Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS DATA GEMPA BUMI DI PULAU JAWA BERBASIS

MATLAB DAN EXCEL


(STUDI KASUS TAHUN 2013 - 2018)

Mochammad Abdullah Azzam 1*, Muhammad Fajar Asshidiqi 2


1,2
Program Studi Instrumentasi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
*
Email : maa.azzamsmanio@gmail.com

ABSTRAK

Negara Indonesia terletak dalam kawasan Ring of Fire atau cincin api Pasifik yang aktif. Hal ini menyebabkan
wilayah Indonesia, termasuk Pulau Jawa rentan akan aktivitas seismik. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis gempa bumi yang merupakan salah satu aktivitas seismik di Pulau Jawa dari 1 Januari 2013
sampai dengan 31 Desember 2018 dengan ketentuan magnitudo gempa minimal 4 Skala Richter. Berdasarkan
data yang diperoleh dari USGS National Earthquake Information Center tercatat ada 477 event gempa yang
termasuk dalam parameter yang dtentukan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Fast
Fourier Transform (FFT) dan software Ms. Excel untuk akuisisi data serta Matlab untuk plotting data. Data
tersebut dianalisis untuk mendapatkan nilai grafik magnitudo, grafik energi, periodegram, dan nilai b-value.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini yaitu gempa terbesar yang tercatat dengan magnitudo 6,5 SR nilai
b-value didapatkan sebesar 0,5126, rata-rata energi gempa bumi adalah 7,79416 x 1011, dan frekuensi
dominan yang dihasilkan 0,15022. Peneltian ini juga menentukan periode yang dihasilkan dari grafik sebesar
6,6567, maka dapat disimpulkan kemungkinan untuk rangkaian gempa akan terjadi setiap 6,6 minggu atau
setara dengan 1,5 bulan.

Kata Kunci : gempa bumi, magnitudo, periodegram, FFT, Matlab

ABSTRACT

Indonesia is located within the Pacific Ring of Fire region. It has caused Indonesia's territory, including Java
Island, to be vulnerable to seismic activity. This research was conducted to analyze earthquakes which is one
of the seismic activities on Java Island from January 1, 2013 to December 31, 2018 with the provision of a
minimum earthquaks magnitude of 4 Richter Scale. Based on data obtained from the USGS National
Earthquake Information Center, there were 477 earthquake events included in the specified parameters. Data
analysis was performed using the Fast Fourier Transform (FFT) method and Ms. Excel for data acquisition
and Matlab for plotting data. The data was analyzed to obtain the graph magnitude, graph energy, period, and
b-value graphs. The results from this research are the largest earthquake recorded with a magnitude of 6.5
SR, the b-value of the earthquakes obtained is 0.5126, the average earthquake energy is 7.79416 x 1011, and
the dominant frequency is 0.15022. This research also determines the period produced from the graph is
6.6567, so it can be concluded that the possibility for a series of earthquakes will occur every 6.6 weeks or
equivalent to 1.5 months.

