Anda di halaman 1dari 35

TLA-110 PENGANTAR SURVEYING DAN

INFORMASI GEOGRAFIS

Dian N Handiani
Program Studi Teknik Geodesi
Jurusan Teknik Geodesi
FTSP Itenas – Bandung
Semester Genap, 2018/2019
OUTLINE PERKULIAHAN
➤ Pembahasan UTS
➤ Metode peliputan
data/informasi geografis
dengan metode Fotogrametri
Pembahasan UTS
Pembahasan UTS
Pembahasan UTS
Pembahasan UTS

3. Lengkapi peta kontur di


bawah ini, sesuai keleng-
kapan komponen-
komponen peta. Skala
peta adalah 1: 25,000
dan rentang kontur
adalah 100 m (skor 50).
Metode Peliputan Data Fotogrametri
Sejarah Peliputan Data Metode Fotogrametry
Fotogrametri dengan penggunaan foto udaranya secara praktis
digunakan oleh seorang Perancis yakni Colonel Aime Laussedat
pada tahun 1849 untuk pemetaan topografi yang kemudian dikenal
sebagai bapak fotogrametri. Untuk mendapatkan foto udara
digunakan layang-layang dan balon udara. Setelah itu
pengembangan fotogrametri dilakukan oleh beberapa pakar antara
lain Deville 1886, Carl Pulfrich 1909, dll.
Penemuan pesawat udara oleh Wright Brothers tahun 1902
membawa fotogrametri menjadi modern saat itu. Untuk aplikasi
pembuatan peta topografi pemotretan dengan pesawat udara
dilakukan untuk pertama kalinya adalah pada tahun 1913. Secara
intensif foto udara juga digunakan pada perang dunia pertama dan
kedua, baik untuk survei identifikasi dan keperluan intelejen.
Definisi Peliputan Data Metode Fotogrametry
Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu, pengetahuan
dan teknologi untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya
tentang suatu obyek fisik dan keadaan di sekitarnya melalui
proses perekaman, pengamatan/pengukuran, dan interpretasi
fotografis atau rekaman gambar gelombang elektromagnetik.

Cakupan definisi mencakup dua bidang kajian, yaitu:


1. Fotogrametri metrik, bidang yang berkaitan dengan
pengukuran/ pengamatan presesi untuk menentukan
ukuran dan bentuk obyek
2. Fotogrametri interpretatif, yang berhubungan dengan
pengenalan dan identifikasi obyek.
Konsep Dasar Fotogrametri
Produk dari Fotogrametri
Mosaik Foto :
✓ Uncontrolled (tanpa kontrol)
✓ Semicontrolled (dengan sebagian kontrol)
✓ Controlled (dengan kontrol)
Peta garis (linemap)  format vektor
Peta foto (photomap)  format raster
Contoh Mosaik Foto Udara
Contoh Peta Garis
Aplikasi dari Fotogrametri
Produk dari fotogrametri digunakan oleh berbagai disiplin yang di
dalam kegiatannya berkaitan dengan lahan atau permukaan bumi.
Tergantung dari keperluannnya, maka fotogrametri dapat digunakan
dalam tahap-tahap seperti:
survei awal/orientasi/pengenalan), serta studi kelayakan,
perencanaan,
perancangan,
implementasi/konstruksi,
operasional/pengelolaan, dan
pemeliharaan.
Sedang pemanfaatannya dalam Sistem Informasi Geografis (SIG),
fotogrametri merupakan salah satu cara perolehan data (data
acquisition) yakni satu dari lima elemen utama SIG.
Jenis Foto Udara

1. Berdasarkan sudut pengambilan


2. Berdasarkan jenis emulsi
3. Berdasarkan jenis kamera yang digunakan
Jenis Foto Udara (sudut pengambilan)
Foto udara dapat dibedakan berdasarkan beberapa aspek, antara lain
dari sudut pengambilannya, jenis emulsi, dan jenis kamera yang
digunakan.
Jenis foto udara berdasarkan sudut pengambilan
➢ Foto Udara Vertikal
➢ Foto Udara Oblique (miring)
➢ Foto Udara High Oblique (miring sekali)
Jenis Foto Udara (jenis emulsi)
➢Black & White monochrome (BW), paling banyak digunakan
untuk aplikasi pemetaan, diantara jenis film yang paling
murah.
➢Black & White Infrared (BWIR), dapat meminimisasi pengaruh
adanya cuasa berkabut saat pemotretan
➢Natural Color, untuk interpretasi pengenalan feature/ unsur
dengan ciri warna natural.
➢Color Infrared (CIR), banyak digunakan untuk manajemen
sumber daya alam terutama untuk pengenalan feature yang
mempunyai kandungan air.
Jenis Foto Udara (jenis emulsi)

