Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR
Salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi adalah teori psikoanalitik Sigmund Freud.
Psikoanalisis adalah suatu model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan
metode psikoterapi. Secara historis, psikoanalisis adalah aliran pertama dari tiga aliran utama
psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga atau disebut juga “kekuatan
ketiga” adalah psikologi eksistensial-humanistik. Penting untuk diingat bahwa Freud adalah
pencipta pendekatan psikodinamik terhadap psikologi, yang memberikan pandangan baru kepada
psikologi dan menemukan cakrawala-cakrawala baru.
Sumbangan-sumbangan utama yang bersejarah dari teori dan praktekpsikoanalitik mencakup:
- Kehidupan mental individu menjadi bias dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia
bisa diterapkan pada peredaan penderitaan manusia;
- Tingkah laku diketahui seiring ditentukan oleh faktor-faktor tak sadar;
- Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap
kepribadian pada masa dewasa;
- Teori psikoanalitik menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara
yang digunakan oleh individu dalam mengatasai kecemasan dengan mengandaikan adanya
mekanisme-mekanisme yang bekerja untuk menghindari luapan-kecemasan;
- Pendekatan psikoanalitik telah memberikan cara-cara mencari keterangan dari
ketaksadaran melalui analisis atas mimpi-mimpi, resistensi-resistensi, dan transferensi-
transferensi.

BAB II PEMBAHASAN
KONSEP-KONSEP UTAMA
A. STRUKTUR KEPRIBADIAAN
Menurut pandangan psikoanalitik, struktur kepribadiaan terdiri dari tiga system; id, ego, dan
superego. Ketuga adalah nama bagi proses-proses psikologis dan jangan dipikkirkan sebagai agen-
agen yang secara terpisah mengoprasikan kepribadiaan; merupakan fungsi-fungsi kepribadian
sebagai keseluruhan daripada sebagai tiga bagian yang terasing satu sama lain. Id adalah
komponen biologis, ego adalah komponen psikologis, sedangkan superego merupakan komponen
social.
- Id
Id adalah system kepribadiaan yang orisinil; kepribadian setiap orang hanya terdiri dari id
ketika dilahirkan. Id merupakan tempat bersemayam naluri-naluri. Id kurang terorganisasi,
buta, menuntut, dan mendesak. Seperti kawah yang terus mendidih dan bergolak, id tidak
bisa menoleransi tegangan, dan bekerja untuk melepaskan tegangan itu sesegera mungkin
serta unntuk mencapai keadaan homeostatic. Dengan diatur oleh asas kesenanganyang
diarahkan pada pengurangan tegangan, mennghindari kesakitan, perolehan kesenangan, id
bersifat tidak logis, amoral, dan didorong oleh satu kepentingan.

- Ego
Ego memiliki kontak dengan dunia ekternal dari kenyataan. Ego adalah eksekutif dari
kepribadian yang memerintah, mengendalikan, dan mengatur. Sebagai “polisi lalu lintas”
bagi id dan superego, dan dunia eksternal, tugas utama ego adalah mengantarai naluri-
naluri dengan lingkungan sekitar.

- Superego
Superego adalah cabang moral atau hukum dari kepribadian. Superego adalah kode moral
individu yang urusan utamanya adalah apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau
salah.

Pandangan tentang sifat manusia


Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya pesimmistik, deterministic,
mekanistik, dan reduksionistik. Menurut Freud, manusia dideterminnasi oleh kekuatan-kekuatan
irasional, motivasi motivasi tak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan
naluriah, dan oleh peristiwa-peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari
kehidupan.
Manusia dipandang sebagai sistem-sistem energy. Menurut pandangan Freudian yang
ortodoks, dinamika kepribadian terdiri dari cara-cara energi psikis dibagikan kepada id, ego, dan
superego. Freud juga merupakan peran naluri-naluri. Segenap naluri besifat bawaan dan biologis.
Freud menekankan naluri-naluri seksualdan implus-implus agresif. Ia melihat tingkah laku sebagai
dideterminasi oleh hasrat memperoleh kesenangan dan menghindari kesakitan.

