Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN KOPERASI “

DI SUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK
1. TETEH COMALASARI
2. YUSTINA SINDI
3. TOBI
4. VALENTINUS FERDI
5. YOHANA WISNI

KELAS : XI AKL 2

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SANDAI


TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Peran Pemerintah
Dalam Pembangunan Koperasi” ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada
Rasulullah SAW yang menjadi teladan terbaik bagi umat manusia. Rasul yang membawa kita
dari jalan gelap menuju cahaya.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini terdpat banyak kekurangan. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Harapan penulis makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca dan bagi penelitian berikutnya.

Sandai, Januari 2020


Penyusun

kelompok

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Koperasi Indonesia dalam rangka pembangunan ekonomi dan perkembangan
anggota dan masyarakat berperan untuk mempersatukan, mengarahkan, membina dan
mengembangkan potensi untuk meningkatkan dan mewujudkan tercapainya
pendapatan yang adil dan kemakmuran yang merata.
Sebagian rakyat Indonesia merupakan manusia yang mampu mengembangkan
produksinya, sedang sebagian hanya merupakan usahawan perorangan yang sulit
mengembangkan usaha produksinya dan tetap hidup di bawah garis kemiskinan. Hal
ini karena modal yang mereka miliki terbatas dan pengetahuan mereka yang sangat
kurang.
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang bersama untuk
membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi tersebut. Namun
perkembangan koperasi ini juga kurang menggembirakan karena kurangnya
bimbingan dan fasilitas yang tersedia.

B. Perumusan Masalah.
Dari latar belakang masalah dapat di identifikasikan:
1. Sebagian besar masyarakat Indonesia adalah golongan ekonomi lemah.
2. Keterbatasan modal yang dimiliki masyarakat.
3. Keterbatasan pengetahuan masyarakat.
4. Kurangnya bimbingan dan fasilitas yang diberikan kepada koperasi.
Dari uraian di atas, maka akan timbul pertanyaan tentang hal yang akan kita bahas
dalam makalah ini yaitu bagaimana peranan pemerintah dalam rangka mendorong
perkembangan koperasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Koperasi.
Pengertian dari koperasi dapat ditemukan dari banyak sumber yang
bermacam-macam, mulai dari hasil publikasi konferensi internasional, peraturan-
peraturan perundang-undangan, hingga pendapat para ahli.
Berdasarkan publikasi konferensi International Labour Organization (ILO)
yang berjudul “Cooperative Administration And Management” pada tahun 1960,
koperasi didefinisikan sebagai suatu perkumpulan yang terdiri dari orang-orang,
umumnya yang ekonominya lemah, yang secara sukarela menggabungkan diri untuk
mencapai suatu tujuan bersama dalam bidang perkoperasian dengan jalan
pembentukan perusahaan yang diawasi secara demokratis, dimana masing-masing
anggota secar ikhlas turut memberikan modal yag dibutuhkan dan masing-masing
bersedia memikul resiko dan turut mengecap keuntungan yang timbul dari usaha itu
menurut imbangan yang adil.
Menurut Para ahli pengertian koperasi ada berbagi pengertian yaitu:
a. Bapak Margono Djojohadikoesoemo, koperasi adalah perkumpulan manusia yang
dengan seseorang-seseorang yang dengan sukanya sendiri hendak bekerjasama
untuk memajukan ekonominya.
b. Prof. R. S. Soeriaatmadja, koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-orang
yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia, dengan tidak memandang
haluan agama dan politik secara sukarela masuk, untuk sekedar memenuhi
kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggung jawab bersama.
c. Mohammad Hatta, koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.
Pengertian koperasi menurut UU No. 25 Tahun 1992, koperai disebutkan sebagai
badan usaha yang beranggotakan dari orang-sorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dari berbagai pengertian koperasi yang dikemukakan di atas, sesungguhya dapat
tkita temukan persamaan-persaman dalam hal tertentu yang akan menadi karakteristik
utama koperasi secara umum. Hal-hal tersebut antara lain :
1. Sekelompok atau kumpulan orang-orang, hal ini menempatkan koperasi sebagai
suatu lembaga yang terbentuk dari beberapa orang, koperasi tidak mungkin
didirikan oleh satu orang saja, serta dalam koperasi ini yang diutamakan bukanlah
modal atau uang, tetapi orang-orang yang berperan sebagai anggotanya tersebut.
2. Kepentingan bersama, hal ini merupakan cerminan dari kepentingan individu atau
anggota dalam koperasi, yang digunakan sebagai tujuan utama yang harus
senantiasa dipegang teguh dalam menjalankan usaha bersamanya tersebut.
3. Sukarela, menerangkan bahwa keanggotaan koperasi tidak boleh dipaksakan, setiap
orang bebas untuk masuk maupun keluar dari keanggotaan koperasi
4. Ditujukan untuk kesejahteraan anggotanya, suatu koperasi dijalankan bukan untuk
keuntungan badan koperasi itu sendiri, melainkan untuk kesejahteraan anggota,
oleh karena itu hal ini menempatkan koperasi sebagai suatu usaha yang berifat
sosial, namun tetap bermoti ekonomi.

