Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang
kedokteran, termasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotika yang mampu
mengobati berbagai penyakit infeksi berhasil mengurangi angka kematian
bayi dan anak dan mampu memperlambat kematian, memperbaiki gizi dan
sanitasi sehingga kualitas dan umur harapan hidup meningkat. Akibatnya
jumlah penduduk lanjut usia bertambah banyak dan cenderung berlangsung
lebih cepat dan pesat (Nugroho, 2008 dalam Wijiat , 2009).
Dalam Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan pada
pasal 19, bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta
pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk
meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Oleh karena itu, berbagai
upaya dilaksanakan untuk mewujudkan masa tua yang sehat, bahagia,
berdaya guna dan produktif untuk usia lanjut. Diantaranya dengan
meningkatkan cakupan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan,
khususnya untuk penduduk usia lanjut. Posbindu lansia merupakan bentuk
peran serta masyarakat lansia dalam upaya dibidang kesehatan untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal serta kondisi menua yang sehat dan
mandiri. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan masyarakat khususnya para
usia lanjut terhadap pelayanan kesehatan yang terjangkau, berkelanjutan dan
bermutu. Adapun kegiatan para lansia untuk meningkatkan kesejahteraan usia
lanjut melalui kelompok usila yang mandiri (Badan Informasi Daerah, 2007
dalam Wijiat, 2009).
Dalam Kepmenkes Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pembangunan Desa dan Keluharan Siaga Aktif disebutkan
bahwa salah satu kriteria desa dan kelurahan siaga aktif adalah adanya
kemudahan akses masyarakat ke sarana pelayanan kesehatan (Poskesdes,
Puskemas Pembantu, Puskesmas atau sarana kesehatan lainnya) dan

1
pengembangan UKBM yang melaksanakan surveilans berbasis masyarakat.
Dalam perkembangan pemberdayaan masyrakat sampai dewasa ini, telah
tumbuh dan berkembang berbagai UKBM. Berbagai UKBM yang telah
berkembang, antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), Pos
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM), Pos Malaria
Desa (Posmaldes), Pos TB Desa, Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Pondok
Bersalin Desa (Polindes).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Definisi Poskesdes?


2. Bagaimana Tujuan Poskesdes?
3. Bagaimana Sasaran Poskesdes?
4. Bagaimana Pembentukan Poskesdes?
5. Bagaimana Pembinaan Poskesdes?
6. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan yang Terkait dengan Poskesdes?
7. Bagaimana Definisi Posbindu?
8. Bagaimana Tujuan Posbindu?
9. Bagaimana Sasaran Posbindu?
10. Bagaimana Pembentukan Posbindu?
11. Bagaimana Komponen Posbindu?
12. Bagaimana Pembinaan Posbindu?
13. Bagaimanan Kegiatan dan Hal yang Terkait dengan Posbindu?

1.3 Tujuan

1. Bagaimana Definisi Poskesdes?


2. Bagaimana Tujuan Poskesdes?
3. Bagaimana Sasaran Poskesdes?
4. Bagaimana Pembentukan Poskesdes?
5. Bagaimana Pembinaan Poskesdes?
6. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan yang Terkait dengan Poskesdes?
7. Bagaimana Definisi Posbindu?

2
8. Bagaimana Tujuan Posbindu?
9. Bagaimana Sasaran Posbindu?
10. Bagaimana Pembentukan Posbindu?
11. Bagaimana Komponen Posbindu?
12. Bagaimana Pembinaan Posbindu?
13. Bagaimanan Kegiatan dan Hal yang Terkait dengan Posbindu?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Poskesdes


2.1.1 Definisi Poskesdes
Pos Kesehatan Desa, selanjutnya disingkat dengan Poskesdes,
adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang
dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan
kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes dibentuk sebagai upaya untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar setiap hari bagi masyarakat di desa serta sebagai
sarana untuk mempertemukan upaya masyarakat dan dukungan
Pemerintah.
Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif, preventif, dan
kuratif sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan dengan melibatkan kader kesehatan. (Petunjuk teknis
pengembangan danpenyelenggaraan pos kesehatan desa, Kemenkes RI
2012; 5)

2.1.2 Tujuan Poskesdes


1. Tujuan Umum
Terwujudnya masyarakat sehat yang peduli, tanggap, dan
mampu mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan
kesehatan yang dihadapi.