Keyword : earthquake, magnitude, periodegram, FFT, Matlab

1. PENDAHULUAN Gempa bumi di Jawa banyak berasosiasi


dengan gerakan Lempeng Hindia Australia di
Indonesia berada dalam kawasan Ring of Fire
selatan Pulau Jawa. Zona subduksi ini secara
atau cincin api Pasifik yang aktif. Kondisi
kasat mata nampak sebagai palung Jawa yang
tektonik membuat sebagian besar wilayah
terbentang dari barat ke timur dan di sebelah
Indonesia, termasuk Pulau Jawa, berpotensi
mengalami banyak kejadian gempa bumi.
utaranya terdapat pegunungan memanjang Besaran magnitudo ini biasanya dinyatakan
bawah laut yang dikenal sebagai busur luar. dalam Skala Richter (SR). Magnitudo gempa
yang sudah didapatkan dapat juga dikonversi
Daerah subduksi ini berumur cukup tua yakni
menjadi besaran energi dengan satuan dyne
lebih dari 150 juta tahun sehingga sempat
cm atau erg. Guttenberg dan Richter
dianggap sudah tidak menghasilkan gempa
merumuskan persamaan energi dari
lagi atau istilahnya aseismik. Namun teori
magnitudo sebagai berikut.
tersebut patah, ketika melihat peristiwa gempa
Pancer di Banyuwangi pada 1994 dan log 𝐸 = 5,8 + 2,4 𝑀 …(1)
Pangandaran 2006 yang berkekuatan sama-
atau
sama bermagnitudo 7,8 SR. Hal ini
menunjukan subduksi tersebut tetap harus 𝐸 = 𝑎𝑛𝑡𝑖𝑙𝑜𝑔 (5,8 + 2,4 𝑀)
diperhitungkan sebagai sumber potensial
gempa besar. Di antara kedua wilayah 𝐸 = 10(5,8+2,4 𝑀) …(2)
tersebut terdapat seismik gap meliputi dimana:
kawasan sepanjang kurang lebih 400 km.
E = energi gempa (dyne cm atau erg),
Kawasan ini merupakan area yang sedang
menimbun energi seismik secara terus- M = magnitudo gempa (SR).
menerus karena belum mengalami pematahan.
Guttenberg juga merumuskan hubungan
Selain berasosiasi dengan zona penunjaman, antara magnitudo gempa dan total jumlah
di Pulau Jawa terdapat juga sesar-sesar aktif gempa bumi yang terjadi. Persamaan tersebut
yang dapat menjadi pusat gempa, seperti yang dinyatakan sebagai berikut.
terjadi pada gempa Yogyakarta tahun 2006
log 𝑁 = 𝑎 − 𝑏 𝑀 …(3)
misalnya. Gempa-gempa tersebut merupakan
gempa dangkal, sehingga dapat berdampak atau
besar, terutama karena penduduk di Pulau
𝑁 = 10(𝑎 − 𝑏 𝑀) …(4)
Jawa cukup banyak, dengan kepadatan
penduduk yang tinggi. dimana:
N = banyaknya event yang mempunyai
magnitudo ≥ M,
2. TEORI DASAR
M = magnitudo gempa (SR),
2.1 Data Gempa Bumi
a dan b = konstanta.
Data merupakan bentuk jamak dari datum,
berasal dari bahasa Latin yang berarti “sesuatu Konstanta b pada persamaan diatas yang
yang diberikan”. Pengertian data menurut umumnya disebut sebagai b-value biasanya
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendekati nilai 1,0 di daerah seismik aktif.
adalah keterangan yang nyata atau benar yang Hal ini menunjukkan bahwa untuk frekuensi
dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau magnitudo 4,0 atau lebih akan ada 10 kali lipat
kesimpulan). Sedangkan pengertian gempa magnitudo 3,0 atau lebih dan 100 kali lipat
bumi merupakan suatu getaran yang terjadi di magnitudo 2,0 atau lebih.
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari
dalam secara tiba-tiba yang menciptakan
gelombang seismik. Berdasarkan dua 2.2 Fast Fourier Transform
pengertian itu, maka data gempa bumi adalah
Suatu sinyal biasanya dibuat dalam domain
suatu keterangan mengenai getaran yang
waktu / periode. Namun seringkali diperlukan
terjadi di permukaan bumi yang nyata dan
spektral sinyal dalam domain frekuensi untuk
dapat dianalisis. analisis tertentu. Metode untuk
Data gempa bumi biasanya dilakukan proses mentransfomasikan sinyal dari domain waktu
analisis pada komponen magnitudonya. ke domain frekuensi dapat dilakukan
Magnitudo gempa merupakan suatu besaran menggunakan deret Fourier untuk sinyal
yang menyatakan besarnya energi seismik periodik, dan Discrete Fourier Transform
yang dipancarkan oleh sumber gempa. (DFT) untuk sinyal non-periodik. Bentuk

