Anda di halaman 1dari 4

Bab 4.

Achmad Bakrie Dalam Komentar dan Kolom

A. Haji Achmad Bakrie, figur idola.


Oleh H. Azkarmin Zaini

Azkarmin Zaini adalah sahabat dekat anak sulung Haji Achmad Bakrie yaitu Aburizal Backrie. Dia
mengenal keluarga Achmad Backrie sejak tahun 1961. Hubungan paling intensih yaitu sekitar
tahun 1961-1964. Tamat SMA Azkarimin tetap berada di Jakarta sedangkan Ical anak sulung
Achmad Bakrie melanjutkan sekolah di Institut Teknologi Bandung.

Pada kelas 2 SMA, Ayah Azkarimin meninggal dunia dan dia hidup bersama Ibu dan kelima
adiknya. Saat ini Ayahnya bekerja sebagai pegawai mengengah Garuda Indonesia Airways yang
saat itu belum ada system pension bagi pegawai. Ibunya hanya mengurus rumah tangga sehingga
Azkarimin berencana untuk bekerja dan tidak bersekolah lagi demi membantu keungan keluarga.
Suatu hari pada tahun 1963 tepatnya setelah beberapa bulan ayahnya meninggal Ahcmad Bakrie
memanggilnya ke rumah dan ingin berbicara kepadanya.

Dalam pembicaraan empat mata antara Ahcmad Backrie dengan sahabat anak sulungnya itu,
beliau menyarankan untuk terus bersekolah hingga selesai sedenagkan biaya sekolah akan diurus
oleh Achmad Backrie dan istrinya yang mana setiap awal bulan untuk datang mengambil uang
sekolah yang akan diberikan keluarga Backrie. Keluarga Backrie bukan saja membiayai sekolah
saya namun bantuan yang diberikan hampir melebihi kebutuhan saya probadi sehingga dapat
memenuhi kebutuhan ibu dan adik-adik Azkarimin juga.

Pada tahun 1972 setelah lama Azkarimin bekerja dan mulai jarang berkomunikasi dengan
keluarga Backrie, ia kembali bertemu denganAchamd Backrie di kantornya yang mana beliau
menasihatinya “ jika kau sudah mngambil keputusan untuk kerja, kamu harus kerja baik-baik.
Mesti tekun, serius, kerja keras, jangan setengah-setengah dan di manapun bekerja harus jujur”.

Didalam pertemuan mereka, lagi-lagi Achmad Bakrie menunjukkan jiwa pedulinya kepada orang
yang ia anggap mampu dipercayainya. Ketika itu Azkarimin ingin menikah dan membutuhkan
pinjaman, Achmad Bakrie memberikan tawaran “kamu ingin meminjam atau om kasih?” dengan
memegang prinsip Azkarimin hanya meminjam dan setelah mengembalikan pinjamannya pada
waktu yang telah disepakati, Achmad Bakrie yang ketika pernikahan Azkarimin tidak sempat
memenuhi undangan dikarenakan ada urusan bisnis, kembali memberikan amplop yang berisikan
uang pinjaman yang dikembalikan tadi kepada Azkirimin dengan alasan untuk doberikan kepada
istrinya..

Suami istri Backrie termasuk di antara sedikit orang yang berhasil dan kaya pada masanya. Cara
mereka mendidik anak-anak baik sekali, sehingga anak-anak mereka termasuk bintang sekolah.
Secara duniawi mereka berhasil, urusan akhiratpun ditekuni. Semua, mereka bisa mengaji, dan
sholat lima waktu tidak lepas dengan kehidupan mereka sehari-hari. Haji Achmad Bakrie pas
menempatkan diri dalam keseharian. Ia menjadi sosok Ayah yang dikagumi putra-putrinya,
sekaligus teman dalam suasana santai dan sahabat dalam membantu memecahkan masalah.

Bagi Azkarimin, Achmad Backrie senantiasa menghargai lawan bicaranya, sekalipun yang
berhadapan dengannya ialah orang yang lebih muda darinya. Tidak pernah terbesit kesan bahwa
ia menganggap remeh orang lain dan sebaliknya ia juga tidak suka dipandang mudah bagi orang
lain. Beliau kaya materi bahkan bisa dibilang kaya raya namun beliau tetap rendah hati. Dia suka
beramal dan menolong namun itu semua ia lakukan dengan tidak banyak orang yang mengetahui.

Meski pendidikannya hanya sampai Sekolah Dasar dan dilanjutkan HIS, ia memiliki pengetahua
yang luas dalam banyak bidang. Ia banyak membaca dan belajar sendiri sehingga berhasil
mengembangkan dirinya menjadi otodidak yang sukses, begutupun dengan lobbynya yang sangat
kuat. Ia mudah dalam pergaulan, bahkan bergaul akrab dengan banyak orang besar dan tokoh
terkemuka, tapi tidak pernah membanggakan diri dan ia sangat peka dengan lawan bicaranya.

Ia termasuk orang sukses yang tidak suka membnaggakan diri, bahkan tidak suka dupublish
karena Achmad Backrie merasa jika sering-sering orang lain tau tentang dirinya akan dapat
menimbulkan ketidaksukaan kepada pihak-pihak yang ada penyakit di dalam hatinya.

B. Cerita Tentang Seorang Pengusaha Indonesia Yang berhasil


Oleh B.M. Diah

Dia seorang sahabat dari Haji Achmad Bakrie Rahimahullah yang diminta langsung oleh putra
sulungnya untuk menulis suatu risalah mengenainya. Diah seseorang yang sangat mengagumi
Achmad Bakrie, sepak terjangnya, persahabatannya, dan kegembiraannya dalam menjelajahi
kehidupan. Masa hidup Achmad Bakrie dimulai dari masa colonial yang dijajah belanda dan jepang
hingga kita merdeka dari Belanda dan Jepang.
Achmad Bakrie lahir di Kalianda Lampung pada 1 Juni 1916. Di masa muda ia telah berdagang lada
hitam dan kopi dari Lampung. Ia sekolah di Lampung, setelah lulus SD beliau melanjutkan sekolah
dagang rendah (Handelsinsitituut Schoevers. Setelah itu ia mulai pergi ke Pulau Jawa untuk
melanjutkan usaha dagangnya dengan gigih mempertahankan dagangannya di bidang penjualan
ke dalam dan luar negeri untuk menjadi salah satu komponen makanan yang dijual di restoran
kelas satu (papper steak) yang terkenal di hotel-hotel Eropa.
Kesukaannya mencari pengalaman dan belajar, membawa pengetahuan tentang barang dan
seluk-beluk perdagangan modern. ia seorang pengusaha yang linuhung, ia seorang suami yang
mencintai isterinya, juga mencintai anak-anaknya. Ia seorang yang tahu dan tekun dalam
beribadah, seorang ayah yang pandai mendidik, dan memupuk kader-kader pengusaha untuk
mengisi tenaga-tenaga yang diperlukan buat perusahaan dan organisasi dagangnya. Achmad
Backrie menunjukkan, bahwa ia bisa maju dalam segala zaman dan keadaan. Ia membangun
dengan derap langkah yang tegas, tidak bimbang, dan tidak cenderung pada negativisme.

C. Backrie Yang Kukenang


Oleh Charles T. Graham

Sikap Achmad Backrie Rahimahullah yang berkesan abadi ialah sikap kemdirian, karya dan
kebanggaannya. Kebanggaan bukan hanya pada karya-karyanya tetapi khususnya terhadap karya
negerinya. Inilah kekuatan pendorong yang menggerakkan usaha Bakrie sampai mencapai posisi
yang unggul sebagai kelompok industry Indonesia yang maju.
Rasa kemandirian inilah yang membuat Bakrie tidak ragu untuk menjadkan pembuatan pipa baja
sebagai bagian dari embrio kegiatan industry Talang Tirta. Dia membangunnya sendiri dan tidak
mau menyerahkan meskipun sebagian darinya.
Lahir di Provinsi Lampung, Bakrie melibatkan dirinya dakam perdagangan komoditif sejak dini
sekali. Bakrie adalah kepala keluarga yang kukuh dan berdisiplin kuat.
Bakrie selalu menjadi pecinta dan pengagum seni termasuk lukisan batik. Selain kecintaannya
terhadap seni dan para seniman, Bakrie juga menghabiskan waktu dan usahanya untuk
mendukung sejumlah kegiatan dari membantu orang-orang muda belajar di universitas hingga
membentuk tim badminton.

D. Pengusaha Berpikir Jauh


Oleh Mr. Eiichi Miyoshi

Achmad Bakrie Rahimahullah adalah seorang pengusaha yang selalu berpikir ke masa depan,
dengan sekaligus beliau berpikir tentang NKRI. Beliau menjalankan menejemen perusahaan yang
berdasarkan cita-cita yang tinggi dan bermanfaat untuk seluruh masyarakat dan Negara Indonesia
dan juga sumbangan untuk Internasional.

E. Achmad Bakrie: kesan dan kenangan


Oleh Kees De Jong

Achmad Bakrie merupakan seseorang yang sangat memahami literature belanda, ia sangat suka
syair-syair belanda bahkan Bahasa belandanya lebih baik dari kebanyakan orang belanda asli
sekarang. Dia terbiasa menikmati hidup bermasyarakat dan mengingat kembali episode-episode
hidupnya di Lampung serta perjalanannya ke LN khususnya Eeopa yang semuanya telah
memperluas wawasannya seperti yang ia saksikan.

Anda mungkin juga menyukai