2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya
di bidang kesehatan.
b. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan (bidan) dan kader kesehatan.
c. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan, dan pelaporan dalam

4
rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan
masyarakat terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) serta
faktor- faktor risikonya (termasuk status gizi dan ibu hamil yang
berisiko).

2.1.3 Sasaran Poskesdes


Wanita usia subur, ibu pra hamil ,ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,
bayi dan seluruh anggita masyarakat lainya, dan anggota masyarakat
lainya.

2.1.4 Pembentukan Poskesdes


Secara operasional pembentukan Poskesdes dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut.
1. Pemilihan Pengurus dan Kader kesehatan Poskesdes.
Pemilihan pengurus dan kader kesehatan Poskesdes dilakukan
melalui pertemuan khusus para pimpinan, pengelola, dan tokoh
masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan dilakukan
secara musyawarah mufakat, sesuai dengan tata cara dan kriteria
yang disepakati, dengan fasilitasi Puskesmas.
Jumlahkaderkesehatanuntuksetiap Poskesdesminimal 2 (dua) orang
atau disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan dan
kemampuan serta potensi desa setempat.

2. Pelatihan/Orientasi Kader Kesehatan.


Pengelola dan kader kesehatan terpilih sebelum melaksanakan
tugasnya, perlu diberikan pelatihan atau orientasi tentang
pengelolaan Poskesdes. Pelatihan/orientasi dilaksanakan oleh
Puskesmas sesuai dengan pedoman pelatihan/orientasi yang berlaku.
Pada waktu menyelenggarakan pelatihan/orientasi, sekaligus disusun
rencana kerja (Plan of Action) Poskesdes yang akan dibentuk, lengkap

5
dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan
pembagian tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan.

Materi pelatihan/orientasi antara lain mencakup kegiatan yang akan


dilaksanakan di Poskesdes, meliputi:
a. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya, yaitu
layanan kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan
kesehatan anak.
b. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), penyakit tidak
menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
c. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak
menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
d. Kesiapsiagaandanpenanggulanganbencanadankegawat-
daruratan kesehatan melalui metode simulasi.

3. Pemenuhan/Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

a. Pemenuhan/penempatan tenaga kesehatan, terutama Bidan


sebagai penyelenggara Poskesdes awalnya dilakukan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan untuk
pengembangan selanjutnya, pemenuhan dapat dilakukan oleh
masyarakat.
b. Pelatihan tenaga kesehatan
Sebelum melaksanakan tugasnya, tenaga kesehatan diberi
pelatihan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang
harus dimiliki serta tugas yang menjadi tanggung jawabnya
oleh institusi yang berwenang di wilayahnya.

6
2.1.5 Pembinaan Poskesdes
Pembinaan Poskesdes dilaksanakan secara terpadu dengan lintas
sektor. Pembinaan teknis kesehatan dilakukan oleh Puskesmas,
sedangkan hal-hal non-teknis kesehatan dilakukan oleh Pemerintahan
Desa, Forum Desa Siaga Aktif dan lintas sektor di tingkat Kecamatan.

Pembinaan Poskesdes meliputi peningkatan pengetahuan baik


petugas kesehatan, kader kesehatan, pembinaan administrasi, termasuk
pengelolaan keuangan.

