Anda di halaman 1dari 13

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

“Pemasangan Infus dan Perawatan Infus”

Dosen Pembimbing : Bpk. Suhardono, Skep., Ns., Mkes

Disusun Oleh:

1. Fivin Fitriawati Subagyo (P1337420418002)/01


2. Dewi Maryam (P1337420418004)/02
3. Nila Putri Suci Pratiwi (P1337420418008)/04
4. Ragil Nur Endah Prastiti (P1337420418010)/05
5. Risa Dwi Aprillia (P1337420418012)/06
6. Yulianingsih (P1337420418014)/07
7. Zumrotun Nursaida (P1337420418016)/08
8. Reva Putra Mahendra (P1337420418086)/39
9. Evina Dian Rahmawati (P1337420418121)/60

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI D III KEPERAWATAN BLORA

2020
SOP PEMASANGAN INFUS

No Dokumen No Revisi Halaman

............... ............... .............

STANDAR Tanggal Terbit Disetujui Oleh


OPERASIONAL
PROSEDUR
........................... ........................................
.
Pengertian Pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh lewat sebuah jarum ke
dalam pembuluh darah intravena untuk menggantikan cairan atau zat-
zat makanan dari tubuh.
Tujuan 1. Mempertahankan dan mengganti cairan tubuh yang didalamnya
mengandung air, vitamin, elektrolit, lemak, protrein, kalori, yang
tidak mampu untuk dipertahannkan secara adekuat melalui oral.
2. Agar dapat memperbaiki asam basa.
3. Memperbaiki komponen-komponen darah.
4. Memberikan jalur masuk dalam permberian obat-obatan kedalam
tubuh.
5. Memonitor tekanan darah intravena central (CVP).
6. Memberikan nutri saat sistem pencernaan untuk diistirahatkan.

INDIKASI 1. Kondisi emergency (misalnya ketika RJP) yang memungkinkan


untuk pemberian obat secara langsung kedalam pembulu darah
intravena.
2. Untuk dapat memberikan respon yang cepat terhadap pemberian
obat (seperti furosemid, digoxin)
3. Pasien yang mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar terus-
menerus melalui pembulu intra vena.
4. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan
elektrolit.
5. Untuk menurunkan ketidak nyamanan pasien dengan mengurangi
kepentingan dengan injeksi intramuskuler
6. Pasien yang mendapatkan tranfusi darah.
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(contohnya pada operasi besar dengan resiko pendarahan, dipasang
jalur infus intravena untuk persiapan seandainya berlangsung syok,
juga untuk memudahkan pemberian obat).
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil. Contohnhya
syok (meneror nyawa) dan resiko dehidrasi ( kekurangan cairan),
sebelum pembuluh darah kolaps ( tak teraba), maka tak mampu
dipasang pemasangan infus.

KONTRA 1. Inflamasi ( bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di area


INDIKASI
pemasangan infus.
2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, lantaran lokasi
ini dapat digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V
shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan pada pembuluh darah vena
kecil yang aliran darahnya lambat (contohnya pembuluh vena
ditungkai dan kaki).
Peralatan 1. Handscoon 1 pasanbg
2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai kebutuhan
4. IV cateter
5. Kapas alkohol dalam kom ( secukupnya)/ alkohol swab
6. Torniquet
7. Perlak dan pengalas
8. Bengkok 1 buah
9. Plester/ heypafix.
10.Kasa
11. Kasa steril
12. Betadin salep (resiko pendarahan)
13. Penunjuk waktu
Instruksi A. Tahap pra interaksi
Kerja
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mencuci tangan 7 langkah cuci tangan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar.
4. Menyiapkan alat
B. Tahap orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan nama atau nama
kesukaan.
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat.
3. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan yang akan
dilakukan pada klien.
C. Tahap kerja
1. Cuci tangn
2. Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan
kedalam karet atau akses ke plsbot infus
3. Isikan cairan kedalam set infus dengan menekan ruang
tetesan sampai terisi sebagian dan buka klem selang sampai
cairan memenuhi selang dan udara selang keluar.
4. Letakkan pengalas dibawah vena yang akan dilakukan
penginfusan
5. Lakukan pembendungan dengan torniquet (karet
pembendung) 10-12 cm di atas area tempat penusukan dan
anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan
sirkular (apabila sadar)
6. Gunakan sarung tangan steril
7. Ambil kasa steril, berikan sedikit betadine salep dikasa,
letakkan dalam bak instrumen.
8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
9. Lakukan penusukan pada pembuluh intravena dengan
meletakkan ibu jari dibawah vena dengan posisi jarum
mengarah keatas.
10. Perhatikan adanya keluaran darah melalui jarum
(abocath/suflo) maka tarik keluar bagian dalam jarum
sambil melanjutkan tusukan kedalam vena.
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau
dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan melakukan
tahanan dengan menggunakan jari tangan agar darah tidak
keluar. Selanjutnya bagian infus disambungkan atau
dihubungkan dengan selang infus.
12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan
dosis yang diberikan.
13. Letakkan kasa steril diatas area infus
14. Lakukan fiksasi pada kasa steril, lakukan fiksasi menyilang,
fiksasi sekali lagi
15. Lepaskan sarung tangan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

Dokumentasi 1. Bersihkan dan kembalikan alat yang digunakan pada


tempatnya
2. Buka APD dan cuci tangan
3. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan
4. Catat hasil tindakan
5. Dokumentasi tindakan dalam bentuk SOAP
Gambar Cairan Infuse:
Jarum infuse:

Cara menghitung tetesan infuse:


Vena yang dapat terpasang infuse :

Sumber Askep33.2016.SOP Pemasangan Infus Diambil Bulan Desember


12/19/2017 dari
http://askep33.com/2016/02/22/sop-pemasangan-infus/
SOP PERAWATN INFUS

No Dokumen No Revisi Halaman

............... ............... .............

STANDAR Tanggal Terbit Disetujui Oleh


OPERASIONAL
PROSEDUR
............................ ........................................

Pengertian Tindakan yang diberikan perawat kepada pasien yang telah dilakukan
pemasangan infus sesuai prosedur guna menghindari dari hal-hal yang
tidak diinginkan.
Tujuan Mencegah terjadinya infeksi.

Indikasi 1. Pasien yang terpasang infus


2. Pasien dengan kesulitan bergerak atau bed rest
3. Pasien dengan pemasangan infus terlalu lama.
Petugas Pada pasien yang baru terpasang infus

Peralatan 1. Pinset anatomi steril


2. Kasa steril
3. Handscoon
4. Gunting plaster
5. Plaster/hypafix
6. Kapas alkohol
7. Salep
8. Kom berisi Nacl
9. Bengkok
10. Perlak dan pengalas
Instruksi A. Tahap prainteraksi
Kerja
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada.
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat didekat pasien
B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamnya tindakan yang akan
dilakukan pada klien/ keluarga.
C. Tahap kerja
1. Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)
2. Klem infus.
3. Memakai sarung tangan
4. Membasahi plaster dengan kapas alkohol dan buka balutan
dengan menggunakan pinset.
5. Membersihkan bekas plaster tengan kapas yang direndam
Nacl
6. Membersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan kapas
yang sudah direndam Nacl
7. Mengoleskan tempat tusukan dengan salep
8. Menutup dengan kasa steril dengan rapi.
9. Memasang plester penutup
10. Mengatur tetesan infus sesuai progam.
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi respon klien
2. Beriakan reiforcement positif
3. Lakukan kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4. Mengakhiri tindakan dengan baik

Dokumentasi 1. Bersihkan dan kembalikan alat yang selesai digunakan pada


tempatnya
2. Buka APD dan cuci tangan
3. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaanya
4. Catat hasil tindakan
5. Dokumentasi tindakan dalam bentuk SOAP
Sumber Yani Indah Ucik 2013. Prosedur perawatan dan pemasangan infus.
Diami 29 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai