Anda di halaman 1dari 10

Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

Analisa Sedimen di DAS Progo menggunakan Metode Modified


Universal Soil Loss Equation (MUSLE)
E. Monica Zada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
elfa.monica.z@mail.ugm.ac.id

F. Nurrochmad
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
fatchan.nurrochmad@gmail.com

J. Sujono
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
jsujono@ugm.ac.id

INTISARI
Perubahan tata guna lahan yang tidak terencana dengan baik dapat mempengaruhi proses terjadinya erosi sebagai salah
satu permasalahan yang sering terjadi di daerah aliran sungai (DAS). Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan
pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap pendugaan hasil sedimen di DAS Progo menggunakan Metode Modified
Universal Soil Loss Equation (MUSLE). Metode MUSLE menggunakan faktor limpasan sebagai energi yang
digunakan untuk penghancuran dan pengangkutan sedimen. Hasil penelitian didapat nilai faktor erodibilitas tanah (K)
sebesar 0,45, faktor panjang dan kemiringan lereng (LS) sebesar 0,16, faktor penutupan vegetasi (C) untuk tata guna
lahan tahun 2011 sebesar 0,24 dan tata guna lahan tahun 2015 sebesar 0,30, dan faktor konservasi lahan (P) untuk tata
guna lahan tahun 2011 sebesar 0,40 dan tata guna lahan tahun 2015 sebesar 0,42. Perbedaan tata guna lahan
berpengaruh terhadap pendugaan hasil sedimen di DAS Progo. Perkiraan hasil sedimen menggunakan tata guna lahan
tahun 2011 dibanding tata guna lahan tahun 2015 menunjukkan adanya peningkatan perkiraan hasil sedimen sebesar
30%. Pada saat terjadinya banjir, diharapkan para operator pintu untuk menutup pintu intake agar sedimen saat banjir
tidak ikut masuk ke saluran irigasi.
Kata kunci: debit banjir, hasil sedimen, volume limpasan, musle

PENDAHULUAN Arekhi, dkk (2012) memperkirakan hasil sedimen


menggunakan metode Modified Universal Soil
Perubahan tata guna lahan yang tidak terencana Loss Equation (MUSLE) di DAS Kengir di Kota
dengan baik dapat mempengaruhi proses Iyvan, Provinsi Ilam, Iran. Hasil sedimen di DAS
terjadinya erosi sebagai salah satu permasalahan Kengir disimulasikan untuk enam peristiwa hujan
yang sering terjadi di daerah aliran sungai (DAS). yang menyebar sepanjang tahun 2000 dan
Salah satu faktor penyebab erosi adalah hujan. divalidasi dengan nilai hasil sedimen observasi.
Hujan membawa material terangkut menuju hilir Hasil penelitian didapat koefisien determinasi
sungai. Erosi dapat mempengaruhi produktivitas yang tinggi nilai (0,99), sehingga menunjukkan
lahan yang biasanya terjadi DAS bagian hulu dan bahwa hasil sedimen model MUSLE prediksi baik
dapat memberikan dampak pada DAS bagian hilir untuk tujuan praktis.
berupa hasil sedimen (sediment yield). Tujuan
penelitian ini adalah mendapatkan pengaruh METODOLOGI PENELITIAN
perubahan tata guna lahan terhadap pendugaan
hasil sedimen di DAS Progo menggunakan Lokasi Penelitian
Metode Modified Universal Soil Loss Equation Lokasi penelitian berada di DAS Progo yang
(MUSLE). Metode MUSLE menggunakan faktor terletak di Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Luas
limpasan sebagai energi yang digunakan untuk DAS Progo 2479 km2 dan panjang sungai utama
penghancuran dan pengangkutan sedimen. 138 km. Lokasi penelitian ditunjukkan pada
Gambar 1.
Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

menggunakan faktor energi hujan sebagai


penyebab terjadinya erosi melainkan
menggunakan faktor limpasan permukaan.
Volume limpasan permukaan mewakili energi
yang digunakan untuk penghancuran dan
pengangkutan sedimen. Menurut Williams &
Berndt (1977), persamaan MUSLE ditunjukkan
Gambar 1. Lokasi Penelitian pada Persamaan 3.
Ys = 11,8 (Qp .Vq)0,56 x K x LS x C x P (3)
Ketersediaan Data dengan:
Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data Ys : hasil sedimen (ton)
curah hujan, peta topografi, peta jenis tanah, peta Vq : volume limpasan (m3)
tata guna lahan tahun 2015, dan aliran dasar Qp : debit puncak (m3/s)
diperoleh dari Balai Besar Wilayah Sungai – K : faktor erodibilitas tanah
Serayu Opak (BBWS-SO) dan peta tata guna lahan LS : faktor kemiringan lereng
tahun 2011 diperoleh dari Kementrian Kehutanan C : faktor penutupan vegetasi
Republik Indonesia. P : faktor konservasi praktis