Pembinaan ini ditujukan untuk keberlangsungan operasional dan


berfungsinya Poskesdes. Pembinaan tersebut ditujukan pada pengelolaan
sumberdaya Poskesdes, yang terdiri dari dana, sarana penunjang, dan
sumberdaya manusia. Pembinaan dilaksanakan secara berjenjang mulai
dari desa sampai pusat oleh berbagai pemangku kepentingan
(stakeholder). Adapun peran pembina Poskesdes tersebut sebagai
berikut.
1. Kepala Desa
a. Memberikan produk hukum guna kelancaran operasional
Poskesdes.
b. Menggalang Kader kesehatan dan tenaga PKK.
c. Mengupayakan infrastruktur Poskesdes.
d. Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat dan
swasta.
e. Menggalang dan mengalokasikan dana anggaran desa
untuk pengembangan Poskesdes serta desa dan kelurahan
siaga aktif.
f. Memasukkan perencanaan Poskesdes yang termasuk
dalam perencanaan pengembangan desa dan kelurahan
siaga aktif dalam musyawarah rencana pembangunan
desa.
g. Membahas secara musyawarah bersama dengan warga,

7
Forum Desa Siaga Aktif serta pemangku kepentingan
terkait dalam kegiatan musyawarah masyarakat desa.
h. Melaksanakan pembinaan administrasi.

2. Lintas Sektor di Desa


a. Mengkoordinasikan program/kegiatan sektor dengan
program/kegiatan Poskesdes.
b. Ikut menciptakan suasana kondusif bagi kelancaran
pelaksanaan Poskesdes.

3. Petugas Puskesmas
a. Melaksanakan monitoring, pembinaan, dan evaluasi berkaitan
dengan teknis medis (pelatihan, supervisi, dsb).
b. Melaksanakan advokasi kepada pejabat dan kelompok
potensial lainnya.
c. Menggalang informasi kesehatan dari hasil pelaporan.
d. Melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan apabila diperlukan.

4. Camat
a. Mengkoordinasikan seluruh potensi yang ada.
b. Mengupayakan infrastruktur Poskesdes.
c. Menggalang dana untuk operasional Poskesdes serta
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
d. Membahasperencanaan Poskesdesbersamadenganforum
desa tingkat kecamatan serta pemangku kepentingan
terkait berdasarkan pelaporan yang disampaikan oleh
forum dan kelurahan siaga aktif tingkat desa.
e. Menggalang kader kesehatan dan tim penggerak PKK.
f. Melaksanakan pembinaan administrasi.

5. Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota


a. Mengembangkan komitmen dan kerjasama Tim di tingkat

8
kabupaten/kota dalam rangka pengembangan Poskesdes.
b. Optimalisasi fungsi Puskesmas (dan jaringannya) sehingga
mampu melaksanakan pelayanan kesehatan dengan baik.
c. Optimalisasi fungsi Rumah Sakit sehingga mampu
melaksanakan pelayanan rujukan dengan baik.
d. Menyelenggarakan pelatihan/orientasi bagi petugas
kesehatan dan kader kesehatan.
e. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku
kepentingan) tingkat kabupaten/kota dalam rangka
pengembangan Poskesdes.
f. Bersama Puskesmas melakukan pemantauan, bimbingan
dan evaluasi teknis terhadap Poskesdes.
g. Menyediakan dukungan anggaran dan sumberdaya bagi
kesinambungan dan kelestarian Poskesdes dan
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif.
h. Memasukkan perencanaan Poskesdes yang termasuk
dalam perencanaan pengembangan desa dan kelurahan
siaga aktif dalam musyawarah rencana pembangunan
Kabupaten/Kota.
i. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan
Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Desa dan kelurahan
siaga aktif tingkat Kabupaten/Kota serta pemangku
kepentingan terkait berdasarkan pelaporan yang
disampaikan oleh forum desa dan kelurahan siaga aktif
tingkat kecamatan.