Kesadaran dan ketaksadaran


Barangkali sumbangan-sumbangan Freud terbesar adalah kinsep-konsepnya tentang
kesadaran dan ketaksadaran yang merupakan kunci-kunci untuk memahami tingkah laku dan
masalah-masalah kepribadian. Ketaksadaran tidak bisa dipelajari secara langsung; ia bisa
dipelajari dari tingkah laku. Pembuktian klinis guna membuktikan konsep ketaksadaran
mencakup:
1. Mimmpi-mimpi, yang merupakan representasi-representasi simbolik dari kebutuhan-
kebutuhan, hasrat-hasrat, dan konflik-konflik tak sadar;
2. Salah ucap atau lupa, misalnya terhadap nama yang dikenal;
3. Sugesti-sugesti pascahipnotik;
4. Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas;
5. Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik proyektif.
Bagi Freud, kesadaran merupakan bagian terkecil dari keseluruhan jiwa. Seperti gunung es
yang mengapung yang bagian terbesarnya beraada dipermukaan bawah air, bagian jiwa yang
terbesar berada dibawah permukaan kesadaran. Freud juga percaya bahwa sebagian besar fungsi
psikologis terletak di luar kawasan kesadaran. Pemahaman terhadap peran ketaksadaran itu
penting guna menangkap esensi model tingkah laku. Proses-proses tak sadar adalah akar segenap
jgejala dan tingkah laku neurotik.

Kecemasan
Hal yang juga esensialuntuk memahami pandangan psikoanalitik tentang sifat manusia
adalah suatu keadaantegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu. Ada tiga macam
kecemasan:
1. Kecemasan Realistis adalah ketakutan terhadap bahayadari dunia eksternal, dan taraf
kecemasannya sesuai dengan derajat ancaman yang ada.
2. Kecemasan neurotik adalah ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang
menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan yang bisa mendatangkan hukuman bagi
dirinya.
3. Kecemasan moral adalah adalah ketakutan terhadap hati nurani sendiri. Orang yang hati
nuraninya berkembang baik cenderung merasa berdosa apabila dia melakukan sesuatu
yang berlawanan dengan kode moral yang dimilikinya.

Mekanisme-mekanisme pertahanan Ego


Apabila para konselor menangani resisten-resisten dan pertahanan-pertahanan, maka
pemahaman atas sifat dan fungsi pertahanan-pertahanan ego menjadi pentinng. Mekanisme-
mekanisme pertahanan ego membantu individu mengatasi kecemasan dan mencegah terlukanya
ego. Mekanisme-mekanisme pertahanan ego itu tidak selalu patologis dan bisa memiliki nilai
penyesuaian jika tidak menjadi suatu gaya hidup untuk menghindari kenyataan. Berikut ini
penjabaran-penjabaran singkat mengenai beberapa bentuk mekanisme pertahanan ego:
Penyangkalan
Penyangkalan adalah pertaahanan melawan kecemasan dengan “menutup mata” terhadap
keberadaan kenyataan yang mengancam. Individu menolak sejumlah aspek kenyataan yang
membangkitkan kecemasan. Kecemasan atas kematian orang yang dicintai, misalnya, sering
dimanifestasikan oleh penyangkalan terhadap fakta kematian.
Proyeksi
Proyeksi adalah mengalamatkan sifat-sifat tertentu yang tidak bisa diterima oleh ego kepada orang
lain. Seseorang melihat pada diri orang lain hal-hal yang tidak disukai dan ia tidak bisa menerima
adanya hal-hal itu pada diri sendiri. Jadi, dengan proyeksi, seseorang akan mengutuk orang lain
karena “kejahatannya” dan menyangkal memiliki dorongan jahat seperti itu.
Fiksasi
Fiksasi maksudnya adalah menjadi “terpaku” pada tahap-tahap perkembangan yang lebih awal
karena mengambil langkah ke tahap selanjutnya bisa menimbulkan kecemasan. Anak yang terlalu
bergantung menunjukan pertahanan berupa fiksasi; kecemasan menghambat si anak belajar
mandiri.
Regresi
Regresi adalah melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntunan-
tuntunannya tidak terlalu besar. Contohnya, seorang anak yang takut sekolah memperlihatkan
tingkah laku infantil seperti menangis, menghisap ibu jari, bersembunyi, dan menggantungkan diri
pada guru. Atau ketika adiknya lahir , seorang anak kembali menunjukan bentuk-bentuk tingkah
laku yang kurang matang.
Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah menciptakan alasan-alasan yang “baik” guna menghindarkan ego dan cedar;
memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak begitu menyakitkan.
Seseorang pemuda yang ditinggalkan kekasihnya, guna menyembuhkan ego-nya yang terluka ia
menghibur diri bahwa si gadis tidak berharga dan bahwa dirinya memang akan menendangnya.
Sublimasi
Sublimasi adalah menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara sosial lebih dapat
diterima bagi dorongan-dorongannya. Contohnya, dorongan agresif yang ada pada seseorang
disalurkan kedalam aktivitas bersaing dibidang olah raga sehingga dia menemukan jalan bagi
pengungkapan perasaan agresifnya, dan sebagai tambahan dia bisa memperoleh imbalan apabila
berprestasi dibidang olah raga itu.
Displacement
Displacement aadalah mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau
orang yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau. Seorang anak yang ingin menendang orang tuanya
kemudian menendang adiknya atau, jika adiknya tidak ada, menendang kucing.
Reprensi
Reprensi adalah melupakan isi kesadaran yang traumatis atau nisa membangkitkan kecemasan;
mendorong kenyataan yang tidak bisa diterima kepada ketaksadaran, atau menjadi tidak menyadari
hal-hal yang menyakitkan.
Formasi reaksi
Formasi reaksi adalah melakukan tindakan yang berlawanan dengan hasrat-hasrat taksadar; jika
perasaan-perasaan yang lebih dalam menimbulkan ancaman, maka seseorang menampilkan
tingkah laku yang berlawanan guna menyangkal perasaan-perasaan yang bisa menimbulkan
ancaman itu. Contohnya, seorang ibu yang memiliki perasaan menolak terhadap anaknya karena
adanya perasaan berdosa, ia menampilkan tingkah laku yang sangat berlawanan, yakni terlalu
melindungi atau “terlalu mencintai” anaknya.