Hujan Rerata Daerah Aliran Sungai (DAS) Alihragam Hujan menjadi Aliran
Perhitungan hujan rerata DAS menggunakan HSS Gama I dikembangkan oleh Sri Harto (2009)
metode Poligon Thiessen. Persamaan hujan rerata berdasar perilaku hidrologik 30 DAS di Pulau
DAS metode Poligon Thiessen ditunjukkan pada Jawa. HSS Gama I terdiri dari empat variabel
Persamaan 1 dan Persamaan 2. pokok, yaitu waktu naik (time of rise, TR), debit
𝐻𝑑 = ∑𝑛𝑖=1 𝛼𝑖 𝐻𝑖 (1) puncak (Qp), waktu dasar (Tb), dan resesi-resesi
𝐿𝑖 yang ditentukan oleh nilai koefisien tampungan
𝛼𝑖 = 𝐿 (2)
(storage coefficient, K). Persamaan yang
dengan: digunakan pada metode HSS Gama I seperti pada
Hd : hujan rerata DAS (mm) Persamaan 4 sampai Persamaan 8.
Hi : hujan masing masing stasiun (mm) TR = 0,43 (L/100 SF)3 + 1,0665 SIM+1,2775 (4)
αi : koefien Thiessen stasiun i QP = 0,1836 A0,5886 TR-0,4008 JN0,2574 (5)
Li : luas masing-masing poligon (km2) TB = 27,4132 TR0,1457 S-0,0986 SN0,7344 RUA0,2574 (6)
L : luas DAS (km2) K = 0,5617 A0,1798 S-0,1446 SF-1,0897 D0,0452 (7)
n : jumlah stasiun berpengaruh QB = 0,4715 A0,6444 D 0,9430 (8)
dengan:
Analisis Frekuensi A : luas DAS (km2)
Hujan rerata DAS perlu ditentukan kemungkinan L : panjang sungai utama (km)
terulangnya curah hujan dengan periode tertentu S : kemiringan dasar sungai
untuk menentukan debit banjir. Hujan rerata DAS SF : faktor sumber
dianalisis dengan distribusi Normal, Log Normal, SN : frekuensi sumber
E.J. Gumbel, dan Log Pearson Tipe III. Penentuan WF : faktor lebar
distribusi yang sesuai berdasarkan dengan JN : jumlah pertemuan sungai
parameter statistik yaitu koefisien skewness (Cs) SIM : faktor simetri
dan koefisien kurtosis (Ck). Distribusi terpilih RUA : luas relatif DAS sebelah hulu
dilakukan uji kesesuaian menggunakan uji Chi D : kerapatan jaringan kuras
Kuadrat dan uji Smirnov Kolmogorof.
Tahapan Analisis Data
Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE) Tahapan analisis data pada penelitian ini adalah
Perhitungan hasil sedimen (sedimen yield) perhitungan debit banjir, perhitungan volume
menggunakan metode Modified Universal Soil limpasan, dan perhitungan hasil sedimen di DAS
Loss Equation (MUSLE). Metode MUSLE tidak Progo.
Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