2
dasar persamaan DFT dijabarkan sebagai informasi besar kekuatan gempa yang pernah
berikut: terjadi di Pulau Jawa. Pada penelitian ini data
yang diambil mulai tahun 2013 sampai dengan
𝐶 (𝑘) = ∑𝑁−1 𝑛𝑘
𝑛=0 𝑥(𝑛) . 𝑊𝑁 …(5)
tahun 2018.
dimana n, k, dan N adalah integer, j = √−1,
fungsi dasarnya adalah akar-akar N,
3.2 Metode
𝑊𝑁 = 𝑒 −𝑗2𝜋/𝑁 …(6)
3.2.1 Pengambilan Data
nilai k = 0, 1, 2, … , N – 1.
Pada penelitian ini, data dikumpulkan dari
website NEIC USGS dengan ketentuan data
Fast Fourier Transform (FFT) adalah suatu gempa yang dianalisa terletak di seluruh Pulau
metode untuk mempersingkat waktu Jawa dan dengan rentang waktu dari tahun
pengerjaan DFT. FFT sering diterapkan dalam 2013 sampai dengan 2018. Pada penelitian
banyak kasus untuk pengolahan sinyal digital dibatasi magnitudo minimal sebesar 4 SR
dalam mengubah domain waktu menjadi yang dicari melalui USGS. Pada proses
domain frekuensi. Persamaan FFT didapat pengumpulan data digunakan program
dari pemecahan nilai x(n) pada persamaan (5) Microsoft Excel dan Notepad. Tahap
menjadi genap dan ganjil untuk 0 ≤ k ≤ (N-1), penelitiannya dengan mengambil data gempa
sehingga dapat ditulis: dari internet dengan alamat
https://earthquake.usgs.gov/earthquakes/
search/ dan akan muncul tampilan sebagai
𝑁
−1 berikut:
2
𝐶(𝑘) = ∑𝑛=0 𝑥(2𝑛) . 𝑊𝑁2𝑛𝑘 +
𝑁
−1 2(2𝑛+1)𝑘
2
∑𝑛=0 𝑥(2𝑛 + 1) . 𝑊𝑁 …(7)
𝑁
−1
2
𝐶(𝑘) = ∑𝑛=0 𝑥(2𝑛) . 𝑊𝑁2𝑛𝑘 +
𝑁
−1
𝑊𝑁𝑘 ∑𝑛=0
2
𝑥(2𝑛 + 1) . 𝑊𝑁2𝑛𝑘 …(8)

untuk nilai 0 ≤ k ≤ (N – 1). Selanjutnya


𝑛𝑘
mengganti 𝑊𝑁2𝑛𝑘 menjadi 𝑊𝑁/2 , sehingga
persamaan diatas menjadi:

𝑁
−1 𝑛𝑘
2
𝐶(𝑘) = ∑𝑛=0 𝑥(2𝑛) . 𝑊𝑁/2 +
Gambar 1. Tampilan pada website USGS
𝑁
−1 𝑛𝑘
𝑊𝑁𝑘 2
∑𝑛=0 𝑥(2𝑛 + 1) . 𝑊𝑁/2 …(9)
Kemudian memasukkan nilai magnitudo,
rentang waktu, dan wilayah yang ingin diteliti.
3. DATA DAN METODE Seperti gambar berikut:
3.1 Data
Data yang dianalisa pada penelitian ini adalah
intensitas terjadinya gempa di seluruh Pulau
Jawa, untuk mengetahui seberapa rawan
wilayah Pulau Jawa tersebut akan terjadi
gempa bumi, dimana gempa terbesar
sepanjang beberapa tahun terakhir, waktu
perkiraan kapan akan terjadi gempa lagi dan

3
Gambar 2. Pengisian data gempa

Kemudian klik pada Output Options untuk


memilih format yang diinginkan, seperti
format CSV (Excel) dan pilih pada Order By
untuk format pengurutan , seperti Time-Oldest
Time untuk format pengurutan berdasarkan Gambar 4. Tampilan data gempa pada Excel
waktu terdahulu, lalu klik search.

