Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158

Tingkat Adopsi Teknologi

ANALISIS VARIABEL – VARIABEL YANG


MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI
DENGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (STUDI KASUS
PADA SENTRA INDUSTRI TAHU DESA SENDANG, KEC.
BANYAKAN, KEDIRI)

ANALYSIS OF INFLUENTIAL VARIABLES OF TECHNOLOGY


ADOPTION LEVEL BY USING PARTIAL LEAST SQUARE
METHOD (CASE STUDIES IN TOFU INDUSTRIAL CENTER
SENDANG VILLAGE, BANYAKAN, KEDIRI).
Rizki Aditya Rozandy 1), Imam Santoso 2), Shyntia Atica Putri 2)
1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya
Korespondensi email : aditya_rozandy@yahoo.com

ABSTRAK
Persaingan di industri tahu saat ini berjalan dengan ketat sehingga perusahaan harus dapat
meningkatkan skala bisnisnya. Salah satu cara untuk meningkatkan skala bisnis adalah dengan
peningkatan dan penerapan adopsi teknologi. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini
adalah : orientasi pasar, struktur permodalan, keunggulan kompetitif, kompetensi SDM dan tingkat
adopsi teknologi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
mengetahui variabel yang mempengaruhi tingkat adopsi teknologi (TAT) pada IKM tahu dan
mengetahui tingkatan (level) adopsi teknologi pada IKM tahu. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Dari hasil
penelitian terhadap Tingkat Adopsi Teknologi (TAT), variabel yang signifikan mempengaruhi
TAT pada IKM tahu adalah variabel kompetensi SDM, struktur permodalan dan orientasi pasar
dengan nilai inner weight masing-masing sebesar 0,527; 0,298 dan 0,144 dengan nilai R 2 sebesar
0,866. Dari hasil pengukuran level dari adopsi teknologi, dapat diketahui bahwa level yang
dominan mewakili kondisi sentra industri tahu Desa Sendang adalah level IVa- Routine yakni
sebesar 56%.
Kata Kunci : Adopsi Teknologi, Level of Use, PLS
ABSTRACT
The competition in tofu industries are currently tight, so the enterprises should be able to
increase their business scale. One of the way is by increasing and applying technology adoption.
The variables in this research namely market orientation, capital structure, competitive
advantage, competence of human resources and technology adoption level. The aims of this
research were to find out variables that influence technology adoption level as well as to find out
the level of technology adoption on tofu small and medium industries by using partial Least
Square (PLS) method. According to the result of adoption technology level, the significant
variables influence the level of technology adoption on tofu small and medium industries are
human resources, capital structure and market orientation with the inner weight value for each
variable sequentially as many 0.527, 0.298, 0.144 and the R2 value is 0,866. According to the
result of level of use technology adoption on tofu small and medium industries, the most dominant
level which represents the condition of tofu industrial center Banyakan is level IV-a- Routine level
with percentage as many 56%