1. Perhitungan Debit Banjir hujan dan besar nilai Koefisien Thiessen


Perhitungan debit banjir DAS Progo ditunjukkan pada Tabel 1.
menggunakan program HEC-HMS Versi 4.2.1.
Data masukan untuk pemodelan debit banjir
sebagai berikut.
a. Hujan Rerata Daerah Aliran Sungai (DAS)
 Pengolahan data curah hujan menjadi hujan
DAS menggunakan metode Poligon
Thiessen.
 Hujan rancangan dianalisis dengan
distribusi Normal, Log Normal, E.J.
Gumbel, dan Log Pearson Tipe III.
 Distribusi hujan harian ke jam-jaman
menggunakan Metode Alternating Block
Method (ABM). Gambar 2. Poligon Thiessen DAS Progo
b. Limpasan (Loss)
Perhitungan limpasan menggunakan metode Tabel 1. Nilai Koefien Thiessen
SCS-CN (Soil Conservation Service-Curve Stasiun Luas (km2) α
Number). Hubungan antara nilai kemampuan Caturanom 341,14 0,138
penyimpanan maksimum dengan nilai dari Badran 902,15 0,364
karakteristik DAS yang diwakili oleh nilai CN. Kalibawang 548,22 0,221
Perhitungan nilai CN untuk tata guna lahan Sayegan 134,12 0,054
tahun 2011 dan tata guna lahan tahun 2015. Godean 99,17 0,040
c. Alihragam (Transform) Hujan menjadi Aliran Kenteng 112,47 0,045
Metode alihragaman hujan menjadi aliran Kalijoho 46,66 0,019
menggunakan metode hidrograf satuan sintetik Pajangan 63,79 0,026
(HSS) Gama I. Gembongan 95,10 0,038
d. Aliran Dasar (baseflow) Sapon 44,31 0,018
Baseflow Sungai Progo sebesar 148 m3/s Brosot 78,14 0,032
(BBWS-SO). Sanden 14,07 0,006
Luas DAS 2479,35 1,000
2. Perhitungan Volume Limpasan
Perhitungan volume limpasan didapat dari hasil Rekapitulasi hasil analisis hujan rerata
perkalian antara tinggi limpasan dan luas daerah menggunakan metode Poligon Thiessen
aliran sungai (DAS). ditunjukkan pada Tabel 2.
3. Perhitungan Hasil Sedimen di DAS Pogo Hasil analisis hujan rancangan sesuai dengan
Perhitungan hasil sedimen di DAS Progo distribusi Log Pearson III. Hasil analisis curah
menggunakan metode Modified Universal Soil hujan rancangan ditunjukkan pada Tabel 3.
Loss Equation (MUSLE).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hujan Daerah Aliran Sungai (DAS)


Analisis hujan rerata di DAS Progo dilakukan
dengan metode Poligon Thiessen yang dalam
pengelolaannya menggunakan Program Arc Map
Versi 10.5. Hasil Poligon Thiessen ditunjukkan
pada Gambar 2 dan Luas masing-masing stasiun Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Analisis Hujan Rerata
Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

Tahun Curah Hujan Rerata (mm) 4 25 71,7


2003 61 5 50 73,9
2004 59
6 100 75,6
2005 39
2006 32
2007 49 Nilai Curve Number (CN)
2008 54 DAS Progo merupakan kelompok hidrologi
2009 48 tanah D (Ritawati, dkk, 2012). Nilai CN dari
2011 57 hasil analisis tata guna lahan menunjukkan bahwa
2012 74 presentasi tata guna lahan di DAS Progo
2013 60 didominasi oleh sawah dan hutan. Tata guna lahan
2014 50 tahun 2011 dan Nilai CN DAS Progo ditunjukkan
2015 53 pada Tabel 4 dan Tata guna lahan tahun 2015 dan
2017 65 Nilai CN DAS Progo ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 3. Hasil Analsis Hujan Rancangan Tabel 4 menunjukkan bahwa DAS Progo
mempunyai nilai CN sebesar 80,28 dan Tabel 5
Periode Curah Hujan menunjukkan bahwa DAS Progo mempunyai nilai
No. Kala Ulang Rancangan CN sebesar 80,06.
(Tahun) (mm)
1 2 54,6
2 5 63,7
3 10 67,8

Tabel 4. Tata Guna Lahan tahun 2011 dan Nilai CN


Luas Kelompok Hidrologi Tanah (D)
No Tata Guna Lahan 2
Luas x Nilai CN
(km ) Nilai CN
1 Sawah 1172,37 81 94961,63
2 Pemukiman 361,61 84 30375,25
3 Tegalan / Ladang 234,87 80 18789,57
4 Rumput /Semak Belukar 214,82 78 16756,20
5 Hutan 71,50 77 5505,46
6 Perkebunan 424,18 77 32661,98
Total 2479,35 199050,09
Nilai CN Komposit 80,28

Tabel 5. Tata Guna Lahan tahun 2015 dan Nilai CN


Luas Kelompok Hidrologi Tanah (D)
No Tata Guna Lahan Luas x Nilai CN
(km2) Nilai CN
1 Sawah 912,63 81 73923,35
2 Perkampungan 413,82 84 34760,51
3 Tegalan / Ladang 302,18 80 24174,74
4 Rumput /Semak Belukar 122,27 78 9537,42
5 Hutan / Perkebunan 728,44 77 56090,00
Total 2479,35 198486,02
Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

Nilai CN 80,06

Distribusi Hujan Jam-Jaman program HEC-HMS Versi 4.2.1. Skema (Basin


DAS Progo mempunyai karakteristik hujan Model) DAS Progo ditunjukkan pada Gambar 4.
dengan durasi 4 (empat) jam (Novita, 2015). Hasil
analisis distribusi hujan jam-jaman menggunakan
Metode Alternating Block Method (ABM)
ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Analisis Distribusi Hujan Jam-


Jaman

Periode Distribusi Hujan (mm)


kala
Ulang Gambar 4. Skema (Basin Model) DAS Progo
(tahun) Jam Ke-
1 2 3 4 Rekapitulasi hasil analisis pemodelan debit banjir
2 6,3 34,4 8,9 5,0 menggunakan program HEC-HMS Versi 4.2.1
5 7,3 40,1 10,4 5,8 ditunjukkan pada Tabel 7.
10 7,8 42,7 11,1 6,2
25 Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Analisis Pemodelan
8,2 45,1 11,7 6,6
Debit Banjir
50 8,5 46,5 12,1 6,8 Debit Puncak (Qp) (m3/s)
100 8,7 47,6 12,4 6,9 Kala
Tata Guna Tata Guna
No. Ulang
Lahan Lahan
(tahun)
Tahun 2011 Tahun 2015
Alihragam (Transform) Hujan menjadi Aliran 1 2 1063,6 1049,9
Grafik hasil analisis HSS Gama I ditunjukkan pada
2 5 1391,9 1375,8
Gambar 3.
3 10 1553,4 1536,2
4 25 1703 1684,9
5 50 1795,8 1777,1
6 100 1865,6 1846,6

2. Perhitungan Volume Limpasan


Analisis tinggi limpasan menggunakan program
HEC-HMS Versi 4.2.1. Volume limpasan didapat
Gambar 3. Hasil analisis HSS Gama I dari hasil perkalian antara tinggi limpasan dengan
luas DAS Progo. Rekapitulasi hasil analisis
Aliran Dasar (Baseflow) pemodelan volume limpasan ditunjukkan pada
Baseflow merupakan salah satu bagian penting Tabel 8.
untuk memprediksi besarnya debit banjir. Data
aliran dasar yang digunakan dalam masukan untuk Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Analisis Pemodelan
perhitungan debit banjir DAS Progo adalah 148 Volume Limpasan
m3/s (BBWS-SO, 2018). Vol. Limpasan (m3)
Kala
Tata Guna Tata Guna
No. Ulang
1. Perhitungan Debit Banjir Lahan Lahan
(tahun)
Pemodelan debit banjir DAS Progo dilakukan Tahun 2011 Tahun 2015
untuk setiap periode kala ulang menggunakan 1 2 36396854 35876190
Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

2 5 49413440 48768809 volume limpasan, faktor erodibilitas tanah, faktor


3 10 55810162 55140738 kemiringan tanah, faktor penutupan vegetasi, dan
faktor konservasi praktis.
4 25 61760601 61041590
5 50 65430039 64686234 Faktor Erodibilitas Tanah (K)
6 100 68157324 67413519 Faktor erodibilitas tanah dipengaruhi oleh sebaran
jenis tanah. Analisis faktor erodibilitas tanah
3. Perhitungan Hasil Sedimen di DAS Progo meggunakan Program Arc Map Versi 10.5.
Data masukan untuk perhitungan hasil sedimen Sebaran jenis tanah dan nilai faktor erodibilitas
menggunakan Metode Modified Universal Soil tanah (K) DAS Progo ditunjukkan pada Tabel 9.
Loss Equation (MUSLE) adalah debit puncak,

Tabel 9. Hasil Analisis Sebaran Jenis Tanah dan Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K) DAS Progo
No. Jenis Tanah Nilai K Luas (km2) Nilai K Total
1 Latosol coklat kemerahan dan litosol 0,43 891,06 383,15
2 Latosol kuning kemerahan dan litosol 0,36 27,52 9,91
3 Komplek mediteran dan litosol 0,46 131,27 60,38
4 Latosol kuning kemerahan 0,56 535,78 300,04
5 Grumusol dan Andasol 0,20 46,20 9,24
6 Aluvial 0,47 218,68 102,78
7 Regasol 0,40 628,84 251,4
Total 2371,39 1070,61
Nilai K rerata 0,45

