FARMAKOVIGILANS
FARMAKOVIGILANS
I PENDAHULUAN
ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dan teknologinya,
bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan 24
jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut bila tidak dikelola
Risiko dapat muncul dalam proses klinik maupun lingkungan fisik rumah
sakit. Kesalahan pemberian obat (medication errors) adalah kejadian yang dapat
rumah sakit untuk melakukan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut sehingga
dilaporkan adanya Kejadian yang Tidak Diharapkan (KTD) pada pasien rawat inap di
seluruh Amerika bahwa sekitar 98000 orang meninggal karena medical errors dan
7000 kasus karena medication errors.2.Di RSUD Pasaman barat angka medicaton
errors didapatkan dari laporan internal sub hasil nya medication error persentase
kejadian medication errors dilaporkan yang paling banyak terjadi daripada jenis
insiden lainnya. Lokasi terjadinya insiden medication errors yang dilaporkan, berasal
dari tempat pelayanan yang melakukan kegiatan pemberian obat kepada pasien,
meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap,instalasi farmasi, instalasi gawat darurat
pada tahun 2014 yang menunjukkan bahwa mayoritas insiden yang terjadi adalah
kejadian medication errors di ruang rawat inap sebesar 51% dari seluruh kejadian di
terjadinya medication errors di ruang rawat inap RSUD Pasaman Barat dan akar
1. Pada rumah sakit didunia, termasuk Indonesia sering terjadi medication error,
untuk salah satu di ruang rawat inap Rumah Sakit di Pasaman Barat (RSUD)
2. Pada rumah sakit didunia, termasuk Indonesia sering terjadi medication error,
untuk salah satu di ruang rawat inap Rumah Sakit di Pasaman Barat (RSUD)
1. Untuk mengevaluasi medication error yang terjadi di ruang rawat inap disalah
Rumah sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem kesehatan.
Dalam jejaring kerja pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi simpul utama yang
berfungsi sebagai pusat rujukan. Rumah sakit adalah organisasi yang bersifat padat
karya, padat modal, padat teknologi, dan padat keterampilan (Soedarmono, S, dkk,
2000).
Menurut WHO rumah sakit adalah institusi yang merupakan bagian integral
kesehatan yang lengkap, baik kuratif maupun preventif bagi pasien rawat jalan dan
b. Rumah sakit adalah suatu alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis
pasien.
c. Rumah sakit adalah dimana tempat orang sakit mencari dan menerima
diselenggarakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Komponen pelayanan di rumah
sakit mencakup 20 pelayanan sebagai berikut: (1) administrasi dan manajemen, (2)
pelayanan Medis, (3) pelayanan gawat darurat, (4) pelayanan kamar operasi, (5)
pelayanan intensif, (6) pelayanan perinatal resiko tinggi, (7) pelayanan keperawatan,
(8) pelayanan anastesi, (9) pelayanan radiologi, (10) pelayanan farmasi, (11)
pelayanan laboratorium, (12) pelayanan rehabilitasi medis, (13) pelayanan gizi, (14)
rekam medis, (15) pengendalian infeksi di rumah sakit, (16) pelayanan sterilisasi
sentral, (17) keselamatan kerja, (18) pemeliharaan sarana, (19) pelayanan lain, (20)
perpustakaan
1. Pelayanan jasa yaitu : rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat intensip,
kerja, dll.
Menurut Nursalam (2001), pelayanan rawat inap merupakan salah satu unit
membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh pasien, dimana unit rawat inap
merupakan salah satu revenew center rumah sakit sehingga tingkat kepuasan
pelanggan atau pasien bisa dipakai sebagai salah satu indikator mutu pelayanan.
terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan.
Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif
atau observasi ketat karena penyakitnya. Rawat inap adalah pelayanan kesehatan
dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah
dan swasta, serta puskesmas dan rumah bersalin yang oleh karena penyakitnya
penderita harus menginap dan mengalami tingkat transformasi, yaitu pasien sejak
masuk ruang perawatan hingga pasien dinyatakan boleh pulang (Muninjaya, 2004).
Menurut Supranto (1997), arus pelayanan pasien rawat inap dimulai dari
Menurut Azwar (2000), mutu asuhan pelayanan rawat inap dikatakan baik,
apabila :
2. Memberikan pelayanan yang profesional dan setiap strata pengelola rumah sakit.
Pelayanan bermula sejak masuknya pasien kerumah sakit sampai pasien pulang.
penanganan segera
4. Ruang yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada rumah sakit
yang dikeluarkan oleh American Nursing Association/ ANA (PPNI, 2002), yaitu :
Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang masih
berada dalam pengawasan dan tanggung jawab profesi kesehatan, pasien atau
Kejadian medication error dibagi dalam empat fase, yaitu fase prescribing
(error terjadi pada penulisan resep), fase transcribing (error terjadi pada saat
pembacaan resep), fase dispensing (error terjadi pada saat penyiapan hingga
penyerahan obat) dan fase administration (error yang terjadi pada proses penggunaan
serta tidak lengkapnya penulisan resep, contoh ketidaklengkapan resep yaitu tidak
tercantumnya berat badan dan umur pasien, padahal kedua unsur resep ini sangat
penting sebagai dasar perhitungan dosis. Faktor lain yang berpotensi cukup tinggi
untuk terjadinya medication error dan sering dijumpai adalah racikan pada resep yang
berisi tiga kombinasi jenis obat dan adanya obat dalam satu peresepan memiliki aksi
farmakologis yang sama, serta adanya pemakaian yang tidak sesuai yaitu obat
kausatif yang dicampurkan dengan obat simptomatik dalam racikan (Hartayu dan
Aris, 2005).
