Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KANKER SERVIKS DI RUANG MAWAR


RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

DISUSUN OLEH:
Hizam Zulfhi 1911102412042
Fahri Ramadhani 1911102412111
Siti Ulvana Riyani 1911102412035
Vinny Indah Pradini 1911102412037
Khairul Anwar 1911102412046
Tri Indah Setiawati 1911102412066
Iis Rudiana 1911102412067

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

I. IDENTIFIKASI MASALAH
Di antara semua jenis kanker di Indonesia, karsinoma servik uteri atau
kanker leher rahim masih menduduki peringkat pertama yang diderita wanita.
Apabila kanker ditemukan dalam stadium lanjut, maka penyembuhnya akan
sulit, dan angka harapan hidup menjadi rendah. Oleh karena itu, sangat
diperlukan deteksi dini untuk mengetahui apakah ada perubahan-perubahan
abnormal pada sel-sel leher rahim. Sehingga bisa ditangani secara dini. Untuk
mengetahui normal atau tidaknya pertumbuhan sel-sel kanker pada leher rahim
perlu dilakukan pap smear.

II. PENGANTAR
Topik : Kesehatan Reproduksi pada Wanita (kanker serviks)
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Hari/tanggal : Jum’at, 17-12-2019
Jam : 08-00 WIB
Waktu : 25 menit
Tempat : Ruang Mawar RSUD Abdul Wahab Sjahranie

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dapat mengerti
tentang kanker serviks.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan pasien di ruang
Mawar dapat mengerti dan memahami tentang:
1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
2. Menyebutkan penyebab kanker serviks
3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks sesuai dengan stadiumnya
4. Mengetahui penyebab dari kanker serviks
5. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks
6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks

V. MATERI
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Tanda dan gejala kanker serviks
4. Pencegahan kanker serviks
5. Penatalaksanaan kanker serviks

VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VII. MEDIA
1. Leaflet
2. Power point
3. LCD

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan Mendengarkan
a) membuka kegiatan dengan pembukaan yang
mengucapkan salam disampaikan oleh
b) Memperkenalkan diri moderator.
c) Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
2 5 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan
a) Menggali pengetahuan peserta balik tehadap materi
tentang kanker serviks yang disampaikan.
b) Menjelaskan tentang pengertian
kanker serviks
c) Menyebutkan penyebab kanker
serviks
d) Menyebutkan tanda dan gejala
kanker serviks
e) Menjelaskan tentang deteksi dini
kanker serviks
f) Menjelaskan tentang stadium
kanker serviks
g) Menjelaskan yang harus
dilakukan/ penatalaksanaan
kanker serviks
h) Menjelaskan tentang
pencegahan kanker serviks
3 10 Tanya jawab Mengajukan pertanyaan
menit Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya tentang
materi yang kurang dipahami
3 5 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan
Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan
dan reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab pertanyaan
Penutup Mendengarkan dengan
a) Menjelaskan kesimpulan dari seksama dan menjawab
materi penyuluhan salam
b) Ucapan terima kasih
c) Salam penutup

IX. Kriteria EVALUASI


1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai tanggal dan jam
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang mawar RSUD Abdul
Wahab Sjahranie
2. Evaluasi Proses
a) Situasi kondusif
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu
mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan
khusus
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
KANKER SERVIK
MATERI

A. PENGERTIAN
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang
mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu
infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus
kanker serviks. Kanker leher rahim (kanker servik) adalah kanker yang terjadi
pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan
pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus (rahim) dengan liang
vagina.

B. PENYEBAB
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi
genetic yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat
tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh
dan bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi
sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi
jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam
tubuh (metastasis).
Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks
adalah infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks
berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe
resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi
menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah
pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim :
1. Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2. Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg
suka berganti2 pasangan
3. Merokok
Dari berbagai penelitian di negara-negara maju telah di temukan bahan
konstituen rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4. Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis
ini atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau
ayah menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih
banyak menderita penyakit yang sama.
5. Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker
karena kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks.
Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun
akibat keadaan medis lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya
kanker serviks semakin besar.
6. Pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering
7. Diet tinggi lemak
8. Kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten
9. Personal hygine yang kurang
10. Grande multi para
C. GEJALA DAN TANDA
Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker
serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker
berkembang, semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks. Gejala
tersebut dapat berupa
1. Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua periode
menstruasi, atau setelah menopause.
2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau
yang busuk.
3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

D. SKRINING DAN DIAGNOSIS


Skrining (Deteksi dini)
Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal, penatalaksanaan
sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks regular dan perubahan
prekanker pada serviks direkomendasikan untuk semua wanita. Kebanyakan
panduan menganjurkan skrining pertama dalam waktu 3 tahun pertama setelah
aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur 21. Skrining dapat berupa.
1. Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks – leher sempit
dari uterus- dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian diperiksa
ada tidaknya abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat mendeteksi sel
abnormal pada serviks. Stadium prekanker terjadi pada saat sel abnormal
terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian
lebih dalam. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat berubah menjadi sel
kanker, dimana dapat menyebar pada beberapa tempat sekitar serviks,
vagina bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh. Kanker atau
prekanker yang ditemukan pada stadium preinvasif jarang membahayakan
nyawa dan biasanya hanya membutuhkan pengobatan rawat jalan.
2. Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan
apakah seseorang terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya
paling mungkin menyebabkan kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes HPV
DNA mengambil jaringan dari serviks untuk diperiksa di lab. Pemeriksaan ini
dapat mendeteksi strain resiko tinggi HPV pada DNA sel sebelum perubahan
pada sel serviks dapat terlihat.
Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan tidak
digunakan untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap yang normal,
kebanyakan infeksi HPV pada wanita pada kelompok ini sembuh sendiri dan
tidak dikaitkan dengan kanker serviks.

E. DIAGNOSIS
Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil
pemeriksaan Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani
pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan
diagnosis, dokter dapat melakukan :
1. Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi, dokter
dapat menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk memeriksa
serviks dari sel abnormal. Jika terlihat area yang tidak biasanya, dapat
diambil sample sel untuk analisis (biopsy). Gambar 1. Colposcopy untuk
mengambil jaringan yang abnormal
2. Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter mengambil
sample dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan alat khusus.
Pada punch out biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler khusus untuk
mengambil sebagian kecil dari serviks. Biopsi jenis lainnya dapat digunakan
tergantung dari lokasi dan ukuran dari area yang abnormal.

F. STADIUM
Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani
pemeriksaan lebih jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah menyebar
dan sampai dimana penyebarannya suatu proses yang disebut stadium kanker.
Stadium kanker merupakan faktor kunci yang menentukan pengobatan.
Pemeriksaan untuk menentukan stadium dapat berupa :
1. Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized
tomography (CT) Scan atau MRI dapat membantu untuk menentukan
apakah kanker telah menyebar disekitar serviks.
2. Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt
menggunakan alat khusus untuk melihat kandung kemih secara langsung
(cystoscopy) dan rektum (proctoskopi).
Pembagian stadium kanker adalah
 Stadium 0 Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker
noninvasive, kanker dini ini kecil dan hanya terbatas pada
permukaan serviks.
 Stadium I Kanker hanya terbatas pada serviks
 Stadium II Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan
uterus, namun belum menyebar ke dinding pelvis atau
bagian bawah vagina..
 Stadium III Kanker pada stadium ini telah menyebar dari
serviks dan uterus ke dinding pelvis atau bagian bawah
vagina.
 Stadium IV Pada stadium ini kanker telah menyebar ke
organ terdekat, seperti kandung kemih atau rectum, atau
telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh, seperti paru-
paru, hati, atau tulang.

G. PENATALAKSANAAN
1. Kanker noninvasive, terbatas
Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari
serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada
kebanyakan wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan.
Prosedur untuk membuang kanker noninvasif termasuk :
 Biopsi Cone Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk
mengambil selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana
abnormalitas ditemukan.
 Operasi Laser Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya
laser untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
 Loop electrosurgical excision procedure (LEEP) Teknik ini menggunakan
lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau
bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.
 Cryosurgery Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker
dan prekanker.
 Hysterectomy Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area
kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya
dilakukan pada kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.
2. Kanker invasif
Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada
serviks disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk
penanganan. Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa
faktor, termasuk stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin
dimiliki, dan pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari
 Operasi
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi
stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan
membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya
pilihan hanya jika kanker dalam stadium yang dini – Invasi kurang dari 3
milimeter (mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal – Membuang
serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut –
merupakan operasi standar dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm
kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya tumor pada dinding
pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan
mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat
pasien tidak mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari
hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan kesulitan dalam pencernaan, dan
urinasi.
 Radiasi
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker.
Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally
(brachytherapy) dengan menempatkan alat diisi dengan material radioaktif
yang akan ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan
operasi pada kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker
serviks yang lebih berat, radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik.
Kedua metode terapi radiasi ini dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat
digunakan sendiri, dengan kemoterapi, sebelum operasi untuk
mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker
lainnya yang masih hidup. Efek samping dari radiasi terhadap area pelvis
termasuk nyeri lambung, nausea, diare, iritasi kandung kemih, dan
penyempitan vagina, dimana akan menyebabkan hubungan seks lebih
sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti menstruasi sebagai
akibat dari terapi radiasi.
 Kemoterapi
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien
dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor
rekurren yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan
bukan merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang
paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling
konsisten. Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi
cisplatin agen tunggal memberikan hasil dengan respon sempurna pada
24% kasus, dengan tambahan 16% dari terapi ini memperlihatkan respon
parsial. Ifosfamide, agen alkylating yang mirip dengan cyclophosphamide,
telah memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker serviks;
namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen
lainnya yang memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap kanker
serviks termasuk carboplatin, doxorubicin hydrochloride, vinblastine
sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil, methotrexate sodium, dan
hexamethyl melamine. Kombinasi paling aktif yang digunakan untuk
mengatasi kanker serviks semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut
paling sering digunakan bersama bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C,
methotrexate, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian National
Cancer Institute Gynecologic Oncology Group sedang dikerjakan untuk
membandingkan kemampuan dari berbagai kombinasi kemoterapi.
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun
secara umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok.
Beberapa obat kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan
menopause dini pada wanita premenopause.
 Kemoradiasi
Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan
hidup lebih tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan
kanker serviks. Kombinasi antara kemoterapi dan terapi radiasi
berdasarkan teori dari pembunuhan sel sinergis – efek terapeutik dari dua
modalitas terapi digunakan bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2
modalitas tersebut digunakan tidak bersamaan. Bila dikombinasikan
dengan radiasi, penggunaan mingguan cisplatin mengurangi resiko
progresi selama 2 tahun sebesar 43% ( harapan hidup 2 tahun = 70%)
untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada keadaan ini, cisplatin
sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat menurunkan
kemungkinan dari rekurensi lokal dan lebih mengurangi jumlah kejadian
metastasis jauh.

H. PENCEGAHAN
Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi
HPV. HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi,
tidak hanya dengan hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan
hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV.
Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah
kanker serviks yaitu :
1. Menghindari hubungan sex pada umur muda.
2. Memiliki partner seks tunggal
3. Menghindari merokok
Vaksniasi HPV Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan
dari tipe HPV yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on
Immunization Practices merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan
12 tahun, sebagaimanapula pada wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka
belum menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif
secara seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali. Penyuntikan kedua
berselang dua bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga
disuntikkan pada bulan keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular
pada lengan atas.
Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker serviks,
vaksin ini tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga
menyebabkan kanker serviks selain itu membutuhkan biaya yang mahal Rp 4
juta untuk tiga dosis tersebut. Pap Smear secara rutin untuk skrining kanker
serviks lah yang paling penting.
Pemeriksaan Pap Rutin Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara
paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini.
Panduan jadwal Pap rutin adalah sebagai berikut :
 Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex
pertama atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)
 Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu
atau 2 tahun sekali.
 Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika
pasien memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
 Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear
sudah dapat dihentikan.
I. Makanan yang Baik Dikonsumsi Saat Kemoterapi, Bantu Pemulihan
Kesehatan
1. Wortel dan protein tanpa lemak efektifkan kemoterapi

Wortel
Wortel biasa ditemukan di setiap makanan untuk pasien kanker. Menurut
sebuah penelitian oleh Institute for Plant and Food Research di Selandia
Baru, senyawa tertentu yang ditemukan pada wortel dapat membuat
kemoterapi lebih efektif dengan menghentikan suatu mekanisme dalam tubuh
yang kadang-kadang dapat mengganggu perawatan kanker. Para peneliti
berharap makanan ini "dapat digunakan untuk melengkapi perawatan
konvensional untuk berpotensi memberikan hasil yang lebih baik bagi
pasien," kata ilmuwan senior Arjan Scheepens, PhD.
Protein tanpa lemak menjaga energi dan otot
NCI merekomendasikan untuk makan lebih banyak protein saat menjalani
kemoterapi untuk memberi energi dan menjaga otot kuat saat perawatan.
Pilihlah protein tanpa lemak seperti telur, ikan, tahu, dan ayam.

2. Makanan untuk mulut kering saat kemoterapi

Makanan berkuah
Mulut kering merupakan efek samping yang umum dari kemoterapi. Kondisi
ini membuat pasien sulit menelan. Cobalah membasahi makanan dengan
saus, kuah, atau bahkan susu rendah lemak. Makanan cair dalam blender
juga akan membantu makan sedikit lebih mudah.

Jus jeruk
Menurut National Cancer Institute, minum cairan seperti limun dan jus jeruk
akan membantu tubuh menghasilkan lebih banyak air liur karena
kelembutannya merangsang kelenjar air liur. Namun, jangan makan atau
minum makanan ini jika perawatan telah membuat sakit mulut atau
tenggorokan, karena mereka akan memperburuk gejala yang ada.
3. Makan makanan untuk gangguan pencernaan saat kemoterapi

Nasi dan pisang untuk diare


Makanan hambar seperti nasi, pisang, apel matang, dan roti panggang kering
akan membantu mengikat feses jika Anda mengalami diare akibat kemoterapi.
Hindari makanan berlemak, buah-buahan mentah, dan produk gandum, yang
dapat membuat diare menjadi lebih buruk.

Biji-bijian utuh untuk sembelit


Di sisi lain, jika Anda mengalami konstipasi atau sembelit, minum banyak cairan
dan makan makanan tinggi serat tidak larut, seperti roti gandum atau sereal,
buah-buahan kering, kacang atau kacang polong kering, akan membantu sistem
pencernaan. National Cancer Institute (NCI) merekomendasikan minum delapan
hingga 12 cangkir cairan sehari bagi mereka yang menjalani perawatan kanker.

Kemo sering membuat Anda mual, tetapi permen jahe dan tetes lemon bekerja
seperti mantra. Sedot sebelum makan, atau minum bir jahe atau cola selama
makan. Ini akan membantu meringankan pusing dan menenangkan perut.

Permen jahe meredakan mual


Kemo sering membuatmual, tetapi permen jahe dan tetes lemon bekerja seperti
mantra. Coba menghisap permen jahe sebelum makan, atau minum air jahe
selama makan. Ini akan membantu meringankan pusing dan menenangkan perut

4. Makanan untuk menigkatkan kekebalan tubuh

Bawang merah-putih untuk menigkatkan kekebalan tubuh


Makanan sehat untuk pasien kanker selalu termasuk bawang dan bawang putih.
Dipanggang, dimasak, atau mentah, para pejuang kanker ini mengandung
antioksidan tingkat tinggi, yang telah terbukti merangsang pertahanan alami
sistem kekebalan tubuh melawan kanker.
Faktanya, para peneliti Cornell menemukan bahwa bawang dengan rasa kuat
bahkan dapat menghambat pertumbuhan beberapa sel kanker. Sifat
antioksidannya mampu memperlambat sel kanker berkembang dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. 2014. Pelaksanaan Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan. Jakarta: Depkes.
Hartono, Poedjo (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus
pada Pra Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2
Mansyur, A., (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius
Neville, Hacker (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi 2.Jakarta: Hipokrates
Rasjidi, Imam (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta:EGC
Sarwono (2002). Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan bina Pustaka (2008) Vaksin
HPV Cegah Kanker Serviks Sejak Dini www.mediahidupsehat.com.
(2003). Vaksin HPV dengan Ajuvan Inovatif
ASO4.www.situs.kesrepro.info/aging.
DAFTAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN KESEHATAN KANKER SERVIKS
DI RUANG MAWAR RSUD. ABDUL WAHAB SJAHRANIE

No. Nama Tanda Tangan


1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.

20 20.

Anda mungkin juga menyukai