Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia tidak akan pernah lepas dari kehidupan sosial karena manusia
adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu membutuhkan
bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia
diciptakan dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing untuk saling
melengkapi. Adanya kaya-miskin,kuat-lemah adalah bentuk nyata tentang
perbedaan yang saling melengkapi. Berbeda mengajarkan kita untuk saling
peduli, bahwa perbedaan bukanlah hal yang perlu dibesar-besarkan.
Dalam hidup bermasyarakat kepedulian sosial sangat di butuhkan untuk
membentuk kehidupan yang senada, seirama dan harmonis. Melalui
komunikasi,tolong menolong dan aktivitas sosial lainnya. Dalam semua agama
dijelaskan untuk saling peduli terhadap sesama. Sebagai seorang muslim yang
saya ketahui bahwa Rasulullah juga selalu mengajak seluruh umat manusia untuk
saling gotong royong dan tolong menolong. Selain itu rasulullah juga sangat
menganjurkan untuk ikut meringankan penderitaan orang lain.
Sejatinya Indonesia sudah terkenal dengan gotong royong dan ramah
tamahnya. Hal ini lah yang perlu kita lihat kembali dalam kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hakikat kepedulian social dalam kehidupan berbangsa dan
bermasyarakat?
2. Bagaimana kenyataan yang terjadi tentang kepedulian social dalam kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat saat ini?

C. TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalah ini selain untuk memenuhi tugas Ilmu Pendidikan
yang diberikan oleh dosen mata kuliah supaya kita mengetahui dan mengerti
tentang pentingnya peduli terhadap sesama umat manusia. Dengan judul yang ada
yaitu “Kepedulian Sosial di Era Modernisasi”

D. MANFAAT

Mengembangkan kepedulian social diri sendiri dan pembaca serta memberikan


edukasi kepada pembaca tentang pentingnya kepedulian terhadap sesame di era
modernisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAJIAN TEORI

Kata peduli berhubungan dengan pribadi, emosi dan kebutuhan (Tronto dalam
Phillips, 2007). Tronto (1993) mendefinisikan peduli sebagai pencapaian terhadap
sesuatu diluar dari dirinya sendiri. Peduli juga sering dihubungkan dengan kehangatan,
postif, penuh makna, dan hubungan (Phillips, 2007). Swanson (1991) mendefinisikan
kepedulian sebagai salah satu cara untuk memelihara hubungan dengan orang lain,
dimana orang lain merasakan komitmen dan tanggung jawab pribadi. Noddings (2002)
menyebutkan bahwa ketika kita peduli dengan orang lain, maka kita akan merespon
positif apa yang dibutuhkan oleh orang lain dan mengeksresikannya menjadi sebuah
tindakan. Menurut Bender (2003) kepedulian adalah menjadikan diri kita terkait dengan
orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut.

May (dalam Leininger 1981) mendefinisikan kepedulian sebagai perasaan yang


menunjukkan sebuah hubungan dimana kita mempersoalkan kehadiran orang lain,
terdapat hubungan pengabdian juga, bahkan mau menderita demi orang lain.
Dedication, mattering, dan concern menjadi elemen-elemen penting dalam kepedulian.
Heidegger (dalam Leininger 1981) mengatakan bahwa kepedulian merupakan “sumber
dari kehendak”. Menurut Heidigger, kehendak itulah yang mendorong kekuatan hidup
dan kepedulian adalah sumbernya. Peduli merupakan fenomena dasar dari eksistensi
manusia termasuk dirinya sendiri, dengan kata lain jika kita tidak peduli, maka kita
akan kehilangan kepribadian kita, kemauan kita dan diri kita. Leininger (1981)
menyimpulkan bahwa kepedulian adalah perasaan yang ditujukan kepada orang lain,
dan itulah yang memotivasi dan memberikan kekuatan untuk bertindak atau beraksi,
dan mempengaruhi kehidupan

Kepedulian sosial merupakan kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat


yang mengikat masyarakat secara bersama-sama(Adler, 1927: 72 dalam Sugiyarbini
2012.
B. PEMBAHASAN

1. Hakikat Kepedulian Sosial Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bermasyarakat.

Hakikatnya kepedulaian sosial adalah kepekaan kita untuk merespon keadaan


sekitar dan menolong sesama yang memerlukan bantuan. Indonesia negara yang
terkenal dengan ramah tamahnya. Hal ini tentunya berkaitan dengan kepedulian sosial.
Ketika seorang mahasiswa melihat kondisi sekitar yang memprihatinkan baik dari segi
fisik maupun social. Seharusnya kepedulian social dimiliki oleh setiap individu karena
pada hakikatnya mereka adalah makhluk social yang selalu memerlukan pertolongan.

Kepedulian social hendaknya diajarkan sedari kecil agar tertanam dalam jiwa dan
menjadi karakter bagi generasi muda. Membiasakan untuk membantu orang terdekat
adalah salah satu cara yang perlu dilakukan. Keluarga adalah kelompok social primer
yang memiliki peran utama dalam rangka membentuk karakter generasi muda.
Pendidikan dan penanaman nilai peduli pada ranah keluarga bisa saja dimulai dari hal-
hal kecil seperti membiasakan anak dimintai tolong untuk mengambil sesuatu. Tahap
demi tahap dilakukan hingga nantinya tanpa perintah anak dapat mengambil sikap jika
orang terdekatnya sedang mengalami kesulitan.

Kepekaan terhadap social tentunya perlu diasah dan biasakan agar kepekaanya
semakin tajam pada lingkungan. Selain itu membiasakan anak sedari kecil untuk
mengenal dekat dengan masyarakat juga menjadi langkah penting agar anak mampu
berinteraksi dengan masyarakat dan mendapatkan pengalaman dari sekelilingnya. Bekal
yang telah ia dapat dari lingkungan keluarga hendaknya terasah dengan melihat bahwa
tidak semua anggota masyarakat adalah orang yang penuh dengan kebahagiaan.

Salah satu bentu kepedulian adalah sedekah. Sedekah adalah salah satu bentuk
kepedulian dengan membagikan sebagian dari kekayaan yang dimiliki untuk orang-
orang yang sedang atau lebih membutuhka. Hal ini dapat diasah sedari kecil dengan
belajar menyisihkan sebagian uang saku dan dimasukkan ke kotak amal atau kotak
sumbangan. Bisa jadi pula dengan menabungkannya dan memberikan kepada yang
membutuhkan saat tabungan sudah dirasa cukup. Selain itu dalam islam juga dikenal
dengan istilah memberi lebih baik dibanding meminta atau tangan diatas lebih baik
daripada tangan dibawah. Hal ini juga tentunya sejalan untuk dapat menanamkan
kepedulian terhadap sesame. Hal ini diriwayatkan dari Abdullah Bin Umar
radhiyallahu’an, dia telah berkata “Sesungguhnya Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa
sallam sedang berdiri di atas mimbar. Beliau membicarakan tentang sedekah dan
menjaga diri dari meminta-minta. Beliau bersabda “Tangan yang berada diatas lebih
baik daripada tangan yang berada di bawah. Tangan yang berada diatas adalah yang
memberikan sedangkan tangan yang di bawah adalah tangan yang meminta.

2. Kenyataan Yang Terjadi Tentang Kepedulian Social Dalam Kehidupan


Berbangsa Dan Bermasyarakat Saat Ini.

Pada era modernisasi ini generasi muda semakin sibuk dengan kepentingan yang
bersifat individual. Semakin canggihnya teknologi membuat generasi muda acuh
dengan kondisi sekitarnya. Dunia maya yang menyibukkan generasi masa kini terus
saja menggerus jiwa-jiwa social. Kepekaan terhadap lingkunga tentunya sudah jarang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan untuk selalu mengikuti
perkembangan jaman tidak diimbangi dengan pelestarian nila-nilai karakter bangsa.
Alat canggih yang selalu menemani kehidupan generasi masa kini seakan telah
membantu pekerjaan manusia dalam segala hal. Padahal manusia tidak akan pernah
lepas dari gesekan-gesekan dengan individu lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Keadaan yang semacam ini yang sangat memprihatinkan dimana akaya semakin
kaya dan miskin semakin miskin karena yang kaya sibuk dengan ego nya untuk terus
menambah dan menambah kekayaan sedangkan yang miskin kian terpuruk dengan
tuntutan biaya hidup yang kian lama kian mencekik. Selain itu sopan santun yang
dahulu selalu diandalkan bangsa Indonesian telah sirna seiring zaman yang semakin
gila. Seakan tua muda bukan lagi hal yang perlu diperhatikan. Padahal sopan santun
adalah salah satu bukti kepedulian social dimana kita mampu menghormati orang yang
lebih tua.

Kenyataan lain sering kita temuai tentang acuhnya generasi masa kini terhadap
lingkungannya. Contoh nyata yang dapat ditemukan adalah,individu maupun kelompok
cenderung menertawai orang yang terjatuh daripada menolongnya terlebih dahulu.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Pada era modernisasi sikap peduli terhadap sesama mulai luntur tergerus
budaya-budaya instan yang kian menjamur. Perkembangan Ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin cepat dan canggih juga menjadi salah satu factor
kurangnya kepedulian social. Ketidakmampuan generasi muda dalam mengfilter
dan melestarikan nila-nilai nluhur memperparah keadaan masa kini. Inilah
ketimpangan yang terjadi saat seharusnya manusia hidup dengan cinta kasih dan
tolong menolong kini justru hidup dengan ego dan kepentingan masing masing.
B. Saran
Menumbuhkan jiwa kepedulian social hendaknya dimulai sejak kecil
dalam lingkungan keluarga. Mendidik anak tentang kepribadian dengan
menumbuhkan kepedulian sosialyang tinggi terhadap sesama juga tidak kalah
pentingnya dengan mendidik agar mereka berprestasi.

Mulailah membiasakan dari hal-halkecil dlaam kehidupan sehari hari


untuk menanamkan jiwa peduli dalam karakter individu.
Banyak orang yang beranggapan bahwa sikap kepedulian sosial tumbuh
dalamkepribadian seseorang dimulai pada saat beranjak dewasa. Tapi
kenyataannya, Sikap kepedulian social dapat diajarkan atau diterapkan sejakdini.
Perilaku yang baik akan tertanam dalam diri seseirang jika seing dilatih dan
diterapkan dla kehidupan sehari hari .

Anda mungkin juga menyukai