6. Peran Dinas Kesehatan Provinsi


a. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat
provinsi dalam rangka pengembangan Poskesdes.
b. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengem-
bangkan kemampuan melalui pelatihan/orientasi.
c. Membantu dinas kesehatan kabupaten/kota mengem-

9
bangkan kemampuan Puskesmas (dan jaringannya) dan
rumah sakit dalam rangka pengembangan Poskesdes.
d. Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku
kepentingan) pada tingkat provinsi dalam rangka
pengembangan Poskesdes.
e. Bersama dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan
pemantauan, bimbingan dan evaluasi teknis terhadap
Poskesdes.
f. Menyediakan dukungan sumberdaya dan stimulan.
g. Membahas perencanaan Poskesdes bersama dengan
Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Provinsi
serta pemangku kepentingan terkait berdasarkan pelaporan
yang disampaikan oleh Pokjanal dan kelurahan siaga aktif
tingkat Kabupaten/Kota.

7. Peran Kementerian Kesehatan


a. Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem
informasi/pelaporan, serta sistem kesiapsiagaan dan
penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis
masyarakat.
b. Menyelenggarakan pelatihan/orientasi.
c. Menyediakan dukungan sumberdaya dan stimulan.
d. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.
e. Membahas perencanaan Poskesdes bersama Pokjanal Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif secara berjenjang.

8. Peran pemangku kepentingan (Stakeholder)

A. Pejabat Pemerintah Daerah

• Memberikan dukungan kebijakan, sarana, dan dana


untuk penyelenggaraan Poskesdes.
• Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk

10
memanfaatkan pelayanan Poskesdes.
• Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk
berperan aktif dalam penyelenggaraan Poskesdes.
• Melakukanpembinaanuntukterselenggaranyakegiatan
Poskesdes secara berkesinambungan dan lestari.
B. Tim Penggerak PKK

• Berperan aktif dalam pengembangan dan


penyelenggaraan Poskesdes.
• Menggerakkan masyarakat untuk
mengelola, menyelenggarakan dan memanfaatkan
Poskedes.
• Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan
dalam mendukung kegiatan Poskesdes.
C. Tokoh Masyarakat

• Menggali sumberdaya untuk kesinambungan dan


kelangsungan penyelenggaraan Poskesdes.
• Menaungi dan membina Poskesdes.
• Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam
kegiatan Posksedes.
D. Organisasi Kemasyarakatan/LSM/Dunia Usaha/Swasta

• Berperan aktif dalam penyelenggaraan Poskesdes.


Memberikan dukungan sarana serta dana untuk
pengembangan dan penyelenggaraan Poskesdes

2.1.6 Pelaksanaan Kegiatan dan Hal yang Terkait

 Pelaksanaan Kegiatan
A. Kegiatan
Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa yang
dilaksanakan di Poskesdes adalah:
1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas

11
a. Pemeriksaan kehamilan, meliputi pemeriksaan tinggi fundus
uteri, pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran tinggi badan,
penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah serta
pendeteksian dini tanda-tanda bahaya pada kehamilan melalui
Program Perencanaan Persalinan dan Penanganan Komplikasi
(P4K).
b. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah
tetanus pada saat proses persalinan.
c. Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah
timbulnya anemia/kurang darah.
d. Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan serta
KB setelah persalinan.
e. Penyelenggaraan kelas ibu hamil.
f. Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
g. Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi.
h. Kunjungan ibu nifas.
i. Rujukan ke Puskemas/rumah sakit untuk kasus kehamilan/
persalinan/nifas yang tidak dapat ditangani di Poskesdes.

2. Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui


a. Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi yang
benar.
b. Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah
persalinan.
c. Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan bayi
dan anak balita.

3. Pelayanan kesehatan untuk anak


a. Perawatan bayi baru lahir.
b. Pemeriksaan kesehatan anak.
c. Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita.
d. Pemberian lima imunisasi dasar lengkap.

12
e. Penyuluhan gizi pada anak.
f. Penanganan permasalahan kesehatan pada anak.

4. Penemuan dan penanganan penderita penyakit


a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), serta penyakit tidak
menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
b. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak
menular serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan melalui metode simulasi.

B. Waktu Penyelenggaraan
Sesuai dengan fungsi Poskesdes sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan guna lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat maka pelayanan dilaksanakan setiap hari.