Perkembangan Kepribadian
Pentingnya perkembangan awal
Sumbangan yang berarti dari model psikoanalitik adalah pelukisan tahap-tahap perkembangan
psikososial dan psikoseksual, individu dari lahir hingga dewasa.
Menurut penulis, pemahaman terhadap pandangan psikoanalitik tentang perkembangan
adalah hal yang esensial jika seorang konselor menangani para kliennya secara mendalam. Penulis
telah menemukan bahwa masalah-masalah yang paling khas yang dibawa orang-orang, baik
kedalam situasi-situasi konseling individual maupun kelompok, terdiri dari:
1. Ketidakmampuan menaruh kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain, ketakutan untuk
mencintai dan membentuk hubungan yang intim, dan rendahnya rasa harga diri;
2. Ketidakmampuan mengakui dan mengungkapkan perasaan-perasaan benci dan marah,
penyangkalan terhadap kekuatan sendiri sebagai pribadi, dan kekurangan perasaan
otonom;
3. Ketidakmampuan menerima sepenuhnya seksualitas dan perasaan-perasaan seksual diri
sendiri diri sendiri, kesulitan untuk menerima untuk menerima sebagai pria atau wanita,
dan ketakutan terhadap seksualitas.
Tahun pertama kehidupan: Fase Oral
Freud mengajukan teori tantang seksualitas infantile.dan setiap infantil.dan setiap represi individu
atas pengalaman-pengalaman innfantil dan masa kanak-kanak ada dalam area ini.
Dari lahir sampai usia satu tahun seorang bayi menjalani fase oral. Menghisap buah dada
ibu memuaskan kebutuhannya akan makanan dan akan kesenanggan. Kekuasaan dan keserakahan
bisa berkembang sebagai akibat kurang memperoleh makanan dan cinta pada tahun-tahun awal
kehidupan. Tugas utama prerkembangan utama fase oral adalah memperoleh rasa percaya yakni
percaya kepada orang lain, kepada dunia, dan kepada diri sendiri. Cinta adalah perlindungan
terbaik terhadap kekuatan dan ketidakamanan.
Usia satu sampai tiga tahun: Fase anal
Apabila fase oral menuntut individu untuk mengalami rasa bergantung yang sehat, menaruh
kepercayaan kepada dunia, dan menerima cinta. Fase anal menandai langkah lain dalam
perkembangan kepribadian.
Bermula dari tahun kedua dan berlanjut hingga tahun ketiga, fase anal memiliki arti penting
bagi pembentukan kepribadian. Selama fase anal, anak dipastikan akan mengalami perasaan-
perasaan negative seperti benci, hasrat merusak, marah dan sebagainya. Hal yang juga penting
pada fase ini adalah, anak memperoleh rasa memiliki kekuatan, kemandirian, dan otonomi. Jika
orang tua berbuat terlalu banyak bagi anaknya. Pada fase anal ini anak perlu berekperimen, berbuat
salah dan merasa bahwa mereka tetap diterima untuk kesalahannya itu, dan menyadari diri sebagai
individu yang terpisah dan mandiri.
Usia tiga sampai lima tahun: Fase falik
Kita telah melihat bahwa diantara usia satu dan tiga tahun seorang anak menyingkirkan cara-cara
yang infantil, dan secara aktif maju mendaki dunia yang lain. Ini adalah fase ketika kesanggupan-
kesanggupan untuk berjalan, berbicara, dan mengendalikan otot-otot berkembang pesat. Dengan
meningkatnya perkembangan kemampuan-kemampuan motoric dan perseptual, maka kecakapan-
kecakapan interpersonal anakpun mengalami perkembangan. Mastrubasi ditandai dengann fantasi-
fantasi seksual adalah hal yang normal pada masa kanak-kanak awal. Pada fase falik, mastrubasi
itu meningkat frekuensinya. Selama fase falik anak perlu belajar menerima perasaan-perasaan
seksualnya sebagai hal yang alamiah dan belajar memandang tubuhnya sendiri secara sehat. Fase
falik memiliki implikasi-implikasi yang berarti bagi terapis yang sedang menangani orang dewasa.
Banyak klien yang tidak pernah sepenuhnya mampu memahami perasaan-perasaan tentang
seksualnya sendiri.