kesalahan pengobatan adalah penulis resep. Sekarang sulit untuk mengetahui tingkat
terdeteksi atau tidak dilaporkan. Ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa masalah
mungkin hal tersebut disalahartikan jika resep tidak dapat dibaca. Tidak terbacanya
tulisan tangan karena perintah pengobatan dan resep merupakan penyebab utama
yang dikenal dari kesalahan pengobatan. Kesalahan tersebut telah mengakibatkan
Perintah yang ditulis dengan buruk dapat menunda pemberian obat. Hal itu
dapat meningkatkan potensi untuk kesalahan pengobatan yang serius yang berasal
dari pemahaman yang salah tentang obat, dosis, rute pemberian dan waktu
pemberian. Ketika petugas tidak dapat membaca perintah resep maka pekerjaan
sangat terganggu. Gangguan tersebut dapat mempengaruhi kinerja seseorang dan hal
pendapat lovelock (1988), kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan
pelanggan. Apabila jasa yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas
jasa dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan
pelanggan, maka kualitas jasa yang dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal.
subjektif, tetapi tetap ada dasar objektif yang dilandasi oleh pengalaman masa lalu,
perlu diperhatikan yaitu teknis medis, dan hubungan interpersonal. Hal ini meliputi
penjelasan dan pemberian informasi, empati, kejujuran, ketulusan hati, kepekaan, dan
Suatu pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu harus memenuhi persyaratan
Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima (acceptable) oleh
3. Mudah dicapai
ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian
untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka pengaturan distribusi
masyarakat, terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan
pelayanan kesehatan yang baik maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi
sangat penting
5. Bermutu
menunjukkan pada tingkat kesempurnaan yang disatu pihak dapat memuaskan para
2. Reliability (kehandalan)
pelayanan jasa/ yang telah dijanjikan secara konsisten dan dapat diandalkan
(akurat).
keyakinan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas
5. Empathy (empati)
sebagai konsumen dari layanan jasa rumah sakit bahwa perawat akan dapat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
(Permenkes RI, 2001). Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia untuk mencapai derajat kesehatan yang
keperawatan di rumah sakit dapat dibagi menjadi keperawatan klinik antara lain ;
1. Pelayanan keperawatan personal (personal nursing care), yang antara lain berupa
pelayanan keperawatan umum dan atau spesifik untuk sistem tubuh tertentu,
pemberian motivasi dan dukungan emosional pada pasien, pemberian obat, dll
selalu berkomunikasi dengan pasien setiap waktu sehingga merupakan petugas yang
keluarga atau kerabat pasien akan membantu proses penyembuhan pasien itu sendiri
diberikan pada pasien dengan materi spesifik sesuai dengan penyakit yang
professional yang memiliki mutu, kualitas dan bersifat efektif, efisien sehingga
memberikan kepuasan pada kebutuhan dan keinginan lebih dari yang diharapkan
kesehatan yang dihadapinya adalah manusia, sehingga dalam hal ini empati mutlak
harus dimiliki oleh seorang perawat. Seorang perawat akan mampu mengerti,
memahami dan ikut merasakan apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan dan apa yang
diinginkan pasien. Seorang perawat harus peka dalam memahami alur pikiran dan
untuk dapat memberikan pelayanan yang prima. Perawat harus mengerti bahwa yang
dikeluhkan oleh pasien merupakan kondisi yang sebenarnya, sehingga respon yang
diberikan terasa tepat dan benar bagi pasien. (Potter dan Perry, 2005).
pasien sangat puas, puas, tidak puas adalah teori performasi yang diharapkan
dari harapan pasien tentang jasa dan perfomasi yang diterimanya. Jika jasa sesuai
dengan harapannya ia akan puas, jika jasa kurang sesuai dengan yang diharapkan
pasien akan merasa tidak puas. Kepuasan atau ketidak puasan pasien akan meningkat
jika ada jarak yang lebar antara harapan dan kenyataan performasi pelayanan.
Beberapa pasien cenderung memperkecil kesenjangan dan mereka akan terkurangi
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka
pelanggan akan sangat kecewa; Apabila kinerja sesuai harapan pelanggan, maka
pelanggan akan sangat puas. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman
masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.
Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan
konsumen pelayanan rumah sakit. Hak-hak ini meliputi perawatan yang bertanggung
rumah sakit.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan
(second opinion) yang mempunyai Surat ijin Praktik (SIP) baik di dalam
data medisnya;
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan
11. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama
rumah sakit;
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
17. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
18. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar
peraturan perundang-undangan.
hasil pelayanan yang diberikan, apabila pelayanan yang diberikan sesuai dengan
sebaliknya apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan / keinginan
2001).
BAB III. METODA PENELITIAN