Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BIOLOGI

“VIRUS”

Guru Pengampu: Ustazah Ririn

Diusun oleh: Neisya Rizqha Maulida (22)

Kelas: IXB1

SMPIT CORDOVA

Tahun ajaran 2019/2020

: Komplek Kehutanan, Jl. Drs. H. Anang, RT.20, Air Hitam, Kec. Samarinda Ulu,
Kota Samarinda, Kalimantan Timur
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan
makalah tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Ustazdah Ririn
yang telah memberikan bimbingan, saran, nasihat, dan petunjuk dalam penyusun
makalah ini. Semoga hasil makalah ini, dapat bermanfaat bagi Anda yang
membacanya.
“Tiada Gading Yang Tak Retak”, bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap saya nantikan dari
kesempurnaan makalah ini.

Neisya

24 Desember 2019

KATA PENGANTAR……………………………………………………… 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 3
A. Latar Belakang Masalah……………..……………………………………. 3
B. Rumusan Masalah………………………………………………………… 3
BAB II ”VIRUS”……………………………………………………………... 4
A. Pengertian Virus……………………………………………………………...4
B. Ciri Umum Virus……………………………………………………………..9
BAB 1
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Virus menginfeksi beragam populasi dengan menggunakan molekul
permukaan sel sebagai reseptor untuk masuk ke dalam sel.Setelah masuk ke dalam
sel, virus dapat menyebabkan cedera jaringan dan penyakit dengan berbagai macam
mekanisme
Pada unit ini Anda akan mempelajari tentang virus. Apakah sebenarnya yang
di maksud dengan virus? Berapa ukuran virus? Bagaimana perkembangan virus?
Apakah semua virus membahayakan? Adakah manfaatnya bagi kehidupan manusia?

B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Virus dan awal penemuannya
B. Ciri umum Virus
C. Jenis-Jenis Virus
D. Perkembangbiakan Virus

Bab II
“VIRUS”

A.Pengertian Virus
gambar 1: virus 1

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme


biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-
partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk
jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang
tidak berinti sel). Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA
atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan
pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik
maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus
selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus
influensa dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus
mosaik tembakau/TMV).

Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil
daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.

1
http://1.bp.blogspot.com/DGDLNGvMUKo/VoS4H3qjUVI/AAAAAAAAAAg/_cZzfLpaVrU/s1600/downl
oad+(1).jpg
Partikel virus mengandung DNA atau RNA yang dapat berbentuk untai tunggal atau
ganda. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada
virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal. Bahan genetik
tersebut diselubungi lapisan protein yang disebut kapsid. Kapsid bisa berbentuk bulat
(sferik) atau heliks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus.

Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein
nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar
1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut
nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid
yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat

pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan
pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.

Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari
ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang
tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk
membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t
protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein
untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus
sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri
langsung terlibat dalam penginfeksian sel.

Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen,
sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
penginfeksian sel inang.

Sejarah penemuan virus merupakan serangkaian proses yang panjang. Jadi tidak sama
seperti konsep penemuan lainnya, berbicara soal virus. kita harus memasukkan
sejumlah nama tokoh yang memang berjasa dalam proses penemuan virus itu sendiri.
Siapa saja? Yang berada di ururtan pertama adalah tokoh bernama Adolf Meyer yang
berkebangsaan Jerman. Di tahun 1883, ia tertarik untuk menyelidiki lebih lanjut
fenomena yang terjadi pada daun tembakau. Ia mengamati pada daun tersebut
terdapat bintik-bintik berwarna kuning. Saat itu, Adolf Meyer menyimpulkan bahwa
penyebab gejala pada daun tembakau tersebut adalah organisme yang ukurannya jaug
lebih kecil lagi dari bakteri.

Gambar 2: Adolf Meyer2

Berlanjut pada tahun berikutnya, tepatnya 1892, seorang tokoh bernama Dimitri
Ivanowsky yang berasal dari Rusia secara serius mengamati getah pada daun
tembakau. Ia mendapati fakta bahwa getah tersebut, meski telah disaring, masih bisa
menjadi penyebab penyakit yang di kemudian hari dikenal dengan nama Mosaik.
Dimitri kemudian menyimpulkan dua kemungkinan. Pertama, bakteri yang diduganya
menjadi penyebab penyakit pada tembakau memproduksi toksin dalam ukuran yang
sangat kecil sehingga tidak bisa terfilter saringan. Kemungkinan kedua adalah adanya
organisme selain bakteri dalam ukuran yang sangat kecil. Kemungkinan pertama tadi