B. ADAPTASI-ADAPTASI PSIKOANALISIS: PARA NEO-FREUDIAN


Para neo-Freudian mempersoalkan keterbatasan Freud dan konsepnya tentang sifat manusia yang
deterministic. Jung, Adler, Rank adalah para pembelot awal dari kedudukan ortodoks Freud.
Mereka ditakuti oleh Horney, Fromm, dan Sullivan yang menolak orientasi biologis dan sikap
Freud yang deterministic, dan sebaliknya mereka menekankan dimensi-dimensi sosial budaya dan
interpersonal dari tingkah laku manusia.
Carl Jung: Ringkasan Konsep-konsep Utama
Pandangan tentang sifat manusia
Jung menekankan peran maksud dalam perkembangan manusia. Manusia hidup dengan saran-
saran di samping dengan sebab-sebab. Jung memiliki pandangan yang optimis dan kreatif tentang
manusia, menekankan tujuan aktualisas diri.
Ketaksadaran personal
Kesadran personal meliputi pengalaman-pengalaman yang pada suatu saat disadari tetapi
kemudian direpresi dan terlupakan.
Ketaksadaran kolektif
Ketaksadaran kolektif adalah himpunan ingatan-ingatan terpendam yang diwariskan dari nenek
moyang. Kesadaran kolektif merupakan warisan ingatan-ingatan “rasial” (arketif-arketif) yang
signifikan, yang diturunkan dari satu ke lain generasi.
Pesona
Pesona adalah topeng yang digunakan dalam merespons situasi-situasi dan tuntutan-tuntutan
sosial. Pesona merupakan peran yang dirancang oleh masyarakat, bagian yang oleh masyarakat
diharapkan dimainkan oleh seseorang.
Animus dan Anima
Manusia memiliki karakteristik-karakteristik feminim, maupun maskulin, sisi feminim yang
dimiliki oleh pria adalah anima, yang memungkinkan pria mampu memahami wanitta. Sedangkan
sisi maskulin yang dimiliki oleh wanita adalah animus, yang memungkinkan wanita bisa
memahami pria.
Dua sikap: Ektraversi dan introversi
Sikap ekstravert mengarahkan seseorang kepada dunia eksternal dan objektif, sedangkan sikap
introvert mengarahkan seseorang kepada dunia internal dan subjektif.
Empat fungsi psikologi dasar
Meski setiap orang menggunakan keempat fungsi psikologis dengan tingkah yang berbeda-beda,
masing-masing menonjolkan salah satu:
1. Tipe berpikir : menggunakan logika, menghadapi situasi-situasi dengan kepala dingin,
objektif, dan rasional.
2. Tipe perasa : menekankan aspek-aspek dan nilai-nilai, kurang menekankan pemikiran.
3. Tpe pengecap : mampu mempersepsi segala hal secara langsung melalui alar-alat indera.
4. Tipe intuitif : mengetahui segenap kemungkinan dalam suatu situasi bisa melangkah ke
sebrang fakta-fakta, perasaan-perasaan, dan gagasan-gagasan, serta mampu menangkap
segenap esensi kenyataan.

Alfred Adler : Ringkasan Konsep-konsep Utama


Pandangan tentang sifat manusia
Manusia dimonivasi terutama oleh doronngan-dorongan sosial. Pria dan wanita adalah makhluk
sosial dan masing-masing orang dalam berelasi dengan orang lain mengembangkan gaya hidup
yang unik.
Inferioritas dasar dan kompensasi
Manusia didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi inferioritasnya yang inheren serta untuk
mencapai superioritas. Tujuan hidup adalah kesempurnaan, bukan kesenangan. Adler menekankan
bahwa setiap orang memiliki perasaan rendah diri.
Usaha untuk mencapai superioritas
Orang mencoba mengatasi inferioritas dasarnya dengan mencari kekuasaan. Dengan usaha untuk
mencapai superioritasnya.
Gaya hidup
Konsep gaya hidup menerangkan keunikan setiap individu. Setiap individu memiliki gaya
hidupnya sendiri dan tidak ada dua orang yang memiliki gaya hidup yang sama.
Pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak
Adler menekankan jenis-jenis pengaruh awal yang menyebabkan anak mengembangkan gaya
hidup yang keliru. Susunan dalam keluarga bisa memperkuat perasaan rendah diri kepada anak.

Otto Rank: Ringkasan Konsep-konsep Utama


a. Kecemasan penyapihan
Rank menekankan ketakutan terhadap penyapihan sebagai kekuatan utama.
b. Perjuangan untuk individual
Hidup ditandai oleh perjuangan untuk mencapai individualitas yang kadang-kadang dirintangi
oleh orang tua yang kebutuhan-kebutuhannya sendiri tidak terpenuhi.
c. Konsep keinginan
Keinginan adalah aspek diri yang positif dan membimbing, yang secara kreatif menggunakan
serta mengendalikan dorongan-dorongan dasar.
Tiga tipe karakter
Rank mengenali tiga tipe karakter, Yaitu:
1. Orang rata-rata: mengabaikan keinginan sendiri dan menerima keinginan kelompok
2. Orang neurotik: tidak menyelaraskan diri dengan keinginan kelompok, tapi juga tidak merasa
bebas untuk menyatakan keinginan sendiri;
3. Orang kreatif: menyusun ideal-ideal dan standar-standarnya sendiri;
Karen Horney: Ringkasan Konsep-konsep Utama
a. Orientasi dasar
b. Tema dasar
c. Sepuluh kebutuhan neurotik
Sepuluh kebutuhan dibawah ini dikembangkan sebagai cara mengatasi kecemasan dasar yang
dihasillkan dari hubungan yang terganggu antara orang tua dan anak:
1. Kebutuhan neurotic akan afeksi dan persetujuan,
2. Kebutuhan neurotik akan orang yang menanggung hidup,
3. Kebutuhan neurotik untuk membatasi hidup dalam batas-batas yang sempit,
4. Kebutuhan neurotik akan kekuasaaan,
5. Kebutuhan neurotik untuk mengekploitasi orang lain,
6. Kebutuhan neurotik akan prestise,
7. Kebutuhan neurotik untuk dikagumi,
8. Kebutuhan neurotik akan prestasi pribadi,
9. Kebutuhan neurotik akan kecukupan diri dan kemandirian,
10. Kebutuhan neurotik akan pelindungan dan kekebalan.
Hal-hal yang menjadikan kesepuluh kebutuhan itu neurotik adalah kualitasnya yang komplusif,
tidak pernah terpuaskan, dan sifatnya yang tidak realaistis.
Tiga tipe karakter
Horney mengenali tiga tipe karakter, yaitu:
1. Tipe penurut
2. Tipe memisahkan diri
3. Tipe agresif
Erich Fromm: Ringkasan Konsep-konsep Utama
Orientasi dasar
Fromm memusatkan perhatian pada penguraian cara-cara di mana struktur dan dinamika-dinamika
masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggota tersebut sesuai
dengan nilai masyarakat ini.
Tema dasar
Karena manusia telah terpisah dari alam dan dari sesamanya, maka mereka mengalami isolasi dan
alienasi.
Kondisi manusia
Manusia meiliki kesadaran diri, akal, imajinasi, dan kesanggupan-kesanggupan kebiasaan atau
lingkungannya. Orang memiliki lima kebutuhan yang muncul dari kondisi manusia:
1. Kebutuhan akan berhubunngan
2. Kebutuhan akan transendensi
3. Kebutuhan kemantapan
4. Kebutuhan akan indentitas
5. Kebutuhan akan kerangka orientasi
Tipe lima karakter
a. Orientasi reseptif
b. Orientasi ekpolitatif
c. Orientasi menimbun
d. Orientasi pasar
e. Orientasi produktif
Harry Stack Sullivan: Ringkasan Konsep-konsep Utama
- Teori interpersonal
- Sistem diri
- Sumbangan unik, tiga corak pengalaman terlibat dalam pembentukan ego sebagai berikut:
1. Corak protaksis
2. Corak parataksis
3. Corak sintaksis