Setelah muncul data pada Excel tersebut,


maka langkah selanjutnya yaitu membuat
klasifikasi gempa berdasarkan Magnitudo
beserta log Frekuensinya untuk menentukan
b-value sesuai dengan persamaan (3).

Tabel 1. Klasifikasi gempa berdasarkan


Magnitude dan log Frekuensi

Gambar 3. Pengisian pilihan output data

Maka didapatkan histogram dan Grafik b-


Lalu data akan terdownload dalam format value sebagai berikut:
CSV (Excel).

3.2.2 Pengolahan Data


Data excel lalu diatur pada
delimeted,tab,comma dan finish. Setelah itu
akan diperoleh hasil sebagai berikut:

4
Pada proses pembuatan grafik magnitude time
series data yang diperukan hanya kolom 1
(week) dan kolom 2 (magnitudo). Kemudian
masukkan coding plot untuk menampilkan
grafik time series

Gambar 5. Grafik b-value

Dari Trendline Data, maka didapat:


Gambar 7. Tampilan coding Magnitudo time
B value –Data
series pada Matlab
Y = 3,0035 - 0,5126x
Dengan m= B – Value, sehinga:
Setelah di run akan diperoleh grafik seperti
B-Value = 0,5126
berikut:

Dalam penelitian ini, untuk pengolahan grafik


data gempa menggunakan software Matlab.
a. Membuat Magnitudo Time Series
Hal pertama yang dilakukan ialah dengan
membuat data pada Excel yang terdiri dari
tanggal, minggu ke-n, magnitudo, energi,
energi rata-rata dan nilai dari energi – (rata-
rata energi) seperti pada gambar berikut dan
selanjutnya data pada Excel ini di copy ke
Notepad. Gambar 8. Grafik Time Series Magnitudo Gempa

b. Membuat Energi Time Series


Proses pembuatan energi time series hampir
sama seperti pada proses pembuatan
magnitudo time series, hanya saja pada bagian
editor sedikit terdapat perbedaan coding. Pada
energi time series data yang digunakan juga
berasal dari file Notepad.
Data yang diperlukan dalam pembuatan grafik
energi time series ini hanya kolom 1 (week)
dan kolom 3 (energi). Kemudian masukkan
coding pada script matlab seperti berikut:

Gambar 6. Tampilan data gempa pada Notepad

5
Setelah di run akan diperoleh grafik seperti
berikut:

Gambar 9. Tampilan coding Energi time series


pada Matlab

Setelah di run akan diperoleh grafik seperti


berikut: Gambar 12. Grafik Periodegram

d. Membuat Grafik Power vs Periode


Pada pembuatan grafik power vs periode ini,
dikembangkan script Matlab untuk FFT. Pada
pembuatannya, data yang digunakan juga
berasal dari file Notepad dengan
menggunakan dua kolom yaitu kolom pertama
adalah waktu kejadian gempa yang dikonversi
Gambar 10. Grafik Time Series Energi Gempa ke julian week, kolom kedua adalah
perubahan energi (energi – (rata-rata energi)).
Selanjutnya melakukan coding untuk
c. Membuat Grafik Periodegram membuat grafik tersebut dengan
menggunakan script Matlab.
Pada pembuatan grafik periodegram ini,
dikembangkan script Matlab untuk FFT. Pada
pembuatannya, data yang digunakan juga
berasal dari file Notepad dengan
menggunakan dua kolom yaitu kolom pertama
adalah waktu kejadian gempa yang dikonversi
ke julian week, kolom kedua adalah
perubahan energi (energi – (rata-rata energi)).
Selanjutnya melakukan coding untuk
membuat grafik tersebut dengan
menggunakan script Matlab.