Hasil analisis faktor erodibilitas tanah LS = L0,5 (0,00138 S2 + 0,00965 S + 0,00138)


menunjukkan bahwa presentasi sebaran jenis LS = 1380,5 (0,00138 x 0,005352 + (0,00965 x
tanah di DAS Progo didominasi oleh Latosol dan 0,00535) + 0,00138)
Regasol. Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai K LS = 0,1627
untuk DAS Progo sebesar 0,45.
Faktor Penutupan Vegetasi (C)
Faktor Kemiringan Tanah (LS) Faktor penutupan vegetasi dipengaruhi oleh tata
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua unsur guna lahan. Tata guna lahan tahun 2011 dan nilai
topografi yang berpengaruh terhadap laju sedimen faktor penutupan vegetasi (C) DAS Progo
dan aliran permukaan. Menurut Chay Asdak ditunjukkan pada Tabel 10 dan Tata guna lahan
(2010), perhitungan faktor kemiringan lereng (LS) tahun 2015 dan nilai faktor penutupan vegetasi (C)
sebagai berikut. DAS Progo ditunjukkan pada Tabel 11.

Tabel 10. Tata Guna Lahan Tahun 2011 dan Nilai Faktor Penutupan Vegetasi (C) DAS Progo
No. Tata Guna Lahan Nilai C Luas (km2) Nilai C Total
1 Sawah 0,05 1172,37 58,62
2 Perkampungan 0,70 361,61 253,13
3 Tegalan / Ladang 0,60 234,87 140,92
4 Rumput /Semak Belukar 0,02 214,82 4,30
5 Hutan 0,01 71,50 0,71
6 Kebun buah / Perkebunan 0,30 424,18 127,25
Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

Total 2479,35 584,93


Nilai C Rerata 0,24

Tabel 11. Tata Guna Lahan Tahun 2015 dan Nilai Faktor Penutupan Vegetasi (C) DAS Progo
No Ttaa Guna Lahan Nilai C Luas (km2) Nilai C Total
1 Sawah 0,05 912,63 45,63
2 Perkampungan 0,70 413,82 289,67
3 Tegalan / Ladang 0,60 302,18 181,31
4 Rumput /Semak Belukar 0,02 122,27 2,45
5 Hutan 0,01 9,68 0,10
6 Kebun buah / Perkebunan 0,30 718,76 215,63
Total 2479,35 734,78
Nilai C Rerata 0,30

Hasil analisis faktor penutupan vegetasi Faktor Konservasi Praktis (P)


menunjukkan bahwa presentasi tata guna lahan di Faktor konservasi praktis dipengaruhi oleh tata
DAS Progo didominasi oleh sawah dan hutan. guna lahan. Tata guna lahan tahun 2011 dan Nilai
Tabel 10 menunjukkan bahwa Nilai C DAS Progo faktor konservasi praktis (P) untuk DAS Progo
untuk tata guna lahan tahun 2011 sebesar 0,24 dan ditunjukkan pada Tabel 12 dan Tata guna lahan
Tabel 11 menunjukkan bahwa Nilai C DAS Progo tahun 2015 dan Nilai faktor konservasi praktis (P)
untuk tata guna lahan tahun 2015 sebesar 0,30. untuk DAS Progo ditunjukkan pada Tabel 13.

Tabel 12. Tata Guna Lahan tahun 2015 dan Faktor Konservasi Praktis (P) DAS Progo
No. Penggunaan Lahan Nilai P Luas (km2) Nilai P Total
1 Sawah 0,02 1172,37 23,45
2 Perkampungan 1,00 361,61 361,61
3 Tegalan / Ladang 0,65 234,87 152,67
4 Rumput /Semak Belukar 1,00 214,82 214,82
5 Hutan 1,00 71,50 71,50
6 Kebun buah / Perkebunan 0,40 424,18 169,67
Total 2479,35 993,72
Nilai P Rerata 0,40

