Anda di halaman 1dari 4

MATERI

Perkembangan teknologi saat ini, menyebabkan banyak informasi mudah untuk kita

dapatkan. Maraknya penggunaan gadget bukan hanya pada kalangan orang dewasa saja, tetapi

pada anak- anak pula banyak yang menggunakan teknologi ini tanpa tahu maksud sebenarnya

maksud dari penciptaan produk ini. Berbagai informasi didapatkan anak- anak, termasuk pula

tayangan- tayangan yang mengandung unsur vulgar dan pornografi. Pada masa anak- anak

mereka banyak menyerap informasi dan mereka berada pada tahap perkembangan dimana masa

kritisisasi ini berlangsung. Mereka akan mencoba untuk mengetahui berbagai hal yang mereka

tidak tau.

Situasi yang terjadi pada saat ini adalah, dimana banyak anak- anak yang sangat kritis

mengenai hal yang mereka lihat terutama mengenai permasalahan sexualitas. Namun disamping

itu, keengganan dari orang tua untuk menjawab hal tersebut yang menyebabkan anak mencari

tahu sendiri berbagai hal yang mereka ingin ketahui. Perilaku tersebut dikarenakan adanya

kepercayaan bahwa membicarakan mengenai pendidikan seksual adalah hal yang tabu

[ CITATION Rat16 \l 1057 ]. Contohnya saja seperti hal yang sering di tanyakan oleh anak “bu,

adik itu bisa lahir dikarenakan apa ya?”. Maka terkadang orang tua menjawabnya dengan “hus.

Gak boleh bicara sembarangan”.

Beberapa kasus pelecehan seksual saat ini sering terjadi. Pada tahun 2014 komisi

perlindungan anak dan perempuan (KPAI) menyebutkan bahwa terdapat 2509 kasus kekerasan

seksual pada tahun 2011, tahun 2012 terdapat 2.637 kasus, 2013 terdapat 3.339 kasus, hal ini

bisa kita lihat bahwa setiap tahunnya terdapat peningkatan kekerasan seksual yang terjadi di

Indonesia. Namun, itu merupakan data yang didapatkan dari pelaporan yang dilakukan oleh
korban. Namun, banyak juga kasus kekerasan seksual yang dialami oleh masyarakat namun tidak

dilaporkan karena takut.

Beberapa waktu lalu penulis membaca sebuah tulisan di salah satu media sosial dari

seorang korban kekerasan seksual di akun media sosialnya, yang menyatakan bahwa saat dia

berusia 9 tahun alat kelaminnya di sentuh oleh teman lelakinya dan dia hanya diam saja. Dia juga

sering diintip celana dalamnya saat Ia sedang dikamar mandi. Bukan hanya hal itu, tapi juga Ia

sempat akan diberikan obat perangsang untung saja ada temannya yang baik dan

memberitahukan hal ini kepada korban. Hal ini begitu mengejutkan, karena kejadian ini terjadi

saat Ia masih duduk di bangku sekolah dasar dan baru bisa Ia ungkapkan kepada khalayak saat ia

berusia 22 tahun. 13 tahun Ia memendam hal ini dari orang lain, dan ternyata dampak dari

kejadian tersebut adalah Ia mengalami trauma yang sampai sekarang masih bisa Ia rasakan.

Dimana Ia bisa menangis sampai meraung- raung dan tidak bisa berdekatan dengan seorang

lelaki sendirian.

Kejadian ini merupakan salah satu kasus yang bisa kita jadikan contoh, bahwa karena

kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai pemahaman mengenai perilaku seksual yang

baik dan benar dapat menyebabkan efek yang berkepanjangan. Disini, pendidikan seksual sangat

dibutuhkan. Pendidikan seksual sendiri diartikan sebagai upaya pengajaran, penyajian,

penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual. Dimana masalah seksual yang

termasuk di dalamnya adalah pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan

moral, etika, komitmen, agama, agar tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi [ CITATION

Ris16 \l 1057 ].

Pendidikan seksual yang dilakukan mulai pada usia dini, ini kita harapkan mampu untuk

mengubah paradigma yang ada di masyarakat bahwa membicarakan mengenai pentingnya organ
reproduksi atau mengenai organ-organ reproduksi baik fungsi maupun kegunaannya bukanlah

hal yang tabu. Namun, hal ini adalah hal yang sangat penting dan diperlukan oleh semua

kalangan agar kasus-kasus kekerasan yang ada di masyarakat berkurang. Karena mereka telah

mengetahui hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh lawan jenis terhadap tubuhnya.

Pendidikan seksual ini dilakukan berdasarkan golongan usianya. Usia 3-5 tahun anak

diajarkan mengenai organ tubuh dan fungsinya. Usia 6- 9 tahun, anak diajarkan bagaimana

menjaga atau melindungi organ- organ fitalnya dari sentuhan orang lain atau lawan jenis yang

bukan orang tuanya. Usia 9- 12 tahun, anak akan diajarkan mengenai perubahan organ apa saja

yang terjadi selama masa puber. Usia 12 – 14 tahun, dimana pada masa ini, anak mengalami

masa puber dan dorongan seksual sangat besar, maka anak perlu diberitahu mengenai bagaimana

sistem reproduksi itu terjadi dan bagaimana fungsinya bekerja [ CITATION Ris16 \l 1057 ].

RUNDOWN ACARA

Waktu Durasi Acara PJ Ket.


Sound
Proyektor
07.00- Semua
60’ Persiapan Koordinasi dengan guru
08.00 anggota
kelas dan kepala
sekolah
08.00-
15’ Pembukaan dan perkenalan Indah -
08.15
08.15- Indah,
30’ Pemberian materi -
08.45 Yudit
Desta
08.45- Pemutaran Video dan dan
15’ Video tarian KSA
09.00 mempragakan tarian semua
anggota
09.00- Desta,
15’ Evaluasi materi -
09.15 Yudit
09.15-
15’ Kuis Indah -
09.30

Teknis Pelaksanaan Program Pencegahan Pelecehan Seks pada Anak:


1. Di awal, perkenalan anggota KKN
2. Pemberian materi tentang mengapa pentingya pengetahuan mengenai seks usia dini dengan
cara sharing-sharing dengan orang tua.
3. Agar materi yang diberikan dapat lebih diingat, akan diputarkan sebuah video yang berisi
tarian untuk memperkenalkan bagian-bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh dipegang oleh
orang lain.
4. Setelah melihat video, seluruh siswa dan orang tua kelas 4 memperagakan tarian tersebut
dengan dipandu oleh tim KKN. Menyanyi sambil menari ini sebagai media yang
menyenangkan untuk belajar pengenalan bagian-bagian tubuh yang boleh dan tidak boleh
disentuh oleh orang lain.
5. Kemudian memilih secara acak satu siswa laki-laki dan satu perempuan untuk
mendemonstrasikan tarian pengenalan seks dini di depan kelas. Ini sebagai cara untuk
mengetahui apakah siswa dapat masih ingat materi yang diberikan dan sebagai media untuk
melatih percaya diri anak.
6. Pemberian kuis dengan 2 pertanyaan sebagai bentuk rangkuman dari materi yang sudah
dijelaskan dan dipraktikkan bersama. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar
akan mendapatkan reward dari tim KKN.

Anda mungkin juga menyukai