Gambar 13. Tampilan coding Power vs Periode


Matlab

Setelah di run akan diperoleh grafik seperti


berikut:

Gambar 11. Tampilan coding Periodegram

6
selatan mulai dari Selat Sunda hingga timur
Pulau Jawa yang sering terjadi gempa berskala
kecil dengan intensitas besar. Hal tersebut
dapat diketahui karena pada data yang
digunakan untuk penelitian ini terdapat total
447 gempa di Pulau Jawa yang diambil dari
tanggal 1 Januari 2013 sampai dengan 31
Desember 2018.
Gambar 14. Grafik Power vs Periode
- Aktivitas seismik yang terjadi pada Pulau
Jawa kebanyakan terjadi pada kedalaman
4. HASIL DAN PEMBAHASAN yang relatif dalam yaitu sekitar 35 km di
bawah permukaan bumi dan berkekuatan
Pulau Jawa mempunyai nilai b-value sebesar
sedang yaitu 4 hingga 5 SR.
0,5126. Hal ini menunjukkan bahwa gempa
dengan skala sedang sering terjadi, namun - B-value yang diperoleh yaitu 0,5126.
sekalinya gempa berskala besar gempa - Energi Gempa dari 2013-2018 mempunyai
tersebur dapat mengakibatkan kerugian yang nilai rata-rata energi sebesar 7,79416 x 1011
cukup besar. Hal ini dikarenakan di sekitar joule.
Pulau Jawa memiliki aktivitas seismik yang
meningkat dengan sering terjadinya subduksi - Frekuensi dominan yang dihasilkan grafik
atau pergerakan lempeng selatan mulai dari sebesar 0,15022.
Selat Sunda hingga timur Pulau Jawa. - Periode yang dihasilkan dari grafik sebesar
Magnitudo yang terbesar pada daerah tersebut 6,6567 maka dapat disimpulkan kemungkinan
sejak tahun 2013-2018 tercatat sebesar 6,5 SR untuk rangkaian gempa akan terjadi setiap 6,6
dengan kedalaman 90 km yang terjadi minggu atau setara dengan 1,5 bulan.
tepatnya pada tanggal 15 Desember 2017 yang
berada pada 1 km di sebelah timur Kampung
Baru. Sedangkan untuk skala yang terkecil DAFTAR PUSTAKA
yaitu sebesar 4 SR, karena nilai magnitudo Bormann, Peter. 2002. New Manual of
minimum pada penelitian ini sebesar 4 SR. Seismological Observatory Practice.
Nilai magnitudo sebesar 4 SR tersebut sering GeoForschungsZentrum : Potsdam.
terjadi di daerah Pulau Jawa pada kedalaman
yang bervariasi. Burrus, C. Sidney, dkk. 2012. Fast Fourier
Transform. Rice University. Houston,
Dari grafik time series Magnitudo Gempa Texas.
(Gambar 8) dapat dilihat banyak titik
amplitudo pada rentang nilai 4 sampai 5 yang Gutenberg, B., Richter, C. F. 1956. Magnitude
berarti gempa di Pulau Jawa sering terjadi and Energy of Earthquakes. Annali di
dengan magnitudo berskala 4 sampai 5 SR Geofisica. Vol. 9, 1-15.
Setelah melakukan pengolahan data dengan Ibrahim, Gunawan, DR dkk. 2000. Pengantar
Matlab serta mengamati data gempa yang Seismologi. BMG Pusat : Jakarta.
telah dianalisa, diperoleh nilai frekuensi Newman, Andrew. 2006. Characteristic and
dominan sebesar 0,15022 (Gambar 12). Selain Uncharacteristic of Earthquake a
itu, pada penelitian ini juga dihasilkan periode Possible Artifacts. Wabash : Madrid.
munculnya gempa dalam skala mingguan atau
bulanan, dimana pada analisa yang dilakukan USGS. 2007. NEIC-USGS Earthquakes
diperoleh nilai periode 6,6567 (Gambar 14.) search result. USGS National
dengan energi sebesar 7,79416 x 1011 joule. Earthquake Information Center
http://neic.usgs.gov/neis/epic/epic.ht
ml (diakses pada tanggal 25 Januari
5. KESIMPULAN 2019).
Pulau Jawa terletak di daerah zona subduksi
yang merupakan daerah pergerakan lempeng

Anda mungkin juga menyukai