2
http://2.bp.blogspot.com/-Gx25IzpKA6A/VoS6QHqj7DI/AAAAAAAAAAw/-xn_kMqam-
E/s1600/adolf-meyer.jpg
kemudian tereliminasi berdasarkan hasil penelitian lanjutan seorang tokoh bernama
Martinus Beijerinck. Ia menemukan fakta bahwa getah daun tembakau tadi tidak
kehilangan kemampuannya menyebar penyakit setelah ia disaring. Martinus
kemudian menyimpulkan bahwa patogen mosaic pada tembakau bukanlah
disebabkan oleh bakteri melainkan suatu faktor yang saat itu ia namai Cotagium
Vivum Fludium, yakni cairan yang berpotensi membawa penyakit.

Gambar 3: Dimitri Ivanowsky

Sejarah penemuan virus kemudian berlanjut pada fenomena lainnya, yakni


pada tahun 1898, tokoh bernama Forsch dan Loeffler menemukan penyakit pada
sapi yang mereka yakini tidak disebabkan oleh organisme yang bisa menembus fikter
yang mampu menyaring bakteri. Kedua tokoh tersebut belum mengetahui bahwa
penyebabnya adalah virus. Baru pada tahun 1935, Wendell Meredith Stanley yang
berasal dari Amerika Serikat berhasil menemukan partikel yang menjadi penyebab
penyakit mosaic pda tanaman tembakau. Wendell kemudian mengkristalkan
organisme mikroskopik tersebut yang ia namai Virus Mosaik Tembakau.

Partikel yang ditemukan Wendell tersebut merupakan virus pertama yang

3
http://1.bp.blogspot.com/-
GotrB9NAIzQ/VoS60U6r12I/AAAAAAAAAA4/2gD_2eO0xVs/s1600/dmitri-ivanovski-discovery-of-tiny-
life-form.jpg
ditemukan di dunia. Jadi, meseki keberadaan virus ini telah diketahui jauh sebelum
Wendell, namun bisa dikatakan penemu virus yang pertama kali tetaplah Wendell.
Selain menandai sejarah penemuan virus, si penyebab penyakit mozaik tersebut juga
dikenal sebagai virus yang berhasil divisualisasikan untuk pertama kalinya dengan
menggunakan mikroskop elektron.

B .Ciri umum Virus

Gambar 4: struktur virus4

1. Virus hanya dapat hidup pada sel hidup atau bersifat parasit intraselluler obligat,
misalnya dikembangbiakan di dalam embrio ayam yang masih hidup.

2. Virus memiliki ukuran yang paling kecil dibandingkan kelompok taksonomi


lainnya. Ukuran virus yang paling kecil memiliki ukuran diameter 20 nm dengan
jumlah gen 4, lebih kecil dari ribosom dan yang paling besar memiliki beberapa ratus
gen, virus yang paling besar dengan diameter 80 nm (Virus Ebola) juga tidak dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya sehingga untuk pengamatan virus di gunakan
mikroskop elektron.
3. Nama virus tergantung dari asam nukleat yang menyusun genomnya (materi
atau partikel genetik) sehingga terdapat virus DNA dan juga virus RNA.

4
http://1.bp.blogspot.com/-jRvTH54wQaI/VoS4em2QnwI/AAAAAAAAAAk/eTBKy-
FUoHU/s1600/download.jpg
4. Virus tidak memiliki enzim metabolism dan tidak memiliki ribosom ataupun
perangkat/organel sel lainnya, namun beberapa virus memiliki enzim untuk proses
replikasi dan transkripsi dengan melakukan kombinasi dengan enzim sel inang,
misalnya Virus Herpes.
5. Setiap tipe virus hanya dapat menginfeksi beberapa jenis inang tertentu. Jenis
inang yang dapat diinfeksi oleh virus ini disebut kisaran inang, yang penentuannya
tergantung pada evolusi pengenalan yang dilakukan virus tersebut dengan
menggunakan kesesuaian " lock and key atau lubang dan kunci " antara protein di
bagian luar virus dengan molekul reseptor (penerima) spesifik pada permukaan sel
inang. Beberapa virus memiliki kisaran inang yang cukup luas sehingga dapat
menginfeksi dan menjadi parasit pada beberapa spesies. Misalnya, virus flu burung
dapat juga menginfeksi babi, unggas ayam dan juga manusia, virus rabies dapat
menginfeksi mammalia termasuk rakun, sigung, anjing dan monyet.

6. Virus tidak dikategorikan sel karena hanya berisi partikel penginfeksi yang
terdiri dari asam nukleat yang terbungkus di dalam lapisan pelindung, pada beberapa
kasus asam nukleatnya terdapat di dalam selubung membran. Penemuan yang
dilakukan oleh Stanley Miller, bahwa beberapa virus dapat dikristalkan sehingga
virus bukanlah sel hidup, sebab sel yang paling sederhana pun tidak dapat beragregasi
menjadi kristal. Akan tetapi, virus memiliki DNA atau RNA sehingga virus dapat
juga tetapi, virus memiliki DNA atau RNA sehingga virus dapat juga dikategorikan
organisme hidup.
7. Genom virus lebih beragam dari genom konvensional (DNA untai tunggal atau
single heliks) yang dimiliki oleh organisme lainnya, genom virus mungkin terdiri dari
DNA untai ganda, RNA untai ganda, DNA untai tunggal ataupun dapat juga RNA
untai tunggal, tergantung dari tipe virusnya.

Struktur Anatomi Virus

Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit (selubang atau kapsid), isi tubuh, dan serabut
ekor.

1. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid.
2. Kapsid
Kapsid adalah selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-bagian yang
disebut kapsomer. Kapsomer adalah subunit-subunit protein dengan jumlah jenis
protein yang biasanya sedikit, kapsomer akan bergabung membentuk kapsid,
misalnya virus mozaik tembakau yang memiliki kapsid heliks (batang) yang kaku dan
tersusun dari seribu kapsomer, namun dari satu jenis protein saja. Kapsid pada
TMV(Tobacco Mozaik Virus) dapat terdiri atas satu rantai pelipeptida yang tersusun
atas 2.100 kapsomer. Kapsid juga terdiri atas protein monomer protein-protein
monomer yang identik, yang masing-masing terdiri dari rantai peptida.
Kapsid merupakan lapisan pembungkus DNA atau RNA, kapsid dapat berbentuk
heliks (batang), misalnya pada virus mozaik, ada yang berbentuk polihedral pada
virus adenovirus, ataupun bentuk yang lebih kompleks lainnya. Kapsid yang paling
kompleks ditemukan pada virus Bbakteriofaga (faga). Faga yang pertama kali
dipelajari mencakup tujuh faga yang menginfeksi bakteri Escherichia coli, ketujuh
faga ini diberi nama tipe 1 (T1), tipe 2 (T2), tipe 3 (T3) dan seterusnya sesuai dengan
urutan ditemukannya.

3. Isi tubuh

Isi tubuh yang sering disebut virion. Adalah bahan genetik yakni asam nukleat (DNA
atau RNA), contoh adalah sebagai berikut.
a. Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain,
polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku, dan virus influenza.
b. Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya
paramixovirus.
c. Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipida, contohnya
virus cacar.

Tubuh virus tersusun atas senyawa-senyawa berikut:


1) Asam nukleat, asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA)
sebagai bagian inti. Asam nukleat pada virus diselubangi kapsid sehingga disebut
nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid yaitu:
a) Nukleokapsid telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan warzervirus (virus
kulit).
b) Nukleokapsid yang masih diselubangi membran pembungkus misalnya viorus
influenza dan virus hespes.

2) Protein, merupakan komponen utama yang menyusun bagian terbesar dari kapsid.

3) Lipid, terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam nukleat,
kolesterol dan lemak-lemak alami.

4) Karbohidrat, terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam asam nukleat.

4. Ekor
Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya. Ekor virus
terdiri atas tubus bersumbat yang di lengkapi benang / serabut

C. Berikut uraian Beberapa Klasifikasi Virus


Berdasarkan Asam Nukleatnya Virus dibedakan menjadi:
1.Virus DNA, contohnya: Poxvirus, Hepesviruses, Adenoviruses, Papovaviruses,
Parvoviruses
2.Virus RNA, contohnya: Orthomyxoviruses, Paramyxoviruses, Rhabdoviruses,
Picornaviruses, Togaviruses, Reoviruses, Retroviruses

Berdasarkan Bentuk Dasarnya, Virus dibedakan menjadi:


1.Virus bentuk Ikosahedral. Bentuk tata ruang yang dibatasi oleh 20 segitiga sama
sisi, dengan sumbu rotasi ganda, contohnya virus polio dan adenovirus.
2.Virus bentuk Heliks. Menyerupai batang panjang, nukleokapsid merupakan suatu
struktur yang tidak kaku dalam selaput pembungkus lipoprotein yang berumbai dan
berbentuk heliks, memiliki satu sumbu rotasi. Pada bagian atas terlihat RNA virus
dengan kapsomer, misalnya virus influenza, TMV.
3.Virus bentuk Kompleks. Struktur yang amat kompleks dan pada umumnya lebih
lengkap dibanding dengan virus lainnya. Contoh virus pox (virus cacar) yang
mempunyai selubung yang menyelubungi asam nukelat.

