1September 2013
Liliek Hariani
ABSTRACT
Lactic acid bacteria (LAB) are able to inhibit other bacteria by producing protein,
named as bacteriocin. Bacteriocin which produced by LAB is useful to inhibit
pathogenic bacteria that harmful to human health or even makes food spoil.
Bacteriocin is effective as antibacterial agent against pathogenic bacteria. Crude
Extract of bacteriocin that produced by Lactobacillus plantarum DJ3 is able to
inhibits the growth of E. Coli (4 mm) and S. aureus (5.33 mm). Application of
bacteriocin in beef show that it able to inhibita the growth of bacteria. The amount
of bacteria in beef that stored in 8 hours with bacteriocin addition are 1,3 X 108
CFU/g, and 3.7 X 108 CFU/g without bacteriocin addition. While the amount of
bacteria in beef that stored in 12 hours with bacteriocin addition are 2.0 x 109
CFU/g and 1.5 x 1011 without bacteriocin addition.
17
Liliek Harianie
18
Produksi Bakteriosin (17-25) El-Hayah Vol. 4, No.1September 2013
19
Liliek Harianie
20
Produksi Bakteriosin (17-25) El-Hayah Vol. 4, No.1September 2013
21
Liliek Harianie
22
Produksi Bakteriosin (17-25) El-Hayah Vol. 4, No.1September 2013
pengolahan yang melibatkan asam dan bakteriosin yang dihasilkan oleh L.plantarum
basa, serta kondisi panas dan dingin DJ3. Bakteriosin mampu menghambat bakteri
Menurut Ray (1996), beberapa pathogen dan pembusuk dengan efektif.
bakteriosin BAL yang digunakan sebagai Pemberian pengawet bakteriosin dalam
biopreservatif dalam berbagai produk makanan penelitian ini dilakukan dengan cara
antara lain adalah bakteriosin yang dihasilkan perendaman daging dalam ekstrak kasar
oleh Lactobacillus sp. bakteriosin selama 30 menit, selanjutnya
Bakteriosin yang dihasilkannya daging yang telah diberi pengawet bakteriosin
memiliki spektrum yang luas sebagai pengawet disimpan pada suhu ruang.
makanan dan mampu melawan bakteri gram Lama penyimpanan daging sampai 12
negatif patogen. Lactobacillus sp. dapat jam dan pada jam ke 8 dan jam ke 12 jumlah
ditemukan di dalam daging, produk daging, bakteri yang tumbuh pada daging diamati
susu, saluran pencernaan, dan makanan yang dengan Total Plate Count (TPC) untuk
difermentasi secara terkontrol. Penelitian ini mengetahui tingkat kerusakan daging. Jumlah
menggunakan ekstrak kasar bakteriosin hasil bakteri yang ada pada daging dengan
fermentasi dari Lactobacillus plantarum DJ3. pemberian ekstrak kasar bakteriosin dan tanpa
Daging mudah rusak oleh kontaminasi ekstrak kasar bakteriosin pada penyimpanan
mikroba, untuk mencegahnya dapat dilakukan suhu ruang disajikan pada Tabel 2.
dengan pemberian pengawet alami yaitu
Jumlah awal bakteri pada daging yang pemberian ekstrak kasar bakteriosin (kontrol)
digunakan dalam penelitian ini cukuptinggi dimana pertumbuhan bakteri daging lebih
yaitu 2.3x105 Cfu/g. Hal ini bisa disebabkan cepat. Penyimpanan daging selama 8 jam
karena daging yang digunakan dalam menunjukkan jumlah bakteri yang tumbuh
penelitian ini dibeli dari pedagang di pasar adalah 1.3x108 cfu/g yaitu mengalami kenaikan
yang diperlakukan pada suhu ruang (bukan sebesar 3 log dari jumlah awal bakteri daging,
suhu rendah) sehingga secara internal daging sedangkan pada kontrol jumlah bakteri yang
akan terkontaminasi jika tidak didinginkan tumbuh adalah 3.7x108 cfu/g yaitu mengalami
setelah penyembelihan. kenaikan sebesar 3 log.
Jumlah dan jenis mikroorganisme yang Penyimpanan selama 8 jam belum
mencemari daging ditentukan oleh tingkat menunjukkan bau busuk untuk perlakuan
pengendalian higienis yang dilaksanakan dengan penambahan ekstrakkasar bakteriosin,
selama penanganan, diawali saat tetapi untuk daging yang tidak diberi ekstrak
penyembelihan ternak dan pembersihan karkas kasar bakteriosin sudah menunjukkan adanya
hingga sampai ke konsumen. Pertumbuhan bau busuk karena jumlah bakterinya lebih
mikroorganisme berhubungan erat dengan banyak. Menurut Russel (2001) bau busuk dan
kualitas daging segar. Peningkatan jumlah lendir timbul ketika jumlah bakteri mencapai
mikroorganisme pembusuk berpengaruh 1x108 cfu/cm2, sedangkan penelitian lain
terhadap daya tahan atau masa simpan daging. menyebutkan bahwa bau busuk timbul ketika
Penelitian ini menunjukkan bahwa pada jumlah bakteri mencapai 1.2x106 cfu/cm2 dan
semua perlakuan lama penyimpanan dengan lendir timbul ketika bakteri berjumlah sekitar
pemberian ekstrakkasar bakteriosin lebih 3.2x107 – 1x109 cfu/cm2. Bau busuk karena
mampu menghambat pertumbuhan bakteri produksi hidrogen sulfida (H2S), NH3 dan
pada daging jika dibandingkan dengan tanpa merkaptan yang merupakan bahan utama
23
Liliek Harianie
24
Produksi Bakteriosin (17-25) El-Hayah Vol. 4, No.1September 2013
25
Liliek Harianie
26