunaan ungkapan tradisional yang SWT. Jangan lupa kepada asal kita. Kita
ditemukan dalam khotbah Jumat berbahasa akan kembali ke kampung akhirat.'
Jawa di masjid Ageng, Jatinom, Kabupaten
Klaten adalah sebagai berikut. Ungkapan aja lali marang asale 'jangan
(11) Pramila mangga kesempatan ingkang sae lupa kepada asal kita' terdiri atas penanda
menika, mumpung kula lan panjenengan imperatif negatif aja 'jangan' dan konstruksi
sedaya wonten ing siyang menika saged predikat lali marang asale 'jangan lupa kepada
nindakaken kewajiban dhateng Allah asalnya'. Konstruksi predikatif ini terdiri atas
SWT kanthi tenan-tenan, manunggaling predikat lali 'lupa' dan keterangan marang asale
kawula Gusti. 'Maka marilah kesempatan 'kepada asalnya.' Penggunaan paribasan
yang baik ini, selagi saya dan anda semua tersebut digunakan oleh khatib untuk lebih
di waktu siang ini bisa melaksanakan menekankan kepada para jamaah bahwa dalam
kewajiban kepada Allah SWT dengan hidup ini sebentar, dan manusia akan kembali
sungguh-sungguh, bersatunya hamba kepada asalnya yakni kembali ke tanah, kembali
dan Tuhan.' ke akhirat.
(13) Mugi-mugi kanthi khotbah Jumat menika
Ungkapan tradisional manunggaling saged nggigah manah kula lan
kawula Gusti 'bersatunya hamba dan Tuhan' panjenengan sedaya, isaha sing eling lan
bermakna kesatuan hamba dengan Tuhan. waspada. Aja nganti kaya Baladewa ilang
Manusia yang melakukan ritual agama Islam gapite. 'Semoga dengan khotbah Jumat
secara maksimal sesuai dengan kaidah akan ini dapat menggugah hati saya dan anda
mampu merasakan kehadiran dan kedekatan semua, hendaknya dapat ingat dan
dengan Tuhan sehingga perilakunya terkontrol waspada. Jangan sampai seperti
baik, tidak berburuk sangka, jujur dan memiliki Baladewa kehilangan penjepitnya.'
iman yang kuat sehingga tidak mudah goyah Kata yang ditulis tebal pada data (13) di
dalam menghadapi gelombang kehidupan. atas yakni sing eling lan waspada 'hendaknya
Ungkapan tradisional ini dimunculkan oleh ingat dan waspada' termasuk ungkapan
khotib bertujuan untuk menegaskan pada apa tradisional paribasan berupa kalimat imperatif
yang disampaikan kepada para jamaah khotbah positif dengan sing, yang dalam bahasa Jawa
Jumat. disebut pakon patrap (Purwadarminta dalam
Manunggaling kawula Gusti Soepomo Poedjosoedarma, 1981). Ungkapan
'bersatunya hamba dan Tuhan' merupakan tersebut berupa perintah kepada para jamaah
konsep ajaran yang banyak dipergunakan dalam sholat Jumat untuk melakukan kebaikan yakni
sastra suluk (ajaran agama dalam sastra Jawa), eling 'ingat' lan waspada 'dan waspada' dalam
semisal dalam Suluk Wujil disebutkan tentang menghadapi kehidupan, tidak boleh lengah
mistik cermin yang dimaknai bahwa orang yang karena sejatinya hidup terus berjalan dan akan
telah sempurna perbuatan baiknya maka dipertanggungjawabkan.
manusia tersebut akan memiliki sifat-sifat Sementara kalimat lain yang juga ditulis
Tuhan. Oleh karena itu, dengan keimanan yang tebal, yakni aja nganti kaya Baladewa ilang
tinggi maka manusia akan mampu untuk gapite 'jangan sampai seperti Baladewa
mencapai laku tertinggi dengan ibadah. Seperti kehilangan penjepitnya' termasuk ungkapan
16 Lingua. Volume X. Nomor 1. Januari 2014