Tabel 13. Tata Guna Lahan tahun 2015 dan Faktor Konservasi Praktis (P) DAS Progo
No Penggunaan Lahan Nilai P Luas (km2) Nilai P Total
1 Sawah 0,02 912,63 18,25
2 Perkampungan 1,00 413,82 413,82
3 Tegalan / Ladang 0,65 302,18 196,42
4 Rumput /Semak Belukar 1,00 122,27 122,27
5 Hutan 1,00 9,68 9,68
6 Kebun buah / Perkebunan 0,40 718,76 287,50
Total 2479,35 1047,95
Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

Nilai P Rerata 0,42

Tabel 12 menunjukkan bahwa Nilai P DAS Progo


untuk tata guna lahan tahun 2011 sebesar 0,40 dan DAFTAR PUSTAKA
Tabel 13 menunjukkan bahwa Nilai P DAS Progo
untuk tata guna lahan tahun 2015 sebesar 0,42. Arekhi, S., Shabani, A., dan Rostamizad., 2012.
Application of the modified universal soil loss
Hasil Sedimen di DAS Progo equation (MUSLE) in prediction of sediment
Rekapitulasi hasil analisis perhitungan hasil yield (Case study: Kengir Watershed, Iran).
sedimen di DAS Progo ditunjukkan pada Tabel 14. Arabian Journal of Geosciences, Vol. 6, No.
6 : 1259-1267.
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Analisis Perhitungan Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan
Hasil Sedimen di DAS Progo Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta : Gadjah
Hasil Sedimen (ton) Mada University Press.
Kala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak
No. Ulang Tata Guna Tata Guna
(BBWS-SO). 2018.
(tahun) Lahan Lahan
Kementrian Kehutanan Republik Indonesia. 2020.
Tahun 2011 Tahun 2015
Chow, V. T., Maidment, D. R., and Mays, 1988.
1 2 69492,60 90659,09 Applied HIydrology. New York, U.S.A:
2 5 95878,39 125264,36 McGraw-Hill.
3 10 109150,33 142729,04 Novita, E. L., dan Mutia, E., 2015. Penentuan Pola
4 Agihan Hujan Tanpa Pemisahan. Jurnal
25 121625,78 159114,20
Ilmiah Jurutera, Vol. 02, No. 01 : 048 – 056.
5 50 129409,65 169344,17 Ritawati, S., Mawardi, M., dan Goenadi, S. 2012.
6 100 135260,93 177069,62 Kesesuaian Model Infiltrasi Philips Untuk
Prediksi Limpasan Permukaan
Tabel 14 menunjukkan bahwa adanya pengaruh Menggunakan Metode Bilangan Kurva.
tata guna lahan terhadap peningkatan hasil Agritech. Vol. 32. No. 3 . 331 – 339.
sedimen di DAS Progo. Perkiraan hasil sedimen Soil Conservation Service. 1972. National
menggunakan tata guna lahan tahun 2011 Engineering Handbook. Washington, D. C:
dibanding tata guna lahan tahun 2015 U. S. Dept. of Agriculture.
menunjukkan adanya peningkatan sebesar 130%. Sri Harto. 2009. “Hidrologi Teori Masalah
Penyelesaian”. Jakarta: Nafiri.
KESIMPULAN Williams, J.R., and H.D. Berndt. 1977. Sediment
1. Tata guna lahan berpengaruh terhadap yield prediction based on watershed
pendugaan hasil sedimen di DAS Progo. hydrology. Trans. Amer. Sot. Agr. Eng.
2. Perkiraan hasil sedimen menggunakan tata 20:1100-l104.
guna lahan tahun 2011 dibanding tata guna
lahan tahun 2015 menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 130%.
Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

Perubahan tata guna lahan yang tidak material terangkut menuju daerah tangkapan
terencana dengan baik dapat mempengaruhi sungai yang akhirnya terendapkan.
proses terjadinya erosi dan sedimentasi
sebagai salah satu permasalahan yang sering Perubahan tata guna lahan akan
terjadi di daerah aliran sungai (DAS). Salah mempengaruhi debit aliran apabila hujan
satu faktor yang menyebabkan erosi adalah datang, curah hujan yang tinggi akan
hujan, aliran hujan akan membawa material berasosiasi dengan hidrograf aliran yang
terangkut menuju hilir sungai. Erosi dapat tentunya akan berpengaruh terhadap debit
mempengaruhi produktivitas lahan yang sedimen di daerah tangkapan air.
biasanya terjadi DAS bagian hulu dan dapat
memberikan dampak pada DAS bagian hilir Sementara itu, apabila dalam prakteknya
berupa hasil sedimen (sediment yield). Tujuan pengelolaan DAS dan penerapan tata guna
penelitian ini adalah mendapatkan pendugaan lahan yang tidak dilakukan secara terpadu
hasil sedimen yang berasal dari erosi di DAS dan tidak terencana dengan baik, maka dapat
Progo menggunakan Metode Modified Universal mempengaruhi proses terjadinya erosi dan
Soil Loss Equation (MUSLE). Metode MUSLE sedimentasi sebagai salah satu permasalahan
menggunakan faktor limpasan sebagai energi yang sering terjadi selain dari
yang digunakan untuk penghancuran dan
masalah banjir yang melanda kota-kota besar
pengangkutan sedimen.
di Indonesia akhir-akhir ini. Dilain
pihak permasalahan banjir umumnya
disebabkan karena tingginya intensitas hujan
Salah satu faktor yang menyebabkan erosi yang terjadi dan sistem DAS yang telah rusak
adalah hujan, aliran hujan akan membawa sehingga menyebabkan respon DAS menjadi
berkurang dan juga terjadinya pendangkalan
Civil Engineering, Environmental, Disaster and Risk Management Symposium 2020 Yogyakarta, 15 April 2020

sungai akibat sedimentasi. Sedimentasi selain didapat koefisien determinasi yang tinggi
menyebabkan pendangkalan sungai, juga nilai (0,99), sehingga menunjukkan bahwa
dapat menyebakan pendangkalan di muara hasil sedimen model MUSLE prediksi baik
pantai dan perubahan garis pantai. untuk tujuan praktis.

Erosi dapat mempengaruhi produktivitas Arekhi, S., Shabani, A., dan Rostamizad., 2012.
lahan yang biasanya mendominasi DAS Application of the modified universal soil loss
bagian hulu dan dapat memberikan dampak equation (MUSLE) in prediction of sediment yield
negatif pada DAS bagian hilir (sekitar (Case study: Kengir Watershed, Iran). Arabian
Journal of Geosciences, Vol. 6, No. 6 : 1259-
muara sungai) berupa hasil sedimen, untuk 1267.
melihat kondisi yang terjadi, maka studi erosi
dan sedimentasi dilakukan guna untuk Saleh Arekhi & Afshin Shabani & Ghobad Rostamizad
mengetahui daerah-daerah yang telah
mengalami lahan kritis akibat erosi dan juga Application of the modified universal soil loss
pemantauan sedimentasi yang terjadi di equation (MUSLE) in prediction of sediment
sungai sebagai yield sedimen akibat erosi. yield (Case study: Kengir Watershed, Iran)
Arabian Journal of Geosciences · November 2011

Modified Universal Soil Loss Equation Arabian Journal of Geosciences, 5(6), 1259-
(MUSLE) studi aplikasi dilakukan untuk 1267, November 2012
memperkirakan hasil sedimen DAS Kengir di
Arabian Journal of Geosciences
Kota Iyvan, Provinsi Ilam, Iran. Faktor November 2012, Volume 5, Issue 6, pp
limpasan MUSLE adalah dihitung dengan 1259–1267
menggunakan nilai limpasan dan puncak
yang diukur tingkat limpasan di outlet DAS.
Topografi faktor (LS) dan faktor pengelolaan
tanaman (C) ditentukan menggunakan sistem
informasi geografis (SIG) dan berbasis
lapangan survei penggunaan lahan / tutupan
lahan. Praktek konservasi Faktor (P)
diperoleh dari literatur. Hasil sedimen dari
DAS Kengir disimulasikan untuk enam badai
peristiwa yang menyebar sepanjang tahun
2000 dan divalidasi dengan nilai yang diukur.
Koefisien determinasi yang tinggi nilai (0,99)
menunjukkan bahwa hasil sedimen model
MUSLE prediksi memuaskan untuk tujuan
praktis.
Arekhi, dkk (2012) memperkirakan hasil
sedimen menggunakan metode Modified
Universal Soil Loss Equation (MUSLE) di DAS
Kengir di Kota Iyvan, Provinsi Ilam, Iran.
Hasil sedimen di DAS Kengir disimulasikan
untuk enam peristiwa badai yang menyebar
sepanjang tahun 2000 dan divalidasi dengan
nilai hasil sedimen observasi. Hasil penelitian

Anda mungkin juga menyukai