C. Tempat Penyelenggaraan
Poskesdes perlu memiliki tempat pelayanan kesehatan dasar.
Pelayanan kegiatan Poskesdes dapat dilaksanakan dengan
memanfaatkan:
1. Gedung Polindes yang ada, yang dikembangkan menjadi
Poskesdes.
2. Sarana gedung yang tersedia, seperti Balai Desa, Balai
Pertemuan Desa, dan lain-lain.

Selain memanfaatkan gedung tersebut, pengadaan tempat


dan pembangunan Poskesdes dapat diupayakan dengan alternatif
pembiayaan melalui swadaya masyarakat, donatur/ dunia

13
usaha/swasta, dan fasilitasi Pemerintah (Pusat atau Daerah).
Pembangunan Poskesdes dengan fasilitasi pemerintah
diperuntukkan bagi desa yang belum memiliki bangunan
poskesdes, dengan persyaratan sebagai berikut.
1. Kriteria Umum
a. Masyarakatnya tidak mampu membangun secara swadaya
b. Tersedia tanah/lahan yang tidak bermasalah atau bukan
lahan sengketa
c. Beberapa pertimbangan lokasi, antara lain:
1) Ketersediaan lahan di tengah pemukiman warga
2) Mudah dijangkau oleh masyarakat (transportasi)
3) Keamanan petugas kesehatan terjamin
4) Tidak berdekatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
d. Adanya kesepakatan dalam pembangunan poskesdes yang
didasari oleh musyawarah masyarakat desa

2. Kriteria Teknis
a. Luas bangunan
1) Luasruangan/bangunandisesuaikanketersediaanlahan
sambil memperhatikan kebutuhan minimal pelayanan/
kegiatan dan hal-hal yang berkaitan pemenuhan
kebutuhan, baik perempuan maupun laki-laki, termasuk
ibu hamil, usia lanjut, dan penyandang cacat.
2) Jumlah ruangan dan kebutuhan sarana disesuaikan
dengan jenis pelayanan/kegiatan yang dilaksanakan.
3) Pembangunan Poskesdes yang baru diprioritaskan
menggunakan bahan bangunan yang berasal dari
daerah setempat.
4) Bentuk luar dari Poskesdes dapat disesuaikan dengan
model rumah adat setempat.

14
b. Denah tata ruang
Rancangan tata ruang/bangunan Poskesdes disesuaikan
dengan fungsi sarana pelayanan kesehatan dan
memperhatikan pemenuhan kebutuhan, baik perempuan
maupun laki-laki, termasuk ibu hamil, usia lanjut, dan
penyandang cacat. Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
di dalam Poskesdes, ruangan atau tempat yang ada dapat
berfungsi sebagai:
1) Tempat pendaftaran
2) Tempat tunggu
3) Ruang pemeriksaan
4) Ruang tindakan (persalinan)
5) Ruang rawat inap persalinan
6) Ruang petugas
7) Tempat konsultasi (gizi, sanitasi, dll)
8) Tempat obat
9) Ruang Laktasi
10) Kamar mandi dan toilet

C. PERALATAN POSKESDES
Poskesdes perlu dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut.
1. Peralatan
a. Peralatan Medis disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis
pelayanan yang disediakan.
b. Peralatan non medis disesuaikan kebutuhan, seperti
meubelair, sarana pencatatan, sarana komunikasi, sarana
transportasi, media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE),
dan lain-lain.
c. Membuat surat pernyataan untuk tidak mengalihfungsikan
peralatan yang juga ditandatangani oleh Kepala Dinas
Kesehatan dan diketahui oleh Bupati/Walikota.

15
Pemenuhan peralatan Poskesdes dapat dilaksanakan melalui:
a. Pemanfaatan alat yang telah ada di Polindes.
b. Swadayamasyarakatdibawahpengawasandanpembinaan
Puskesmas.
c. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta di bawah koordinasi
Dinas Kesehatan setempat.
d. Pengadaan alat Poskesdes dengan fasilitasi Pemerintah
(Pusat atau Daerah).

2. Obat-obatan
Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan Poskesdes
sesuai dengan jenis pelayanan yang diselenggarakan, yang
penetapannya berkoordinasi dengan Puskesmas setempat.
Penyediaan obat Poskesdes dapat dilaksanakan dengan:
a. Swadaya masyarakat dibawah pengawasan dan pembinaan
Puskesmas.
b. Bantuan donatur/dunia usaha/swasta dengan pengawasan
dan pembinaan Dinas Kesehatan setempat.
c. Fasilitasi pemerintah (Pusat atau Daerah)
melalui Puskesmas.

E. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PARA PELAKSANA


Terselenggaranya pelayanan Poskesdes melibatkan banyak pihak.
Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam
menyelenggarakan Poskesdes sebagai berikut.

1. Tenaga Poskesdes
a. Tugas masing-masing pelaksana sesuai dengan
kompetensi, kemampuan dan kewenangannya.
1) Bidan:
• Memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat

16
• Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan
faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
• Melakukan penanggulangan penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB, serta penyakit tidak menular
dan faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi).
• Melaksanakan kesiapsiagaan dan penanggulangan
bencana serta kegawatdaruratan kesehatan melalui
metode simulasi.
• Melakukan pencatatan pelaporan terkait pelayanan
kesehatan dasar yang diberikan.
2) Kader Kesehatan:
• Membantu Bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat.
• Melakukan pengamatan epidemiologis sederhana
terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan
penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB), penyakit tidak menular dan
faktor risikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang berisiko.
• Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
mengembangkan Poskesdes.
• Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan.

b. Tenaga pelaksana Poskesdes, baik tenaga kesehatan


maupun kader kesehatan, terlebih dahulu mendapatkan
pelatihan/orientasi tentang pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan dari institusi yang berwenang.

17
2. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Poskesdes minimum satu kali dalam sebulan. Peran petugas
Puskesmas sebagai berikut.
a. Memberikan bimbingan dan pembinaan kader kesehatan
dan tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan Poskesdes.
b. Menyelenggarakan pelatihan atau penyegaran atau
orientasi bagi kader kesehatan dan tenaga kesehatan
Poskesdes.
c. Melakukan analisis hasil kegiatan Poskesdes, menyusun
rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai
dengan kebutuhan Poskesdes bekerja sama dengan Forum
Desa.
d. Menerima konsultasi/rujukan dalam menangani berbagai
kasus kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh
pelaksana Poskesdes.
e. Mendukung pemenuhan/pengadaan alat dan obat-obatan
yang dibutuhkan Poskesdes (jika diperlukan).
f. Melakukan konsultasi kepada Dinas Kesehatan setempat
mengenai permasalahan yang dihadapi di Poskesdes baik
dari segi tenaga, peralatan dan sarana lain serta dana.

F. PEMBIAYAAN
a. Sumber Biaya
Pembiayaan Poskesdes berasal dari berbagai sumber, antara lain:
1) Masyarakat
1. luran pengguna/pengunjung Poskesdes.
2. luran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat.
3. Sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok
masyarakat.
4. Mobilisasi dana sosial lainnya.

18
2) Swasta/dunia usaha peran aktif swasta/dunia usaha juga
diharapkan dapat menunjang pembiayaan Poskesdes. Bantuan
yang diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau
tenaga, yakni sebagai sukarelawan Poskesdes.

3) Hasil Usaha

Pengelola dan kader kesehatan Poskesdes dapat melakukan


usaha mandiri, yang hasilnya disumbangkan untuk biaya
pengelolaan Poskesdes.
4) Pemerintah

Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada tahap


awal pembentukan, yakni berupa dana stimulan atau
bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan prasarana
Poskesdes.

b. Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana


1) Pemanfaatan Dana

Dana yang diperoleh Poskesdes, digunakan untuk


membiayai kegiatan Poskesdes, antara lain untuk:
a. Biaya operasional Poskesdes.
b. Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan.
c. Modal usaha.
2) Pengelolaan Dana

Pengelolaan dana dilakukan oleh pengelola dan kader


kesehatan Poskesdes. Dana harus disimpan di tempat yang
aman dan jika mungkin mendatangkan hasil. Untuk keperluan
biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader
kesehatan yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan
pengeluaranharus dicatat dandikelolasecara bertanggung
jawab.