Berdasarkan jumlah kapsomernya, virus dibedakan menjadi:


1.Virus dengan 252 kapsomer, contoh adenovirus
2.Virus dengan 162 kapsomer, contoh herpesvirus
3.Virus dengan 72 kapsomer, contoh papovavirus
4.Virus dengan 60 kapsomer, contoh picornavirus
5.Virus dengan 32 kapsomer, contoh parvovirus

Berdasarkan sel Inangnya, virus dibedakan menjadi:


1.Virus yang menyerang manusia, contoh HIV
2.Virus yang menyerang hewan, contoh rabies
3.Virus yang menyerang tumbuhan, contoh TMV
4.Virus yang menyerang bakteri, contoh virus T

Berdasarkan Tempat Hidupnya


a. Virus bakteri (bakteriofage)

Gambar 5: virus bakteri5

Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu


bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai
beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam

5
http://3.bp.blogspot.com/-f3dzs0wfwHQ/VoS-AKYfKJI/AAAAAAAAABE/XFaARs-
GzwI/s1600/images.jpg
nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di
dalam sel hidup.

Virus bakteriofage mula-mula ditemukan oleh ilmuwan Prancis, D'Herelle.


Bentuk luar terdiri atas kepala yang berbentuk heksagonal, leher, dan ekor. Bagian
dalam kepala mengandung dua pilinan DNA. Bagian leher berfungsi menghubungkan
bagian kepala dan ekor. Bagian ekor berfungsi untuk memasukkan DNA virus ke
dalam sel inangnya.

b. Virus tumbuhan

gambar 6: virus tumbuhan

Virus TMV(Tobaco mosaic Virus)

Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada tumbuhan:
Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).

c. Virus hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus Poliomylitis, virus
Vaccina, dan virus Influenza

Berdasarkan Punya Tidaknya Selubung Virus :

a. Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus)

6
http://2.bp.blogspot.com/-joDrJYHnh08/VoS-
VzEa1sI/AAAAAAAAABM/0LMgXVbin3o/s1600/tobacco_mosaic_virus.jpg
Virus ini memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membran.Membran terdiri dari
dua lipid dan protein, (biasanya glikoprotein).Membran ini berfungsi sebagai struktur
yang pertama tama berinteraksi.7
Contoh: Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus.

b. Virus yang tidak memiliki selubung


Hanya memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus).
Contoh: Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus.

Salah satu sifat virus yang hampir-hampir membuatnya dianggap sebagai makhluk
hidup adalah kemampuannya dalam memperbanyak diri (reproduksi). Virus akan
memperbanyak diri dalam sel atau jaringan yang masih hidup. Virus tidak dapat
memperbanyak diri dalam sel yang sudah mati, mengapa demikian?

Virus memperbanyak diri dengan cara menyuntikkan materi genetik (DNA atau
RNA) ke dalam sel target, materi genatik virus itu akan diterjemahkan oleh sel target
untuk menghasilkan bagian-bagian tubuh virus baru. Proses penerjemahan materi
genetik hanya dapat dilakukan oleh sel-sel yang masih hidup, sedangkan sel mati
tidak mampu melakukan proses tersebut.

Virus-virus yang bereproduksi dalam sel akan menyebabkan sel tersebut lisis (pecah)
karena aktivitas virus baru yang telah terbentuk. Virus-virus yang memperbanyak diri
juga menyebabkan timbulnya beragam penyakit dalam tubuh tumbuhan, hewan, dan
manusia.

Terdapat dua macam cara reproduksi virus pada sel inang, yaitu melalui siklus litik
dan lisogenik. Melalui siklus litik, virus akan memperbanyak diri dalam sel inang dan
menyebabkan sel tersebut lisis. Sedangkan melalui siklus lisogenik, materi genetik
virus akan menyatu dengan materi genetik sel inang sehingga ketika sel inang
membelah materi genetik virus akan ikut mengganda juga. Rreproduksi virus secara
litik dan lisogenik akan dijelaskan di bawah ini.
Penjelasan berikut adalah reproduksi yang terjadi pada bakteriofag, yaitu virus yang
menyerang bakteri dan memperbanyak diri di dalam sel bakteri.

