MIOMA UTERI
Disusun oleh:
42180251
YOGYAKARTA
2019
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. ES
No. RM : 02-01-79-xx
Tanggal lahir : 21 Mei 1982
Usia : 37 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Depok, Sleman
Pekerjaan : Swasta (Guru TK Kanisius)
Status Perkawinan : Menikah
Masuk RS : 22 September 2019
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Menstruasi banyak.
e. Riwayat Menstruasi
Usia menarche : 14 tahun
Siklus : 7-10 hari (tidak teratur)
Durasi : >30 hari
Menorrhaghia : (+)
Metrorrhaghia : (+)
Keputihan : (-)
HPHT : 27 Agustus 2019
f. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : Menikah 2 kali
Lama menikah : 5 tahun
Usia saat menikah : 26 tahun
h. Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak menggunakan metode KB apapun.
i. Riwayat Ginekologi
Riwayat Operasi : tidak ada
Riwayat Kuret : (+) tahun 2016
Riwayat Keputihan : tidak ada
j. Riwayat Pengobatan
Pasien tidak mengkonsumsi obat rutin atau pengobatan dalam jangka
panjang.
k. Gaya Hidup
Merokok : (-)
Konsumsi alkohol : (-)
Obat : (-)
Aktivitas : Pasien seorang pegawai swasta dan bekerja 7 jam/hari
tidak ada aktivitas berat yang dilakukan oleh pasien. Pasien tidak
merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Pola makan rutin 3 kali
sehari, air putih cukup, makan buah dan sayur. Aktivitas olahraga
pasien mengatakan jarang berolahraga.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 V5 M6
BB : 57 kg
TB : 160 cm
Vital Sign:
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Pernafasan : 20 x/menit
Denyut Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,8 ˚C
Status Generalis:
a. Kepala
Bentuk kepala : normocephali
Mata : simetris, konjungtiva anemis -/-,
sclera ikterik -/-, refleks pupil +/+
normal, isokor, diameter 3/3 mm,
edema palpebra -/-
Telinga : discharge (-/-)
Hidung : discharge (-/-), nafas cuping hidung
(-/-)
Mulut : sianosis (-), lidah kotor (-/-)
b. Leher
Trakea : deviasi (-)
Limfonodi Colli : dbn
c. Thoraks
Simetris, retraksi dinding dada (-), perkusi sonor, vesikuler
(+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), S1/S2 jantung dbn, bising
jantung (-)
d. Abdomen
Inspeksi : tanda peradangan (-), bekas operasi (-).
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : nyeri tekan (+), pekak beralih (-), massa (-)
e. Ekstremitas
Akral hangat, Capillary Refill < 2 detik, nadi kuat, tidak
terdapat edema.
Hemostasis
Masa Perdarahan 2,00 Menit.detik 1,00 – 6,00
Masa Pembekuan 9,00 Menit.detik 5,00 – 12,00
Kimia Darah
GDS 112,3 mg/dL 70 – 140
Pemeriksaan USG (23 September 2019)
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Utama : Mioma Uteri
VI. TATALAKSANA
Terapi medikamentosa
◦ Infus NaCl 0,9% 500 ml 30 tpm
◦ Cefazolin drip 1 gram dalam NaCl 100 ml
◦ Ketorolac inj 30mg/ml 2x1
◦ Asam Tranexamat inj 500mg/5ml IV bolus
◦ Pasang kateter urin
Terapi operatif
◦ Miomectomy
VII. PLANNING
Plan For Monitor
1. Obs. KU & tanda-tanda vital, Balance Cairan
2. Obs. Perdarahan Pervaginam
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang berada pada uterus atau
organ rahim. Masyarakat umumnya menyebut mioma sebagai miom atau
tumor otot rahim. Umumnya mioma uteri terletak pada dinding rahim dan
dapat berkembang ke arah dalam atau ke arah luar. Statistik penderita
mioma tidak dketahui secara pasti karena masih jarang dan umumnya
ditemukan secara tidak sengaja serta jarang menimbulkan keluhan dan
gejala. Sekitar 30% terjadi pada wanita yang berumur diatas 35 tahun.
Mioma uteri dapat muncul lebih dari satu buah dan memiliki berat yang
bervariasi mulai dari beberapa gramhingga mencapai 5 kg.
Jenis-Jenis Mioma Uteri
II. ETIOLOGI
2. Perdarahan
3. Nyeri
Gejala ini tidak khas untuk mioma uteri, walaupun sering terjadi.
Keluhan yang sering diutarakan adalah rasa berat dan disminorea. Rasa nyeri
dan sakit pada mioma uteri mungkin disebabkan karena gangguan peredarah
darah disertai nekrosis setempat, atau disebabkan proses radang dengan
perlekatan ke omentum usus. Rasa saki yang timbul juga akibat dari torsi
mioma uteri subserosa. Sifatnya nyeri adalah akut disertai rasa enek dan
muntah-muntah. Pada mioma uteri besar, rasa nyeri disebabkan karena
tekanan terhadap saraf, yang dapat menjalar ke pinggang dan tungkai bawah.
Dapat terjadi apabila sarang mioma uteri menutup atau menekan pars
interstisialis tuba, sedangkan mioma uteri submukosa juga memudahkan
terjadinya abortus karena terjadi distorsi rongga uterus.
IV. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Laboratorium
Akibat yang sering terjadi pada mioma uteri adalah anemia. Hal ini
akibat perdarahan uterus yang berlebihan dan kekurangann zat besi.
Namun, pada kebanyakan pasien akan terjadi mekanisme eritrolisis. Pada
kasus dengan komplikasi menjadi degerasi akut atau infeksi akan
ditemukan leukositosis.
b. Imaging
1) Pemeriksaan USG
2) Histerosalfinografi
3) Urografi Intravena
4) Pemeriksaan MRI
2. Radioterapi
o Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bed risk
patient).
o Uterus harus lebih kecil dari kehamilan 3 bulan.
o Bukan jenis submukosa atau yang berdegenerasi.
o Tidak disertai radang pelvis, atau penekanan pada rectum.
o Tidak dilakukan pada wanita muda karena dapat menyebabkan
menopause.
o Jenis Radioterapi : Radium dalam cavum uteri, X-ray pada ovarium
(Castrasi).
o Tujuan Radioterapi : Menghentikan perdarahan/menorrhagia dengan
cara merusak endometrium atau merusak fungsi ovarium dengan X-ray.
3. Operatif
Indikasi operasi pada penderita dengan mioma uteri adalah pada kasus :
a. Miomektomi
Kerugian :
4. Medikamentosa
a. GnRH Agonis
b. GnRH Antagonis
Terapi dengan GnRH antagonis mampu menekan fungsi pituitari-
gonag tanpa adanya respon stimulasi awal seperti pada penggunaan
GNRH agonis. Efeknya sama seperti penggunaakn GnRH agonis namun
hasilnya lebih cepat terlihat (mampu mengurangi ukuran tumor selama
14 hari) dari pada GnRH agonis sebab tidak terjadi respon stimulasi awal.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan Pedoman Bagi Tenaga