B. Asas, Prinsip, dan Landasan.


1. Asas Dalam Koperasi.
Koperasi di indoesia mengnut asas kekeluargaan, hal ini diatur dalam pasal 2
UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, yang menyatakan bahwa koperasi
berlandaskan pacasila dan Undang-Undang Dasar 1945 berdasarkan atas asas
kekeluargaan. Dengan asas kekeluargaan, telah mencerminkan adanya kesadaran
dari budi hati nurani manusia untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi
oleh semua untuk semua, dibawah pimpinan pengurus serta penilikan dari para
anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban bagi
kepentingan bersama.
Didalam asas kekeluargaan tersebut tercerap suatu karakteristik khas bangsa
Indonesiaa, yaitu kerjasama atau kegotongroyongan. Di dalam kerjasama atau
kegotongroyongan tersebut tercermin bahwa di dalam koperasi telah terdapat
kesadaran dan keinsyafan semangat kerjasama dan tanggung jawab bersama
terhadap akibat dari karya, yang dalam hal ini bertitik berat pada kepentingan
kebahagiaan bersama. Dengan demikian maka kedudukan koperasi akan semakin
kuat dan pelaksanaan keranya akan semakin lancar karena para anggotanya
dukung-mendukung dan dengan penuh kegairahan kerja serta tanggung jawab
berjuang demi mencapai tujuan koperasi.
Asas kekeluargaan ini merupakan faham yang dinamis, artinya timbul dari
semangat yang tinggi untuk secara bekerjasama dan tanggung jawab bersama
berjuang mensukseskan tercapainya segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan
tujuan bersama dan berjuang secara manunggal untuk mengatasi resiko yang
diderita koperasinya sebagai akibat usahanya untuk kepentingan bersama.
2. Prinsip Koperasi.
Prinsip-prinsip umum yang wajib ditaati oleh segala jenis joperasi di berbagai
sistem ekoomi sosial yaitu ;
 Keanggotaan sukarela dan terbuka
 Pengelolaan secara demokrasi
 Bunga yang terbatas atas modal
 Pembagian SHU kepada anggota secara proposional dengan transaksi
 Pendidikan koperasi
 Kerjasama antar koperasi
Di peraturan perundang-undangan nasional juga diatur mengenai prinsip-prinsip
koperasi. Hal tersebut antara lain :
 Keanggotaan yang bersifat sukarela dan terbuka.
Yaitu apabila hendak menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh
siapapun, seseorang anggota dapat mengundurkan diri dari koperasi sesuai
dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi. Keanggotaan
bersifat terbuka bermakna bahwa dalam keanggotaan koperasi tidak
melakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun.
 Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
Prinsip demokrasi yang digunakan dalam pengelolaan menunjukan bahwa
pengelolaan yang koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para
anggota. Para anggota memegang peranan dalam melaksanakan kekuasaan
tertinggi dalam koperasi.
 Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan jasa usaha masing-
masing anggota.
Pembagian SHU dalam koperasi dilakukan tidak semata-mata berdasarkan
modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan
pertimbangan jasa anggota terhadap koperasi. Hal ini identik dengan nilai-nilai
kekeluargaan dan keadilan yang berakar kuat dalam sendi-sendi perkoperasian.
 Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal.
Balas jasa atas modal yang akan diberikan kepada setiap anggota bersifat
terbatas, dan tidak didasarkan atas besarnya modal yang diberikan. Hal ini
sebagai konsekuensi karena modal dalam koperasi pada dasarnya digunakan
untuk kemanfaatan anggota dan bukan sekedar untuk mencari keuntungan.
 Kemandirian.
Prinsip kemandirian dalam koperasi artinya dapat berdiri sendiri tanpa
tergantung pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan pada pertimbangan,
keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung
pula pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya, dan
kehendak untuk mengelola diri sendiri.
3. Landasan Hukum Koperasi.
Landasan hukum koperasi terdiri dari 3 jenis. Landasan yang pertama adalah
landasan idiil yaitu pancasila (terdapat dalam ke lima sila yang ada dalam
pancasila), landasan yang kedua adalah landasan gerak yaitu UUD 1945, landasan
yang ketiga adalah landasan mental koperasi yaitu setia kawan dan kesadaran
pribadi.
C. Struktur Organisasi Dan Keanggotaan Koperasi.
a. Struktur organisasi.
Struktur organisasi koperasi untuk menjalankan tugas-tugas operasionalnya
adalah sama dengan struktur organisasi perkumpulan-perkumpulan lainnya, yaitu
harus teratur dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Sebagai organisasi
ekonomi koperasi haruslah memiliki perlengkapan organisasi yang khas dengan
kebutuhannya.
Secara garis besar struktur organisasi koperasi dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu dimensi intern organisasi koperasi dan dimensi ekstern organisasi
koperasi. Dimensi intern organisasi koperasi berintikan pamisahan pimpinan dan
pelaksana serta pengkhususan pimpinan pimpinan sendiri. Sedangkan dimensi
ekstern organisasi koperasi adalah berbagai kesatuan organisasi yang ada di luar
koperasi.
b. Keanggotaan.
Keanggotaan koperasi memiliki identitas ganda, selain berperan sebagai
pemilik, anggota koperasi juga berperan sebagai pengguna jasa koperasi. Pihak
yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga Negara Indonesiaa yang
mampu melakukan tindakan hukun atas koperasi atau yang memenuhi syarat yang
sudah ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Keanggotaan koperasi didasarkan pada
kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi. Setiap anggota
mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar.
Kewajiban yang harus dipenuhi oleh anggota koperasi :
 Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan
yang telah disepakati dalam Rapat Anggota.
 Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
 Mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas dasar asas
kekeluargaan.
Sedangkan mengenai hak-hak dari anggota koperasi yaitu :
 Mengahdiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam Rapat
Anggota.
 Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas.
 Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran
Dasar.
 Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota
baik diminta maupun tidak diminta.
 Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara
sesama anggota.
 Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut
ketentuan dalam Anggaran Dasar.
Sebagai suatu perkumpulan, koperasi tidak akan mungkin terbentuk tanpa adanya
anggota sebagai tulang punggungnya. Sebagai kumpulan orang dan bukan
kumpulan modal, anggota koperasi mutlak penting keberadaanya demi kemajuan
koperasi itu sendiri.
D. Pembentukan dan Pembubaran Koperasi.
a. Pembentukan koperasi.
Dalam pembentukan koperasi, hal yang harus dilakukan yaitu harus ada
kesepakatan antara calon –calon pendiri untuk secara bersama-sama mengikatkan
diri untuk mendirikan sebuah koperasi yang di tuliskan dalam sebuah akta
pendirian koperasi. Selain itu juga memenuhi persyaratan persyaratan tertentu
agar koperasi tersebut dapat menjadi suatu badan hukum melalui pengesahan akta
pendirian tersebut oleh pemerintah.
Bagi pihak-pihak yang ingin mendirikan koperasi, maka setidaknya
memenuhu beberapa persyaratan tertentu. Persyaratan itu antara lain :
 Mempunyai minat dan dinamika yang besar, kreatif, dan bercita-cita tinggi,
mempunyai jiwa sosial yang tebal untuk bekerja bagi kepentingan orang
banyak.
 Berjiwa pancasila sehingga dapat memupuk persatuan dan kesatuan, juur, dan
berwibawa sehingga mendapat kepercayaan penuh untuk bertindak atas nama
dan demi kepentingan manusia.
 Menyadari tugas dan peranan koperas, yaitu antara lain yang utama
mewujudkan demokrasi ekonomi dan meningkatkan taraf hidup rakyat.
 Mempunyai kepercayaan pada diri sendiri, keberanian, keuletan, dan
keyakinan tentang berhasilnya koperasi untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur yang menyeluruh berdasarkan pancasila.
 Mempunyai keluwesan untuk menegakkan integrasi, segala sesuatu kelak
dalam pelaksanaan usaha akan sejalan dan searah.
b. Pembubaran koperasi.
Koperasi tidak selamanya sukses dalam menjalankan fungsi atau usaha-
usahanya karena adanya masalah-masalah intern yang tidak dapat diselesaikan
secara musyawarah dengan cepat. Sehingga nasib anggotanya menjadi terkatung-
katung hingga angota menuntut dibubarkanya koperasi tersebut.
Tentang Pembubaran koperasi itu selain dikehendaki oleh rapat anggota dapat
pula dilakukan oleh pejabat koperasi setempat. Bila pejabat yang bersangkutan
melihat dengan jelas, diperkuat bukti-bukti yang ada bahwa dalam koperasi:
a. Terdapat bukti-bukti riil bahwa koperasi yang bersangkutan tidak lagi
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang koperasi no. 25 tahun
1992.
b. Kegiatan-kegiatan koperasi yang brsangkutan bertentangan dengan ketertiban
umum dan kesusilaan.
c. Koperasi yang bersangkutan dalam keadaan sedemikian rupa sehingga tidak
dapat diharapkan lagi kelangsungan hidupnya.
Alasan-alasan pejabat tersebut diatas, apabila tidak benar dengan sendirinya
dapat ditentang oleh pihak pengurus koperasi yang bersangkutan dan keberatan
terhadap alasan itu dapat diajukan oleh pengurus koperasi kepada mentri koperasi
yang dengan sendirinya pula harus diperkuat dengan bukti-bukti yang diperlukan.
Jika alasan-alasan tersebut benar-benar tebukti, maka pembubaran koperasi dapat
dilakukan.
Dalam pembubaran ini pemerintah selalu berlaku bijaksana, yaitu melalui
prosedur sebagai berikut:
a. Pemberitahuan tertulis yang disertai alasan-alasan yang kuat
b. Memberi waktu kepada koperasi yang bersangkutan untuk membela diri atau
mengajukan keberatan-keberatan.
c. Setelah jatuh tempo berlalu, koperasi tidak mengajukan keberatan-keberatan
maka pembubaran itu dilaksanakan.
d. Jika ada keberatan-keberatan dengan diikuti pendapat dari Mentri Koperasi
maka pejabat yang bersangkutan harus menyesuaikan keputusanya dengan
pendapat Mentri koperasi tersebut.
E. Kewajiban Pemerintah Terhadap Koperasi.
Kewajiban pemerintah dalam mendorong perkembangan koperasi adalah
memberikan bimbingan, pengawasan, perlindungan, dan fasilitas terhadap koperasi.
Mendorong perkembangan koperasi bukan berarti pemerintah ikut campur
tangan dalam urusan intern koperasi. Kebebasan gerak koperasi tetap terjamin sesuai
dengan demokrasi ekonomi. Koperasi tetap mempunyai hak dan kewajiban untuk
mengatur diri sendiri. Pemerintah hanya menetapkan kebijaksanaan, mengatur
pembinaan, perlindungan dan pemberian fasilitas serta pengawasan terhadap seluruh
kegiatan koperasi.
Pemerintah harusnya bersikap aktif,karena jika bersikap pasif maka secara
tidak langsung akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan koperasi. Padahal
kita mengetahui pentingnya koperasi dalam membantu meningkatkan kehidupan
masyarakat yang ekonominya relatif lemah dan besarnya peranan koperasi terhadap
keberhasilan pembangunan saat ini.
Untuk mengatur kehidupannya sendiri dalam rangka mewujudkan landasan
idiil, pelaksanaan asas serta sendi dasarnya koperasi diberi kebebasan wajar oleh
pemerintah. Kebebasan itu hendaknya menjadikan koperasi menyadari bahwa setiap
gerak langkahnya adalah mengemban amanat masyarakat khususnya para anggotanya,
sehingga tidak boleh menyimpangdari UUD1945 dan PANCASILA.
Kewajiban-kewajiban pemerintah dalam mendorong kehidupan berkoperasi adalah
sebagai berikut;
a. Memberikan Bimbingan.
Bimbingan itu dengan maksud untuk menciptakan iklim dan kondisi yang
memungkinkan gerakan koperasi akan tumbuh dan berkembang antara lain
dengan jalan pendidikan dan penyuluhan
b. Menyelenggarakan Pengawasan.
Dimaksudkan untuk menyelamatkan dan mengamankan kepentingan , baik bagi
perkumpulan koperasi itu sendiri maupun pihak lain.
c. Pemberian Fasilitas.
Fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah untuk koperasi dalam bentuk;
 Pemberian sesuatu baik yang berupa uang, sarana ataupun jasa.
 Pemberian keistimewaan baik yang berupa keringanan, ataupun kekuatan
dalam lalu lintas hukum.
 Kebijaksanaan yang tersendiri tentang perkreditan termasuk syarat-syarat
kredit yang mudah dan ringan untuk memajukan usaha-usaha koperasi,
fasilitas dalam bidang produksi, distribusi dan sebagainya.
d. Perlindungan Pemerintah.
Yaitu untuk memberikan pengamanan dan keselamatan kepentingan koperasi,
serta mamberi perlindungan nama koperasi agar nama koperasi tidak
dipergunakan untuk maksud menyalahi asas dan sendi dasar koperasi dan nama
baik koperasi.

F. Bantuan dan Kebijaksanaan Pemerintah.


Seiring bergantinya pemerintahan, untuk sekarang koperasi sangat
diperhatikan dengan dibentuk berbagai instansi pemerintahan yang menangani urusan
perkoperasian, hal ini menunjukan betapa besar kebijakan pemerintah terhadap
koperasi. Dengan adanya departemen koperasi beserta kantor wilayah dan kantor
daerahnya, maka bantuan pemerintah terhadap koperasi yang meliputi segi-segi:
legislatif, edukatif, moril, dan finansiil dapat dengan mudah ditangani.
a. Segi Legislatif.
Dalam segi ini, pemerintah mengeluarkan undang undang organik tentang
koperasi yang berisikan ketentuan untuk dijadikan dan kendali bagi pertumbuhan
dan perkembangan koperasi.
b. Segi Edukatif.
Dalam segi ini, termasuk bimbingan dan pengawasan. Bimbingan dimaksudkan
agar koperasi dapat terus berkembang. Yaitu dengan menggiatkan penyuluhan-
penyuluhan dan pemberian petunjuk mengenai pembentukan koperasi yang sehat.
Selain itu, bimbingan ini juga bertujuan untuk memahirkan para anggota koperasi
dalam pengelolaan perkoperasian.
c. Segi Moril.
Dalam segi inilah yang bersifat mendorong, memberi fasilitas serta keringanan,
pemberian subsidi dan lain sebagainya.
d. Segi Perkreditan.
Dalam segi ini tidak terbatas pada kredit-kredit finansial dengan syarat-syarat
yang mudah, namun juga kredit mengenai berbagai sarana.
Dari beberapa uraian diatas dapat kita ketahui berbagai kebijaksanaan pemerintah
terhadap koperasi,agar koperasi dapat tumbuh berkembang dengan baik, dan koperasi
dapat bertambah sehat dengan dimilikinya ketrampilan para pengelolanya, dan
permodalan usaha yang mudah diperoleh.
Lancarnya koperasi dalam menjalankan fungsinya bermanfaat dalam
meningkatkan produktifitas, pendapatan golongan ekonomi lemah, menciptakan
lapangan kerja.
Berikut ini adalah berbagai peran dan kebijaksanaan pemerintah untuk
mengembangkan perkoperasian di Indonesiaa yaitu:
a. Peningkatan Modal Pembangunan Koperasi.
Usaha ini Bertujuan untuk mengendalikan dana bagi Lembaga Jaminan Kredit
Koperasi guna meningkatkan kemampuan modal koperasi melalui kredit-krdit
yang diterimanya dari bank atas jaminan lembaga tersebut.
b. Bimbingan Penyuluhan Usaha Koperasi.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengintensifkan usaha pembinaan koperasi dalam
rangka usaha untuk meningkatkan produksi dan pemasaran hasil produksi, juga
penyuluhanuntuk mewujudkan koperasi yang sehat.
c. Perkembangan Organisasi dan Tata Laksana Koperasi.
Sistem manajemen dan organisasi koperasi dikembangkan kearah sistem
manajemen dan organisasi yang disatu pihak dapat melakukan fungsi ekonomi
perusahaan secara efektif dan dilain pihak dapat pula merangsang partisipasi
anggota dan memenuhi koerasi sebagai organisasi sosial. Dalam hubungan ini di
dorong unit perkembangan koperasi lebih besar agar efisiensi dan efektifitas
koperasi dapat meningkat selanjutnya memberi kemudahan kepada koperasi
untuk memenuhi kebutuhan koperasi atas modal kerjanya
d. Pendidikan dan Pelatihan.
Pendidikan koperasi dalam jangka panjang sudah selayaknya dilaksanakan dan
dibiayai oleh koperasi iyu sendiri. Namun untuk menghadapi kelangkaan tenaga
usahawan, tenaga terampil dan tenaga administrasi, pemerintah menyediakan
fasilitas untuk pendidikan dan pelatihan tenaga untuk pembangunan koperasi.
e. Peningkatan Penelitian atau Survey Koperasi.
Penelitian ini sangat diperlukan untuk mengidentifikasikan masalah, mengadakan
eksplorasi dan pengkajian berupa pilot project untuk pembangunan koperasi.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN.
Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan dari orang-sorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Dengan adanya koperasi akan dapat mengentaskan kemiskinan di Indonesiaa. Namun
dalam pelaksanaanya, koperasi memiliki berbagai kendala yang terjadi. Oleh karena
itu, dibutuhkan peran serta dari pemerintah agar koperasi di negara ini dapat
berkembang.
Bantuan dari pemerintah yang mampu mendorong kemajuan koperasi
misalkan; Peningkatan Modal Pembangunan Koperasi, bimbingan Penyuluhan Usaha
Koperasi, Perkembangan Organisasi dan Tata Laksana Koperasi, Pendidikan dan
Pelatihan, Peningkatan Penelitian atau Survey Koperasi dll. Dengan adanya bantuan
dari pemerintah tersebut diharapkan koperasi di Indonesiaa dapat trus berkembang.

B. SARAN.
Peranan pemerintah dalam mendorong dan membantu pertumbuhan dan
perkembangan koperasi ini hendaknya di mengerti bahwa fasilitas-fasilitas dan
kemudahan kredit serta pemberian subsidi hanyalah untuk membantu sementara
sampai koperasi itu berkemampuan untuk melaksanakan usaha usahanya secara
swasembada. Sehubungan dengan hal ini dan adanya ketegasan pemerintah bahwa
dalam program pembangunan yang akan datang, kita harus dapat tinggal landas dalam
pengelolaan pembangunan . Selanjutnya seharusnya pihak koperasi mulai
menggunakan modal yang ad dengan sebaik baiknya.
Dengan demikian koperasi harus mengubah pola usahanya jangan terlalu
menggantungkan fasilitas-fasilitas, subsidi dan lain sebagainya, tetapi berjuang degan
kemampuan sendiri untuk mengembangkan usaha perkoperasiannya guna mencapai
tujuan koperasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://masgug.blogspot.com/2011/12/peranan-pemerintah-dalam-mendorong.html

Anda mungkin juga menyukai