untuk mendeskripsikan manusia yang c. Perulangan Bahasa Jawa


kehilangan kemampuan dalam menghadapi Dalam khotbah Jumat di Masjid Ageng
berbagai permasalahan hidup. Kata Baladewa Kabupaten Klaten, ditemukan banyak
termasuk salah satu tokoh wayang yang penggunaan kata perulangan bahasa Jawa.
menggambarkan seorang raja yang gagah Pengulangan kata atau yang biasa disebut
perkasa dan pemberani. Gapit 'penjepit' dengan repetisi bisa bersifat negatif dan juga
merupakan kekuatan yang menyebabkan tokoh positif. Pengulangan bersifat negatif muncul jika
wayang bisa berdiri tegak, jika kehilangan kata-kata yang diulang tidak teratur lantaran
penjepitnya maka yang terjadi tokoh wayang ketika berbicara penutur dalam kondisi gugup
(Baladewa) tersebut tidak mampu untuk berbicara atau takut menghadapi pendengarnya
berdiri. Penggunaan ungkapan tersebut untuk atau orang yang diajak berbicara
mempertegas dan memperjelas apa yang (Poedjosoedharma, 1981:7). Pengulangan yang
disampaikan khatib kepada para jamaah sholat demikian bisa mengganggu kelancaran
Jumat tersebut komunikasi antara si pembicara dengan
pendengarnya. Pengulangan bersifat positif jika
b. Bahasa Bujukan/Ajakan (Persuasi) pengulangan tersebut membantu si pembicara
Berikut data-data yang ditemukan m e nya m p a i k a n m a k s u d - m a k s u d p a d a
selama penelitian terkait dengan pola bahasa pendengarnya.
bujukan atau ajakan yang dipergunakan khatib Dalam khotbah Jumat berbahasa Jawa
khotbah Jumat di masjid Ageng Kecamatan di masjid Ageng, Jatinom Kabupaten Klaten,
Jatinom, Kabupaten Klaten. Penanda bahasa repetisi yang yang ditemukan adalah bersifat
Jawa yang menunjukkan bahasa bujukan yakni positif. Tujuan khatib mempergunakan
kata mugi-mugi 'semoga’ pengulangan tersebut adalah untuk menarik
(14) Mugi-mugi kanthi ayat pepemut saking perhatian pendengarnya yakni jamaah khotbah
Allah SWT, saged dadosaken cambuk Jumat agar memperhatikan penyampaian
dhumateng kula panjenengan sedaya lan materinya. Selain itu, dipergunakan juga untuk
kitha saged njagi keimanan kitha. Mangga memperjelas dan mempertegas maksud-
kita jagi pepemut saking Allah kanthi maksud yang disampaikan khatib. Berikut data-
tenan-tenan supados keimanan langkung data perulangan yang ditemukan dalam
sae. 'Semoga dengan ayat pengingat dari khotbah Jumat berbahasa Jawa di masjid Ageng
A l l a h S W T, b i s a m e n j a d i k a n Kabupaten Klaten.
penyemangat kepada kita semua dan kita (16) Dados ingkang awalipun diinjak-injak
bisa menjaga keimanan kita. Mari kita dening Fir'aun ning akhiripun
jaga pengingat dari Allah dengan saksampunipun Fir'aun mboten wonten,
sungguh-sungguh supaya keimanan lebih piyambakipun dados penguasa ing bumi
baik.' menika nggantosi Fir'aun. 'Jadi yang
(15) Mugi-mugi kanthi khotbah menika saged awalnya diinjak-injak oleh Fir'aun tapi
nggigah manah kula lan panjenengan pada akhirnya sesudah Fir'aun tidak ada
sedaya. Saengga kanthi bandha ingkang orang-orang yang sholih menjadi
ke p a r i n g a n s a g e d a n i n g k a t a ke n penguasa di bumi ini menggantikan
ketakwaan, nyambung pasederekan lan Fir'aun.'
netepi hak ipun Allah. Mangga kula
panjenengan sedaya gatosaken kanthi (17) Kesimpulanipun mangga mumpung
tenanan. 'Semoga dengan khotbah ini taksih wonten kesempatan, mangga kitha
menjadikan pengingat hati kita semua. ginakaken wekdhal ingkang sak sae-
Sehingga dengan harta yang kita miliki saenipun kalawau kangge saperlu kula
dapat meningkatkan ketakwaan, l a n p a n j e n e n ga n s e d aya s a g e d a
m e nya m b u n g p e r s a u d a ra a n d a n ngamalaken menapa ingkang dados
menetapi hak-haknya Allah. Mari kita ngendikanipun junjungan kitha
semua perhatikan dengan sungguh- Rasulullah SAW. 'Kesimpulannya mari
sungguh.' selagi masih ada kesempatan, mari kita
gunakan waktu sebaik-baiknya supaya
kita semua bisa mengamalkan apa yang
Prembayun Miji Lestari dan Ermi Dyah Kurnia - Register Khotbah Jumat Berbahasa Jawa... 17