Pankromatik

Warna (natural
color)

Color infrared
Jenis Foto Udara (kamera yang digunakan)
Berdasarkan jenis kamera yang dimaksud disini adalah berdasarkan
ukuran bingkai negatifnya (negative frame), yang dapat dibedakan
menjadi :
Foto udara format besar, dengan ukuran 23 cm x 23 cm. Jenis
foto ini diambil dengan kamera metrik dan paling umum
digunakan dalam fotogrametri.

Kamera metrik Wild RC-9 dan foto udara 23 cm x 23 cm


Untuk kamera metrik ukuran normal dikenal tiga sudut bukaan
(angle field of view), yakni :
Normal Angle (NA), f = 210 mm
Wide Angle (WA), f = 152 mm
Super Wide Angle (SWA), f = 88 mm
Jenis Foto Udara (kamera yang digunakan)
NA, WA, SWA
Informasi dari Foto Udara
(metrik 23 cm x 23 cm)

Tanda waktu (jam), alat penentu


waktu pada saat pemotretan
Altimeter = penunjuk ketinggian
terbang terhadap mean sea
level,
Niveau = indikator kedataran foto/
kamera saat pemotretan,
Panjang fokus kamera, panjang
lensa pada saat pemotretan
obyek
Fiducial mark (tanda tepi) = tanda
pada tengah-tengah sisi atau
pojok foto untuk penentuan titik
utama foto.
Wahana Pemotretan Udara

L a y a n g -la y a n g

B a lo n U d a ra P e s a w a t m in ia tu r

P e s a w a t b e ra w a k
Pesawat Trike
Perencanaan Pekerjaan Fotogrametri (1)
Perencanaan pekerjaan fotogrametri meliputi :
1) Pemilihan metode komponen proses yang digunakan,
2) Perencanaan peralatan yang akan dipakai,
3) Perencanaan personil pelaksana,
4) Estimasi biaya, dan
5) Estimasi waktu pelaksanaan.
Secara teknis, perencanaan pekerjaan fotogrametri
memperhitungkan penggunaan jenis kamera, jenis film, jenis
pesawat, tinggi terbang, persentase pertampalan ke muka dan ke
samping, dlsb.
Perencanaan Pekerjaan Fotogrametri (2)
Disamping faktor teknis yang berkaitan dengan pemrosesan
datanya, faktor lapangan juga harus diperhitungkan.
Faktor lapangan meliputi :
➢ lokasi pemotretan terhadap lapangan terbang terdekat
➢ kondisi topografi
➢ kondisi cuaca : angin, awan
➢ halangan-halangan (obstacle)
➢ jalur penerbangan sipil
➢ daerah larangan (restricted area)
Interpretasi Foto Udara
Sesuai dengan perkembangannya, ada beberapa definisi interpretasi
foto udara yang dikenal, antara lain :
Berdasarkan American Society of Photogrammetry (ASP) - Colwell,
1960, Interpretasi foto didefinisikan sebagai pekerjaan
pencermatan (act of examining) foto udara untuk keperluan
identifikasi obyek dan memperkirakan signifikansinya.

Dalam Manual of Remote Sensing, Colwell, 1983, interpretasi foto


merupakan bagian dari inderaja (remote sensing) yang
mendefinisikan sebagai pengukuran (measurement) atau akuisisi
(acquisition) informasi dari suatu obyek atau fenomena
menggunakan alat perekam tanpa adanya kontak secara fisik
dengan obyek atau fenomena yang sedang dipelajari.
Interpretasi Foto Udara (1)

Interpretasi foto udara yaitu identifikasi, pengukuran, dan atau


penerjemahan data foto untuk memperoleh informasi dari
target/obyek yang terekam dalam foto udara tersebut.

Kegiatan interpretasi foto udara terdiri dari:


✓ Deteksi – mengamati ada atau tidak ada suatu obyek pada foto
udara
✓ Identifikasi – upaya untuk mencirikan atau mengenali obyek
yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang
cukup, obyek tersebut berupa apa (setengah rinci)
✓ Analisis – mengenali lebih dalam (secara rinci), mengumpulkan
keterangan lebih lanjut
Interpretasi Foto Udara (2)
Pengenalan target atau obyek merupakan kunci untuk melakukan
interpretasi dan ekstraksi informasi. Pengamatan perbedaan-
perbedaan antara target/obyek dan latar belakangnya meliputi
perbandingan target berbeda berdasarkan beberapa atau semua
elemen-elemen visual (unsur-unsur interpretasi) seperti:
1. Derajat kehitaman (tone) atau warna (color)
2. Bentuk (shape)
3. Ukuran (size)
4. Tekstur (texture)
5. Pola (pattern)
6. Bayangan (shadow)
7. Asosiasi (association)
Interpretasi Foto Udara (4)
1. Derajat kehitaman (tone) atau warna (color) : tingkat kegelapan
atau tingkat kecerahan obyek pada foto udara atau citra.
2. Bentuk (shape) : merupakan variabel kualitatif yang
memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek.
Contoh : gedung sekolah pada umumnya berbentuk huruf I, L, U
atau berbentuk persegi panjang.

3. Ukuran (size) : merupakan elemen dasar yang digunakan


untuk membedakan dua jenis obyek dengan kenampakan
sama, namun jenis yang berbeda. Ukuran obyek dalam foto
udara/citra merupakan fungsi dari skala.
Contoh : ukuran bangunan, jika ukuran bangunan kecil dapat
diidentifikasi sebagai rumah mukim, sebaliknya jika ukurannya
lebih besar dapat menunjukkan sebagai bangunan kantor atau
industri.
Interpretasi Foto Udara (6)
4. Tekstur (texture) : diperlukan dalam membedakan berbagai
jenis hutan/kebun dengan melihat derajat kehalusan dari
kenampakan pohon-pohon dari hutan/kebun tersebut.
Contoh :
▪ Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak
bertekstur halus.
▪ Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur
sedang, dan tanaman pekarangan bertekstur kasar.

5. Pola (pattern), sebagaimana dengan derajat kehalusan,


pengenalan jenis kumpulan obyek dalam suatu area dapat
pula dilihat dari polanya.
Contoh : Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi dan sebagainya
mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan pola
yang teratur.
Interpretasi Foto Udara (7)

6. Bayangan (shadow), untuk mengenali jenis suatu obyek dari


foto khususnya sekitar titik utama kadang perlu bantuan
bayangan spesifik dari obyek tersebut. Bayangan juga
digunakan dalam membedakan ketinggian suatu obyek.
Contoh: cerobong asap, menara, bak penampungan air yang
dipasang tinggi, akan tampak jelas di-interpretasi dilihat dari
bayangannya.

7. Asosiasi (association), pengenalan obyek dapat pula dikenali


dari keterkaitannya dengan unsur atau fenomena tertentu.
Contoh: stasiun kereta api berasosiasi dengan rel (jalan kereta api)
yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
Jawablah pertanyaan berikut:
➤ Apakah definisi Fotogrametri? dan jelaskan konsepnya dari
mulai pengambilan data sampai dengan mendapatkan suatu
foto udara?
➤ Hal-hal apakah yang termasuk perencanaan pekerjaan
fotogrametri?
➤ Sebutkan dan jelaskan jenis foto udara?
➤ Sebutkan dan jelaskan elemen-elemen visual dalam interpretasi
hasil foto udara?
➤ Coba interpretasikan foto berikut?, berikut adalah foto genangan
lumpur lapindo, temukan dan jelaskan dimana
1. Genangan lumpur dan titik semburan lumpur
2. Daerah yang belum tergenang.
Terima Kasih
REFERENSI
• Soendjojo, H. dan Riqqi, A. (2012). Kartografi. Penerbit ITB
• Rencana Pembelajaran Semester TLA-110. Pengantar
surveying dan informasi geografis, Teknik Lingkungan,
FTSP, Itenas.

Anda mungkin juga menyukai