Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

“Pemeriksaan pH saliva dan Pigmen Empedu”

DISUSUN OLEH: Nama : Enita putri rahayu


Nim : 150610019

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TAHUN AJARAN 2015-2016
PRAKTIKUM 1: PEMERIKSAAN SALIVA

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dilakukan pemeriksaan saliva ini untuk menentukan pH
saliva.

II. PRINSIP PERCOBAAN


Pada kisaran pH tertentu suatu indikator akan memberikan perubahan
sesuai dengan kadar ion H- yang di periksa.

III. DASAR TEORI


Saliva adalah suatu cairan yang dikeluarkan oleh tiga pasang
kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan
liurnya melalui duktus pendek ke dalam mulut. Liur mengandung 99,5 %
H2O dan 0,5 % elektrolit dan protein. Konsentrasi NaCl liur hanya
sepertujuh konsetrasinya di plasma , yang penting dalam mempersepsikan
rasa asin. ( Fisiologi Sherwood 2002, )
Saliva mempunyai fungsi penting , antara lain memudahkan kita
menelan, mempertahankan kelembapan mulut, bekerja sebagai pelarut
molikel yang merangsang indera pengecapan, membantu proses bicara
dengan memudahkan pergeraskan bibir dan lidah , dan mempertahankan
kebersihan mulut dan gigi . saliva juga mempunyai daya anti bakteri.
Sekitar 1500 mL air liur disekresikan per hari. pH saliva saat
kelenjar istirahat sedikit lebih rendah dari 7,0 tetapi selama sekresi aktif ,
pHnya mencapai 8,0 kondisi yang tidak normal dapat berpengaruh pada
perubahan volume dan pH saliva. ( Fisiologi Ganoong 2008 ).
faktor-faktor yang mempengaruhi pH saliva:
a. irama cyrcardian,
irama sirkardian mempengaruhi pH dan kapasitas buffer saliva.
pada keadaan istirahat atau segere setelah bangun, pH saliva meningkat
dan kemudian turun kembali dengan cepat. pada seperempat jam setelah
makan (stimulasi mekanik), pH saliva juga tinggi dan turun kembali dalam
waktu 30-60 menit kemudian. selain itu pH saliva agak meningkat sampai
malam, dan setelah itu turun kemabali.
b. Diet
Diet juga mempengaruhi kapasitas buffer saliva. diet kaya
karbohidrat dapat menurunkan kapasitas buffer saliva. sedangkan diet kaya
serat dan diet kaya protein akan meningkatkan bufffer saliva, . diet kaya
karbohidrat meningkatkan metabolisme produksi asam oleh bakteri-bakteri
mulut, sedangkan protein sebagai sumber makanan bakteri, meningkatkan
sekresi zat-zat basa seperti amonia.
sellman (1949) menemukan bahwa jumlah (suasana ) asam yang di
hasilkan saliva erat hubungannya dengan karies gigi . karies sendiri
awalnya karna plak pada gigi yang lama kelamaan akan mengikir enamel
yang menyebabkan hilangnya ion ion pada gigi .Di dalam saliva
-
mengandung asam bicarbonate carbonic acid ( HCO 3 / H2CO3 )
danfosfat (HPO4 / H2PO4) , Bicarbonat carbonic acid dapat berdi fusi
ke dalam plak dan menetralkan asam daei metabolisme bakteri penyebab
karies. saliva dengan penyannga pH 5,3 memiliki kadar bicarbonate
carbonic acid rendah. sehingga pH level harus dalam kadar normal.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Indikator pH universal
2. Tabung reaksi

3. Sarung tangan

Bahan :

1. Saliva
2. Tisu
3. Kain lap

V. PROSEDUR KERJA
1. Sebagian kelompok mengambil sampel saliva yang dikeluarkan dari
mulut dan ditampung pada tabung reaksi yang sudah dibersihkan dan
dikeringkan sebanyak 2 mL
2. Celupkan kertas pH universal ke dalam saliva sehingga semua kertas
pH menjadi basah oleh saliva.
3. Cocokkan warna kertas ph universal yang telah di celupkan dengan
standar warna pH, tentukan ph saliva .
4. Catat hasil pemeriksaan.
5. Buat kesimpulan sementara.

VI. HASIL PERCOBAAN


Dari percobaan pemeriksaan saliva yang dilakukan didapatkan pH
sampel saliva adalah 8,0.
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan pH saliva menunjukkan pH sampel saliva adalah
8,0. Hal ini menunjukkan bahwa saliva bekerja pada pH cenderung basa .
Ganoong 2008, mengatakan pH saliva saat kelenjar istirahat sedikit lebih
rendah dari 7,0 tetapi selama sekresi aktif , pHnya mencapai 8,0 . jadi pada
sampel saliva yang di periksa menunjukan bahwa sekresi saliva aktif.
Namun perlu diketahui bahwa pH saliva ini bisa lebih tinggi dan
bisa lebih rendah daripada kadar di atas. Kadar saliva bisa meningkat ke
level netral apabila dirangsang dan begitupun sebaliknya, jika saliva
berada pada keadaan tidak dirangsang maka saliva tersebut cenderung
bersifat agak asam.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa pH
saliva dapat meningkat sesusai dengan sekresi saliva dan faktor faktor lain
yang mempengaruhinya. selain itu pH normal saliva pada keadaan istirahat
adalah 7,0
IX. DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Praktikum Biokimia oleh dr. Sri Wahyuni, M.Sc
Willian F.Ganong. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.22th. EGC.
Jakarta
Lauralee Sherwood.2012. fisiologi manusia.6th EGC . jakarta
Repository.usu.ac.id. di akses pada 24 Februari 2016
PRAKTIKUM 2 : PEMERIKSAAN PEGMEN-PIGMEN EMPEDU

I. TUJUAN PRAKTIKUM
untuk menganalisis pigmen-pigmen warna yang dihasilkan dari reaksi
antara empedu dan HNO3.
II. PRINSIP PERCOBAAN
Pemberian empedu encer ke dalam HNO3 (Asam Nitrat) pekat akan
menguraikan pigmen-pigmen yang dapat dianalisis dan dilihat di tabung
reaksi.
III. DASAR TEORI
Empedu merupakan zat yang terdiri dari garam empedu,pigmen
empedu , dan zat lain yang larut dalam larutan elektrolit alkalis yang
mirip dengan getah pankreas yaitu air, kolesterol, garam inorganik asam
lemak lesitin , lemak , fosfatase alkali .
Cairan empedu dibuat dalam hati dan disimpan dalam kantung
empedu apabila tidak digunakan . apabila digunakan akan di keluarkan
dari kandung empedu ke usus halus. sekitar 500 ml empedu di
ekskresikan setiap hari. sebagian komponen empedu di reabsorbsi di usus
kemudian di ekskresikan kembali oleh hati. (Fisiologi Ganoong ,2008)
Gararn empedu adalah turunan kolesterol. Garam-garam ini secara
aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya masuk ke duodenum
bersama dengan konstituen empedu lainnya. Jumlah total garam empedu
di tubuh adalah sekitar 3 sampai 4 g, namun dalam satu kali makan
mungkin dikeluarkan 3 sampai 15 g garam empedu ke dalam duodenum.
Jelaslah, garam-garam empedu harus didaur ulang beberapa kali sehari.
Biasanya hanya sekitar 5% dari empedu yang disekresikan keluar dari
tubuh melalui tinja setiap. (Fisiologi Sherwood ,2012 )
garam empedu memiliki sejumlah efek penting. garam-garam ini
menurunkan tegangan permukaan dan, bersama fosfolipid dan
monogliserida berperan pada emulsikasi lemak sebagain persiapan untuk
percernaan dan penyerapan nya di usus halus. ( Fisiologi Ganoong 2008).
konstituen utama lainnya pada empedu adalah pigmen empedu
yaitu bilirubin, sama sekali tidak berperan dalam pencernaan tetapi
merupakan produk sisa yang diekskresikan di dalam empedu. Bilirubin
adalah pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian sel darah
merah usang. Rentang usia tipikal sel darah merah di dalam sistem
sirkulasi adalah 120 hari. Sel darah merah yang telah usang dikeluarkan
dari tubuh oleh makrofag yang melapisi bagian dalam sinusoid hati dan
di tempat-tempat lain di tubuh. Bilirubin adalah produk akhir penguraian
bagian hem (yang mengandung besi) hemoglobin yang terkandung di
dalam sel darah merah usang ini.Bilirubin ini diekstraksi dari darah oleh
hepatosit dan secara aktif disekresikan ke dalam empedu.
Bilirubin adalah pigmen kuning yang menyebabkan empedu
berwarna kuning. Di dalam saluran cerna, pigmen ini dimodifikasi oleh
enzim-enzim bakteri, menghasilkan warna tinja yang coklat khas. Jika
tidak terjadi sekresi bilirubin, seperti ketika duktus biliaris tersumbat
total oleh batu empedu, tinja berwarna putih keabuan. Dalam keadaan
normal sejumlah kecil bilirubin direabsorpsi oleh usus kembali ke darah,
dan ketika akhirnya diekskresikan di urin, bilirubin ini berperan besar
menyebabkan warna urin kuning. Ginjal tidak dapat mengekskresikan
bilirubin sampai bahan ini telah dimodifikasi ketika mengalir melewati
hati dan usus. (Fisiologi Sherwood 2002 )
Zat warna pada empedu berasal dari pemecahan hemoglobin pada
butir darah merah. Beberapa zat warna itu adalah biliverdin (hijau) dan
bilirubin (orange, kuning, cokelat).

IV. ALAT DAN BAHAN


ALAT:
1. tabung reaksi
2. sarung tangan dan masker

3. spuit (jarum suntik )

4. tisu
5. pepet tetes
6. Larutan HNO3 (Asam Nitrat)

7. Empedu ayam

V. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan 1 buah tabung reaksi
2. 3mL HNO3 pekat dimasukkan ke dalam tabung
tersebut
3. siapkan 1mL empedu encer dan tuang ke dalam tabungyang berisi
HNO3 pekat melaui dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan

4. catatlah warna-warna yang timbul pada bidang batas lapisan tersebut.

VI. HASIL PRAKTIKUM


Pada praktikum di dapatkan bahwa empedu:
1. sebelum di campur :
warna : hijau pekat
bau : amis menyengat
pH : 10
2. sesudah di campur HNO3
warna : kuning kecoklatan
bau : amis menyengat
pH :4
Dan sebelum di aduk ketika terbentuk dua lapisan di dapatkan cinci berwana
ungu kecoklatan di antara cairan HNO3 dan empedu.

VII. PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan empedu sifat fisik empedu menunjukaan bahwa
warna hijau pekat dan pH 10 menunjukan empedu dalam keadaan sangat
basa . dan setelah di campurkan dengan asam HNO3 pekat menunjukan
pH empedu adalah 4 karena empedu sudah di campur dengan larutan
asam HNO3 pekat. dan pencampuran empedu dengan HNO3 Akan terjadi
oksidasi pada empedu sehingga akan terbentuk 3 lapisan dimana terdapat
cincin berwarna coklat di lapisan tengah antara empedu dan HNO3 . cincin
berwana coklat tersebut adalah pigmen pigmen empedu (bilirubin) yang
terurai dari cairan empedu akibat oksidasi empedu oleh larutan asam
HNO3. Hal itu dapat terjadi karena bila asam HNO3 bereaksi dengan
larutan non logam maka di akan mengoksidasi lautan tersebut.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang di lakukan membuktikan bahwa asam HNO3 jika di
campurkan dengan cairan empedu akan membuat pigmen-pigmen empedu
terurai dan membentuk lapisan berwana coklat di antara asam HNO3 dan
cairan empedu
IX. DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Praktikum Biokimia oleh dr. Sri Wahyuni, M.Sc
Willian F.Ganong. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.22th. EGC.
Jakarta
Lauralee Sherwood.2012. fisiologi manusia.6th EGC . jakarta

Anda mungkin juga menyukai