Gambar 7: reproduksi virus8

Siklus litik

Disebut siklus litik karena pada fase akhir dari siklus ini terjadi peristiwa lisisnya
dinding sel bakteri akibat terbentuknya banyak virus baru di dalam sel bakteri.
Reproduksi virus dengan daur litik akan dijelaskan dalam beberapa fase sebagai
berikut.

· Virus menempel pada bakteri (fase adsorbsi). Virus akan menempel


pada reseptor khusus pada sel inang denggan mengunakan serat ekornya.
· Virus memasukkan DNA ke dalam sel bakteri (fase penetrasi). Virus
akan mengeluarkan enzim tertentu yang berfungsi melarutkan dinding sel bakteri
sehingga terbentuk lubang. Dari lubang inilah virus akan memasukkan DNA-nya ke
dalam sel bakteri.

8
http://2.bp.blogspot.com/-_b07PcPENAE/VoTAFxpa3oI/AAAAAAAAABY/R1dgX45-
DzM/s1600/virus_reproduksi.jpg
· DNA virus akan mengontrol metabolisme bakteri untuk menghasilkan
bagian-bagian virus baru (fase sintesis). Bagian-bagian yang teah dibentuk antara lain
DNA, kapsid, ekor, dan serat ekor
· Bagian-bagian tersebut akan disatukan untuk menghasilkan virus baru
yang utuh (fase perakitan/pematangan). Setelah disatukan akan terbentuk virus
baru yang siap keluar dari dalam sel.
· Ratusan bahkan ribuan virus baru yang terbentuk akan mengeluarkan
enzim pencerna untuk menghancurkan dinding sel bakteri (fase lisis). Dinding sel
bakteri akan pecah dan virus-virus tersebut akan keluar dan siap menginfeksi bakteri
lain yang berada di dekatnya.

Siklus lisogenik

Disebut siklus lisogenik karena terjadi proses penyatuan DNA virus dengan DNA
bakteri, penyatuan DNA tersebut disebut dengan istilah lisogeni. Dalam siklus
lisogenik, bakteri tidak mengalami peristiwa litik karena virus tidak langsung
memproduksi tubuh-tubuh virus baru. Virus memasukkan DNA ke dalam sel bakteri,
DNA tersebut kemudian akan menyatu dengan DNA bakteri. Apabila bakteri
membelah diri, maka DNA virus akan membelah pula sehingga mengalami
penggandaan. Proses reproduksi virus melalui siklus lisogenik adalah sebagai berikut.
· Virus menempel pada bakteri (fase absorbsi).
· Virus memasukkan DNA ke dalam sel bakteri (fase penetrasi).
· DNA virus akan menyatu dengan DNA bakteri (fase penyisipan).
DNA virus yang menyatu namun tidak aktif ini disebut dengan istilah profage.
· Ketika bakteri menggandakan diri, profage akan ikut tergandakan juga
sehingga bakteri-bakteri anak juga mengandung profage tersebut (fase
penggandaan).
· Jika keadaan lingkungan mendukung, profage akan memisahkan diri
dari DNA bakteri untuk melakukan sintesis bagian virus baru (fase pemisahan).
· Virus akan memasuki siklus litik.
Siklus litik virus biasanya akan langsung mematikan sel, sedangkan siklus lisogenik
tidak mematikan sel. Virus-virus yang bereproduksi secara litik disebut virus virulen,
sedangkan yang melewati siklus lisogenik disebut virus temperat.

BAB III
KESIMPULAN

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme


biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri.
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya
dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil
daripada bakteri. Karena itu pula, virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri.
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan menyerbu
bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat kompleks dan mempunyai
beberapa bagian berbeda yang diatur secara cermat. Semua virus memiliki asam
nukleat, pembawa gen yang diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di
dalam sel hidup.

Terdapat dua macam cara reproduksi virus pada sel inang, yaitu melalui siklus litik
dan lisogenik.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Iqbal, M. (30 Desember 2015). “VIRUS”
Makalah Biologi Kelas X semester 1 Bab “VIRUS”, Diakses pada 24
Desember 2019 Pukul 15:03 melalui
http://makalahqu.blogspot.com/2015/12/makalah-biologi-kelas-x-semester-1-
virus.html

Anda mungkin juga menyukai