19
c. Pola Tarif
Penetapan tarif pelayanan di Poskesdes dilakukan melalui
musyawarah masyarakat desa dengan fasilitasi Puskesmas, dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan kepala Desa. Prinsip yang
perlu dipegang adalah bahwa besaran tarif tidak membebani
masyarakat dan dapat digunakan untuk operasional Poskesdes.

G. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader kesehatan dan tenaga
kesehatan segera setelah kegiatan dilaksanakan. Pencatatan
dilakukan dengan menggunakan format yang ada, antara lain:
a. Buku catatan sasaran Poskesdes, yang mencatat jumlah
seluruh warga dan masyarakat sekitarnya.
b. Buku catatan rekapitulasi kegiatan pelayanan Poskesdes.
c. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan
oleh Poskesdes.
d. Buku catatan kegiatan usaha, apabila Poskesdes
menyelenggarakan kegiatan usaha.
e. Buku pengelolaan keuangan.
f. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan
kebutuhan Poskesdes yang bersangkutan.

2. Pelaporan
Kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan Poskesdes, tetap harus dilaporkan oleh tenaga
Poskesdes dengan mengacu format pelaporan Puskesmas
disesuaikan dengan kegiatan di Poskesdes. Pelaporan dilakukan
minimal satu bulan sekali pada saat diselenggarakannya
Lokakarya Mini Puskesmas.
Setiap Puskesmas harus menunjuk petugas yang
bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan pencatatan dan

20
pelaporan terkait dengan pelayanan kesehatan dasar di Poskesdes.
Berkaitan dengan pertanggungjawaban administrasi dan
keuangan, Poskedes melaporkan kepada Pengurus Poskesdes
dan Kepala Desa.

2.2 Konsep Posbindu


2.2.1 Definisi
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit
tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol,
pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi,
hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor
risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker,
penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.

2.2.2 Tujuan
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penemuan dini faktor risiko PTM.

2.2.3 Sasaran
Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan
penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.

2.2.4 Pembentukan
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan
masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang
digunakan dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan
kondisi dan situasi masing-masing daerah, misalnya mengambangkan

21
kelompok-kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian,
kelompok jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain.
Pembentukan Posbindu dapat pula menggunakan pendekatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum
dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk
pembentukan Posbindu baru. Langkah-langkahnya meliputi:
1. Pertemuan tingkat desa
2. Survey mawas diri
3. Musyawarah Masyarakat Desa
4. Pelatihan kader
5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan

2.2.5 KOMPONEN
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat,
akan berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa
komponen pokok, yaitu: adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses
pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya
pendanaan.
1. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat.
Untuk pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan
memimpin penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan
yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu
bisanya berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.
2. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur
dan sebagainya. Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari
Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.

22
3. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang.
Perlu diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi
kegiatan dalam penentuan jumlah anggota, sehingga apabila
terpaksa tidak tertutup kemungkinan anggota Posbindu kurang dari
50 orang atau lebih dari 100 orang.
4. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
5. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa
iuran atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau
sumber lain yang tidak mengikat.

2.2.6 Pembinaan
Kegiatan pembinaan antara lain dilakukan terhadap Posbindu PTM
secara periodik oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kegiatan pembinaan antara lain adalah :
1. Penyelenggaraan forum komunikasi,

bagi Kader Pelaksana Posbindu PTM minimal 2 kali setahun


yang di fasilitasi oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Melalui
forum komunikasi setiap Posbindu PTM diminta untuk
menyampaikan tingkat perkembangan yang telah dicapai, kendala
yang dihadapi dan upaya yang telah dilakukan untuk
mengatasinya, dukungan yang telah diperoleh dan upaya yang telah
dilakukan untuk memperoleh dukungan tersebut. Melalui forum
komunikasi ini setiap Posbindu PTM akan mendapatkan
pe n get ah u an dan ket eram pi l an t am b ah an t ent ang
penyelenggaraan Posbindu