Keywords : Level of Use, Partial Least Square, Technology Adoption

147
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

PENDAHULUAN kemampuan SDM, permodalan,


pemasaran dan keunggulan bersaing di
Latar Belakang IKM tahu. Untuk itu, perlu pengkajian
Permasalahan yang dihadapi IKM secara dalam mengenai analisis
pengolahan hasil pertanian untuk dapat pengaruh variabel-variabel adopsi
tumbuh dan berkembang antara lain teknologi terhadap industri kecil tahu
terbatasnya sumber daya manusia untuk meningkatkan keberhasilan
kaitannya dengan kurangnya keahlian dalam memanfaatkan teknologi.
dan keterampilan, penggunaan Dikarenakan penelitian ini bertujuan
teknologi yang masih sederhana, sistem untuk menguji efek prediksi antar
manajemen dan terbatasnya wilayah variabel laten untuk menilai apakah ada
pemasaran (Hanani dkk, 2003). Terkait hubungan atau pengaruh yang kuat
dengan permasalahan tersebut, maka antar variabel laten tersebut serta
terbentuklah aglomerasi antar industri variabel yang digunakan dalam
sejenis yang biasa disebut dengan penelitian ini merupakan variabel laten
sentra industri. Sentra industri yang tidak bisa diukur secara langsung,
bertujuan untuk mengelompokan sehingga dalam penelitian ini
sejumlah industri yang memiliki sifat- digunakan metode analisa berupa
sifat yang lebih mirip (serupa) Partial Least Square (PLS).
(Djamhari, 2006).
Sentra industri tahu merupakan Rumusan Masalah
industri kecil yang keberadaanya di 1. Variabel apakah yang
Indonesia cukup banyak jumlahnya. mempengaruhi tingkat adopsi
Seiring dengan pertumbuhan kuantitas teknologi (TAT) pada industri
dari sentra industri tahu di Indonesia, kecil dan menengah (IKM) tahu ?
maka persaingan di industri tahu saat 2. Pada tingkatan (level) apakah
ini berjalan dengan ketat sehingga adopsi teknologi pada sentra IKM
perusahaan harus dapat meningkatkan tahu berada?
skala bisnisnya. Salah satu cara untuk
meningkatkan skala bisnis dalam Tujuan
kompetisi industri tahu secara sungguh- 1. Mengetahui variabel yang
sungguh adalah dengan mendorong mempengaruhi tingkat adopsi
peningkatan dan penerapan adopsi teknologi (TAT) pada IKM tahu.
teknologi dikalangan pelaku usaha. 2. Mengetahui tingkatan (level)
Teknologi merupakan alat untuk adopsi teknologi pada IKM tahu
meningkatkan produktivitas
sumberdaya manusia dalam rangka Manfaat
mengeksploitasi, mengontrol, dan 1. Bagi peneliti adalah sebagai materi
mengembangkan sumberdaya alam dalam perbandingan antara teori
sehingga tercapai peningkatan daya dengan praktek mengenai adopsi
saing di pasar (LIPI, 1993 dalam teknologi sehingga dapat
Suprihartini dkk, 2005). menambah wawasan yang berguna
Keterlambatan IKM mengadopsi bagi penelitian berikutnya.
teknologi terutama pada IKM yang 2. Bagi pihak IKM tahu adalah
memproduksi tahu dipengaruhi sebagai bahan pertimbangan untuk
berbagai faktor, diantaranya IKM dalam hal pengadopsian

148
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

teknologi yang tepat agar IKM sebanyak 55 sampel IKM pada sentra
dapat berjalan secara efektif dan Industri tahu Desa Sendang yang
efisien serta mampu untuk merupakan jumlah dari populasi.
berkompetisi dengan industri besar
yang memproduksi produk sejenis. 3 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
3. Bagi IPTEK adalah menambah Langkah-langkah yang
kontribusi untuk pengembangan dilakukan dalam penelitian dapat
IPTEK yang terkait dengan dilihat pada Gambar 1.
karakteristik adopsi teknologi
3.1 Variabel dan indikator
BAHAN DAN METODE Penelitian
Variabel yang digunakan pada
Penelitian ini dilaksanakan di penelitian ini terdiri dari variabel
Sentra Industri Tahu Desa Sendang, dependen (Y) dan independen (X).
Kec. Banyakan, Kabupaten Kediri. Variabel dependen pada penelitian ini
Pengolahan data penelitian dilakukan adalah Tingkat Adopsi Teknologi (Y)
di Laboratorium Komputasi dan sedangkan variabel independen (X)
Analisis Sistem, Jurusan Teknologi pada penelitian ini terdiri dari :
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi orientasi pasar (X1),struktur
Pertanian, Universitas Brawijaya permodalan (X2), keunggulan
Malang. kompetitif (X3) dan kompetensi SDM
(X4). Indikator dari variabel eksogen
1 Batasan Masalah orientasi pasar (X1) : orientasi
Batasan masalah pada penelitian ini pelanggan (X11), orientasi pesaing
adalah : (X12) dan informasi pasar (X13).
1. Penelitian ini tidak membahas Indikator dari variabel eksogen struktur
mengenai aspek biaya. permodalan (X2) : pertumbuhan (X21),
2. Variabel yang digunakan dalam laba bersih (X22), pajak (X23), struktur
penelitian ini adalah orientasi aset (X24) dan stabilitas penjualan
pasar, struktur permodalan, (X25).
keunggulan kompetitif dan Indikator dari variabel eksogen
kompetensi SDM keunggulan kompetitif (X3) : ekuitas
3. Aspek pengkajian teknologi merk (X31), komunikasi yang efektif
meliputi techcoware, humanware, (X32) dan inovasi produk (X33).
infoware dan organoware. Indikator dari variabel eksogen
4. IKM yang dijadikan objek kompetensi SDM (X4) : keterampilan
penelitian adalah IKM yang telah (X41), pengetahuan (X42) dan
memiliki tempat produksi sendiri. kemampuan (X43). Indikator dari
variabel endogen tingkat adopsi
2. Penentuan Populasi dan Sampel teknologi (Y) : kemampuan
Teknik pengambilan sampel pada mendapatkan dan menyerap informasi
penelitian ini adalah dengan non- terhadap teknologi baru (Y1),
probability sampling dengan metode kemampuan menerima teknologi baru
sampling jenuh. Samping jenuh (Y2), kecepatan melakukan
merupakan teknik penentuan sampel penyesuaian terhadap penggunaan
bila seluruh anggota populasi dijadikan teknologi baru (Y3), kemampuan
sampel (Sugiyono, 2006). Jadi, jumlah memodifikasi teknologi yang dimiliki
sampel yang akan diteliti adalah (Y4), kemampuan merespon perubahan
149
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