C. PROSES TERAPEUTIK
Tujuan-tujuan Terapeutik
Tujuan terapi psikoanalitik adalah membentuk kembali struktur karakter individual dengan jalan
membuat kesadaran yang tak disadari di dalam diri klien. Proses terapeutik difokuskan pada upaya
mengalami kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak. Terapi psikoanalitik
menekankan dimensi afektif dari upaya menjadikan ketaksadaran diketahui.
Fungsi dan Peran Terapis
Karakteristik psikoanalisis adalah terapis atau analis membiarkan dirinya anonim serta hanya
berbagi sedikit perasaan dan penggalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada analis.
Analis terutama berurusan dengan usaha membantu klien dalam mencapai kesadaran diri,
kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal, dalam menangani kecemasan secara
realistis, serta dalam memperoleh kendali atas tingkah laku yang implusif dan irasional. Analis
terlebih dahulu harus membangunn hubungan kerja dengan klien, kemudian perlu banyak
mendengar dan menafsirkan. Analis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan
klien. Analis mndengarkan kesenjangan-kesenjangan dan pertentangan-pertentangan pada cerita
klien, mengartikan mimpi-mimpi dan asosiasi bebas yang dilaporkan oleh klien mengamati klien
secara cermat selam pertemuan terapi berlangsung, dan peka terhadap isyarat-isyarat yang
menyangkut perasaan-perasaan klien kepada analis. Salah satu fungsi utama analis adalah
mengajarkan arti proses-proses ini kepada klien sehingga klien mampu memproleh pemahaman
terhadap masalah-masalahnya sendiri, mengalami penigkatan kesadaran atas cara-cara untuk
berubah.
Pengalaman Klien dalam Terapi
Klien harus bersedia melibatkan diri kedalam proses terapi yang intensif dan berjangka panjang.
Biasanya klien mendatangi terapi beberapakali seminggu dalam masa tiga sampai lima tahun.
Klien mencapai kesepakatan dengan analismengenai pembayaran biaya terapi, mendatangi
pertemuan terapi pada waktu tertentu, dan bersedia terlibat yang proses yang intensif. Selama
terapi klien bergerak melalui tahap-tahap tertentu mengembangkan hubungan dengan analis,
mengalami krisis treatment, memperoleh pemahaman atas masa lampaunya yang tak disadari,
mengembangkan resistensi-resistensi untuk belajar lebih banyak tentang diri sendiri,
mengembangkan suatu hubungan transferensi dengan analis, memperdalam terapi, menangani
resistensi-resistensi dan masalah yang tersingkap, dan mengakhiri terapi.
Hubungan antara Terapis dan Klien
Hubungan klien dengan analis dikonseptualkan dalam proses transferensi yang menjadi inti
pendekatan psikoanalitik. Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan pada analis
“urusan yang tak selesai”, yang terdapat dalam hubungan klien di masa lampau dengan orang yang
berpengaruh. Proses pemberian treatment mencakup rekostruksi klien dan menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman masa lampaunya. Jika terapi diinginkan memiliki pengaruh
menyembuhkan, maka hubungan transferensi harus digarap. Proses penggarapan melibatkan
ekplorasi oleh klien atas kesejahtraan-kesejahtraan antara pengalaman masa lampau dan
pengalaman masa kininya. Klien memiliki banyak kesempatan untuk melihat cara-cara dirinya
mengejawantahkan konflik-konflik inti dan pertahanan-pertahanan intinya dalam kehidupan
sehari-hari. Jika analisis mengembangkan pandangan-pandangan yang tidak selaras yang berasal
dari konflik-konfliknya sendiri, maka akan terjadi kontratransferensi ini bisa terdiri dari perasaan
tidak suka atau keterikatan dan keterlibatan yang berlebihan. Kontratransferensi dapat
mengganggu kemajuan terapi karena reaksi-reaksi dan masalah-masalah analis sendiri akan
menghambat penanganan masalah-masalah klien. Analis dianggap telah berkembang mencapai
tarap dimana konflik-konflik utamanya sendiri terselesaikan, dan karenanya dia mampu
memisahkan kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalahnya sendiri dari situasi terapi. Sebagai
hasil hubungan terapeutik, khusunya penggarapan situasi traansferensi, klien memperoleh
pemahamanterhadap psikodinamika-psikodinamika taksadarnya.

D. PENERAPAN: TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR-PROSEDUR TERAPEUTIK


Teknik-teknik pada terapi psikoanalitik disesuaikan untuk meningkatkan kesadaran, memperoleh
pemahaman intelektual atas tingkah laku klien, dan untuk memahami makna berbagai gejala.
Berikut ini adalah Kelima teknik dasar terapi psikoanalitik adalah:
1. Asosiasi bebas
Teknik utama terapi psikoanalitik adalah asosiasi bebas. Analis meminta kepada klien untuk
membersihkan pikirannya dari pemikiran-pemikiran dan renungan-renungan sehari-hari dan
sebisa mungkin mengatakan apa saja yang melintas dalam pikirannya, betapapun menyakitkan,
tolol, remeh, tidak logis, dan tidak relevan kedengarannya.

2. Penafsiran
Penafsiran adalah suatu prosedur dasar untuk menganalisis asoiasi-asosiasi bebas, mimpi-
mimpi, resistensi-resistensi dan transferensi-teransferensi. Prosedurnya terdiri atas tindakan-
tindakan analis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna-makna
tingkah laku yang dimanifestasikan oleh mimpi-mimpi, asosiasi bebas, resistensi-resistensi,
dan oleh hubungan terpeutik itu sendiri.
3. Analisa mimpi
Analisis mimpi adalah sebuah prosedur yang penting untuk menyingkap bahan yang tak
disadari dan memberikan kepada klien pemahaman atas area masalah yang tidak terselesaikan.
Selama tidur pertahanan-pertahanan melemah, dan perasaan-perasaan yang direpresi muncul
kepermukaan. Freud memandang mimpi-mimpi itu sebagai “jalan istimewa menuju
kesadaran”, sebab melalui mimpi-mimpi itu hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan
ketakutan-ketakutan yang disadari diungkapkan.

4. Analis atas resistensi


Resistensi, sebuah konsep yang fundamental dalam praktik terapi psikoanalitik, adalah suatu
yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang disadari.
Selama asosiasi bebas atau asosiasi kepada mimpi-mimpi, pasien bisa menunjukan
ketidaksediaan untuk menghubungkan pemikiran-pemikiran, prasaan-prasaan, dan
pengalaman-pengalaman tertentu.
Sebagai pertahanan terhadap kecemasan, resistensi bekerja secara khas dalam terapi
psikoanalitik dengan menghambat klien dan analis dalam melaksanakan usaha bersama untuk
memperoleh pemahaman atas dinamika-dinamika klien. Penafsiran analis atas resistensi
ditujukan untukuntuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada di balik
resisitensi sehingga dia bisa menanganinya.

5. Analis atas transferensi


Sama halnya dengan resistensi, transferensi merupakan inti dari terapi psikoanalitik.
Transferensi mengejawantahkan dirinya dalam proses terapeutik ketika “urusan yang tak
selesai” dimasa lampau klien dengan orang-orang yang berpengaruh menyebabkan dia
mendistorsi masa sekarangdan bereaksi terhadap analis sebagaimana beraksi terhadap ibu atau
ayahnya. Analis transferensi adalah teknik yang utama dalam psikoanalisis, sebab mendorong
klien untuk menghidupkan kembali masa lampaunya dalam terapi. Penafsiran hubungan
transferensi juga memungkinkan klien mampu menembus: konflik-konflik masa lampau yang
tetap dipertrahankannya hingga sekaraang dan yang menghambat pertumbuhan emosional.
Singkatnya efek-efek psikopatologis dan hubungan masa dini yang tidak diinginkan, dihambat
oleh penggarapan atas konflik emosional yang sama yang terdapat dan hubungan terapeutik
dengan analis.

Anda mungkin juga menyukai