2. Pemilihan kader teladan,


melalui penyelenggaraan lomba antara lain pengetahuan dan

23
keterampilan kader. Penghargaan sebaiknya diberikan dalam
bentuk buku pengetahuan dan barang yang dapat digunakan kader
dalam menjalankan tugasnya. Tujuan kegiatan ini untuk memacu
kader dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
sehingga berperilaku hidup bersih dan sehat agar menjadi
panutan masyarakat dan makin aktif dalam
penyelenggaraan Posbindu-PTM

3. Pemilihan Posbindu PTM teladan,

melalui evaluasi penyelenggaraan, evaluasi administrasi


termasuk pencatatan- pelaporan, dan penilaian tingkat
perkembangan Posbindu PTM menurut seluruh indikator yang
ditetapkan. Penghargaan sebaiknya diberikan dalam bentuk dana
atau sarana yang dapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatan.
Tujuan kegiatan ini untuk memacu tingkat perkembangan
Posbindu PTM menuju peningkatan kualitas dan kemandirian.

4. Pelaksanaan studi banding,

untuk Posbindu PTM yang sebagian besar indikatornya


masih berada pada tingkat Pratama agar menjadi tingkat Mandiri.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan tenaga pelaksana melalui contoh penyelenggaraan
Posbindu PTM secara langsung.

5. Pendampingan,
oleh Puskesmas dengan memberikan bantuan teknis dan
fasilitas secara berkala dan berkesinambungan.

2.2.7 Pelaksanaan Kegiatan dan Hal yang Terkait


A. Waktu Penyelenggaraan
Posbindu PTM dapat diselenggarakan dalam sebulan sekali,
bila diperlukan dapat lebih dari satu kali dalam sebulan untuk

24
kegiatan pengendalian faktor risiko PTM lainnya, misalnya
olahraga bersama, sarasehan dan lainnya. Hari dan waktu yang
dipilih sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat.
B. Tempat
Tempat pelaksanaan sebaiknya berada pada lokasi yang
mudah dijangkau dan nyaman bagi peserta. Posbindu PTM dapat
dilaksanakan di salah satu rumah warga, balai desa/kelurahan, salah
satu kios di pasar, salah satu ruang perkantoran/klinik perusahaan,
ruangan khusus di sekolah, salah satu ruangan di dalam lingkungan
tempat ibadah, atau tempat tertentu yang disediakan oleh
masyarakat secara swadaya.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan layanan yang
disebut sistem 5 meja, namun dalam situasi kondisi tertentu dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. Kegiatan
tersebut berupa pelayanan deteksi dini dan tindak lanjut sederhana
serta monitoring terhadap faktor risiko penyakit tidak menular,
termasuk rujukan ke Puskesmas. Dalam pelaksanaannya pada setiap
langkah secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut;

25
Pembagian peran kader Posbindu PTM idealnya sebagai berikut,
namun sebaiknya setiap kader memahami semua peranan tersebut,
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kesepakatan.

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pos Kesehatan Desa, yang disingkat dengan Poskesdes, adalah
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di
desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa. Pelayanan Poskesdes meliputi upaya promotif,
preventif, dan kuratif sesuai dengan kewenangannya yang dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan kader kesehatan. Sasaran dari
Poskesdes yaitu wanita usia subur, ibu pra hamil ,ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas, bayi dan seluruh anggita masyarakat lainya, dan anggota masyarakat
lainya. Sedangkan Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama
yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Dan sasaranya
utamanya adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM
berusia 15 tahun ke atas.

3.2 Saran
Setelah kita membaca makalah diatas, diharapkan kita sebagai perawat
dapat mengerti dan memahami konsep Poskesdes dan Posbindu, juga dapat
menerapkan dan memberikan sebuah informasi akan pelayanan kesehatan
yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.

27

Anda mungkin juga menyukai