kualitas atau selera konsumen berbasis Product Moment. Uji validitas


penggunaan teknologi baru (Y5). instrument ini menggunakan analisa
korelasi dengan program SPSS version
3.2 Pengumpulan Data 17.0 for Windows, dimana apabila
Pengumpulan data dilakukan dengan koefisien korelasi rhitung > rtabel
cara wawancara, observasi, kuesioner dinyatakan valid.
dan dokumentasi. Kuesioner pada
penelitian ini terdiri dari dua jenis 3.3.2 Uji Reliabilitas
yakni kuesioner pendahuluan dan Uji reliabilitas bertujuan untuk
kuesioner penelitian. Kuesioner menunjukan akurasi, konsistensi dan
penelitian terdiri dari dua macam yakni ketepatan suatu alat ukur dalam
kuesioner Tingkat Adopsi Teknologi melakukan pengukuran (Jogiyanto dan
(TAT) dengan menggunakan skala Willy, 2009). Pengukuran reliabilitas
likert dan kesioner level of use. terhadap variabel dilakukan dengan
menggunakan teknik Cronbach Alpha.
3.3 Uji Kualitas Data Kriteria yang digunakan untuk
3.3.1 Uji Validitas mengetahui reliabilitas adalah besarnya
Cara untuk menguji validitas nilai Cronbach Alpha yang berkisar
sebuah instrument dapat dilakukan antara 0-1. Suatu instrumen dapat
dengan menghitung korelasi antara dikatakan reliable bila memiliki
masing-masing pertanyaan dengan skor koefisien reliabilitas sebesar 0,6 atau
total menggunakan rumus korelasi lebih.
Mulai

Survey Pendahuluan

Identifikasi Masalah

Studi Pustaka

Identifikasi Variabel

Penyusunan Kuisioner

Pengumpulan
data

Data PLS
Data Level of use
Uji Kualitas Data
(Reliabilitas & Validitas)
Analisis Deskriptif
Level of Use
Tidak Reliable dan Valid