menjadi perintah / sabda junjungan kita printahipun Allah dan ora nindakake apa
Rasulullah SAW.' sing dadi laranganipun Allah, bakalan
(18) Senajan namung angen-angen, menawi pikantuk anugrah ingkang ageng. Bakal
angen-angen iku salah niyatipun ugi ana pinwales arupa surge kanggone
salah. 'Meskipun hanya angan-angan, jika wong-wong iman, lan pinwales arupa
angan-angan itu salah maka niatnya juga neraka kanggone wong-wong kang kafir.
salah.' Mugi-mugi kanthi ayat pepemut saking
Allah SWT, saged dadosaken cambuk
dhumateng kula panjenengan sedaya lan
kitha saged njagi keimanan kitha.
3. Register Penutup Khotbah Jumat
Mangga kita jagi pepemut saking Allah
Berbahasa Jawa
kanthi tenan-tenan supados keimanan
Secara umum penutup khotbah Jumat
langkung sae.
ditandai dengan doa-doa penutup berbahasa
Arab dan khatib menyimpulkan apa yang
menjadi isi materi khotbah Jumat, berikutnya
PENUTUP
ditutup dengan salam. Penutup khotbah Jumat
Simpulan
berbahasa Jawa biasanya ditandai dengan kata
Bahasa yang digunakan khatib khotbah
kesimpulanipun 'kesimpulannya', intinipun
Jumat di masjid Ageng Kabupaten Klaten
'intinya' dan kata pengharapan seperti
menggunakan bahasa Jawa ragam krama dan
penggunaan kata mugi-mugi 'semoga'. Berikut
ngoko dengan variasi bahasa Arab dan serpihan
contoh data yang menunjukkan kalimat
bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis,
penutup khotbah Jumat berbahasa Jawa di
register khotbah Jumat berbahasa Jawa di
masjid Ageng Kabupaten Klaten.
masjid Ageng Kabupaten Klaten dapat
(19) Kesimpulanipun, mumpung taksih
diklasifikasikan menjadi 3 yakni register
wonten kesempatan mangga kitha
pembuka khotbah, register dalam isi ceramah
ginakaken wekdhal ingkang sak sae-
dan register penutup. Register pembuka yang
saenipun kalawau ingkang saperlu kula
menunjukkan kekhasan khotbah Jumat
l a n p a n j e n e n ga n s e d aya s a g e d a
berbahasa Jawa dapat dilihat dari segi
ngamalaken menapa ingkang dados
penggunaan kata sapaan dan kalimat pembuka
ngendikanipun junjungan kitha
ajakan untuk bersyukur. Register isi dalam
Rasulullah SAW. Mugi-mugi kanthi
ceramah khotbah ditandai dengan penggunaan
khotbah menika saged nggigah manah
ungkapan tradisional, bahasa bujukan atau
kula lan panjenengan sedaya, isaha sing
ajakan dan perulangan bahasa Jawa. Register
eling lan waspada. Lan saengga kanthi
penutup biasanya ditandai dengan kata
bandha ingkang keparingan sageda
kesimpulanipun 'kesimpulannya', intinipun
ningkataken ketakwaan, nyambung
'intinya' dan kata pengharapan seperti
pasederekan lan netepi hak ipun Allah.
penggunaan kata mugi-mugi 'semoga'.
'Kesimpulannya, selagi masih ada
kesempatan mari kita gunakan waktu
Saran
sebaik-baiknya supaya kita semua bisa
S a ra n ya n g b i s a d i s a m p a i k a n ,
mengamalkan apa yang menjadi sabda
penelitian tentang register khotbah Jumat
junjungan kita Rasulullah SAW. Semoga
berbahasa Jawa di masjid Ageng Jatinom
d e n ga n k h o tb a h i n i m e n j a d i ka n
Kabupaten Klaten ini merupakan penelitian
pengingat hati kita semua. Sehingga
yang memotret pada register pola kebahasaan
dengan harta yang kita miliki dapat
dan penggunaan bahasa Jawa saja, sehingga bisa
meningkatkan ketakwaan, menyambung
dikembangkan pada aspek penelitian
persaudaraan dan menetapi hak-haknya
kebahasaan dengan pendekatan yang berbeda.
Allah.'
(20) Inti khotbah Jumat dinten menika, Allah
DAFTAR PUSTAKA
mboten bakal mblenjani janji marang
Baal-Baki, R. 1993. Al-Maurid: Qamus 'Araby-
umat-umate. Saksapa wae sing iman,
Injilizi: Darul-„Ilm lil-malayin.
percaya, nindakake apa sing dadi
18 Lingua. Volume X. Nomor 1. Januari 2014

Biber, Douglas and Finegan, Edward. 1994. Poedjosoedharma, Soepomo., Gloria


Sociolinguistic Perspectives on Register. Poedjosoedharma. Wedhawati. Laginem.
New York, Oxford: Oxford University 1981. Sistem Perulangan dalam Bahasa
Press. Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depdikbud.
Bogdan, Robert C and Tylor, Steven J. 1993. Soeparno. 1993. Dasar-dasar
Kualitatif: Dasar-Dasar Penelitian (Edisi Linguistik.Yogyakarta: Mitra Gama
Indonesia oleh Afandi, A. Khozin 1993). Widya.
Surabaya: Usaha Nasional.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik
Buwono X, Hamengku. 2002. “Pembinaan dan Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Pengembangan Bahasa, Sastra dan Wacana University Press
Budaya Daerah Nusantara dalam
Pemberdayaan Otonomi Daerah”. Suhardi, Basuki, dkk. 1995. Teori dan Metode
Makalah Dialog Nasional dan Temu Sosiolinguistik II. Jakarta: Pusat
Ilmiah IX. Yogyakarta. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan
Maryono, Dwiraharjo. 2001. Sosiolinguistik: Kebudayaan.
Pokok-Pokok Materi Perkuliahan.
Surakarta: Program Pascasarjana Triyono, Adi., Wedhawati, Sri Widati, dkk. 1988.
Universitas Sebelas Maret. Peribahasa dalam Bahasa Jawa. Jakarta;
Departemen Pendidikan dan
Moeliono, Anton M. (ed.). 1999. Kamus Besar Kebudayaan.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Usdiyanto. “Register Militer.” Tesis. Universitas
Sebelas Maret Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai