Pasal 1
PENDAHULUAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca bersama sama dengan gambar gambar yang
keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material yang di gunakan harus di sepakati di semua bagian pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 2
LOKASI KEGIATAN DAN PEKERJAAN
Lokasi Pelaksanaan kegiatan di Tajung Selor. Dan lokasi pekerjaan telah di uraikan dalam gambar rencana
kerja
Pasal 3
PAPAN NAMA KEGIATAN
Papan nama kegiatan diltekan ditempat yang mudah dilihat. Papan nama kegiatan tersebut
sekurang kurangnya mencantumkan keterangan kegiatan seperti :
1. Nama Kegiatan
2. Lokasi Kegiatan
3. No dan Tgl Kontrak
4. Pelaksana
5. Nilai Kontrak
6. Masa Pelaksanaan
Pasal 4
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan yang terdapat dalam daftar kuantitas pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Pondasi
4. Pekerjaan Kayu
b. Sumber Pendanaan
Sember pendanaan kegiatan diperoleh dari APBD Kabupaten Bulungan Tahun Anggaran 2015.
Dengan perkiraan biaya Rp. 300.000.000,00 ( tiga ratus juta rupiah ) termasuk ppn 10%
Pasal 6
PERIZINAN
1. Penyedia harus mengurus perizinan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan yang di sesuiakan
dengan ketentuan / peraturan daerah setempat
2. Perizinan yang tersebut diantaranya:
2.1 Ijin Galian
Kontraktor harus mendapat ijin dari pihak yang berwenang, dari instansi yang terkait seperti
PLN, Perumtel sebelum memulai penggalian di jalan-jalan umum dan harus mematuhi syarat-
syarat ijin tersebut. Biaya dalam mengurus perijinan tersebut sudah termasuk dalam harga
satuan pekerjaan penggalian.
Bilamana Kontraktor bekerja tanpa ijin yang sah, maka hal-hal yang mungkin timbul akan
menjadi tanggung jawab penuh kontraktor yang bersangkutan.
Tanpa membatasi kewajibannya terhadap kontrak, kontraktor harus mengikuti rekomendasi
dari Pemberi Tugas dan Instansi terkait lainnya.
Dalam membatasi pembangunan di/atau dekat jalan-jalan umum atau right of way, Kontraktor
harus mengatur pelaksanaan sedemikian rupa sehingga dapat disediakan jalan yang aman dan
memadai dan terbuka sepanjang waktu untuk kendaraan maupun pejalan kaki.
Sebelum memulai pekerjaan di jalan-jalan umum, kontraktor terlebih dahulu harus mengatur
cara kerjanya sedemikian rupa untuk mengatur arus lalu lintas yang ada. Untuk dapat
melakukan penutupan jalan, jika perlu Kontraktor harus mengaturnya melalui pihak yang
berwenang. Pihak yang berwenang tersebut yang akan melakukan penutupan jalan dan
memberikan ijin yang diperlukan bagi kontraktor.
Selama penutupan jalan, Kontraktor harus menjaga keselamatan dan keamanan jalan-jalan
masuk ke rumah maupun bangunan lain yang ada di sepanjang jalan tersebut dari salah satu
arah dan berhubungan langsung dengan pemilik.
Kontraktor harus memberitahu pihak yang berwenang 6 (enam) minggu sebelumnya untuk
melaksanakan setiap rencana penutupan jalan.
Semua pekerjaan di jalan-jalan utama harus seijin yang berwenang (bagian jalan). Harga-harga
satuan kontraktor harus dianggap mencakup semua pekerjaan yang timbul agar
memenuhiperaturan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang, terutama biaya untuk ijin
galian. Pemberi Tugas harus mengusahakan ijin-ijin prinsip untuk setiap pekerjaan
pemasangan pipa yang dilakukan di jalan-jalan umum.
Pasal 7
PENANGGUNG JAWAB TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Penyedia wajib menempatkan dan menugaskan personil inti pelaksana guna kelancaran pelaksanaan
kegiatan dengan
2. Penyedia juga wajib menempatkan tenaga ahli dan pelaksana yang memiliki SKA atau SKT
diantaranya :
a. Manager Lapangan (Site Manager)
Seorang Tenaga Ahli yang memiliki sertifikasi kualifikasi keahlian Bidang Ahli Teknik
Lingkungan ( SKA ) Kode (501) berpendidikan S1 Teknik Sipil / Arsitektur / Teknik
Lingkungan dan memiliki pengalaman sekurang kurangnya 5 ( Lima ) tahun dalam
pelaksanaan pekerjaan sejenis.
b. Pelaksana Lapangan
Seorang Tenaga Pelaksana yang memiliki sertifikat keterampilan kerja ( SKT ) sebagai
Tukang Pasang Batu/Stone (Rubble) Mason (Tukang Bangunan Umum) TA 005
dengan pendidikan terakhir minimal STM / SLTA Sederajad, dengan pengalaman sekurang
kurangnya 3 ( Tiga ) tahun.
Pasal 8
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Penyedia wajib memperhatikan kesehatan dan keselatan kerja selama pelaksanaan kegiatan. Terutama
dalam hal pelaksanaan kegiatan Pembangunan Saluran Drainase / Gorong - gorong di Kecamatan
Tanjung Selor
Pasal 9
DOKUMEN DAN KUALITAS
1. Penyedia wajib dan diharuskan memberikan jaminan kualitas dari bahan utama yang di gunakan dari
instansi yang berwenang untuk mengeluarkan jaminan.
Pasal 10
GAMBAR GAMBAR KERJA
1. Ketentuan Umum
a. Penyedia wajib meneliti dan mempelajari semua gambar dan RKS termasuk tambahan dan
perubahan yang tercamtum dalam berita acara penjelasan pekerjaan ( Aanwijzing )
b. Bila mana terdapat ketidak sesuaian antara gambar, RKS dan keadaaan lapangan pelaksanaan
Penyedia wajib membicarakan dan mengajukan koreksi terhadap direksi teknis/lapangan untuk
mengadakan koreksi dan menjelaskan gambar gambar tersebut guna kebutuhan pelaksanaan kegiatan
yang disesuaikan dengan spek teknis.
2. Gambar
Gambar – gambar yang merupakan bagian dari dokumen ini, secara umum berisi :
o Daftar gambar
o Lay Out lokasi pekerjaan dan titik detail
o Gambar Lay Out dan detail
o Gambar-gambar tipikal
3. Gambar-gambar dan Spesifikasi di Lapangan
3a. Kontraktor berkewajiban meneliti kembali gambar rencana untuk disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan membuat gambar kerja secara terinci, memperlihatkan cara pelaksanaan pengawas.
3b. Kontraktor harus memiliki dan menyimpan (di lapangan) satu set salinan dari semua gambar-
gambar, spesifikasi, tambahan gambar kerja pelaksanaan yang telah disetujui, perintah perubahan
dan penyesuaian-penyesuaian laindengan baik dan diberi tanda untuk merekam semua perubahan
yang telah terjadi selama pelaksanaan. Gambar dan dokumen-dokumen tersebut juga harus
disediakan untuk Direksi.
3c. Semua informasi yang diterima dari Direksi seperti peta-peta, sketsa-sketsa, titik-titik ketinggian
patok-patok dan lain-lain harus ditunjukkan dan diperiksa di lapangan. Semua biaya untuk
mendapatkan informasi yang diperoleh harus ditanggung kontraktor dan dimasukkan dalam butir-
butir yang sesuai di dalam BOQ.
Pasal 11
RENCANA KERJA
1. Dalam waktu 2 (dua) minggu sejak adanya Perintah Direksi untuk memulai melaksanakan pekerjaan,
Kontraktor juga harus menyerahkan detail-detail berikut ini ;
2. Kontraktor tidak akan diperbolehkan mulai melakukan kegiatan penggalian jika hal tersebut diatas
tidak dipenuhi.
4. Dua minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, dimanapun berada Kontraktor harus :
5. Kontraktor tidak diperkenankan memulai pelaksanaan sebelum permukaan tanah diperiksa dan
sebelum dilakukan pengukuran (survey) bersama antara Kontraktor dan Direksi/Pemberi Tugas
dilakukan. Kontraktor harus menyerahkan gambar hasil pengukuran bersama kepada
Direksi/Pemberi Tugas untuk penyesuaian terhadap elevasi desain bilamana diperlukan. Gambar
pengukuran bersama tersebut harus diserahkan kepada Direksi/Pemberi Tugas selambat-lambatnya 2
(dua) minggu sebelum jadwal penggalian dimulai.
Pasal 12
KANTOR DIREKSI KEET, GUDANG, DAN KELENGKAPANNYA
1. Kantor Direksi
Kontraktor harus menyediakan kantor yang lengkap dengan perlengkapan yang diperlukan dan
dipelihara dengan sebaik-baiknya untuk Direksi dan karyawannya di lapangan. Lokasi yang
tepat, denah dan konstruksinya harus disetujui oleh Direksi namun harus juga memenuhi
persyaratan-persyaratan umum sebagai berikut :
a. Kantor tersebut harus menjadi satu bangunan dan harus dibuat cukup baik dengan
menggunakan papan-papan, panel-panel setengah jadi maupun bahan material mentah
lainnya.
b. Dinding-dindingnya harus tertutup rapat dan bagian luar dilapisi dengan lapisan
permukaan yang keras dan bagian dalamnya di cat.
c. Jendela-jendela harus dari kaca dengan lubang cahaya yang cukup yang dilengkapi dengan
kawat kasa anti nyamuk dan penutup luarnya dapat dibuka. Semua jendela harus diberi
tirai pelindung cahaya matahari.
d. Kantor harus dilengkapi dengan jaringan listrik untuk penerangan maupun daya. Lampu-
lampu harus dari lampu-lampu TL yang dilengkapi dengan “diffuser”. Juga harus ada
socket-socket 13 Ampere untuk peralatan elektris di setiap ruangan.
e. Kantor harus juga dilengkapi dengan fasilitas air bersih yang dapat berfungsi terus
menerus. Saluran pembuangannya juga harus berfungsi dengan baik.
f. Ruangan kantor terdiri dari :
- Ruang rapat
- Ruang kantor
- Toilet, kamar mandi dan dapur
g. Semua ruangan harus dilengkapi dengan perlengkapan ruangan kantor yang sesuai
kebutuhan seperti kursi, meja, bangku, meja gambar, bangku gambar, papan tulis, filling
cabinet, penggaris gambar (tekenhaak), lemari, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) dan benda-benda lain yang diperlukan untuk melaksanakan tugas di lapangan.
h. Tempat parkir harus disediakan dekat kantor.
Kontraktor harus menyediakan buku Standar yang dipakai dan diperlukan dalam pelaksanaan
Kontrak oleh Direksi. Standar-standar tersebut tetap menjadi milik Kontraktor.
3. Tenaga Pendukung
4. Kelengkapan lainnya
a. Pengadaan Listrik, Air da Telepon Sementara
Kontraktor harus mengusahakan sendiri pengadaan sementara tenaga listrik, air dan alat
komunikasi (telepon).
b. Rapat – rapat Lapangan
Kontraktor harus membuat program, melakukan koordinasi dan mengatur tahapan
pembangunan termasuk pekerjaan Sub Kontraktor agar tanggal selesainya Kontrak dapat
tercapai sepenuhnya.
Selama pekerjaan, rapat untuk membicarakan kemajuan pelaksanaan pekerjaan harus diadakan
dengan teratur sekurang-kurangnya sebulan sekali dan dihadiri oleh Direksi untuk melakukan
koordinasi kegiatan Kontraktor dan Sub Kontraktornya agar pasal ini dapat dilaksanakan
sepenuhnya.
Risalah rapat lapangan ini harus disimpan dan salinannya dibagikan kepada semua pihak yang
terlibat dan semua hasil keputusan yang ada harus dipatuhi
Pasal 13
LAPORAN DAN DOKUMENTASI
3. Foto-foto Lapangan
1. Kontraktor diharuskan membuat dokumen foto berwarna untuk tiga tahap selama
pekerjaan belangsung, yaitu :
- tahap persiapan
- tahap pelaksanaan
- tahap finishing
2. Untuk menghindari kehilangan atau hal-hal yang tidak diinginkan, Kontraktor harus
melaporkan foto-foto pelaksanaan bulanan pada setiap awal bulan.
Pasal 14
PERALATAN DAN MOBILISASI
1. Penyedia wajib menyiapkan semua peratan yang mendukung pelaksanaan kegiatan baik berupa
peralatan berat maupun ringan dalam kondisi baik, sebelum pelaksanaan fisik di mulai diantaranya :
Pasal 15
SATUAN UKURAN DAN STANDAR YANG UMUM
1. Standar Nasisonal ( SNI ) dan Standar Internasional (SI) digunakan dalam kegiatan ini sebagai dasar
perhitungan, perencanaan, dan pelaksanaan pekerjaan. Semua ukuran dalam metric.
2. Di dalam seluruh dokumen, seperti surat-menyurat, table-tabel teknis dan gambar-gambar harus
digunakan satuan menurut SNI dan SI atau standart lainnya. Dalam gambar-gambar atau brosur-
brosur yang dicetak dan satuan ukurannya berlainan, maka satuan setara dengan SNI atau SI harus
dicantumkan sebagai tambahan.
3. Bila terdapat pemakaian singkatan-singkatan seperti berikut ini, maka artinya adalah sebagai berikut
:
Pasal 16
URAIAN KERJA LAINNYA
1. Galian Percobaan
a. Kontraktor bertanggung jawab atas pembuatan galian percobaan yang diperlukan untuk
mencari posisi pipa dan diameter eksisting sehingga dapat diketahui fitting yang sesuai untuk
pipa tersebut. Biaya yang timbul harus dimasukkan dalam harga satuan galian. Galian
percobaan harus dilakukan secara manual. Pekerjaan tambahan galian percobaan sebagaimana
diminta oleh direksi sudah termasuk dalam Bill of Quantity (BOQ).
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi laporan tertulis, sketsa dan foto-foto dari data-
data yang diperoleh dari uji coba penggalian tersebut dan galian tersebut tidak boleh diurug
kembali sampai laporan tentang galian tersebut disampaikan dan disetujui oleh direksi.
c. Direksi dapat memerintahkan menggali lubang-lubang percobaan di depan galian parit pada
kedalaman sedemikian rupa sehingga direksi dapat menyesuaikan parit yang selanjutnya.
Biaya lubang percobaan menjadi tanggungan kontraktor.
2. Pekerjaan Pembongkaran
a. Bangunan-bangunan yang sudah ada, pondasi beserta batu-batuan, batang-batang pohon, akar
atau benda lain yang tak terduga kehadirannya yang dijumpai dalam penggalian harus
disingkirkan oleh kontraktor. Biaya menyingkirkan benda-benda tersebut menjadi
tanggungan kontraktor.
3. Pembersihan Lokasi
Penebangan semak dan pepohonan dengan lingkaran batang pohon lebih kecil dari 50 cm
harus termasuk dalam harga galian yang ditawarkan. Kayu pohon-pohon yang ditebang tetap
menjadi milik Pemberi Tugas. Pembersihan tanah dari rumput atau tanaman lain tidak dibayar
terpisah dan harus termasuk satuan harga galian tanah yang bersangkutan.
Semua informasi yang diterima dari direksi seperti peta-peta, sketsa-sketsa, titik-titik
ketinggian patok-patok dan lain-lain harus dirahasiakan dan diperiksa di lapangan. Semua
biaya untuk mendapatkan informasi yang diperoleh harus ditanggung kontraktor dan
dimasukkan dalam butir-butir yang sesuai di dalam Daftar Volume Pekerjaan.
Digunakan Portland semen yang memenuhi No. SII (Standard Industri Indonesia)
S.400 menurut Standard Semen Indonesia (NI 8 – 1972). Tidak boleh mencampur
merek semen yang berbeda untuk 1 tahap proses pengecoran
3.3.2. Agregat
Dimensi maksimum dari agregat kasar tidak melebihi seperempat ukuran yang
telah ditetapkan
Pasir yang digunakan harus bersih dari lumpur, bahan organik atau kotoran
lainnya, serta tidak mengandung garam asam.
Batu kerikil/Pecah yang digunakan rata-rata berukuran Ø 20 sampai 30 mm
dengan kualitas jenis batu tidak rapuh dan harus mendapat persetujuan untuk
dipakai dari Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
Untuk pekerjaan dengan pasangan batu kali digunakan batu kali berukuran rata-
rata Ø 10 - 20 cm.
3.3.3. Air
Air untuk adukan beton dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen,
seperti asam dan garam.
3.3.4. Bahan Tambahan
Tidak diperkenankan menambah bahan-bahan tambahan kedalam campuran beton,
kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis sebelumnya dari Pengawas
Lapangan.
3.3.5. Pengiriman dan Penyimpanan
3.4. Bekisting
3.4.1. Material
Bekisting harus dipakai kayu yang cukup kering dan kuat sesuai dengan finishing
yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton, seperti pada
gambar kerja. Papan-papan untuk cetakan harus bermutu baik, lurus dan rata atau
menggunakan triplex dengan ketebalan yang sesuai.
3.4.2. Perencanaan
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan
silang sehingga kemungkinan bergeraknya bekisting dalam pelaksanaan dapat
ditiadakan. Juga harus dapat untuk menghindarkan keluarnya bagian adukan (mortar
leakage). Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga
kontrol atas kekurangannya dapat mudah dilakukan. Penyusunan bekisting harus
sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding
balok atau kolom beton yang bersangkutan.
Bahan penyangga atau silangan-silangan adalah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor, demikian juga kedudukan dan dimensinya.
Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air pembasahan tersebut
pada sisi bawah.
3.4.3. Pembongkaran Cetakan
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan khusus
untuk memikul 2 x beban sendiri atau melalui waktu pengerasaan selama 21 (dua
puluh satu) hari, kecuali campuran beton menggunakan bahan tambahan untuk
mempercepat pengerasan beton.
Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak
boleh dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan
bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada
Kontraktor.
Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi utama dan minta
persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan ini tidak berarti Kontraktor lepas
dari tanggung jawab atas hasil pekerjaan tersebut.