Ya
Pengolahan dan Analisis dengan
menggunakan pendekatan
Partial Least Square

Intepretasi Hasil

Kesimpulan
dan Saran

Selesai

Gambar 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian

150
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

4 Teknik Analisis Data dapat dilakukan tanpa dasar teori yang


4.1 Statistik Deskriptif kuat, mengabaikan beberapa asumsi
Statistik deskriptif dalam penelitian dan parameter ketepatan model
ini digunakan untuk deskripsi kondisi prediksi dilihat dari nilai koefisien
umum sentra industri tahu Desa determinasi (Jogiyanto dan Willy,
Sendang dan untuk penelitian level of 2009). Pengujian model struktural
use. Data level of use diperoleh melalui dalam PLS dilakukan dengan bantuan
kuesioner level of use dengan cara software SmartPLS ver 2 for windows.
menyesuaikan kondisi IKM dengan Langkah-langkah yang harus dilakukan
masing-masing pernyataan pada dalam Partial Least Square (PLS) yaitu
kuesioner. meliputi:
1. Merancang Model Struktural
4.2 Pengolahan dan Analisis Data (inner model)
dengan Pendekatan PLS 2. Merancang model pengukuran
PLS merupakan pendekatan alternatif (outer Model)
yang bergeser dari pendekatan SEM 3. Mengkonstruksi diagram jalur
berbasis covariance menjadi berbasis 4. Konversi Diagram Jalur ke
varian (Ghozali, 2006). SEM yang Sistem Persamaan
berbasis kovarian umumnya menguji 5. Estimasi : Koef Jalur, Loading
kausalitas atau teori sedangkan PLS dan Weight
lebih bersifat predictive model. Dalam 6. Evaluasi Goodness of Fit
permodelan dengan tujuan prediksi 7. Pengujian Hipotesis
memiliki konsekuensi bahwa pengujian
Orientasi Orientasi Informasi Ekuitas Komunikasi
Inovasi Produk
pelanggan pelanggan pasar merk Yang Efektif
(X33)
(X11) (X12) (X13) (X31) (X32)

Orientasi Keunggulan
Pasar Kompetitif
(X1) (X3)

Kemampuan mendapatkan dan


Kemampuan memodifikasi Tingkat menyerap informasi terhadap
teknologi (Y14) teknologi baru (Y11)
Adopsi
Teknologi
Kemampuan menerima
Kemampuan merespon (Y1) teknologi baru (Y12)
perubahan kualitas atau
selera konsumen berbasis Kecepatan penyesuaian terhadap
penggunaan teknologi (Y15)
penggunaan teknologi baru (Y14)

Struktur
Kompetensi
Permodalan
SDM
(X2)
(X4)

Pertumbuhan Laba Struktur Stabilitas Keterampilan Pengetahuan Kemampuan


Pajak (X41) (X42) (X43)
(X21) Bersih Aset penjualan
(X23)
(X22) (X24) (X25)

Gambar 2. Kerangka Konseptual Tingkat Adopsi Teknologi pada IKM Tahu

151
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

Hipotesis Penelitian Cronbach Alpha seluruhnya memiliki


Hipotesis statistik untuk inner nilai > 0,6. Dengan demikian
model variabel laten eksogen instrument dalam penelitian ini
(independen) terhadap variabel dikatakan reliabel.
endogen (dependen) pada penelitian ini
adalah : Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas
H0 : γi = 0 lawan H1 : γi ≠ 0 Variabel Nilai α Keterangan
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang X1 0,798 Reliabel
signifikan antara variabel X X2 0,789 Reliabel
(eksogen) terhadap TAT X3 0,760 Reliabel
H1 : Terdapat pengaruh yang X4 0,864 Reliabel
signifikan antara variabel X Y 0,799 Reliabel
(eksogen) terhadap TAT
Uji Validitas
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validitas dilakukan dengan
Desa Sendang merupakan sebuah tujuan untuk mengetahui kesahihan
desa yang terletak di Kecamatan dari kuesioner. Berdasarkan tabel r
Banyakan Kabupaten Kediri. Di desa diperoleh nilai rtabel sebesar 0,266.
Sendang terdapat sebuah sentra industri Output hasil uji validitas disajikan
makanan yakni industri kecil tahu. dalam Tabel 2. Seluruh nilai indikator
Sentra industri tahu Desa Sendang memiliki pearson correlation > 0,266.
merupakan sebuah aglomerasi dari Hal ini berarti bahwa seluruh butir
industri kecil yang memproduksi pertanyaan pada kuesioner mampu
produk tahu yang berjumlah sebanyak mengukur sesuatu yang diukur (valid).
55 industri tahu. Tahu yang diproduksi
pada IKM di Desa Sendang adalah Analisis Tingkat Adopsi Teknologi
jenis tahu putih dan tahu takwa kuning Dengan Metode PLS
serta stik tahu. Pada bagian ini penulis
menganalisis diagram jalur yang telah
Profil Responden dirancang mengenai analisis pengaruh
Hasil analisis data profil responden dari variabel orientasi pasar, struktur
yang diperoleh penulis yaitu responden permodalan, keunggulan kompetitif
laki-laki sebanyak 53 orang (96,36%), dan kompetensi SDM terhadap Tingkat
responden perempuan sebanyak 2 Adopsi Teknologi (TAT). Selain itu,
orang (3,64%), rata-rata usia responden analisis ini juga digunakan untuk
46-55 tahun. Persentase latar belakang mengetahui variabel mana yang paling
pendidikan paling banyak adalah berpengaruh terhadap tingkat adopsi
lulusan SMP sebanyak 19 orang teknologi.
(34,55% ). Lama usaha yang dijalani Langkah awal dalam permodelan
responden rata-rata berkisar antara 11- PLS adalah spesifikasi model pada
15 tahun yakni sebesar 29,09%. penelitian yang akan dilakukan.
spesifikasi model terdapat 2 macam
Uji Kualitas Data yakni adalah merancang inner model
Uji Reliabilitas dan outer model. Inner model adalah
Output hasil dari uji reliabilitas model structural yang menghubungkan
menggunakan program SPSS versi 17 antar variabel laten pada subtantive
disajikan pada pada Tabel 1. theory. yakni variabel X (eksogen)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, nilai terhadap variabel Y (endogen).
152
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

Variabel eksogen (X) dalam penelitian penelitian ini terdapat indikator yang
ini terdiri dari : orientasi pasar, struktur tidak memenuhi rule of thumb dari
permodalan, keunggulan kompetitif convergent validity yang dimana
dan kompetensi SDM. Variabel memiliki nilai loading factor dibawah
endogen (Y) dalam penelitian ini 0,5 yakni indikator pajak (X23) sebesar
adalah tingkat adopsi teknologi (TAT). 0,315 sehingga dilakukan eleminasi
Diagram jalur hasil pengolahan data terhadap indikator tersebut dan
dengan bantuan software Smart-PLS dilakukan modifikasi model. Hasil dari
(Partial Least Square) dapat dilihat modifikasi model analisa PLS dapat
pada Gambar 3. dilihat pada Gambar 4.
Dari hasil analisa permodelan PLS
terhadap tingkat adopsi teknologi pada

Tabel 2. Hasil Uji Perhitungan Validitas


Variabel Indikator rhitung rtabel Keterangan
X1 X11 0,826 0,266 Valid
X12 0,643 0,266 Valid
X13 0,761 0,266 Valid
X2 X21 0,746 0,266 Valid
X22 0,872 0,266 Valid
X23 0,379 0,266 Valid
X24 0,802 0,266 Valid
X25 0,855 0,266 Valid
X3 X31 0,793 0,266 Valid
X32 0,818 0,266 Valid
X33 0,382 0,266 Valid
X4 X41 0,856 0,266 Valid
X42 0,905 0,266 Valid
X43 0,954 0,266 Valid
Y Y1 0,816 0,266 Valid
Y2 0,735 0,266 Valid
Y3 0,848 0,266 Valid
Y4 0,687 0,266 Valid
Y5 0,783 0,266 Valid
Sumber : Data Primer Diolah (2012)

Gambar 3. Konstruksi Diagram Jalur Hasil Permodelan PLS

153
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

Gambar 4. Konstruksi Diagram Jalur PLS Setelah Modifikasi Model


Keterangan :
X1 : Orientasi Pasar
X2 : Struktur Permodalan
X3 : Keunggulan Kompetitif
X4 : Kompetensi SDM
Y : Tingkat Adopsi Teknologi

Evaluasi Goodness Of Fit dari discriminant validity dapat dilihat


pada Tabel 4
Evaluasi Goodness Of Fit Model 3. Composite reliability
Pengukuran (Outer Model) Composite reliability merupakan uji
Evaluasi Goodness Of Fit pada reliabilitas dalam PLS yang dimana
outer model dengan indikator reflektif menunjukkan akurasi, konsistensi dari
dievaluasi dengan convergent validity, ketepatan suatu alat ukur dalam
discriminant validity dan composite melakukan pengukuran (Jogiyanto dan
reliability dengan hasil sebagai Willy, 2009). Composite reliability
berikut: yang baik apabila memiliki nilai lebih
1. Convergent validity dari 0,7. Hasil dari composite
Convergent validity di dalam PLS reliability dapat dilihat pada Tabel 4.
dengan indikator reflektif dilihat
berdasarkan nilai loading factor Evaluasi Goodness Of Fit Model
(korelasi antara skor item/skor Struktural (Inner Model)
komponen dengan skor konstruk) Goodness of fit inner model diukur
(Jogiyanto dan Willy, 2009). Hasil menggunakan R-square variabel laten
output convergent validity dapat dilihat dependen dan menggunakan Q-square
pada Tabel 3. predictive relevance untuk model
2. Discriminant Validity struktural, mengukur seberapa baik
Validitas diskriminan dalam model nilai observasi dihasilkan oleh model
pengukuran reflektif indikator dinilai dan juga estimasi parameternya. Nilai
berdasarkan nilai dari AVE (Average Q-square harus > 0 di mana
Variance Extracted) > 0,5. Hasil output menunjukkan model memiliki
154
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

predictive relevance yang baik dimasukkan ke dalam persamaan Q-


(Ghozali,2011). square berikut:
Q2 = 1 – (1 – (Rsquare)2)
Q = 1 – (1 – (0,866)2) = 0,750
2

Tabel 3. Hasil Pengujian Convergent Berdasarkan hasil dari perhitungan


validity nilai Q-square dapat dilihat bahwa nilai
Variabel Indikator Loading Keterangan Q-square sebesar 0,750. Hal ini
factor
menunjukkan bahwa variabel orientasi
X1 X11 0,873 Valid
X12 0,675 Valid pasar, struktur permodalan, keunggulan
X13 0,680 Valid kompetitif dan komptensi SDM
X2 X21 0,696 Valid memiliki tingkat prediksi yang baik
X22 0,950 Valid terhadap Tingkat Adopsi Teknologi
X24 0,728 Valid (TAT).
X25 0,935 Valid
X3 X31 0,634 Valid
X32 0,783 Valid Pengujian Hipotesis
X33 0,571 Valid Uji hipotesis digunakan untuk
X4 X41 0,825 Valid menguji pengaruh secara parsial
X42 0,927 Valid variabel eksogen (X) terhadap variabel
X43 0,960 Valid
Y Y1 0,914 Valid
endogen (Y) dengan melihat nilai t-
Y2 0,573 Valid values pada masing-masing path. Nilai
Y3 0,939 Valid t-hitung diperoleh dari hasil
Y4 0,528 Valid bootstraping dengan software Smart-
Y5 0,827 Valid PLS. Pengujian dengan bootstrap juga
bertujuan untuk meminimalkan
masalah ketidak normalan data
Tabel 4. Hasil Uji Discriminant penelitian (Ghozali, 2006). Nilai
Validity dan Composite koefisien inner weight dari model
Reliability struktural dikatakan signifikan dengan
Variabel AVE Composite syarat nilai t-hitung > dari t-tabel
reliability yakni sebesar 1,96 (1,96 adalah nilai t-
X1 0,748 0,790 tabel dalam tingkat keyakinan 95%)
X2 0,835 0,901 (Jogiyanto dan Willy,2009). Hasil
X3 0,668 0,704 pengujian hipotesis dapat dilihat pada
X4 0,906 0,932 Tabel 5.
Y 0,776 0,878 Berdasarkan hasil uji hipotesis,
pengaruh antara orientasi pasar dengan
Nilai R-square dari hasil analisis tingkat adopsi teknologi diperoleh nilai
dengan menggunakan software Smart- inner weight 0,144 dengan nilai t-
PLS diperoleh sebesar 0,866. Hal ini hitung sebesar 3,146 sehingga dapat
berarti kebaikan pembentukan model disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
dari penelitian tingkat adopsi teknologi yang positif dan signifikan antara
dapat dijelaskan dengan baik oleh orientasi pasar dengan Tingkat Adopsi
variabel orientasi pasar, struktur Teknologi (TAT). Hasil uji hipotesis
permodalan, keunggulan kompetitif antara struktur permodalan dengan
dan komptensi SDM dengan nilai tingkat adopsi teknologi diperoleh nilai
sebesar 86,6% sedangkan 13,4 % inner weight 0,298 dengan nilai t-
dijelaskan oleh variabel lain diluar hitung sebesar 2,176 sehingga dapat
yang diteliti. Selanjutnya perolehan R² disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
155
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

yang positif dan signifikan antara Berdasarkan hasil uji hipotesis,


struktur permodalan dengan Tingkat pengaruh antara kompetensi SDM
Adopsi Teknologi (TAT). dengan tingkat adopsi teknologi
Berdasarkan hasil uji hipotesis, diperoleh nilai inner weight 0,527
pengaruh antara keunggulan kompetitif dengan nilai t-hitung sebesar 4,497
dengan tingkat adopsi teknologi sehingga dapat disimpulkan bahwa
diperoleh nilai inner weight 0,019 terdapat pengaruh yang positif dan
dengan nilai T-hitung sebesar 0,261 signifikan antara kompetensi SDM
sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan Tingkat Adopsi Teknologi
tidak terdapat pengaruh yang signifikan (TAT).
antara keunggulan kompetitif dengan
Tingkat Adopsi Teknologi (TAT).

Tabel 5. Hasil Pengujian Hipotesis


Koefisien
Variabel Bebas Variabel Inner t-hitung Keterangan
Terikat Weight
Orientasi Pasar (X1) TAT (Y) 0,144 3,146 H1 diterima
Struktur Permodalan (X2) TAT (Y) 0,298 2,176 H1 diterima
Keunggulan Kompetitif (X3) TAT (Y) 0,019 0,261 H1 ditolak
Kompetensi SDM (X4) TAT (Y) 0,527 4,497 H1 diterima

Dari hasil pengujian hipotesis, dapat yang diukur berdasarkan tingkat


diketahui bahwa variabel yang penggunaannya. Terdapat 8 level pada
berpengaruh signifikan terhadap tingkaat penggunaan teknologi yakni :
Tingkat Adopsi Teknologi (TAT) (1) non-use, (2) Orientation, (3)
adalah faktor kompetensi SDM, preparation, (4) mechanical use, (5)
struktur permodalan dan orientasi routine, (6) refinement, (7) integration
pasar. Dengan adanya pengaruh dari dan (8) renewal. Dari hasil penelitian
variabel orientasi pasar, struktur tingkat penggunaan (level of use) dari
permodalan dan kompetensi SDM adopsi teknologi di IKM Tahu Desa
terhadap TAT maka IKM akan Sendang dapat dilihat pada Tabel 6.
berimplikasi pada proses adopsi Berdasarkan dari hasil
teknologi. Pemilik IKM harus penelitian mengenai pengukuran
memperhatikan faktor-faktor tersebut tingkat penggunaan (level of use) dari
agar dapat meningkatkan adopsi adopsi teknologi, IKM Tahu pada Desa
teknologi yang diterapkan sehingga Sendang mayoritas berada pada level
meningkatkan kinerja dan keunggulan IVa- Routine yakni sebesar 56%. Hal
dalam berkompetisi. Dari ketiga faktor ini ditunjukkan dengan pemilik IKM
tersebut, faktor (variabel) yang paling Tahu merasa nyaman dalam
berpengaruh terhadap TAT adalah menggunakan teknologi pada usaha
kompetensi SDM. tahu yang dijalankan saat ini dan
teknologi mereka gunakan secara rutin
Level Of Use Adopsi teknologi untuk produksi serta pemilik IKM
Level of use menunjukkan sejauh mana Tahu memiliki sedikit upaya untuk
perusahaan atau industri kecil mengembangkan teknologi tersebut
melakukan adopsi terhadap teknologi dan memiliki sedikit ide untuk

156
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

memodifikasi teknologi yang aspek kompetensi SDM, struktur


digunakannya. permodalan dan orientasi pasar.
Dengan adanya pengukuran Peningkatan kompetensi SDM dapat
terhadap level of use terhadap teknologi dilakukan dengan pengingkatan
yang diadposi oleh IKM, maka pemilik terhadap keterampilan akan
IKM diharapkan dapat meningkatkan menjalankan tugas bisnis, pengetahuan
tingkat adopsi teknologi (TAT) untuk akan menjalankan dan
dapat meningkatkan level of use pada mengembangkan bisnis dan
masing-masing IKM Tahu. Level of use kemampuan dalam segala aspek
dapat ditingkatkan dengan cara industri yang dijalankan.
meningkatkan tingkat adopsi teknologi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guna
meningkatkan TAT adalah dengan
memperhatikan dan meningkatkan

Tabel 6. Persentase Hasil Tingkat Penggunaan (Level of Use) Adopsi Teknologi


Level Angka Persentase
Non use 3
Orientation 5
Preparation 0
Mechanical 11
Use
Routine 31
Refinement 4
Integration 1
Renewal 0

IKM berada pada level integration


KESIMPULAN dan 0% IKM pada level
1. Variabel dalam permodelan yang preparation dan renewal.
mempengaruhi TAT pada IKM
Tahu Desa Sendang adalah DAFTAR PUSTAKA
kompetensi SDM, struktur
permodalan, orientasi pasar dan Djamhari, DR. C. 2006. Faktor-faktor
keunggulan kompetitif dengan nilai Yang Mempengaruhi
pada masing-masing variabel Perkembangan Sentra UKM
sebesar 0,477; 0,356; 0,148; dan Menjadi Klaster Dinamis. Jurnal
0,016 dengan nilai R2 sebesar Infokop., 2 (29) Tahun XXII
0,866.
2. Level of use dari penggunaan Ghozali ,I. 2006. Structural Equation
adopsi teknologi pada IKM Tahu Modeling, Metode Alternatif
Desa Sendang terdiri dari 56% dengan Partial Least Square
IKM pada level routine, 20% IKM Edisi 1. Badan Penerbit
pada level mechanical use, 9% Universitas Diponegoro.
IKM pada level orientation, 7% Semarang
IKM berada pada level refinement,
6% IKM pada level non-use, 2%

157
Jurnal Industria Vol 1 No 3 hal 147 – 158
Tingkat Adopsi Teknologi

_______ . 2011. Structural Equation


Modeling, Metode Alternatif
dengan Partial Least Square
Edisi 3. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Semarang

Hanani,N., Ibrahim, J.T. dan


Purnomo, M. 2003. Strategi
Pembangunan Pertanian.
Pustaka Jogja Mandiri.
Yogyakarta.

Jogiyanto, H.M dan Willy, A. 2009.


Konsep dan Aplikasi PLS
(Partial Least Square) Untuk
Penelitian Empiris. BPFE
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UGM. Yogyakarta

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian


Kualitatif, Kuantitatif dan R&D
(Qualitative and Quantitative
Reseacrh Methods). Alfabeta.
Bandung.

Suprihartini, R , Gumbira, M dan


Mangunwidjaja. 2005. Analisis
Kondisi Komponen-Komponen
Teknologi Pengolahan di Industri
Teh Curah Indonesia. Jurnal
Teknologi Industri Pertanian.,
14(3): 101-106

158

Anda mungkin juga menyukai